Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA, KOMUNIKASI DAN BUDAYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas, Mata Kuliah Psikologi Budaya

Dosen Pengampu: Mohammad Khasan S.Psi,. M.Psi

Disusun Oleh:

1. Umamah (202160010)
2. Deffania Salsabila (202160031)
3. Apriliana Dwi Setyawati (202160034)
4. Devi Putri Norwiyanti (202160046)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya (culture) adalah keseluruhan dari adat istiadat, pengetahuan, objek materi,
dan perilaku yang dipelajari dan ditransmisikan secara sosial. Budaya memiliki arti yang
luas, tidak hanya terbatas pada adat istiadat, tari-tarian ataupun hasil kesenian lainnya.
Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Budaya merupakan
hasil pemikiran manusia sebagai makhluk sosial. Masyarakat adalah bentuk kelompok
yang paling besar. Masyarakat terdiri atas orang-orang yang memiliki tradisi dan budaya
yang sama. Anggota masyarakat mempelajari budaya tersebut dan melangsungkannya
dari generasi ke generasi. Mereka bahkan mempertahankan kekhasan budaya mereka.
Bahasa benar-benar merupakan inti interaksi manusia. Bahasa memungkinkan
kita untuk bertukar pandangan abstrak, memisahkan kita dari binatang dengan
mengizinkan kita untuk mengatakan dan menuliskan ide yang abstrak. Menggunakan
Bahasa terjadi setiap hari pada setiap orang diseluruh dunia. Tanpa Bahasa, Anda tidak
dapat berbicara, membaca, menulis, mendengarkan orang lain atau bahkan berbicara pada
diri anda sendiri, yaitu untuk berfikir sebagai akibatnya anda tidak akan dapat
berkomunkasi tanpa bahasa. Pentingnya Bahasa dalam masyarakat kontemporer
meningkat sebagai akibat dari giobalisasi dan imigrasi yang terus mempertemukan orang
dengan latar belakang budaya yang berbeda. Orang-orang tersebut kadang berbicara
dalam bahasa yang berbeda yang meningkatkan perubahan dalam lingkungan
masyarakat.
Bahasa juga berperan penting pada komunikasi yaitu secara langsung menyatakan
atau bertukar pemikiran atau pandangan mengenai orang lain. Misalnya, Bahasa
memungkinkan secara verbal menyatakan emosi dan menghilangkan stress hanya
mengucapkan frasa (dang it…) atau bersumapah(damn..). Bahasa juga dapat menyarakan
rasa sakit (ouch), kegembiraan (great!), kekecewaan (oh no!), dan rasa terkejut (whart
the…?).
Para pakar komunikasi telah memberikan gambaran yang beragam tentang
definisi komunikasi. John R. Wenburg dan William W.Wilmot juga Kenneth K. Sereno
dan Edward M. Bodaken menjelaskan setidaknya ada tiga kerangka pemahaman
mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai
interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.

B. Rumusan Masalah
1 Apa definisi dari budaya,bahasa dan komunikasi?
2 Apa fungsi, unsur, dan konsep model fungsi dari Bahasa?
3 Bagaimana hubungan antara bahasa dan budaya?
4 Apa saja prinsip dan fungsi komunikasi?
5 Bagaimana hubungan komunikasi dan budaya?
6 Apa saja jenis-jenis dari komunikasi?

C. Tujuan
1 Untuk mengetahui apa definisi dari budaya, bahsa dan komunikasi!
2 Untuk mengetahui fungsi, unsur, dan konsep model fungsi bahasa!
3 Untuk mengetahui hubungan bahasa dan budaya!
4 Untuk mengetahui prinsip dan fungsi komunikasi!
5 Untuk mengetahui hubungan komunikasi dan budaya!
6 Untuk mengetahui beberapa jenis komunikasi!
BAB II

