Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sampai saat ini, sudah 90 tahun usia bahasa Indonesia sejak pertama kali
disebut secara resmi pada Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. Kurun waktu
yang tidak dapat dikatakan sebentar, tetapi tidak juga terlalu tua. Dalam rentang
waktu tersebut, berbagai peristiwa berkaitan dengan bahasa Indonesia terjadi.
Kongres bahasa Indonesia, berbagai ejaan yang muncul sejak Ejaan van Ophuysen
sampai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, seminar-
seminar, penelitian-penelitian, dan secara legal formal adalah ditetapkannya
bahasa Indonesia secara resmi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara dalam
bab XV pasal 36 Undang-undang Dasar 1945.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai fungsi,
yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan
roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi modern. Fungsi-fungsi ini
tentu saja harus dijalankan secara tepat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga
pendidikan seperti telah disebutkan di atas adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi,
dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah
bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, saat ini muncul fenomena menarik
dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI). Kekhawatiran
sebagaian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam SNBI muncul
karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah
bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya
adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan.
Fenomena paling menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini
adalah terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin
Toffler sebagai gelombang ketiga, setelah berlangsung gelombang pertama

1
(agrikultiur) dan gelombang kedua (industri). Perubahan yang demikian
menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan yang
bersumber pada tanah, kemudian kepada kapital atau modal, selanjutnya (dalam
gelombang ketiga) kepada penguasaan terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan
tekhnologi).
Proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian
diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh rasa takut dan cemas yang berlebihan
itu, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif membangun benteng-
benteng pertahanan dan merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses
perubahan.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Bahasa?
2. Apa fungsi dari bahasa?
3. Bagaimana peran Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
di Era Globalisasi?
4. Apakah peranan Bahasa Indonesia dalam Pengembangan IPTEK?

C.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa
Banyak ahli bahasa yang telah memberikan uraiannya tentang pengertian
bahasa dan tentunya setiap ahli berbeda-beda dalam menyusun redaksional kata-
kata. Berikut penyusun akan paparkan pengertian bahasa menurut ahli.
Menurut Louis O. Kattsoff (2004:39), bahasa tersusun dari perangkat-
perangkat tanda yang digabungkan dengan cara-cara tertentu. Ada tanda-tanda
satu demi satu seperti yang ditunjukan oleh huruf-huruf abjad. Bila huruf-huruf ini
digabungkan dengan cara-cara tertentu maka sejumlah darinya menimbulkan apa
yang dinamakan “kata-kata atau itilah-istilah dasar” bahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa adalah sistem
lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional
yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Bloch and Trager dalam Amsal Bakhtiar (2008:176), mengatakan bahwa:
“a language is a system of arbitrary vocal symbols by means of which a social
group cooperates (Bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer
yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi).
Joseph Broam dalam Amsal Bakhtiar (2008:177), mengatakan bahwa:
“a language is a structured system of arbitrary vocal symbols by means of wich
members of group interac (Bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari
simbol-simbol bunyi arbiter yang digunakan oleh para anggota sesuatu kelompok
sosial sebagai alat bergaul satu sama lain).
Pengertian Bahasa adalah sebagai berikut:
a. Bahasa adalah penggunaan yang merupakan gabungan fonem sehingga
membentuk kata dengan aturan sintaks membentuk kalimat yang memiliki
arti.
b. Bahasa adalah satu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan
keadaan.
c. Bahasa adalah satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep
riil mereka ke dalam pikiran orang lain.

3
d. Bahasa adalah satu kesatuan sistem makna.
e. Bahasa adalah satu kode yang digunakan oleh pakar linguistic untuk
membedakan antara bentuk dan makna.
f. Bahasa adalah satu ucapan untuk menepati tata bahasa yang telah ditetepkan.
g. Bahasa adalah satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh
masyarakat linguistik.
g. Bahasa adalah satu sistem dari lambang bunyi arbiter yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama, dan
identifikasi diri.
h. Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua
orang dalam suatu kebudayaan tertentu atau orang lain yang mempelajari
sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
i. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para
pakar anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama , berinteraksi dan
mengidentifikasi diri, percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang
baik, dan sopan santun.
j. Bahasa adalah suatu sistem bunyi ujaran yang tersusun dari lambing-
lambang mana suka yang bersifat unik dan khas yang dibangun dari
kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan berhubungan erat dengan budaya
tempatnya berada.
k. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa
lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
l. Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang dipakai oleh suatu
masyarakat untuk berinteraksi.

