Anda di halaman 1dari 22

PERBANKAN SYARIAH

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Islam
yang diampu oleh dosen Dr. Juliana, S.Pd., M.E.Sy.

disusun oleh :
Zahra Siti Zhafirah (1600649)
Ghina Azizah Maudina (1601441)
Muhammad Zeinny Hasbunallah Sasmita (1606623)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam. Tak lupa shalawat serta salam kita hanturkan ke baginda Nabi besar
kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga (ahlubait), sahabat (ahlusunah wal
jamaah) serta para pengikutnya hingga akhir zaman.Amiin.
Pada kesempatan kali ini kami akan berusaha mencoba membahas suatu
masalah yang kini sedang diperbincangkan, yaitu pembahasan kelompok kami
ialah Bank Syariah. Kami berusaha seobjektif mungkin meskipun pembahasan
kami hanya sebatas pada kajian pustaka semata, tidak melakukan investigasi pada
semua bank yang akan kami bahas. Namun tidak mengurangi pembahasan kami.
Bank syariah, bank yang seutuhnya menggunakan hukum Islam, berbeda
dengan bank konvensional yang menggunakan hukum barat (yahudi), meskipun
demikian, dongkrak atau perkembangan yang terjadi saat ini ialah, kini setiap
bank berlomba-lomba untuk merubah system perbankan kepada system syariah,
semua itu tak luput dari akibat krisis global, kita pun tahu bahwa krisis hampir
terjadi pada seluruh bank di dunia termasuk di Indonesia yang menggunakan
konsep Barat (yahudi) dan bank-bank Islam yang menggunakan system syariah.
Sekilas pengantar yang merupakan testimony dari makalah ini, kami akan
menjelaskan secara utuh, mengenai pengertian hingga bidang unit kerja Bank
Syariah. Pada bab I Merupakan Bab I Pendahuluan yang membahas Bank Syariah
secara umum, dan pada bab II Merupakan Pembahasan, mengenai pengertian
bank dan syariah secara umum, Fungsi dan peran Bank Syariah, Tujuan Bank
Syariah dan produknya. Pada bab IIII merupakan Lampiran Plagiarisme, dan Bab
IV Merupakan Kesimpulan dan dan saran atas makalah kami.
Demikianlah pengantar singkat tentang makalah kami, tidak ada kesempurnaan
dalam diri manusia kecuali Allah SWT semata. Masukan serta kritikan berguna
bagi kami, guna penyempurnaan pembahasan yang telah kami lakukan,
terimakasih.

i
DAFTAR ISI

PERBANKAN SYARIAH Makalah Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Pengantar Ekonomi Islam ................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. ABSTRAK .................................................................................................................. 1
B. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 1
C. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 5
D. TUJUAN MAKALAH .................................................................................................. 5
E. MANFAAT MAKALAH .............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 6
A. PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
1. Pengertian Bank Konvensional ........................................................................... 6
2. Pengertian Perbankan Syariah ............................................................................ 6
2. Produk-Produk Bank Syariah............................................................................... 8
3. Mekanisme Pembiayaan Di Bank Syariah ......................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15
A. SIMPULAN ............................................................................................................. 15
B. SARAN ................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17
LAMPIRAN PLAGIARISME ................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. ABSTRAK
Perbankan Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariat Islam. Bank syariah bukan merupakan hal yang
baru bagi dunia perbankan. Dapat kita ketahui di penghujung tahun 90-an
perbankan konvensional banyak dilikuidasi akibat krisis moneter, tetapi
justru perbankan syariah mampu bertahan dan bahkan semakin
berkembang. Pada dasarnya operasional perbankan syariah tidak terlalu
jauh dari bank konvensional, tetapi pada perbankan syariah melarang riba,
gharar dll. Perbankan syariah juga menghimpun dana dari masyarakat,
tetapi menyalurkannya melalui pembiayaan. Contohnya adalah
pembiayaan Ijarah. Dari pembiayaan ini bank dapat memperoleh
pendapatan ijarah sebagai salah satu sumber pendapatan bagi bank. Skripsi
ini berjudul “ Penerapan PSAK No. 101 atas Transaksi Ijarah pada PT.
BNI Syariah Cabang Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana penerapan PSAK No. 101 atas transaksi Ijarah
pada PT. BNI Syariah Cabang Medan apakah telah sesuai. Metode
penelitian ini deskriptif yang didesain dengan pendekatan studi kasus
dibandingkan dengan teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan.
Temuan penelitian yang telah dilakukan, PT.BNI Syariah Cabang Medan
telah menerapkan pengakuan,pengukuran,serta penyajian transaksi ijarah
secara keseluruhan sesuai dengan PSAK No 101

