Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI MAKRO ISLAM

“PERBANKAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO SYARIAH”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Ekonomi Makro Islam

Dosen Pengampuh : Arwin, M.Si

DISUSUN

OLEH KELOMPOK 10

NUR ALFI SYAHRI : 2120203860202027

IRMAYANTI : 21202038932020001

ARYA : 2120203860202090

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE

2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah segala puji patut kita syukuri mengucapkan puja dan puji
syukur atas kehadirat Allah SWT. Dimana beliau telah memberikan kita kesehatan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yaitu makalah dengan judul
Perbankan Dalam Perspektif Ekonomi Makro Syariah.

Makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan tugas mata kuliah ekonomi
makro syariah dimana bidang studi ini menjadi tugas pemenuh mata kuliah
tersebut. Olehnya, penulis sangat berharap makalah yang disusun mampu
memberi nilai guna kepada pembacanya.

Akhirul kalam, demikian makalah itu ditulis sebagaimana mestinya dengan


penuh harapan meski kami menyadari bahwa makalah yang kami buat pasti ada
kekurangan dan kelebihan. Jadi harapan kami kepada pembaca agar memberikan
kritikan dan saran agar makalah kami dapat berdekatan dimana kata sempurna
agar dapat bermanfaat kurang lebih nya mohon di maaf kan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Pare-Pare, 01 Januari 2023

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ..............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................................................2


B. Rumusan Masalah ...................................................................5
C. Tujuan Masalah.........................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

A. Perbankan dalam perspektif ekonomi makro syariah……..9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam berlangsungya suatu Negara perlu adanya sebuah lembaga yang berinisiasi dalam
pembangunan nasional dan juga menunjang jalannya suatu roda perekonomian secara
berkelanjutan. Hal tersebut dinamakan Bank.1 Untuk menjalankan fungsinya secara utuh, badan
usaha ini kemudian menghimpun dana dari masyarakat, biasanya dalam bentuk simpanan, lalu
kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat Indonesia secara inklusif sesuai dengan kesepakatanyang berlaku. Bank memiliki
posisi sentral dan menjadi sangat penting dalam mengambil kebijakan moneter suatu Negara,
mengingat perbankan dalam perekonomian Indonesia sangat mendominasi sector keuangan, baik
dilihat dari segi kepemilikan asset, pengumpulan dana dan juga penyaluran dana didalam
perekonomian.
Bank bisa juga dikatakan sebagai agent of development dan menjadi tonggak utama untuk
melaksanakan fungsinya sebagai media demi menciptakan terdorongnya suatu kegiatan ekonomi
suatu negara saat melaksanakan indikator perekonomian secara makro melalui likuiditas
nasional. Oleh karena itu, kegiatan bank yang terlaksana di Indonesia dapat dibagi menjadi dua
hal, yakni bank konvensional dan juga bank syariah.

Konsep berjalannya bank syariah, sederhananya menerapkan konsep pembayaran imbalan


yang berdasar pada prinsip bagi hasil yang sesuai dengan hitungan dan aturan syariah atau
hukumislam, berbeda dengan prinsip bank konvensional yang menerapkan sistem bunga. Meski
Bank Syariah pada dasarnya hampir sama dengan bank konvensional yaitu fungsinya
menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun pembiayaan. Pada
konsepnya perekonomian merupakan salah satu bidang yang diperhatikan oleh syari’at Islam dan
diatur oleh Undang-Undang yang penuh dengan kebaikan dan bersih dari kedzaliman.Oleh
karenanya, Allah SWT mengharamkan riba yang menyimpan berbagai dampak negative bagi
umat manasia dan merusak perekonomin global.

Ekonomisyariah bukanlah sebuah ilmu baru yang timbul oleh pemikiran manusia. Dalam
hal ini konsep ekonomi dalam perspektif Islam menjadibagian yang tidak bisa dipisahkan dari
1
banak

4
ajaran dan pedoman Islam itu sendiri. Ekonomi Islam telah diajarkan dandipraktekkan
Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah Islam.