B. Fungsi Bahasa
Aliran filsafat bahasa dan psikolinguistik melihat fungsi bahasa sebagai
sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi, sedangkan aliran
sosiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sarana untuk perubahan
masyarakat.

4
Walaupun ada perbedaan, pendapat ini saling melengkapi. secara umum
dapat dinyatakan fungsi bahasa menurut Fathi Ali Yunus dalam Amsal Bakhtiar
(2008:180) adalah:
1. Koordinatoor kegiatan-kegiatan masyarakat.
2. Penetapan pemikiran dan pengungkapan.
3. Penyampaian pikiran dan perasaan.
4. Penyenangan jiwa.
5. Pengurangan kegoncangan jiwa.
Menurut Halliday dalam Amsal Bakhtiar (2008:180) bahwa fungsi bahas
adalah sebagai berikut:
1. Fungis instrumental: Penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang
bersifat materi seperti makan, minum dan sebagainya
2. Fungsi regulatoris: penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan
tingkah laku.
3. Fungsi interaksional: Penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan
pemikiran antara seseorang dengan orang lain.
4. Fungsi personal: Seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan
perasaan dan pikiran.
5. Fungsi heuristik: Penggunaan bahasa untuk mencapai mengungkapkan tabir
fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya.
6. Fungsi imajinatif: Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi
seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak
sesuai dengan realita.
7. Fungi representasional: Penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran
dan wawasan serta menyampaikannya pada orang lain.
Fungsi Bahasa menurut Linda Thomas dan Shan Wraeing (1999:14) antara
lain:
1. Fungsi referensial dalam bahasa adalah yang terkait dengan nama apa yang
digunakan untuk menyebut objek dan ide serta bagaimana cara
mendeksripsikan kejadian.
2. Fungsi afektif dari bahasa terkait dengan siapa yang boleh atau berhak
mengatakan apa, di mana ini erat sekali kaitannya dengan kekuasaan dan

5
statis sosal. Misalnya ucapan “sudah waktunya kamu keramas” itu merupakan
ucapan yang tepat jika diberikan orang tua kepada anaknya tapi tidak tepat
digunakan jika dari pegawai kepada bos.

Menurut Andre martinet (1987) fungsi bahasa ada tiga yakni:


1. Berkomunikasi
2. Bahasa berguna sebagai penunjang pikiran
3. Bahasa untuk mengungkapkan diri.

C. Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi di Era


Globalisasi
Bahasa merupakan budaya dari masyarakat yang berfungsi sebagai alat
komunikasi. Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang saling berpengaruh.
Apabila suatu masyarakat berkembang dengan baik, maka bahasa akan
berkembang dengan baik, Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa suatu bahasa
akan berkembang dengan baik apabila masyarakat pemakainya memberikan
perhatian positif. Sebaliknya, apabila masyarakat mengacuhkan atau melupakan
bahasa, maka bahasa itu akan musnah atau setidaknya bahasa itu sulit
berkembang.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai
wahana untuk menyampaikan imformasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya,
sehingga kita dapat menguasai ilmu tersebut.
Pada saat ini, Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti negara-
negara di Eropa dan Amerika. Karena bahasa Inggris berkembang secara
seimbang dengan ilmu pengetahuannya, maka penggunaan bahasa pengantar pada
buku-buku yang dipakai dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
pun banyak yang menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding terbalik
dengan bahasa Indonesia yang perkembangannya tak seimbang dengan
perkembangan budaya masyarakatnya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia
sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai
pengantar ilmu pengetahuan.

6
Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu
pengetahuan, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena
kata yang dipakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif, ungkapan
yang dipakai sederhana dan tanpa basa-basi. Di samping itu, kejelasan tuturan
ditandai dengan urutan keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami
oleh pembaca, yaitu :
1. Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan uraian yang
padat, tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-
lebih yang tidak dikenal umum.
2. Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak membiarkan pembaca
bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya, yang sudah
nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data
yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-lebihan haruslah
ditinggalkan.
3. Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan
sintaksis yang tidak berbelit-belit.
4. Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis
antara bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik
dan logis tetap tampak.
5. Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di dalam
suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan menyusun
kalimat-kalimat logis dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya
kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas dengan makna kalimat yang lain,
baik yang mendahului maupun yang mengikutinya.
6. Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas mngkin
tanpa menggunakan implikasi seperti yang banyak terdapat dalam bahasa
lisan sehari-hari.
7. Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh penulis,
sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para pembaca.
8. Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan
pembaca.
9. Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan pembaca.