B. LATAR BELAKANG
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan keguatan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dlam bentuk simpanan dan

1
2

menyalirkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-


bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak.1
Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanaka tiga fungsi
utama yaitu menerima uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman
uang. Didalam sejarah perekonomian kaum muslimin. Fungsi-fungsi bank
telah dikenal sejak jaman Rasulullah SAW, fungsi-fungsi tersebut adalah
enerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan
keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang. 2
Rasulullah SAW yang dikenal julukan al Amin, dipercaya oleh
masyaraka Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir
sebelum rasul hijrah ke Madinah, beliau meminta Sayyidina Ali ra untuk
mengembalikan semua titipan itu kepda yang memilikinya, dalam konsep
ini, yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan tersebut.
Sementara itu, definisi menurut undang-undang non21 tahun 2008
tentang perbankan syariah, bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa perbankan
syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan
Unit Usaha Syariah (UUS), mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Perbankan syariah banyak diminati oleh masyarakat Indonesia,
bahkan peminat perbankan syariah cenderung meningkat dari ahun ke
teahun. Hal ini disebabkan karena perbankan syariah dinilai sangan
menjajikan dan tidak merugikan nasabah. Sehingga semakin tahun peranan
perbankan syariah semakin penting bagi masyarakat Indonesia. 3
Pada masa krisis konomi yang berkepanjangan pada tahun 1998
bank yang berbaris syariah teah membuktikan kekuatannya dalam
menghadapi krisis tersebut. Pada saat itu banyak bank-bank non syariah

1
Abu Muhammad Dwiono Koesen Al jambi, Ayo ke Bank Syariah, (Jakarta : Pustaka Ishlahul
Ummah, 2013), hlm. 4.
2
Adji Waluyo Pariyatno, Perbankan Syariah, (Jakarta : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah,
2007), hlm 8.
3
Fahrur Ulum, Perbankan Syariah di Indonesia, (Surabaya : CV. Putri Media Nusantara, 2011),
hlm. 49.

2
3

atau bank yang berkonsep konvesional telah banyak yang gulung tikar atau
tidak dapat bertahan melawan hantaman krisis yang berkepanjangan.
Saat ini, bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku
terpenting dalam perekonomian sebuah negara, masyarakat maupun
kalangan industri atau usha sangat membutuhkan jasa bank dan lembaga
keuangan lainnya, untuk mendukung dan meperlancar aktivitasnya.
Globalisasi yang ditandai dengan adanya perapatan dunia (compression of
the word) telah mengubah peta perekonomian, politik, dan budaya.
Pergerakan barang dan jasa terjadi semakin cepat. Modal dari suatu negara
beralih ke negara lain dalam hitungan detik akibat pemanfaatan teknologi
informsi. Sejalan dengan itu, kegiatan perbankan sebagai urat nadi
perekonomian bangsa tidak lepas dari dampak globalisasi.
Sebagai salah satu unit Lembaga keuangan Syariah yang bergerak
secara khusus dalam bidang pelayanan jasa perbankan berbasis non ribawi
bagi nasabahnya. Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di
pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi
ang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan manusia.4
Perkembangan perbankan syariah masih belum bisa berkembang
pesat di Indonesia. Hal iu disebabkan karena masih ada persoalan yang
menghambat perbankan syariah tersebut. Sebenarnya ada tiga masalah
besar di perbankan syariah. Ini yang menghambat perkembangan
perbankan syariah sampai saat ini. Pertama, ketersedian produk dan
standarisasi produk perbankan syariah. Hal ini dikarenakan selama ini
masih banyak bank syariah yang belum menjalankan bisnisnya sesuai
prinsip syariah. Standarisasi ini diperlukan dengan alasan industry
perbankan syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensinal. Apalagi,
produk bank syariah tidak hanya diperuntukan bagi nasabah muslim,
melainkan nonmuslim. Kedua, tingkat pemahaman produk bank syariah.
Hingga saat ini, sangat sedikit masyarakat yang tahu tentang produk-
produk perbankan syariah dan istilah-istilah di perbankan syariah.Ketiga,

4
Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Jogjakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm.88.

