Anda di halaman 1dari 15

Prinsip Dasar Bank Syariah

Dosen Pengampu : Dr. Hilyatun Nafisah, SE.,ME.

Disusun oleh :
-Ripaik
22.02.01.0002
-Bogas Ardiansyah
22.02.01.0001

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NIDA EL-ADABI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin
dan kehendak-Nya jugalah makalah sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah. Adapun yang kami bahas dalam makalah ini mengenai "Prinsip dasar bank
syariah" . Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang
dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan
penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada
dosen kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami. Kami
menyadari akan kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makalah ini kami sudah
berusaha semaksimal mungkin. Harapan kami, makalah ini dapat menjadi track record
dan menjadi referensi bagi kami dan orang lain dalam mengarungi masa depan. Kami
juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Parung panjang, 23 September 2023

!
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISi........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................3

BAB II PEMBAHAHASAN.................................................................3

A. Pengertian perbankan syariah.....................................................1

B. Prinsip dasar perbankan syariah .................................................1

C. Definisi Prinsip perbankan syariah ..............................................1

D. Peran perbankan syariah di dunia internasional.........................1

E. Prinsip kepercayaan dan kehati-hatian dalam pengelolaan kegiatan

perbankan syariah..............................................................................1

F. Fungsi bank syariah.......................................................................1

BAB III PENUTUP..............................................................................4

A. Kesimpulan....................................................................................1

Daftar pustaka...................................................................................2

!!
BAB l
PENDAHULUAN
Islam sebagai agama merupakan konsep yang mengatur kehidupan manusia secara

komprehensif dan universal baik dalam hubungan dengan Sang Pencipta

(HabluminAllah) maupun dalam hubungan sesama manusia (Hablum minannas). Bank

adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Artinya,

lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah

uang. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan dengan masalah uang yang

merupakan alat pelancar terjadinya perdagangan yang utama. Kegiatan dan usaha bank

akan selalu terkait dengan komoditas, antara lain :

1. Memindahkan uang
2. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
3. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga
4. Membeli dan menjual surat-surat berharga
5. Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang
6. Memberi jaminan bank

Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, islam memperkenalkan

prinsip-prinsip muamalah islam. Bank syari,ah lahir sebagai salah satu solusi alternatif

terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian,

kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah

mendapat jawaban dengan lahirnya bank Islam. Bank Islam lahir di Indonesia sekitar

tahun 90-an atau tepatnya setelah ada Undang-undang No. 7 tahun 1992, yang direvisi

dengan Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998, dalam bentuk sebuah bank yang

beroperasinya dengan sistem bagi hasil atau bank syariah.


Tentunya karyawan bank perlu mengetahui ajaran islam yang ada, yang dijalankan

untuk kegiatan perbankan, kelancaran kegiatan usaha perbankan ditentukan oleh

pelayanan serta pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan bank. Selain dengan adanya

pemahaman dari karyawan bank itu sendiri, tentunya pihak bank dapat memberikan

pelatihan-pelatihan agar para karyawan dapat memperoleh pemahaman yang luas dan

dapat menarik perhatian para nasabah karena merasa puas dengan pelayanan dan

pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawannya berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh penulis, maka terdapat pembahasan mengenai beberapa topik

tersebut diantaranya:

1. Pengetahuan tentang perbankan syariah

2. Pengetahuan tentang konsep operasional di bank syariah

3. Pengetahuan tentang prinsip dasar di bank syariah


BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pengertian Perbankan Syariah

Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari

masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi

intermediasi keuangan. Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam

sistem operasional perbankan, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No.

21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan

kegiatan berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum Islam yang diatur dalam fatwa

Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan (adl wa tawazun),

kemaslahatan (Maslahah) , universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar,

maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga

mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan menjalankan

fungsi seperti lembaga baitul mal.


B. Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Dalam operasionalnya, perbankan syariah harus selalu dalam koridorkoridorprinsip-

prinsip sebagai berikut:

a. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi dan

resiko masing-masing pihak ke 3

b. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan pengguna

dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling

bersinergi untuk memperoleh keuntungan

c. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan secara

terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui kondisi

dananya

d. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam

masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.


C. Definisi Prinsip Perbankan Syariah

Prinsip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai dasar atau kebenaran

yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya (Pusat Bahasa Kemdikbud,

2016). Prinsip juga disamakan dengan asas, fundamental, pangkal, dasar, dan pondasi.

Menurut UU No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 12 tentang perbankan syariah bahwa

prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan

fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan

fatwa di bidang syariah (UU No.21, 2008).