7
10. Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri ini kita
temukan pula dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan dengan
kata. Ketelitian tidak hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil
pun harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang,
nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam
pemakaian lambang dan satuan.
Apabila seluruh ciri-ciri di atas dipergunakan dalam suatu karangan
ilmiah, ditambah dengan adanya metode penelitian yang cocok dengan materi
yang diteliti, maka karangan itu akan tampak canggih bagi pembaca. Oleh karena
itu, penulis tidak perlu takut apabila bahasa yang dipergunakan tidak indah, tidak
muluk-muluk, dan tidak selalu menggunakan istilah baru yang merupakan
padanan kata dari bahasa asing.

D. Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pengembangan IPTEK


Ditinjau dari segi usia, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang masih
muda. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional baru pada tahun 1928 yang
ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. sejak
itu pula nama Indonesia dipakai sebagai nama tersebut, yang sebelumnya dikenal
dengan bahasa Melayu. Setelah Indonesia merdeka, bahasa Indonesia itu dijadikan
bahasa negara, seperti dapat dibaca pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36.
ini berarti bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia baru lahir pada tahun
1945, bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang Dasar 1945.
Suatu kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi di negara kita ini,
sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kepesatan
perkembangannya, perlu diimbangi oleh bahasa yang mampu mewadahinya serta
yang mampu meneruskan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, baik secara
horisontal (kepada generasi yang sama), maupun secara vertikal (kepada generasi
yang akan datang).
Untuk itu, pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk
bahan pembahasan seyogyanya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah
populer. Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau

8
pengetahuan yang rumit tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa yang jelas, dengan mempergunakan
istilah yang lazim digunakan dalam masyarakat umum. Nadanya informatif,
diselingin banyak humor agar menarik bagi pembaca.
Orang awam biasanya tidak tertarik kepada istilah yang terlalu khusus dan
terdengar aneh. Mareka ingin sesuatu yang biasa-biasa saja, yang sudah ada di
dalam masyarakat. Apabila di dalam masyarakat ada istilah yang dapat
dipergunakan untuk merujuk pada suatu konsep tentang pengetahuan dan
teknologi, maka hendaklah istilah itu dipakai. Apabila tidak ada istilah yang
sesuai dengan konsep itu, maka hendaklah mengambil istilah yang sudah ada,
yang maknanya hampir sama atau mendekati istilah yang dimaksud.
Penggunaan istilah baru sebagai pengganti istilah asing, memang
seyogyanya mendapatkan perhatian khusus dari para penulis karangan ilmiah.
Namun pengembangan penggunaan selanjutnya sangat bergantung kepada
keberanian istilah baru itu dalam masyarakat. Kata canggih misalnya, kini sudah
memasyarakat dengan baik. Salah satu alasannya mungkin karena kata
sophisticated yang semula dipergunakan sebelum kata ”canggih” dilakukan,
belum begitu banyak dipergunakan oleh penulis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kata-kata politik, sukses, dan stop, misalnya sudah merupakan kata
serapan yang sangat mapan. Namun kata baru yang berasal dari kata-kata tersebut
tidak semuanya mendapat penerimaan yang sama di kalangan masyarakat. Kata
menyetop sudah lazim digunakan secara umum, demikian juga kata
memolitikkan. Namun kata menyukseskan masih bersaing dengan kata
mensukseskan tanpa ada tanda-tanda yang mana yang akan tersingkir, seperti
hanya dengan kata mempolitikkan.
Begitu pula dengan kecendrungan sementara orang untuk menggunakan
istilah-istilah yang kurang cocok untuk karangan ilmiah, seperti penggunaan
akhiran –an, untuk kata apa, dan cepat juga dapat dihilangkan.
Dalam bahasan Indonesia, untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
telah tumbuh peristilahan, ungkapan dan semantik. Menciptakan istilah
mengharuskan penghayatan ilmu yang bersangkutan dan pemahaman bahasa yang
secukupnya. Di sini kita temukan perpaduan antara cara cipta dan cita rasa. Ada

