Disusun oleh :
KELAS E
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini, dengan judul “Masalah Kebijakan
Pembangunan” dengan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Pembangunan. Sholawat serta salam tak lupa kami junjungkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW. beserta sahabat dan keluarganya.
Ibu Dr. Hj. Shinta Dewi Rismawati, S. H., M.H., sebagai dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam.
Bapak Muhammad Aris Syafi’i, M.E.I., sebagai ketua jurusan Ekonomi Syariah.
Bapak Syamsuddin, M,Si., sebagai dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Pembangunan.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, dan mungkin memiliki pembahasan yang
diluar konsep yang telah kami buat, maka dari itu kritik dan saran yang membangun kami
harapkan agar kami bisa lebih baik ke depannya. Akhir kata, kami berharap agar apa yang
kami paparkan dan jelaskan di makalah ini dapat berguna dan dapat diambil manfaatnya
bagi orang yang membacanya. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I.............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN............................................................................................................. 5
PENUTUP .................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 19
B. Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pergeseran Pemikiran Ekonomi?
2. Bagaimana Mekanisme Pasar?
3. Bagaimana Intervensi Pemerintah dengan Kebijakan dan Perencanaan
Pembangunan?
4. Bagaimana Kebijakan Pembangunan Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pergeseran Pemikiran Ekonomi.
2. Mengetahui Mekanisme Pasar.
3. Mengetahui Intervensi Pemerintah dengan Kebijakan dan Perencanaan
Pembangunan.
4. Mengetahui Kebijakan Pembangunan Indonesia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Esensi dasar ajaran Keynes dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Menentang Hukum Say (Supply creates its own demand) dengan mengatakan
bahwa:
Penawaran agregat tidak berbentuk vertikal tapi berbentuk huruf “L”
yang terbalik;
permintaan agregat adalah sama dengan Y=C+1+G+X-M; dan
adanya dampak pengganda investasi.
b. Fungsi konsumsi mengikuti hukum psikologis bahwa besarnya MPC di antara
nol dan satu.
c. Tiga faktor pokok dalam sistem pemikiran Keynes:
Hasrat mengkonsumsi marginal atau marginal propensity to consume
(MPC);
Tingkat bunga berkaitan dengan hasrat likuiditas; dan
Efisiensi marginal dari investasi modal
d. Perekonomian tidak selalu berada dalam kondisi pengerjaan penuh (full
employment); yang sering terjadi justru underemployment.
e. Dalam jangka pendek, jumlah uang beredar mempengaruhi pendapatan
nasional lewat variabel suku bunga. Ini berarti tidak ada dikotomi antara
sektor moneter dan sektor ril (belakangan dikembangkan analisis IS-LM oleh
para pengikutnya).
f. Menekankan pentingnya manajemen sisi permintaan agregat (aggregate
demand management).
g. Menekankan analisis jangka pendek: “In the long run, we are all dead.”
7
2. Debat Keynes Versus Moneteris
Keynes Friedman
Permintaan Efektif Penawaran Uang
Merupakan fokus kebijakan Merupakan fokus kebijakan
yang utama yang utama
Kebijakan Moneter Kebijakan Moneter
Tidak signifikan Sangat penting
Menganjurkan tingkat bunga Menganjurkan pertumbuhan
rendah jumlah uang beredar dan
tingkat bunga riil yang konstan
8
Kebijakan Fiskal dan anggaran Kebijakan fiskal dan anggaran
Instrumen untama menentang Menentang kebijakan anggaran
kebijakan moneter dan fiskal yang defisit
Menganjurkan anggaran yang Menganjurkan anggaran
tidak seimbang berimbang
Tingkat
3. P kesempatan kerja harus Mentolerir tingkat pengangguran
terkendali yang alami
a
Upah dikendalikan Tingkat upah
s jika terdapat kesenjangan ditentukan oleh penawaran dan
c inflasioner permintaan
Mekanisme
a pasar Mekanisme pasar
diasumsikan tidak stabil diasumsikan stabil
Intervensi Negara Intervensi Negara
K manajemen sisi pemerintah minimal dan campur tangan
e yang permanen dikurangi
sisi penawaran negara
y
mengikuti dan mempermudah
n
Sektor publik Sektor publik
e memainkan peran permintaan dikurangi dan jika mungkin
s yang aktif dihilangkan dengan
mengurangi pengeluaran swastanisasi pengeluaran publik
i
dengan inflasi dan perusahaan milik negara
Kurs a Kurs
n terkendali dan dapat mengambang
disesuaikan
9
a. Mereka cenderung berpendapat bahwa penyesuaian lebih banyak
terjadi lewat penyesuaian kuantitas daripada harga, Penyesuaian harga,
kalau terjadi, sering dilihat sebagai disequilibrium.
b. Pendistribusian pendapatan antara laba dan upah memainkan peran
penting dalam mempengaruhi keputusan investasi.
c. Mereka menganggap bahwa ekspektasi, bersama- sama dengan laba,
adalah penentu utama perencanaan investasi.
d. Mereka percaya unsur-unsur kelembagaan kredit dan keuangan
berintegrasi mempengaruhi siklus ekonomi.
e. Fokus pembahasan teori-teori Paska-Keynesian adalah menjawab
pertanyaan mengapa perekonomian tidak berjalan dengan mulus
sebagaimana dinyatakan oleh asumsi klasik.