Prinsip syariah ini dilandasi oleh nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan

keuniversalan.Adapun kata bank berasal dari bahasa Italia yakni banco yang artinya

bangku (F. & Thomson, 1912). Bangku yang dimaksud ialah yang dipergunakan oleh

bankir dalam melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah.Jika dikaitkan

dengan syariah, maka bank syariah adalah lembaga keuangan yang menjalankan fungsi

perantara dalam penghimpunan dana masyarakat serta menyalurkan pembiayaan

kepada masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah (M. Nur Rianto Al Arif, 2015).

Jadi, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang terkait tentang bank syariah dan

segala unit usaha syariah, yang didalamnya mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (UU No.21, 2008).

Kesimpulannya bahwa prinsip dasar perbankan syariah adalah asas yang dijadikan

pokok dasar berpikir terkait pondasi muamalah perbankan syariah.


D. Peran perbankan syariah di dunia internasional

Peran perbankan syariah sangat penting bagi perekonomian saat ini. Secara umum

fungsi perbankan syariah sama dengan perbankan konvensional yaitu sebagai sektor

keuangan perantara dan sektor riil. Sektorperbankan berperan dalam stabilitas dan

tingkat pertumbuhan uang beredar dalam perekonomian. Kemampuan perbankan dalam

mengelola dana publik dan menciptakan siklus bisnis yang sehat akanmendorong

stabilitas sistem keuangan. Bisnis perbankan syariah mengalami pertumbuhan dilihat

dari jumlahbank dan bank syariah yang terus meningkat. Namun, menurunnya laju

pertumbuhan aset, akselerasi peningkatan pangsa perbankan syariah akan semakin

melandai, bahkan kembali menurun.

Maka kemampuan bank untuk mengelola dana masyarakat dan menciptakan siklus

bisnis yang sehat akan mendorong stabilita sistem keuangan. Untuk mengetahui

bagaimana perkembangan bank syariah di dunia saat ini, berikut adalah beberapa fakta

mengapa perbankan syariah semakin berkembang pada tahun 2015 dan akan terus

berlaku pada tahun 2016.5 Pertama aset perbankan syariah internasional telah

melampaui USD 778 miliar pada tahun 2014 dan CAGR (Compund Annual Growth Rate)

yaitu Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan 17%, antara tahun 2009 dan 2013.

Keuntungan global bank syariah diharapkan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2019.

Pada enam pasar syariah utama (Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Malaysia

dan Turki), aset perbankan syariah diperkirakan mencapai US$ 1,8 triliun pada 2019.

Kedua, gairah pasar syariah di wilayah Teluk memberikan gambaran yang kuat untuk

masa depan keuangan Islam. Di UEA perbankan syariah menunjukkan tingkat

pertumbuhan dua kali lipat dari perbankan konvensional. Aset syariah di negara itu telah

melewati ambang USD 100 miliar untuk pertama kalinya pada tahun 2013.6Di Arab

Saudi, perbankan syariah mengalami permintaan yang kuat dari segmen korporasi dan
ritel. Pada tahun 2013, 54% dari semua perbankan di negara itu syariah dan angka ini

diperkirakan akan tumbuh 70% pada tahun 2019. Di Qatar, perbankan syariah

diperkirakan menunjukkan tingkat pertumbuhan 15-20% dan 25% sudah sesuai dengan

prinsip syariah. Sementara itu, sektor perbankan syariah Kuwait menyumbang 54% dari

pangsa pasar perbankan.


E. Prinsip kepercayaan dan kehati-hatian dalam pengelolaan kegiatan
perbankan syariah

Salah satu misi perbankan adalah menerima simpanan baik berupa giro, tabungan, dan

deposito.Dana ini dibutuhkan bank di dalam menjalankan usahanya, yang tidak mungkin

hanya diandalkan melalui modal bank saja. Untuk itu, dalam rangka menarik dana dari

masyarakat, bank pun berupaya melakukan pembaharuan dalam menawarkan jasa

perbankan. Selain itu, bank sebagai salah satu komponen yang berfungsi dalam

menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional sehinggadalam

menjalankan usahanya memerlukan kepercayaan masyarakat yang dalam hal ini

nasabah (Abdul Ghofur Anshori, 2008).

Dengan kepercayaan masyarakat/nasabah terhadap industri perbankan, maka hal ini

merupakan usaha untuk memelihara stabilitas industri perbankan.Kepercayaan ini dapat

diperoleh dengan adanya kepastian hukum di dalam pengaturan dan pengawasan bank

serta penjaminan simpanan nasabah oleh bank.Oleh sebab itu, baik pemilik dan

pengelola bank maupun otoritas yang terlibat dalam pengaturan pengawasan bank

harus dapat mewujudkan kepercayaan masyarakat dengan penjaminan seluruh

kewajiban bank.