Salah satu solusi penting yang perludiperhatikan pemerintah dalam me-recovery ekonomi
sebuah Negara, seperti Indonesia adalah diterapkannya ekonomi Islam. EkonomiIslam
sendirimemiliki komitmen yang kuat dalam pengentasan kemiskinan, penegakan keadilan,
pertumbuhan ekonomi, pelarangan spekulasi mata uang dan penghapusan riba yang dapat
menciptakan stabilitas perekonomian.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini hanya akan berfokus pada satu rumusan masalah yakni Bagaimana Perbankan
dalam Perskpektif Ekonomi Makro Syariah? baik secara defenitif maupun perskpektifnya secara
menyeluruh.

C. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan

1. Tujuan

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perbankan, khususnya dalam perspektif ekonomi
makro syariah secara menyeluruh.

2. Sasaran

Menyusun suatu konsepsi perpektif mengenai segala kompleksitas perbankan dalam


tinjauan ekonomi makro syariah secara menyeluruh. Sehingga dapat dikatakan bahwa makalah
ini diharapkan mampu menjelaskan dengan baik secara detail mengenai perbankan dalam
perspektif ekonomi makro syariah, baik secara defenitif maupun aktualisasinya secara
menyeluruh.

BAB II
PEMBAHASAN

5
A. Perbankan dalam perspektif ekonomi makro syariah

1. Pengertian Perbankan

Perbankan merupakan sesuatu yang menyangkut tentang Bank, yang mencakup soal
kegiatan usaha, kelembagaan, serta cara dan proses melaksanakan usahanya. Dengan asas
demokrasi ekonomi perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya memiliki tahapan yang
ideal.
Perbankan Indonesia ialah suatu penghimpun serta penyalur dana warga yang bertujuan
buat mendukung penerapan pembangunan nasional dalam rangka tingkatkan pemerataan
pembangunan serta hasil-hasilnya, perkembangan ekonomi serta stabilitas nasional, kearah
kenaikan tarif hidup rakyat banyak. Perbankan mempunyai peran strategis, ialah selaku
penunjang kelancaran sistem pembayaran, penerapan kebijakan moneter serta pencapaian
stabilitas sistem keuangan sehingga dibutuhkan perbankan yang sehat, transparan serta bisa
dipertanggungjawabkan.
Bank sendiri berasal dari kata banca (bahasa Italia) yang berarti tempat penukaran duit.
Bank sendiri ialah suatu lembaga intermediasi yang menjembatani antara owner dana
berlebih kepada orang-orang yang membutuhkan dana buat setelah itu diolah demi kesejahteraan
bersama yang pengambilannya bagi syarat yang berlaku. Sedangkan itu, bank bisa dimaksud
selaku industry ataupun sesuatu aktivitas usaha yang bergerak dalam bidang keuangan,
maksudnya kegiatan perbankan senantiasa berkaitan dengan bidang keuangan. Aktivitas
utamanya yakni menghimpun dana dari warga serta menyalurkan kembali dana tersebutke
masyarakat dan membagikan jasa bank yang lain.2
Sebaliknya bagi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang
perbankan : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.3
Dari penafsiran diatas, hingga bisa disimpulkan kalau Bank ialah tubuh usaha yang
bergerak dalam bidang keuangan yang aktivitas utamanya ialah menghimpun dana warga
(funding), menyalurkan dalam wujud kredit (lending) dan membagikan jasa pelayanan kepada
warga.
2
Kasmir 2012
3
UU RI NO.10 1998