PEMBAHASAN

A. BAHASA DAN BUDAYA


1. Definisi
Budaya adalah hal-hal yang berkenaan dengan cara hidup manusia. Manusia
belajar berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut
budayanya. Kebudayaan dinyatakan sebagai “A dynamic value system of learned
elements, with assumptions, conventions, beliefs and rues permitting members of a
group to relate to each other and to the world, to communicate and to develop their
creative potential” kebudayaan adalah sebuah system nilai yang dinamik dari
elemen-elemen pembelajaran yang berisi asumsi, kesepakatan, keyakinan dan
aturanaturan yang memper-bolehkan anggota kelompok untuk berhubungan dengan
yang lain serta mengadakan komunikasi dan membangun potensi kreatif mereka
(Canadian Commision for Unesco (2005).
Budaya merupakan hasil dari akal dan ikhtisar manusia (Widyosiswoyo, 2004).
Sedangkan Koentjaraningrat (2005) mendefinisikan budaya sebagai seluruh total
pikiran manusia, karya manusia, dan hasil manusia yang tidak berasal dari nalurinya,
dan hanya bisa dihasilkan setelah manusia melakukan proses belajar. Hal tersebut
manandakan bahwa budaya menjadi salah satu tolak ukur adanya sebuah peradaban
yang maju. Melalui budaya yang ada, manusia mewarisi nilai-nilai luhur yang
diturunkan nenek moyangnya.
Bahasa adalah sarana atau alat yang digunakan manusia untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaannya sehingga pikiran manusia dapat
terpengaruhi oleh bahasa (Saddhono, 2014). Bahasa sebagai alat komunikasi yang
berupa simbol bunyi yang dihasilkan dari alat ucap manusia dan digunakan sebagai
alat komunikasi antar anggota masyarakat (Keraf, 2004). Selain itu, bahasa
merupakan kajian mengenai struktur gramatika, yang berisi aspek bunyi, kata, dan
kalimat. Sebagai sebuah kajian, bahasa adalah perwujudan dari budi manusia yang
menjelma menjadi akal dan pikiran manusia (Alisyahbana, 1977). Pengaruh bahasa
terhadap pikiran manusia dapat berupa pola berpikir dan gaya bicara.
Pembagian tingkatan bahasa oleh suatu suku ataupun etnik tertentu
manandakan bahwa bahasa digunakan sebagai identitas kelompok tertentu. Bahasa
selain sebagai sarana komunikasi juga seringkali dianggap sebagai sebuah jati diri
dan identitas suatu suku, etnik, maupun kelompok tertentu (Sumarsono, 2007).

2. Fungsi Bahasa
Bahasa pada hakekatnya mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai sarana
komunikasi antar manusia dan sebagai sarana budaya yang mempersatukan
kelompok manusia yang menggunakan bahasa tersebut. Fungsi yang pertama dapat
kita sebut sebagai fungsi komunikasi dan fungsi yang kedua sebagai fungsi kohesif
atau integrative. Pengembangan fungsi bahasa harus memperhatikan kedua fungsi ini
agar terjadi keseimbangan yang saling menunjang dalam pertumbuhannya. Seperti
manusia yang menggunakannya bahasa harus terus tumbuh dan berkembang seiring
dengan pergantian zaman.
Menurut Halliday sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah dalam Bakhtiar
(2007) bahwa fungsi bahasa adalah:
1) Fungsi Instrumental
Penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti
makan, minum, dan sebagainya.
2) Fungsi Regulatoris
Penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku.
3) fungsi Interaksional
Penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara
seseorang dan orang lain.
4) Fungsi Personal
Seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran
5) Fungsi Heuristik
Penggunaan bahasa untuk mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk
mempelajarinya.
6) Fungsi Imajinatif
Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-
gambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita (dunia
nyata)
7) Fungsi Representasional
Penggunaan Bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta
menyampaikannya pada orang.