Prinsip pengelolaan sebuah lembaga keuangan khususnya perbankan yang utama

adalah prinsip kepercayaan (fiduciary relation).Dikatakan sebagai prinsip yang utama

karena kegiatan usaha perbankan mendasarkan pada adanya kepercayaan dari

masyarakat (Yusman Alim, 2017).

Adapun prinsip kehati-hatian merupakan konsekuensi yuridis sebagai lembaga yang

menarik dana dari masyarakat, maka sebuah lembaga keuangan ataupun lembaga

pembiayaan hendaknya mampu mengelola kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

kehati-hatian. Untuk itu, lembaga keuangan khususnya perbankan melakukan studi


kelayakan sebelum memberikan pelayanan kepada nasabahnya.Undang-Undang Nomor

10 Tahun 1998 tidak menyebut secara tegas mengenai pengertian prinsip kehati-hatian

ini. Secara normatif Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 hanya menyebutkan

bahwa “Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi

ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian (Undang-undang RI No. 10, 1998).

Wujud dari Prinsip ini juga dapat diterapkan di dalam perbankan syariah melalui

penyaluran pembiayaan dengan ketidakmampuan nasabah melaksanakan kewajibannya.


F. Fungsi bank syariah

1. Penghimpun Dana

Sama seperti halnya bank umum, bank syariah memiliki fungsi utama sebagai

penghimpun dana dari masyarakat. Bedanya, jika pada bank konvensional si penabung

mendapatkan balas jasa berupa bunga, di bank syariah penabung akan mendapatkan

balas jasa berupa bagi hasil.

2. Penyalur Dana

Fungsi utama bank syariah yang kedua adalah sebagaipenyalur dana. Dana yang telah

dihimpun dari nasabah, nantinya akan disalurkan kembali kepada nasabah lainnya

dengan sistem bagi hasil.

3. Memberikan Pelayanan

Jasa Bank Fungsi bank syariah yang ketiga adalah sebagai pemberi layanan jasa

perbankan. Dalam hal ini, bank syariahberfungsi sebagai pemberi layanan jasa seperti

jasa transfer, pemindah bukuan, jasa tarikan tunai, dan jasa – jasa perbankan lainnya.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berkembangnya bank

syariah tidak dapat terlepas dari berbagai keunggulan yang dimilikinya, dan salah satu

keunggulannya ialah dengan diterapkannya prinsip syariah. Prinsip tersebut menjadi

dasar acuan di dalam setiap pelaksanaan kegiatan operasionalnya, diantaranya ialah

prinsip terbebasnya dari maghrib yakni maysir (mengandung unsur judi), gharar

(ketidakpastian), haram (pelarangan), riba (transaksi berdasarkan sistem bunga),

selanjutnya ialah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian dalam pengelolaan kegiatan

perbankan syariah, dan yang terakhir ialah prinsip akad yakni segala transaksi yang

dilakukan didasarkan pada akad yang diakui oleh syariah


DAFTAR PUSTAKA

Muhammadiah, Muhammadiah, and Zulhamdi Zulhamdi. “Implementasi

Murabahah Pada Perbankan Syariah.” Al-Hiwalah: Journal Syariah Economic Law 1, no. 1
(2022): 53–74.

Zulhamdi, Zulhamdi. “Jual Beli Salam (Suatu Kajian Praktek Jual Beli Online Shopee).”
Syarah 11, no. 1 (2022): 1–19.

. “Pembaharuan Hukum Islam Di Indonesia Dan TokohTokohnya.” Jurnal Ilmiah Islam


Futura 19, no. 2 (December 28, 2019): 239. https://doi.org/10.22373/jiif.v19i2.4414.

Abdul Ghofur Anshori. (2008). Penerapan Syariah Dalam Lembaga Keuangan,

Lembaga Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan. Pustaka Pelajar. Ascarya, & Yumanita,
D. (2005). Bank Syariah: Gambaran Umum. In Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan
(PPSK).

https://doi.org/10.1016/j.chom.2009.12.002Ash-Shawi, S., & Abdullah al-Mushlih. (2013).


Fikih Ekonomi Islam (IV). Darul Haq.

F., H. S., & Thomson, W. (1912). Dictionary of Banking. A Concise Encyclopaedia of Banking
Law and Practice. Journal of the Royal Statistical Society.
https://doi.org/10.2307/2340259 Ibn Manzur. (n.d.). Lisan al-’Arab. Dar Lisan al-’Arab.Dewi,
Gemala, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan

Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007 Kasmir,
Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, (Ed.keenam) Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah, perbankan syariah, diakses pada 28


Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai