Disusun oleh :
-Ripaik
22.02.01.0002
-Bogas Ardiansyah
22.02.01.0001
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin
dan kehendak-Nya jugalah makalah sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah. Adapun yang kami bahas dalam makalah ini mengenai "Prinsip dasar bank
syariah" . Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang
dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan
penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada
dosen kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami. Kami
menyadari akan kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makalah ini kami sudah
berusaha semaksimal mungkin. Harapan kami, makalah ini dapat menjadi track record
dan menjadi referensi bagi kami dan orang lain dalam mengarungi masa depan. Kami
juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.
!
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISi........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................3
BAB II PEMBAHAHASAN.................................................................3
perbankan syariah..............................................................................1
A. Kesimpulan....................................................................................1
Daftar pustaka...................................................................................2
!!
BAB l
PENDAHULUAN
Islam sebagai agama merupakan konsep yang mengatur kehidupan manusia secara
adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Artinya,
lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah
uang. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan dengan masalah uang yang
merupakan alat pelancar terjadinya perdagangan yang utama. Kegiatan dan usaha bank
1. Memindahkan uang
2. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
3. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga
4. Membeli dan menjual surat-surat berharga
5. Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang
6. Memberi jaminan bank
prinsip-prinsip muamalah islam. Bank syari,ah lahir sebagai salah satu solusi alternatif
terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian,
kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah
mendapat jawaban dengan lahirnya bank Islam. Bank Islam lahir di Indonesia sekitar
tahun 90-an atau tepatnya setelah ada Undang-undang No. 7 tahun 1992, yang direvisi
dengan Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998, dalam bentuk sebuah bank yang
pelayanan serta pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan bank. Selain dengan adanya
pemahaman dari karyawan bank itu sendiri, tentunya pihak bank dapat memberikan
pelatihan-pelatihan agar para karyawan dapat memperoleh pemahaman yang luas dan
dapat menarik perhatian para nasabah karena merasa puas dengan pelayanan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawannya berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh penulis, maka terdapat pembahasan mengenai beberapa topik
tersebut diantaranya:
Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari
masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi
sistem operasional perbankan, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No.
21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum Islam yang diatur dalam fatwa
Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan (adl wa tawazun),
maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga
a. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi dan
b. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan pengguna
dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling
dananya
d. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam
Prinsip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai dasar atau kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya (Pusat Bahasa Kemdikbud,
2016). Prinsip juga disamakan dengan asas, fundamental, pangkal, dasar, dan pondasi.
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 12 tentang perbankan syariah bahwa
prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
Prinsip syariah ini dilandasi oleh nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan
keuniversalan.Adapun kata bank berasal dari bahasa Italia yakni banco yang artinya
bangku (F. & Thomson, 1912). Bangku yang dimaksud ialah yang dipergunakan oleh
dengan syariah, maka bank syariah adalah lembaga keuangan yang menjalankan fungsi
kepada masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah (M. Nur Rianto Al Arif, 2015).
Jadi, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang terkait tentang bank syariah dan
segala unit usaha syariah, yang didalamnya mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (UU No.21, 2008).
Kesimpulannya bahwa prinsip dasar perbankan syariah adalah asas yang dijadikan
Peran perbankan syariah sangat penting bagi perekonomian saat ini. Secara umum
fungsi perbankan syariah sama dengan perbankan konvensional yaitu sebagai sektor
keuangan perantara dan sektor riil. Sektorperbankan berperan dalam stabilitas dan
mengelola dana publik dan menciptakan siklus bisnis yang sehat akanmendorong
dari jumlahbank dan bank syariah yang terus meningkat. Namun, menurunnya laju
Maka kemampuan bank untuk mengelola dana masyarakat dan menciptakan siklus
bisnis yang sehat akan mendorong stabilita sistem keuangan. Untuk mengetahui
bagaimana perkembangan bank syariah di dunia saat ini, berikut adalah beberapa fakta
mengapa perbankan syariah semakin berkembang pada tahun 2015 dan akan terus
berlaku pada tahun 2016.5 Pertama aset perbankan syariah internasional telah
melampaui USD 778 miliar pada tahun 2014 dan CAGR (Compund Annual Growth Rate)
yaitu Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan 17%, antara tahun 2009 dan 2013.