3. Konsep Model Fungsi Bahasa


Sebelum kita mencoba membahas satu per satu dari model fungsi Bahasa yang
digunakan. Perlu kita perhatikan bahwa istilah fungsi disini tidak boleh disamakan.
Dengan penggunaan isilah oleh para ahli linguistik aliran Neo-Prague atau pendapat
Martinet (1961) mengenai deskripsinya tentang bahasa. makna fungsi yang kita
maksud dalam pembahasan model fungsi bahasa ini adalah hubungan yang terdapat
antara kode dan pemakaiannya.
Untuk membentuk model-model bahasa yang dipakai kita perlu memahami
pemikiran tentang macam-macam definisi bahasa yang dikemukakan oleh para ahli,
serta bagaimana definisi tersebut dapat menjadi titik awal yang baik untuk membahas
hal ini. Defini permulaan berasal dari istilah arogannya Aristoteles yang mengatakan
bahasa sebagai alat, yang merupakan sistem simbol yang sewenang-wenang yang
digunakan masyarakat untuk bertukar informasi (Hormann, 1971: 5).
a. Model Teori Informasi
Model teori informasi pada tahun 1948 dikembangkan oleh Shannon (dalam
Hormann, 1971: 51). Model teori informasi ini dapat dikatakan sebagai model
dari peristiwa-peristiwa dan fakta yang terjadi bila seorang pembicara
mengomunikasikan sebuah pesan kepada seorang pendengar, yaitu peristiwa
ujar yang mengandung tingkah ujar. Pada peristiwa ujar, si pembicara dan si
pendengar harus memiliki kesamaan repertoire atau perbendaharaan bahasa
yang dimiliki seseorang yang berupa dialek atau ragam bahasa/pengetahuan
bahasa. Hal ini dikarenakan efisiensi pengalihan informasi tergantung pada
tingkat repertoire yang terdapat antara individu tersebut.
b. Model Antropologi
Para ahli antropologi secara konsisten telah mengkaji hubungan antara bahasa
dan kebudayaan, bukan hanya penguasaan bahasa pada diri anggota kelompok
budaya melainkan juga adanya pengakuan bahwa aktivitas budaya merupakan
aktivitas kebahasaan yang mampu memformulasikan dan mengalihkan pesan
melalui sebuah ujaran (Kroeber,1963: 33). Ada banyak pertentangan dalam
antropologi yang menyangkut hubungan antara kedua hal, bahasa dan
kebudayaan atau bahasa dalam kebudayaan. Bahasa dan kebudayaan adalah
satu kesatuan. Menurut Sapir (dalam Mandelbaum, 1966: 69) Faktanya adalah
bahwa dunia nyata dalam banyak hal memang dibentuk secara tidak sadar pada
kebiasaan-kebiasaan bahasa yang ada pada kelompok tersebut.
c. Model Sosiologi
Seperti halnya antropologi, sosiologi juga mengkaji orang dalam masyarakat,
tetapi lebih cenderung memfokuskan perhatiannya pada kelompok-kelompok
besar yang ada dalam masyarakat, sementara antropologi lebih memusatkan
pada kelompok-kelompok kecil yang relatif homogen. Sekarang sosiologi juga
mempunyai minat dalam bahasa dengan melihat jaringan kerja dengan kata-
kata dan situasi yang sebagian penunjangnya adalah keanekaragaman kata-kata
serta peran bahasa sebagai masalah yang bersifat penting dalam proses
sosialisasi serta peran individu melalui proses komunikasi. Model ini
mengemukakan bahwa struktur sosial, peran, dan kode yang timbul bersama-
sama, semuanya mengadakan interreaksi dengan membuat perubahan yang
mungkin dalam masyarakat, dalam interaksi sosial dan dalam bahasa. Pada
level psikologis, perencanaan verbal yang dengan sendirinya memengaruhi dan
dipengaruhi oleh struktur sosial menimbulkan makna yang ditunjukkan oleh
tingkah peran dan penggunaan kode yang ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa
ujar.
d. Model Psikologi
Pada banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli tentang macam-macam
konsepsi bahasa dan model-model untuk membuat deskripsi di dalam ilmu-
ilmu pengetahuan tentang manusia, hasilnya telah menuju ke arah unit kajian
terkecil yaitu tingkah laku individu dan tingkah laku sosial dalam diri individu,
dalam psikologi sosial. Pada Psikologi sosial ini terdapat asumsi bahwa unit
kajiannya haruslah peristiwa-peristiwa tingkah laku antarpersonal dan tujuan
dari disiplin ilmu tersebut harus berupa penciptaan atau pengungkapan hukum-
hukum yang menjelaskan tentang sifat keadaan, perkembangan, serta
perubahan peristiwa-peristiwa semacam itu (Krech, 1962: 3f). Psikologi sosial
sebagian mencakup masalah-masalah sosiologi, kelas sosial, status, norma-
norma tingkah laku, sifat, organisasi kelompok dan lain-lain. Tetapi psikologi
sosial berbeda dengan sosiologi, karena psikologi sosial mengonsentrasikan
diri pada tingkah laku individu, bukan kesatuan individu-individu, dan struktur-
struktur sosial pada saat individu itu menjaadi partisipan di dalam proses sosial.
Berikut digambarkan garis besar model sosial psikologi dari proses interaksi
yakni peristiwa ujar yang mungkin disebabkan oleh serangkaian tingkah ujar.

4. Unsur Bahasa
Selaku alat komunikasi menurut Alwi (1993) pada pokoknya bahasa mencakup
tiga unsur, yaitu:
1) Bahasa selaku alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang berkonotasi
perasaan (emotif)
2) Bahasa selaku alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang berkonotasi
sikap (afektif)
3) Bahasa selaku alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang berkonotasi
pikiran (penalaran).

5. Hubungan Bahasa dan Budaya


Bahasa dan budaya adalah dua unsur penting yang tidak dapat dipisahkan,
keduanya saling berkaitan. Bahasa merupakan salah satu unsur dalam budaya
(Koentjaraningrat, 2005). Sebaliknya, bahasa merupakan cerminan dari budaya yang
ada, sifat-sifat bahasa yang dihasilkan berasal dari budaya yang membangunnya.
Seperti bahasa jawa yang digunakan untuk menyalurkan nilai-nilai kearifan lokal dan
pendidikan karakter dari dongeng Sayu Wiwit (Fatimah, Sulistyo, & Saddhono,
2017).
Para pakar berbeda pendapat dalam melihat hubungan antara bahasa dan
budaya. Yang didasarkan pada berbagai titik pandang yang menjadi landasan berfikir
mereka. Ada yang mengatakan bahwa hubungan bahasa dan budaya merupakan
hubungan subordi-natif, namun ada juga yang mengatakan bahwa keduanya
merupakan hubungan koordinatif.
Hubungan koordinatif dan subordinatif menyisakan beberapa permasalahan.
Misalnya hu-bungan subordinatif mengisya-ratkan adanya superioritas. Mana yang
menjadi atasan (main system) dan yang menjadi bawahan (sub system). Kebanyakan
ahli mengatakan bahwa kebudayaanlah yang menjadi main system dan bahasa
menjadi sub system. (Chair dan Lionie, 1995)
1) Hubungan Subordinatif
Menurut Koenjaraningrat bahwa bahasa bagian dari kebudayaan.
Hubungan antara keduanya merupakan hubungan yang subordinatif, dimana
bahasa berada di bawah kebudayaan. (Chair dan Lionie, 1995) Hal ini
dikarenakan bahasa merupakan salah satu dari tujuh unsur isi kebudayaan.
2) Hubungan Koordinatif
Franz boas dan Edward Sapir (dalam Mudjia Rahardjo, 2002)
memandang bahwa bahasa dan budaya sebagai saling terkait erat. Peristiwa
bahasa tak lain adalah peristiwa sosial budaya. Bahasa bukan hanya alat
komunikasi saja melainkan juga sarana untuk menunjukkan identitas sosial
budaya, untuk memelihara hubugan sosial budaya dan acap kali merupakan
peristiwa sosial budaya. Masinambouw menambahkan bahwa antara bahasa
dan budaya mempunyai hubungan koordinatif yakni hubungan yang sederajat
dan kedudukannya sama tinggi.
B. KOMUNIKASI DAN BUDAYA
1. Definisi
Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi
masalah internal mereka dengan orang lain melalui penggunaan simbol. Komunikasi
secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau
lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian
pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan.
Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal
budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai,
sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam
semesta, objek – objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang lain
dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.
Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

2. Prinsip Komunikasi
a) Komunikasi merupakan proses dinamis
Komunikasi merupakan proses dinamis dimana orang berusaha untuk
berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalui penggunaan
simbol. Proses dinamis mengandung arti bahwa pengiriman dan penerimaan
pesan melibatkan sejumlah variable penting yang bekerja dalam satu waktu
yang bersamaan.
b) Komunikasi merupakan symbol
Dalam komunikasi manusia, symbol merupakan ekspresi yang
mewakili atau menandakan sesuatu hal. Salah satu karakteristik symbol adalah
symbol itu tidak mempunyai hubungan langsung dengan apa yang diwakiinya,
sehingga dapat berubah-ubah. Tidak adanya hubungan yang terjadi langsung
antara pikiran manusia menjadi alasan utama mengapa komunikasi
membutuhkan symbol.
c) Komunikasi merupakan kontekstual
Komunikasi dikatakan kontekstual karena komunikasi terjadi pada
situasi atau system tertentu yang mempengaruhi apa dan bagaimana kita
berkomunikasi dan apa arti dari pesan yang kita bawa. Elemen kontekstual dari
komunikasi adalah konteks budaya, konteks lingkungan, kesempatan, waktu,
dan jumlah orang.
➢ Konteks Budaya. Komponen budaya terbesar adalah ruang lingkup
budaya di mana komunikasi itu terjadi. Rangka berpikir seperti ini
berpengaruh pada semua lingkungan, karena melibatkan perilaku dan
peraturan yang dipelajari dibawa dalam suatu komunikasi. Misalnya, jika
Anda dibesarkan dalam budaya di mana orang saling menyentuh sebagai
salam dan dalam suatu perkenalan Anda menyentuh seorang perempuan
dari budaya yang berbeda. Anda akan melanggar peraturan suatu konteks
budaya tertentu secara tidak sengaja.
➢ Konteks Lingkungan. Beberapa introspeksi sederhana menunjukkan
bahwa orang tidak bertindak dengan cara yang sama di setiap
lingkungan. Baik di auditorium maupun di kantor, lokasi interaksi Anda
menyediakan pedoman tentang tingkah laku Anda Baik sadar maupun
tidak sadar, Anda tahu peraturan yang berlaku yang banyak di antaranya
berakar pada budaya. Hampir semua budaya, misalnya, memiliki tempat
ibadah, tetapi peraturan tentang tingkah laku dalam gedung itu
didasarkan pada budaya yang berlaku. Di Meksiko, laki-laki dan
perempuan pergi ke gereja bersama-sama dan duduk diam di dalamnya.
Di Iran, laki-laki dan perempuan tidak beribadah bersama dan berdoa
dengan suara kencang bukan diam saja, merupakan peraturan di sana.
➢ Kesempatan. Kesempatan komunikasi juga mengatur tingkah laku
seseorang Auditorium dapat menjadi tempat upacara wisuda, berkumpul,
sidang, bermain. menari atau upacara memorial. Masing-masing
kesempatan ini membutuhkan bentuk tingkah laku yang berbeda.
Misalnya, suasana suram dan hening merupakan peraturan pada suasana
pemakaman orang Protestan di Amerika, sementara di Irlandia dengan
musik, tari-tarian, dan suasana yang meriah.
➢ Waktu. Pengaruh waktu pada komunikasi juga sangat jelas kelihatan.
Untuk mengerti konsep ini, Anda harus menjawab pertanyaan:
Bagaimana perasaan Anda ketika seseorang lama menunggu Anda?
Apakah respons Anda dalam menjawab telepon pada jam 2 pagi sama
dengan telepon pada jam 2 siang? Apakah Anda berbicar terburu-buru
ketika Anda tidak punya banyak waktu? Jawaban Anda atas pertanya ini
menunjukkan bagaimana jam mengontrol tindakan Anda. Setiap tindakan
terjad dalam rangkaian ruang dan waktu, dan jumlah waktu yang
diberikan, baik untuk komunikasi sosial maupun pidato formal
berpengaruh. Budaya demikian jug manusia membutuhkan waktu untuk
berkomunikasi Di Amerika Serikat, terdapa aturan dan batasan waktu.
Seperti yang dituliskan Hall dan Hall, "Bagi orang Amerika penggunaan
jadwal untuk janji bertemu menunjukkan perasaan seseorang satu sama
lainnya, seberapa penting bisnis tersebut dan posisi status mereka.
➢ Jumlah Orang Jumlah teman Anda berkomunikasi juga memengaruhi
alur komunikasi Anda akan merasa dan bertindak dengan berbeda jika
Anda berbicara dengan sat orang dengan satu kelompok atau di depan
banyak orang. Budaya juga berespon terhadap jumlah orang yang
terlibat. Misalnya, orang di Jepang lebih menyukai interaksi dalam suatu
kelompok kecil, sehingga terkadang mereka merasa sangat tidak ketika
mereka harus memberikan pidato resmi.
d) Komunikasi merupakan refleksi diri
Ciri komunikasi ini menyatakan bahwa manusia mempunyai
kemampuan untuk memikirkan diri mereka sendiri, teman mereka
berkomunikasi, pesan-pesan mereka, dan akibat potensial dari pesan itu, semua
dalam waktu yang sama. Karena sifatnya yang merefleksikan diri, kita dapat
berpikir tentang pertemuan dan keberadaan kita, tentang komunikasi dan
perilaku manusia
e) Komunikasi memiliki konsekuensi
Tersirat dalam prinsip terakhir adalah pendapat bahwa orang dapat
belajar sesuatu dari setiap pengalaman yang dibagikan. Akibatnya adalah inti
dari prinsip terakhir komunikasi: kegiatan mengirim dan menerima symbol
memengaruhi semua orang yang terlibat didalamnya. Respo terhadaap suatu
pesan berbeda, baik dari caranya maupun jenisnya.

3. Fungsi Komunikasi
a. Komunikasi memungkinkan anda mengumpulkan informasi tentang orang lain
b. Komunikasi menolong seseorang memenuhi kebutuhan interpersonal
c. Komunikasi membentuk identitas pribadi
d. Komunikasi memengaruhi orang lain

4. Jenis Komunikasi
Komunikas berdasarkan penyampainnya. Pada umumnya setiap orang dapat
berkomunikasi satu sama lain tidak hanya makhluk individu tetapi juga makhluk
sosial yang selalu mempunyai kebutuhan untuk komunikasi dengan sesama. Namun
tidak semua terampil berkomunikasi, oleh sebab itu dibutuhkan beberapa cara dalam
menyampaikan informasi.
Berdasarkan cara menyampaikan informasi dapat dibedakan menjadi
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal, sementara komunikasi berdasarkan
perilaku dapat dibedakan menjadi komunikasi formal, komunikasi informal, dan
komunikasi non formal, berikut penjelasannya:
➢ Komunikasi berdasarkan Penyampaian
a) Komunikasi Verbal (Lisan)
Secara langsung serta tidak dibatasi oleh jarak, dimana kedua belah
pihak dapat bertatap muka. Contoh : Dialog dua orang
Secara tidak langsung akibat dibatasi oleh jarak. Contoh : Komunikasi
lewat telefon
b) Komukasi NonVerbal
Berkomunikasi dengan orang lain tanpa menggunakan kata-kata,
melainkan tindakan. Misalnya, menggunakan gerakan tangan untuk
menunjuk dan meminta sesuatu, melakukan kontak mata, sentuhan,
intonasi suara, mikro ekspresi, dan bahasa tubuh.
➢ Komunikasi berdasarkan Perilaku
a) Komunikasi Formal, yaitu komunikasi yang terjadi diantara organisasi
atau perusahaan yang tata caranya sudah diatur dalam struktur
organisasinya. Contohnya seminar.
b) Komunikasi Informal, yaitu komunikasi yang terjadi pada sebuah
organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur
organisasi serta tidak mendapat kesaksian resmi yang mungkin tidak
berpengaruh kepada kepentingan organisasi atau perusahaan. Contohnya
kabar burung, desasdesus, dan sebagainya.
c) Komunikasi Non formal, yaitu komunikasi yang terjadi antara
komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau
perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau
perusahaan tersebut. Contohnya rapat mengenai ulang tahun perusahaan
➢ Komunikasi Berdasarkan Kelangsungannya
a) Komunikasi Langsung, yaitu proses komunikasi dilakukan secara
langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media
komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh adanya jarak.
b) Komunikas Tidak Langsung, yaitu proses komunikasinya dilaksanakan
dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat - alat media komunikasi.
➢ Komunikasi Berdasarkan Maksud Komunikasi
Berpidato, memberi ceramah, wawancara, memberi perintah alias tugas.
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi hal penentu,
demikian pula kemampuan komunikator yang memegang peranan kesuksesan
proses komunikasinya.
➢ Komunikasi berdasarkan Luang Lingkup
a) Komunikasi Internal Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu:
1) Komunikasi vertikal yang terjadi di dalam bentuk komunikasi dari
pemimpin kepada anggota, seperti perintah, teguran, pujian, dan
sebagainya.
2) Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup
organisasi atau perusahaan diantara orang - orang yang memiliki
kedudukan sejajar.
3) Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup
organisasi atau perusahaan diantara orang - orang yang memiliki
kedudukan berbeda pada posisi tidak sejalur vertikal.
b) Komunikasi Eksternal Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau
perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada diluar organisasi atau
perusahaan tersebut. Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk
memperoleh pengertian, kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan
masyarakat. Komunikasi dengan pihak luar bisa berbentuk: Eksposisi,
pameran, promosi, dan sebagainya. Konperensi pers. Siaran televisi,
radio dan sebagainya. Bakti sosial.
➢ Komunikasi Bedasarkan Jumlah Yang Berkomunikasi Komunikasi
berdasarkan Jumlah yang berkomunikasi, dapat dibedakan menjadi:
a) Komunikasi Perseorangan, yaitu komunikasi yang terjadi dengan cara
perseorangan atau individu antara pribadi dengan pribadi mengenai
persoalan yang bersifat pribadi juga.
b) Komunikasi Kelompok, yaitu komunikasi yang terjadi pada kelompok
mengenai persoalan - persoalan yang menyangkut kepentingan
kelompok. Perbedaanya dengan komunikasi perseorangan yaitu
komunikasi ini lebih terbuka dibandingkan dengan komunikasi
perseorangan.