3
4

industri perbankan syariah adalah sumber daya manusia (SDM). Maraknya


bank syariah di Indonesia tdak dimbangi dengan sumber daya manusia
(SDM) yang memadai, terutama latar belakang disiplin ilmu perbankan
syariah sehingga perkembangannya menjadi lambat.5 Masalah yang terjadi
adaah pihak perbankan kesulitan untk mencari SDM perbankan syariah
yang berkompeten.
Dibalik permasalah yang sedang dan yang akan dihadapi oleh
perbankan syariah pasti tentu ada solusinya, yaitu kecenderungan
mengambil SDM dari lua perguruan tinggi syariah karena SDM di
perbankan syariah biasanya justru mudah memberikan pengetahuan
tentang perbankan syariah. Hanya ada satu opsi yaitu bagaimana
mewujudkan keberhasilan atau sukses, dengan dukungan SDM yang
berkualitas, berintegritas dan bermoral.6

5
Abdul Manan, Hukum Perbankan Syariah, dalam Jurnal Mimbar Hukum dan Peradilan, Edisi
Nomor 75, 2012, hlm. 32

6
Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002, hlm. 13.

4
5

C. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi
beberapa persoalan antara lain :
1. Apa saja produk-produk bank syariah ?
2. Bagaimana mekanisme pembiayaan di bank syariah?
D. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan permsalahan dalam penulisan Makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui produk-produk bank syariah.
2. Untuk mengetahui mekanisme pembiyaan di bank syariah.

E. MANFAAT MAKALAH
Kegunaan pembuatan makalah ini adalah :
A. Segi Teoritis
a) Menambah wawasan keilmuan, khususnya bagi penulis mengenai
perbankan Syariah.
b) Sebagai bahan informasi, saran, evaluasi, dan penelitian terhadap
Perbankan Syariah.
B. Segi Pemahaman
a) Menambah wawasan Mengenai sistematika pada perbankan
syariah
b) Menambah pemahaman mengenai Perbedaan konsep Perbankan
syariah dan konvensional
c) Meningkatkan Kemampuan setiap pembaca dalam
menginterpretasikan Perbankan syariah

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
1. Pengertian Bank Konvensional
Bank Konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Martono (2002) menjelaskan prinsip konvensional yang digunakan
bank konvensional menggunakan dua metode, yaitu :

a) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti


tabungan, deposito berjangka, maupun produk pinjaman (kredit) yang
diberikan berdasarkan tingakat bunga tertentu.
b) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak bank menggunakan atau menerapan
berbagai biaya dalam nominal atau prosentase tertentu. System
penetapan biaya ini disebut fee based.

2. Pengertian Perbankan Syariah


a) Definisi perbankan syariah

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah7.
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syaria, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.8

7
Heri Sudarsono (2003 : 27)
8
UU RI NO.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bab 1 Pasal 1

1
7

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara


bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan lainnya
yang dinyatakan dengan syariah.9
Istilah bank syariah merupakan fenomena baru dalam dunia ekonomi
modern. Kemunculannya berawal dari upaya gencar yang dilakukan oleh para
pakar Islam dalam mendukung sistem ekonomi Islam. Disebutkan bahwa
perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah
dan Unit Usaha Syariah (UUS), mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara
dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sama halnya dengan bank
konvensional, bank syariah juga merupakan lembaga yang melaksanakan tiga
fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan melayani
jasa lalu lintas pengiriman uang.10
Perkembangan perbankan syariah telah memberi pengaruh luas terhadap
perbaikan ekonomi umat dan kesadaran baru untuk mengadopsi lembaga-lembaga
keuangan Islam. Dalam rangka ekspansi perbankan syariah, pemerintah Indonesia
dengan persetujuan DPR RI telah mengganti Undang-undang Perbankan Nomor
14 Tahun 1967 dengan Undang-undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, dengan
esensi diperbolehkannya operasional perbankan dengan sistem bagi hasil selain
dari sistem bunga. Melihat perkembangan yang ada, maka Undang-undang Nomor
7 Tahun 1992 disempurnakan lagi dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun
1998, yang memperkenalkan dual banking system.11 Perkembangan paling
mutakhir adalah lahirnya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Sehingga semakin memperkokoh eksistensi perbankan syariah
dalam lalu lintas perekonomian.

9
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 dalam buku Sofyan S. Harahap, dkk (2005 : 3)

10
Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
11
Dual Banking System (Double Windows System) adalah terselenggaranya dua sistem
perbankan (konvensional dan syariah) secara berdampingan dalam melayani
perekonomian nasional yang pelaksanaannya diatur dalam berbagai peraturan yang
berlaku tanpa harus memiliki Unit Usaha Syariah (UUS).

7
8

b) Dasar Hukum (Dalil Rujukan)

Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.” (Q.S Al-Baqarah 2:275)12
2. Produk-Produk Bank Syariah
a) Produk Perbankan Syariah
Produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: (I)
Produk Penyaluran Dana; (II) Produk Penghimpunan Dana, dan (III) Produk yang
berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada nasabahnya.
(1) Produk Penyaluran Dana
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, produk pembiayaan
syariah terbagi ke dalam empat kategori yaitu :13
(a) Prinsip Jual Beli (Bay’)

12
Q.S Al-Baqarah 2:275
13
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2004),
hal. 98

8
9

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya


perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Prinsip
ini dapat dibagi sebagai berikut:
(i) Pembiayaan Murabahah
Menurut Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusyd
bahwa pengertian murabahah yaitu: Bahwa pada dasarnya murabahah
tersebut adalah jual beli dengan kesepakatan pemberian keuntungan
bagi si penjual dengan memperhatikan dan memperhitungkannya dari
modal awal si penjual.14
(ii)Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang
diperjualbelikan belum ada.
(iii)Pembiayaan Istisna
Produk Istisna menyerupai produk salam, tapi dalam Istisna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali
(termin) pembayaran.
(b) Prinsip Sewa (I)
Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual beli. Namun
perbedaanya terletak pada objek traksaksinya bila pada jual beli objek
transaksinya adalah barang, maka pada Ijarah objek transaksinya adalah
jasa.
(c) Prinsip Bagi Hasil (Shirkah)
(i) Pembiayaan Musharakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah Musharakah
(shirkah atau sharikah atau serikat atau kongsi). Dalam artian semua
modal disatukan untuk dijadikan modal proyek Musharakah dan
dikelola bersama-sama.15
(ii) Pembiayaan Mudharabah.

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan…., hal. 99


14
15
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2004),
hal. 99

9
10

Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih


pihak dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola (mudarib) dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan.

(d) Akad Pelengkap


(i) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

Tujuan fasilitas Hiwalah adalah untuk membantu supplier


mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.

(ii) Rahn (Gadai)

Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran


kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.16

(iii) Qard (Pinjaman Uang)

Qard adalah pinjaman uang. Aplikasi qard dalam perbankan


biasanya dalam empat hal, yaitu: pertama, sebagai pinjaman talangan
haji, kedua, sebagai pinjaman tunai (cash advanced), ketiga, sebagai
pinjaman kepada pengusaha kecil, keempat, sebagai pinjaman kepada
pengurus bank.

(iv) Wakalah (Perwakilan)


Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan
pekerjaan jasa tertentu, seperti inkasi dan transfer uang.

16
Rivai, dan Veithsal, Islac Financial Manajement, Teori, Konsep dan Aplikasi Panduan Praktis
untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi dan Mahasiswa (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hal.
90

10
11

(v) Kafalah (Garansi Bank)

Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin


pembayaran suatu kewajiban pembayaran17

(2) Produk Penghimpunan Dana


Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan
dana masyarakat adalah prinsip Wadiah dan Mudharabah.
(3) Produk Jasa
(a) Sharf (Jual Beli Valuta Asing)
Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya
harus dilakukan pada waktu yang sama (spot).
(b) Ijarah (Sewa)
Menurut bahasa ijarah adalah (menjual mafaat). Sedangkan
menurut istilah syarak menurut pendapat ulama Hanafiyah: Ijarah
adalah akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti.
3. Mekanisme Pembiayaan Di Bank Syariah
a) Pengertian Pembiyaan
Dalam kegiatan penyaluran dana, lembaga keuangan baik bank
maupun non-bank dengan cara melakukan pembiayaan. Pembiayaan yang
dilakukan lembaga keuangan baik bank maupun non-bank karena
berhubungan dengan rencana untuk memperoleh pendapatan. Pembiayaan
dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut
ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank syariah baik dalam
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat
berharga syariah, penyertaan modal sementara dan kontijensi pada rekening
administrasi serta sertifikat wadiah Bank Indonesia.18
Menurut UU No. 7 Tahun 1992 yang dimaksud pembiayaan adalah
“Penyediaan uang atau tagihan atau dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