Keuntungan global bank syariah diharapkan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2019.
Pada enam pasar syariah utama (Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Malaysia
dan Turki), aset perbankan syariah diperkirakan mencapai US$ 1,8 triliun pada 2019.
Kedua, gairah pasar syariah di wilayah Teluk memberikan gambaran yang kuat untuk
pertumbuhan dua kali lipat dari perbankan konvensional. Aset syariah di negara itu telah
melewati ambang USD 100 miliar untuk pertama kalinya pada tahun 2013.6Di Arab
Saudi, perbankan syariah mengalami permintaan yang kuat dari segmen korporasi dan
ritel. Pada tahun 2013, 54% dari semua perbankan di negara itu syariah dan angka ini
diperkirakan akan tumbuh 70% pada tahun 2019. Di Qatar, perbankan syariah
diperkirakan menunjukkan tingkat pertumbuhan 15-20% dan 25% sudah sesuai dengan
prinsip syariah. Sementara itu, sektor perbankan syariah Kuwait menyumbang 54% dari
Salah satu misi perbankan adalah menerima simpanan baik berupa giro, tabungan, dan
deposito.Dana ini dibutuhkan bank di dalam menjalankan usahanya, yang tidak mungkin
hanya diandalkan melalui modal bank saja. Untuk itu, dalam rangka menarik dana dari
perbankan. Selain itu, bank sebagai salah satu komponen yang berfungsi dalam
diperoleh dengan adanya kepastian hukum di dalam pengaturan dan pengawasan bank
serta penjaminan simpanan nasabah oleh bank.Oleh sebab itu, baik pemilik dan
pengelola bank maupun otoritas yang terlibat dalam pengaturan pengawasan bank
kewajiban bank.
menarik dana dari masyarakat, maka sebuah lembaga keuangan ataupun lembaga
10 Tahun 1998 tidak menyebut secara tegas mengenai pengertian prinsip kehati-hatian
ini. Secara normatif Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 hanya menyebutkan
Wujud dari Prinsip ini juga dapat diterapkan di dalam perbankan syariah melalui
1. Penghimpun Dana
Sama seperti halnya bank umum, bank syariah memiliki fungsi utama sebagai
penghimpun dana dari masyarakat. Bedanya, jika pada bank konvensional si penabung
mendapatkan balas jasa berupa bunga, di bank syariah penabung akan mendapatkan
2. Penyalur Dana
Fungsi utama bank syariah yang kedua adalah sebagaipenyalur dana. Dana yang telah
dihimpun dari nasabah, nantinya akan disalurkan kembali kepada nasabah lainnya
3. Memberikan Pelayanan
Jasa Bank Fungsi bank syariah yang ketiga adalah sebagai pemberi layanan jasa
perbankan. Dalam hal ini, bank syariahberfungsi sebagai pemberi layanan jasa seperti
jasa transfer, pemindah bukuan, jasa tarikan tunai, dan jasa – jasa perbankan lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
syariah tidak dapat terlepas dari berbagai keunggulan yang dimilikinya, dan salah satu
prinsip terbebasnya dari maghrib yakni maysir (mengandung unsur judi), gharar
perbankan syariah, dan yang terakhir ialah prinsip akad yakni segala transaksi yang
Murabahah Pada Perbankan Syariah.” Al-Hiwalah: Journal Syariah Economic Law 1, no. 1
(2022): 53–74.
Zulhamdi, Zulhamdi. “Jual Beli Salam (Suatu Kajian Praktek Jual Beli Online Shopee).”
Syarah 11, no. 1 (2022): 1–19.
Lembaga Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan. Pustaka Pelajar. Ascarya, & Yumanita,
D. (2005). Bank Syariah: Gambaran Umum. In Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan
(PPSK).
F., H. S., & Thomson, W. (1912). Dictionary of Banking. A Concise Encyclopaedia of Banking
Law and Practice. Journal of the Royal Statistical Society.
https://doi.org/10.2307/2340259 Ibn Manzur. (n.d.). Lisan al-’Arab. Dar Lisan al-’Arab.Dewi,
Gemala, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan
Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007 Kasmir,
Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, (Ed.keenam) Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002