5. Hubungan komunikasi dan budaya


Antara komunikasi dan kebudayaan, keduanya tidak dapat dipisahkan, karena
antara yang satu dengan satunya lagi memiliki kaitan yang sangat mendalam.
Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata
uang.Budaya menjadi bagian dari prilaku komunikasi dan pada gilirannya
komunikasi pun turut menentukan memelihara, mengembangkan atau mewariskan
budaya seperti yang dikatakan Edward T. Hall bahwa komunikasi adalah Budaya dan
Budaya adalah komunikasi.
Tidak banyak orang menyadari bahwa bentuk-bentuk interaksi antarbudaya
sesungguhnya secara langsung atau tidak melibatkan sebuah komunikasi. Pentingnya
komunikasi antarbudaya mengharuskan semua orang untuk mengenal panorama
dasar-dasar komunikasi antarbudaya itu. Komunikasi itu muncul, karena adanya
kontak, interaksi dan hubungan antar warga masyarakat yang berbeda
kebudayaannya. Jadi sebenarnya tak ada komunitas tanpa kebudayaan, tidak ada
masyarakat tanpa pembagian kerja, tanpa proses pengalihan atau transmisi minimum
dari informasi. Dengan kata lain, tidak ada komunitas, tidak ada masyarakat, dan
tidak ada kebudayaan tanpa komunikasi. Di sinilah pentingnya kita mengetahui
komunikasi antarbudaya itu.
Dalam kenyataan sosial, manusia tidak dapat dikatakan berinteraksi sosial
kalau dia tidak berkomunikasi.Dapat dikatakan pula bahwa interaksi antar-budaya
yang efektif sangat tergantung dari komunikasi antarbudaya. Maka dari itu kita perlu
tahu apa-apa yang menjadi unsur-unsur dalam terbentuknya proses komunikasi
antarbudaya, yang antara lain adalah adanya komunikator yang berperan sebagai
pemrakarsa komunikasi; komunikan sebagai pihak yang menerima pesan;
pesan/simbol sebagai ungkapan pikiran, ide atau gagasan, perasaan yang dikirim
komunikator kepada komunikan dalam bentuk simbol.
Unsur-unsur pokok yang mendasari proses komunikasi antarbudaya terdiri dari
2 istilah (konsep) yaitu konsep Komunikasi dan konsep Budaya. Dengan demikian
maka hubungan antara komunikasi dan budaya dapat diibaratkan seperti sekeping
mata uang logam, artinya jika sekeping mata uang logam dilempar maka yang akan
tampak kalau tidak gambar atau angka. Demikian juga komunikasi antar budaya,
kalau tidak budaya mempengaruhi komunikasi atau komunikasi mempengaruhi
budaya. Jadi antara komunikasi dan budaya tidak bisa dipisahkan, saling
mempengaruhi (mempunyai hubungan timbal balik).
Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
➢ Komunikasi Budaya, artinya: melalui komunikasi kita membentuk
kebudayaan.
➢ Budaya Komunikasi, artinya: kebudayaan menentukan aturan & pola-
pola komunikasi. Keseluruhan perilaku komunikasi individu terutama
tergantung pada kebudayaannya.
➢ Komunikasi Budaya, artinya: Jika bukan karena kemampuan manusia
untuk berkomunikasi (menciptakan bahasa simbolik) tidak dapat
dikembangkan pengetahuan, makna, simbol, nilai-nilai, aturan dan tata
upacara yang memberikan batasan dan bentuk pada hubungan-hubungan.
Melalui komunikasi kita dapat mewariskan unsur-unsur kebudayaan dari
satu generasi ke generasi berikutnya serta dari satu tempat ke tempat lain
➢ Budaya Komunikasi, artinya: Komunikasi merupakan sarana yang dapat
menjadikan individu sadar akan dan menyesuaikan diri dengan
subbudaya-subbudaya atau kebudayaan asing yang dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, D., & Rakhmat, J. (1990). Komunikasi antarbudaya. Remaja Rosdakarya.

Gandasari, D., Kurniullah, A. Z., Sari, H., Mustar, M., Nilamsari, N., Yusa, I. M. M., ... & Ulya,
E. D. (2021). Komunikasi Lintas Budaya. Yayasan Kita Menulis.

Schaefer, R. T. (2012). Sosiologi (Sociology). Jakarta: Salemba Humanika.

Utami, R. E. (2013). Bahasa sebagai sarana belajar dan berpikir.

Hakim, A. (2016). Bahasa dan Budaya. TURATS, 6(1).

Puspitasari, R. N. (2019). Interaksi Budaya dan Bahasa dalam Kehidupan Masyarakat di


Indonesia.

Devianty, R. (2017). Bahasa sebagai cermin kebudayaan. Jurnal tarbiyah, 24(2).

Ammaria, H. (2017). Komunikasi Dan Budaya. Jurnal Peurawi: Media Kajian Komunikasi
Islam, 1(1).

Pohan, D. D., & Fitria, U. S. (2021). Jenis Jenis Komunikasi. Cybernetics: Journal Educational
Research and Social Studies, 29-37.

Anda mungkin juga menyukai