6
Fungsi dan tujuan bank dapat dipahami secara spesifik sebagai berikut:4
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), itu berlaku bagi semua hal
yang bersangkutan dengan keuangan. Sehingga terbangun suatu kepercayaan dimana masyarakat
percaya bahwa bank tidak akan menyalahgunakan dananya, begitupun dengan bank yang
memiliki kepercayaan bahwa masyarakat tidak akan menyalahgunakan peminjan yang
diajukannya.
2. Agent of Development
Pada sektor moneter dan sektor riil kegiatan ekonomi selalu berinteraksi dan saling
mempengaruhi sehingga tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling tarik menarik untuk
memastikan kelancaran kegiatan perekonomian.
3. Agent of Service
Dalam penjelasan yang tercantum dalam UU No.10 Tahun 1998 mengenai perbankan,bank
memiliki dua fungsi yakni:
a. Menghimpun dana dari masyarakat yang terkumpul dalam bentuk simpanan, biasa
disebut deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lan.
b. Menyalurkan dana yang terkumpul dalam bentuk kredit atau pinjaman kepada
masyarakat.
2. Perbankan dalam Perskpektif Ekonomi Makro Syariah
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-
banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia
(API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat
Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara
sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan
kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional.
Ciri sistem perbankan syariah yang beroperasi bersumber pada prinsip untuk hasil
membagikan alternative sistem perbankan yang silih menguntungkan untuk warga serta bank,
dan menonjolkan aspek keadilan dalam transaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-
nilai kebersamaan serta persaudaraan dalam berproduksi, serta menjauhi aktivitas spekulatif
dalam bertransaksi keuangan. Dengan sediakan bermacam-macam produk dan layanan jasa

4
Y. sri susilo, Sigit Triandaru, A.titik budi santoso “Bank dan lembaga keuangan lainnya.” 2006

7
perbankan yang bermacam-macam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan
syariah jadi alternative sistem perbankan yang kredibel serta bisa diminati oleh segala kalangan
warga Indonesia tanpa terkecuali.
Dalam prakteknya perbankan dalam perspektif ekonomi makro syariah ialah sebagai
berikut;
1. Musyarakah
Musyarakah menjelaskan mengenai kesepakatan yang terjadi pada persoalan akad bukan
semata soal keuntungan saja, tetapi juga menyangkut kerugian yang dipertanggungjawabkan
secara adil. Dalam perbankan syariah, musyarakah adalah suatu produk pembiayaan perbankan
syariah yang bergantung pada profit loss sharing yang menyatukan modal bersama kepada pihak
yang memiliki asset, proyek atau usaha yang diperuntukkan untuk dikelola bersama demi
memperoleh keuntungan yang dapat dibagi bersama sesuai dengan akad yang disepakati.5
Penyaluran dana dalam musyarakah dapat disalurkan dalam bentuk tunai atau barang.
Sebab itu menjadi upaya bank untuk menfasilitasi pemenuhan kebutuhan permodalan nasabah
untuk menjalankan suatu usaha yang telah disepakati.
2. Mudharabah
Prinsip mudharabah dapat diaplikasikan sebagai penyimpanan atau deposan bertindak
sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana yang
terkumpul dapat digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah seperti yang telah
dijelaskan terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan mudharabah
kedua. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati.
Bank sendiri menggunakannya untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank
bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi. Rukun mudharabah terpenuhi semua (ada
mudharib-ada pemilik dana, ada usaha yang dibagihasilkan, ada nisbah, dan ada ijab Kabul).
Prinsip mudharabah ini diaplikasikan pada produk tabungan berjangka dari deposito berjangka.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah
terbagi dua yaitu:
1. Mudharabah mutlaqah
Dalam mudharabah mutlaqah, tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana
yang dihimpun. Jadi bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan dana URIA ini ke

5
musyarkah

8
bisnis manapun yang diperkirakan menguntungnkan. Nasabah tidak memberikan persyaratan
apapun kepada bank, ke bisnis apadana yang disimpannya itu hendak disalurkan, atau
menetapkan penggunaan akad-akad tertentu, ataupun mensyaratkan dananya diperuntukkan bagi
nasabah tertentu. Dari penerapan mudharabah mutlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan
deposito, sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah dana
deposito mudharabah.
Adapun ketentuan umum Mudhabarah Mutlaqah, adalah sebagai berikut;
a. Bank wajib memeberitahukan kepada pemilik mengenai nisbah dan tata cara
pemberitahuan keuntungan dan/atau pembagian keuntungan secara risiko yang dapat
ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus
dicantumkan dalam akad.
b. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti
penyimpanan, serta kartu ATM dan atau penarikan lainnya kepada penabung. Untuk deposito
mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada
deposan.
c. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuia dengan perjanjian
yang disepakati, namun tidak diperkenankan mengalami saldo negative.
d. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diperlakukan sma seperti
deposito baru, tetapi bila pada akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis maka tidak perlu
dibuat akad baru.
e. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabugan dan deposito tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau disyaratkan
digunakan dengan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu.
Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut:
a. Pemilik dana wajib menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank dan
wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana simpanan khusus. 9
b. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara
pemberitahuan keuntungan dan/atau pembagian keuntungan secara risiko yan dapat ditimbulkan