17
Moh. Zuhri, Terjemah Fiqh Empat Madzab, (Semarang: Asy-Syifa, 1993), Hal. 169.
Alaudin Al-Kasani, Badai’ash-Shanai’fi Tartib Asy-Syara’i, IV: 174
18

11
12

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya


setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan jumlah bunga, imbalan atau
bagi hasil.
Perbedaan mendasar antara pembiayaan yang diberikan oleh bank
konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah adalah
terletak pada keuntungan yang diharapkan. Pada bank konvensional
keuntungan yang diperoleh yaitu melalui bunga, sedangkan bagi bank
syariah keuntungan yang diperoleh berupa imbalan atau bagi hasil.19
b) Tujuan pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan
untuk tingkat mikro.
Secara makro dijelaskan bahwa pembiayaan bertujuan :
(1) Peningkatan ekonomi umat,
(2) Meningkatkan produktivitas,
(3) Membuka laangan kerja baru,
(4) Terjadinya distribusi pendapatan,20
Adapun secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk:
(1) Upaya memaksimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka
memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha.
(1) Upaya meminimalkan risiko,artinya usaha yang dilakukan agar
mampu menghasilkan laba maksimal.
(2) Pendayagunaan sumber ekonomi,artinya sumber daya ekonomi dapat
dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam
dengan sumber daya manusia sertaa sumber daya modal.
(3) Penyaluran kelebihan dana, artinya : dalam kehidupan masyarakat ada
pihak yang kelebihan dana, sementara ada pihak yang kekurangan
dana.21

19
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Bandung,, 2005), hal.17.
20
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). (Yogyakarta: UII Press,
2004). hal. 163.

12
13

c) Pembiayaan Investasi Syariah


Investasi adalah penanaman dana dengan maksud untuk memperoleh
imbalan/manfaat/keuntungan di kemudian hari, mencakup hal-hal antara
lain:
(1) Imbalan yang diharapkan dari investasi adalah berupa keuntungan
dalam bentuk financial atau uang (financial benefit).
(2) Badan usaha umumnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan
beruapa uang, sedangkan badan sosial dan badan-badan pemerintah
lainnnya lebih bertujuan untuk memberikan manfaat sosial (social
benefit) dibandingkan dengan keuntungan finansialnya.
(3) Badan-badan usaha yang mendapatkan pembiayaan investasi dari
Bank harus mampu memperoleh keuntungan financial (financial
benefit) agar dapat hidup dan berkembang serta memenuhi
kewajibannnya kepada Bank.
Investasi dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kategori ; yaitu :
(1) Investasi pada masing-masing komponen aktiva lancar
(2) Investasi pada aktiva tetap atau proyek
(3) Investasi dalam efek atau surat berharga (Securities)
Pembiayaan investasi adalah pembiayaan jangka menengah atau
jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal yang diperlukan
untuk22 :
(1) Pendirian proyek baru,
(2) Rehabilitas,
(3) Modernisasi,
(4) Ekspansi,
(5) Relokasi proyek yang sudah ada.

21
Rivai, dan Veithsal, Islac Financial Manajement, Teori, Konsep dan Aplikasi Panduan Praktis
untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi dan Mahasiswa (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hal.
6
22
Rivai, dan Veithsal, Islac Financial Manajement, Teori, Konsep dan Aplikasi Panduan Praktis
untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi dan Mahasiswa (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hal.
69

13
14

d) Pembiayaan Konsumtif Syariah


Pembiayaan konsumtif yang diberikan untuk tujuan di luar usaha dan
umumnya bersifat perorangan.25 Menurut jenis akadnya dalam produk
pembiayaan syariah, pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi lima
bagian :
(1) Pembiayaan konsumen akad Murabahah
(2) Pembiayaan komsumen akad Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT)
(3) Pembiayaan konsumen akad Ijarah
(4) Pembiayaan komsumen akad Istish’na
(5) Pembiayaan konsumen akad Qard + Ijarah23

23
Rivai, dan Veithsal, Islac Financial Manajement, Teori, Konsep dan Aplikasi Panduan Praktis
untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi dan Mahasiswa (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hal.
90