9
banyak istilah yang kita ciptakan hanya dengan membubuhkan awalan dan
akhiran. Kata larut misalnya, dapat kita turunkan menjadi melarut, larutan,
pelarut, pelarutan, dan kelarutan. Kita pun dapat menggali dari khasanah bahasa
Indonesia. Sebagai contoh, kita sudah lama tidak mempunyai istilah untuk
padanan kata steady flow, tetapi kita sekarang dapat mengindonesiakannya
menjadi aliran lunak. Penggunaan dari bahasa Inggris to sense kini banyak yang
dihubungkan dengan teknologi mutakhir, yaitu cara merekam permukaan bumi
dari setelit. Untuk itu, kini kita gunakan mengindera dan selain itu dapat pula kita
turunkan seperangkat kata, seperti pengeinderaan, penginderaan jauh, teknik
pengeinderaan dan pengindera.
Bentuk lain, penuturan bahasan Indonesia sebagai bahasa IPTEK, yang
merupakan padanan dari bahasa asing, misalnya kata engineering dapat
dipadankan dengan kata rekayasa. Dari kata rekayasa dapat diciptakan kata
perekayasaan, merekayasa, teknik merekayasa, rekayasa genetika, dan
sebagainya.
Belakangan ini ada anggapan dari kebanyakan orang, bahwa bahasa
Indonesia tidak dapat diringkas. berdasarkan penelitian dan pengamatan yang
dilakukan oleh Purwo Hadijojo, yang difokuskan pada perbandingan judul karya
ilmiah dalam bahasa Inggris Ground Water for Irrigation dalam bahasa Indonesia
dapat diterjemahkan dengan jumlah kata yang relatif sama, yaitu air tanah untuk
irigasi, ada juga judul karya ilmiah dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia yang lebih pendek, yaitu The Economic Value of Ground
Water dalam bahasa Indonesia Nilai Ekonomi Air Tanah. Namun demikian, ada
juga yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih panjang Modern
well Design dalam bahasa Indonesia Perencanaan sumur Bor Masa Kini.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa bahasa Indonesia
memiliki kemampuan yang sama dengan bahasa lainnya dalam memasyarakatkan
IPTEK. (Eyang Ageng Sastranegara)

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia terletak di
tangan pemakai bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan
tertatur kacaunya bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang yang
mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik. Setiap warga negara
Indonesia harus bersama-sama berperan serta dalam membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia itu ke arah yang positif. Usaha-usaha ini,
antara lain dengan meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia pada era
globalisasi ini, yang sangat ketat dengan persaingan di segala sektor kehidupan.
Maju bahasa, majulah bangsa. Kacau bahasa, kacaulah pulalah bangsa. Keadaan
ini harus disadari benar oleh setiap warga negara Indonesia sehingga rasa
tanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia akan
tumbuh dengan subur di sanubari setiap pemakai bahasa Indonesia. Rasa cinta
terhadap bahasa Indonesia pun akan bertambah besar dan bertambah mendalam.
Sudah barang tentu, ini semuanya merupakan harapan bersama, harapan setiap
orang yang mengaku berbangsa Indonesia.
Untuk dapat menembus entitas paparan di atas kita perlu menyiapkan diri
menjadi guru yang memiliki kompetensi dan profesional. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dijelaskan bahwa seorang pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agen
pembelajaran, yaitu (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi sosial, (c)
kompetensi kepribadian, dan (d) kompetensi profesional.

B. Saran.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus
dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah
perlu terus dilakukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Esten, Mursai. 2010. “Bahasa dan Sastra Sebagai Identitas Bangsa Dalam Proses
Globalisasi”.http://www.susandi.wordpress.comdiakses 13 Januari 2010.
Muslich, Masnur. 2006. “Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi”.
http://www.researchengines.com diakses 12 Januari
2010http://saifurublog.blogspot.com/2011/10/peranana-dan-fungsi-bahasa-
indonesia.html http://rahmat-aufklarung.blogspot.com/2011/04/eksistensi-bahasa-
indonesia-di-era.htmlhttp://simpleon7.wordpress.com/2011/06/11/bahasa-
indonesia-tantangan-dan-peluang-pada-era-globalisasi/http://santri-
ppsd.blogspot.com/2011/06/makalah-bahasa-dan-sastra-indonesia.html

12

Anda mungkin juga menyukai