B. MEKANISME PASAR
1. Prasyarat Sosio-kultural dan Ekonomi
Sistem pasar yang baik membutuhkan pemenuhan prasyarat sosial,
institusional, legal, dan kultural yang seringkali tidak ada di NSB. Keyfitz dan
Dorfman mengidentifikasi empat belas prasyarat institusional dan kultural yang
harus dipenuhi agar pasar berjalan secara efektif (Todaro dan Smith, 2006) :
(1) kepercayaan;
(2) hukum dan penegakannya;
(3) keamanan orang dan barang;
(4) menyeimbangkan persaingan dengan kerjasama;
(5) pembagian tanggung jawab dan penyebaran kekuatan;
(6) komunitas altruism;
(7) mobilitas sosial, legitimasi ambisi, dan toleransi persaingan;
(8) nilai materialistik sebagai stimulus produksi yang lebih besar;
(9) menangguhkan gratifikasi untuk menciptakan tabungan swasta;
(10) rasionalitas yang tidak dibatasi tradisi
(11) kejujuran dalam pemerintah,
10
(12) persaingan yang efisien, sebagai lawan bagi kontrol monopolistik:
(13) kebebasan informasi, dan
(14) aliran informasi tanpa batas.
11
Secara umum, NSB tidak sepenuhnya percaya pada mekanisme pasar
sebagaimana negara industri atau maju melakukannya pada tahap awal
pembangunan. Ketidaksempurnaan pasar lain di NSB adalah keberadaan
eksternalitas yang substansial Banyak barang memiliki nilai sosial tinggi yang
tidak direfleksikan oleh harga pasar. Karena barang tersebut, seperti jasa
pendidikan dan kesehatan, harus disediakan dengan harga di bawah biayanya atau
bahkan gratis, dan sektor swasta tidak memiliki insentif untuk memproduksinya.
12
Kegagalan pasar yang disebabkan oleh eksternalitas, informasi yang tidak
sempurna, dan persaingan yang tidak sempurna memberikan justifikasi terhadap
pemerintah untuk menjalankan tiga fungsi dasar pemerintah menurut Adam
Smith. Masalah yang dihadapi terkait dengan peran pemerintah, Pemerintah tidak
dapat menjalankan perannya dengan baik dalam beberapa tugas. Faktanya,
meskipun tiga fungsi dasar pemerintah menurut Adam Smith sudah berjalan
dengan baik, sebagaimana pasar, pemerintah juga dapat mengalami kegagalan.
Dua alasan pokok kegagalan pemerintah adalah: (1) kekurangan informasi; (2)
pengalihan kekuatan pemerintah dari mencapai kesejahteraan umum menjadi
memajukan kesejahteraan sejumlah individu.
2. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan ekonomi adalah upaya pemerintah yang dilakukan secara
sengaja dan hati-hati untuk mengkoordinasikan keputusan-keputusan ekonomi
selama jangka panjang. Keputusan- keputusan ekonomi tersebut ditujukan untuk
mempengaruhi, mengarahkan, dan dalam beberapa kasus bahkan untuk
mengendalikan tingkat dan pertumbuhan variabel-variabel ekonomi utama
(pendapatan, konsumsi, kesempatan kerja, investasi, tabungan, ekspor, impor, dan
lain-lain) yang tujuan akhirnya adalah terpenuhinya tujuan pembangunan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Secara sederhana rencana ekonomi adalah
seperangkat target ekonomi kuantitatif tertentu yang harus dicapai selama periode
waktu tertentu, dengan penetapan strategi untuk memenuhi target-target tersebut.
Rencana ekonomi dapat berupa rencana menyeluruh (comprehensive plan), yakni
menyangkut seluruh aspek utama perekonomian nasional, atau parsial (partial
plan) yang hanya menyangkut beberapa aspek perekonomian. Dalam proses
perencanaan, pemerintah akan terlibat dengan beberapa tahapan kegiatan, dimulai
dengan pemilihan tujuan-tujuan sosial, penentuan berbagai target, dan terakhir
adalah pembuatan kerangka bagi pengimplementasian, pengkoordinasian, dan
pemantauan rencana pembangunan.
Secara umum, diterimanya perencanaan sebagai alat pembangunan yang
efektif didasarkan atas gagalnya mekanisme pasar (market failure). Ada tiga
bentuk umum di mana kegagalan pasar terjadi, yakni:
o pasar tidak dapat berfungsi secara tepat (tidak ada pasar);
o fungsi pasar dalam alokasi sumberdaya terjadi secara tidak efisien, dan
13
o pasar memproduksi hasil-hasil yang tidak diharapkan ketika diukur dengan
tujuan-tujuan sosial daripada dengan alokasi sumberdaya (Todaro dan Smith,
2006).