14
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank
akan selalu berkaitan masalah uang sebagai dagangan utamanya.
2. Mekanisme Pembiayaan Di bank Syariah diantaranya terdapat :
a) Pembiayaan Investasi Syariah
b) Pembiayaan Konsumtif Syariah
3. Tujuan Bank Syariah antara lain Upaya percapaian keuntungan yang
setinggi-tingginya (profit maximization) adalah tujuan yang biasa
dicanangkan oleh bank komersial, terutama bank konvensional. Berbeda
dengan tujuan bank konvensional, bank syariah berdiri untuk
menggalakkan, memelihara dan mengembangkan jasa-jasa serta produk-
produk perbankan yang berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Bank
syariah juga memiliki kewajiban untuk mendukung aktivitas investasi
dan bisnis yang ada di lembaga keuangan sepanjang aktifitas tersebut
tidak dilarang dalam Islam. Selain itu, bank syariah harus lebih
menyentuh kepentingan masyarakat kecil.
4. Produk Bank Syariah Terdiri Atas :
a) Produk Penyaluran Dana,
b) Produk Penghimpunan Dana,
c) Produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada
nasabahnya
Perkembangan perbankan syariah pada dasarnya merupakan bagian
integral dan urgen sehingga tidak dapat dipisahkan dari pengembangan
ekonomi syariah karena salah satu alternatif yang cocok diterapkan di
Indonesia untuk memperbaiki keterpurukan ekonomi. Perankan syariah tidak
akan berhasil berkembang dengan baik apabila tidak ada dukungan dari

1
16

semua elemen bangsa, serta adanya satu kesatuan pola pikir tentang
perbankan syariah sehingga tidak lagi ditemukan perbedaan pendapat yang
kontroversial, karena hanya akan membingungkan umat, yang berakibat
kepada keraguan mereka untuk berinvestasi secara syariah.

B. SARAN
1. Mekanisme dalam Bank Syariah kami rasa perlu adanya penjelasan
mengenai alur mekanisme yang lebih detail lagi mengenai pembiayaan di
bank syariah
2. Produk-produk yang di berikan oleh bank syariah memang kami rasa
sudah sangat mampu membuat nasabah dimanjakan oleh produk-produk
yang beneit namun regulasi mengenai hal tersebut perlu ditingkatkan
kembali agar nantinya apa yang diharapkan bisa secara maksimal
didapatkan

16
DAFTAR PUSTAKA

Abu Muhammad Dwiono Koesen Al jambi, Ayo ke Bank Syariah, (Jakarta :


Pustaka Ishlahul Ummah, 2013), hlm. 4.
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: Raja
Grafindo, 2004), hal. 98
Adji Waluyo Pariyatno, Perbankan Syariah, (Jakarta : Pusat Komunikasi
Ekonomi Syariah, 2007), hlm 8.
Arifin, Zainul, (1998), Strategi Pengembangan Perbankan Bagi Hasil Indonesia,
Sespibi : Bank Indonesia
A. Djazuli dan Yadi Yanuari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah
Pengenalan), (Jakarta: Rajawali Press, 2001), hal. 53
Fahrur Ulum, Perbankan Syariah di Indonesia, (Surabaya : CV. Putri Media
Nusantara, 2011), hlm. 49.
Imamul Arifin, Membuka Cakrawala Ekonomi, (Yogyakarta: Setia Inves 2007),
hal. 14
Moh. Zuhri, Terjemah Fiqh Empat Madzab, (Semarang: Asy-Syifa, 1993), Hal.
169.
Muslehuddin, Mohammad, (1974), Sistem Perbankan Dalam Islam.
Terjemahanoleh Aswin Simamora (1990), Bandung : UNISBA Library
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Bandung,, 2005), hal.17.
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). (Yogyakarta:
UII Press, 2004). hal. 163.
Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Jogjakarta : Graha Ilmu,
2010), hlm.88.
Sudarsono Heri, (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Bandung.
Ekonisia.
Rivai, dan Veithsal, Islac Financial Manajement, Teori, Konsep dan Aplikasi
Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi dan
Mahasiswa (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hal. 6

1
18

Abdul Manan, Hukum Perbankan Syariah, dalam Jurnal Mimbar Hukum dan
Peradilan, Edisi Nomor 75, 2012, hlm. 32

18
LAMPIRAN
PLAGIARISME

Anda mungkin juga menyukai