9
dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus
dicantumkan dalam akad.
c. Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib
memisahkan dana ini dari rekening lainnya.
d. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertitifikat atau tanda
penyimpanan (bilyet) dposito kepada deposan.
3. Qirad
Qirad digunakan oleh pengikut madzhab Syafi’I, dan kebanyakan oleh penduduk Hijaz.
Qirad sendiri merupakan pemberian modal usaha berupa harta kepada individu atau kelompok
dan menjadi salah satu bentuk transaksi keuangan yang dianjurkan dalam islam. Secara
sederhana qirad membagi keuntungan berdasarkan kesepakatan semua pihak yang bekerja sama,
baik itu penerima modal maupun pemberi modal.6
Selain itu, seorang ulama fiqih asal Mesir mengemukakan pendapatnya tentang Qirad.
Sayyid Sabiq menyimpulkan bahwa qirad merupakan penyerahan modal kepada orang-orang
yang sedang melaksanakan usaha atau berdagang. Dan beliau juga mempersepsikan rukun qirad
sebagai berikut:
a. Adanya ketersediaan modal usaha
b. Pemilik modal dan pengelola modal yang siap bekerjasama
c. Terjadinya kesepakatan bersama terhadap usaha yang akan dijalankan
d. Jelasnya ketentuan pembagian keuntungan
e. Terlaksananya ijab dan qabul syarat qirat.
f. Memperjelas jangka waktu berlangsungnya qirad.

6
jakajak

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tingkat bagi hasil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah tabuungan
mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2015-2019. Dimana setiap
penurunan ketika tingkat bagi hasil naik maka jumlah tabungan mudharabah akan naik pula
begitupun sebaliknya. Ketika tingkat bagi hasil turun tidak akan serta merta membuat deposan
menarik kembali uangnya ini dikarenakan investor atau nasabah akan melihat benchmark.
Jumlah kantor layanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah tabungan
mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2015-2019. Dimana ketika bank
umum syariah memperluas jaringan kantor layanan maka nasabah akan mudah untuk
menginvestasikan dananya sehingga dengan bertambahnya jumlah kantor layanan memberi
peran penting bagi bank umum syariah dalam melakukan penghimpunan dana khususnya pada
produk tabungan mudharabah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dwianto, Ridho. 2008. “Pengelolaan Lanskap Jalur Hijau Kota Jalan Jenderal Sudirman Jakarta
Pada Dinas Pertamanan Dki Jakarta”. Program Studi Arsitektur Lanskap. Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Ferina, 2012. Redesain Wisma Fajar Senayan Untuk Fungsi wisma Atlet Yang Mendukung
Pemulihan Kelelahan Konsep Perencanaan Dan Perancangan.

Firadiansyah, Dharma. 2011. “Agrowisata Di Kabupaten Bantaeng”. Skripsi Sarjana, Jurusan


Arsitektur Fakultas Teknik Universirsitas Hasanuddin. Makassar.

Pamulardi, Bambang. 2006. “Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus


Desa Wisata Tingkir, Salatiga)”. Tesis, Program Magister Ilmu Lingkungan. Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Pemerintah Kabupaten Enrekang Dinas Perhubungan, Infokom, Kebudayaan Dan Pariwisata.


2009. “Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten
Enrekang”. Laporan Pendahuluan.

Plaituka, Christina Welly. “Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam Sebagai Tujuan
Agrowisata Di Desa Tesbatan”. Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.

Sastrayuda, Gumelar S, 2010. “Strategi Pengembangan Dan Pengelolaan Resort And Leisure”.

Yulius, Salim. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Terbaru, Widyatama Pressindo.

12

Anda mungkin juga menyukai