14
Sedangkan paham neoliberalisme moderat, Kubu ini menyadari dan
mengakui, di negara maju maupun NSB ada berbagai kegagalan pasar yang
memerlukan campur tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah ini bisa
berupa campur tangan fungsional atau netral, dan campur tangan selektif. Meski
penganut neoliberalisme moderat menyadari kegagalan pasar memerlukan campur
tangan pemerintah, mereka cenderung mengutamakan campur tangan fungsional
atau netral, yang menunjang bekerjanya mekanisme pasar secara efisien.
15
Tanggung jawab dan kewajiban untuk menyediakan pelayanan kesehatan
dan pelayanan umum yang layak tidak boleh dibebankan kepada pihak lain,
misalnya, swasta dengan maksud mengurangi beban pemerintah. Hal ini
bertentangan dengan amanat UUD 1945, Bahwa dalam pelaksanaan
operasionalnya, pemerintah dapat melibatkan pihak swasta, tetapi tidak berarti
bahwa hal itu dapat mengurangi arti tanggung jawab dan kewajiban negara untuk
bertindak secara sendiri.
2. Sistem Perekonomian
Dalam Pasal 33 Ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa perekonomian itu
merupakan suatu susunan kebijakan yang sistematis dan menyeluruh, mulai dari
susunan yang bersifat nasional sampai pada susunan di daerah-daerah seluruh
Indonesia. Sedangkan usaha bersama dalam pasal yang sama menyatakan usaha
bersama seluruh rakyat Indonesia di bidang perekonomian. Pengertian
perekonomian disusun sebagai usaha bersama tidak lain adalah menunjuk pada
suatu sistem perekonomian nasional sebagai usaha bersama seluruh elemen rakyat
Indonesia. Pelaku ekonomi memiliki pengertian seluruh produsen, distributor,
maupun konsumen baik perorangan, kelompok, organisasi atau pun badan hukum.
3. Cabang-Cabang Produksi
16
menguasai hajat hidup orang banyak adalah listrik, minyak dan gas bumi. Cabang
tersebut dikatakan sangat penting karena kedudukannya sebagai tulang punggung
perekonomian.
17
rendah, keterbatasan pendanaan untuk pengembangan usaha, akibat
ketidakmampuan keuangan pemerintah, khususnya pada BUMN yang bermasalah
keuangan, dan KKN yang masih terjadi di sebagian BUMN (Sugiharto 2006).
Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945 menyatakan, “Bumi dan air dan kekayaan
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.” Dalam perumusan di atas yang disebutkan hanya
bumi dan air beserta segenap isinya saja, sedangkan wilayah udara tidak disebut.
Padahal, di zaman sekarang wilayah udara juga mengandung kekayaan yang
bernilai ekonomis.
18
desentralisasi pemerintahan, dan otonomi daerah yang dikembangkan pada masa
reformasi saat ini tidak boleh menyebabkan perekonomian Indonesia terpecah
belah. Setelah reformasi, Indonesia dihadapkan dua arus global dan lokal
sekaligus global menyangkut tuntutan perkembangan globalisasi, lokal
mempunyai maksud tuntutan kebutuhan untuk tumbuhnya demokratisasi.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan Ekonomi disuatu Negara memang sudah menjadi sebuah
keharusan yang tidak bisa ditinggalkan atau dikesampingkan karena pada
hakikatnya kesejahteraan yang didambakan oleh suatu bangsa pada umumnya
dilihat dari perekonomian yang ada dan dijalankan di Negara tersebut. Apabila
perekonomian suatu Negara baik atau bahkan sangat baik, maka bisa dikatakan
lpenduduk di Negara tersebut sudah bisa merasakan kesejahteraan yang dicita-
citakan. Apabila sebaliknya, dengan kata lain perekonomian suatu Negara buruk
(tidak baik), maka penduduk yang ada di Negara tersebut sangat jauh dari
kesejahteraan yang mereka inginkan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan lainnya. Maka dari itu kami mohon kritik serta saran
yang membangun untuk perbaikan makalah selanjutnya. Kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
20
DAFTAR PUSTAKA
Holland, Stuart. 1987. The Global Economy: From Meso to Macroeconomics, bab 1. London:
Weidenfeld and Nicolson.
Todaro, Michael P dan Stephen C Smith. 2006. Economic Development. England: Pearson
Limited.
Van den Berg, Hendrik. 2005. Economic Growth and Development An Analysis of Our
Greatest Economic Achievements and Our Most Exciting Challenges. Singapore:
McGraw-Hill.
Wie, Thee Kian. (2009). "Neolib, Neoliberal, Apa itu?". Kompas, http://www.kompas.com.
Diakses pada tanggal 20 November 2022.
21