Tugasindividu
Dosen Pengampu :
Nama Penyusun :
ASMAUR RAHMAH
(NIM: 1688201005)
PENDAHULUAN
menyampaikan suatu ilmu. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir ilmiah, muncul problem yang
serius dan dapat diselesaikan dengan bantuan filsafat. Bahasa sering tidak mampu membebaskan
diri dari gangguan pemakainya, kerusakan bahasa tersebut biasanya disebabkan oleh tidak
digunakannya kaidah logika, logika itu filsafat. Kekeliruan dalam berbahasa melahirkan
kekeliruan dalam berfikir. Untuk itu filsafat sangat berperan dalam menentukan kualitas bahasa.
Bahasa memiliki tugas yang paling penting yaitu memberikan kejelasan hubungan antara
berpikir dan berbicara, antara fungsi ekspresif dan representatif bahasa. Menjelaskan kondisi-
kondisi psikofisik dari ucapan, peranan individu dan komunitas dalam perkembangan sebuah
bahasa, hubungan antara tipe-tipe bahasa umum dan struktur bahasa khusus. Secara terminologi,
menyelidiki sumber-sumber pertama sebuah bahasa dan hasil baru yang ada sekarang dari bahasa
itu serta usaha-usaha lebih lanjut. Pandangan-pandangan pada filsafat bahasa berbeda terutama
atas masalah hubungan antara yang dipikirkan dan yang diucapkan. Jadi dengan bahasa bukan
saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang
sedang dia pikirkan kepada orang lain. Namun bukan itu saja, dengan bahasa kita pun dapat
mengekspresikan sikap dan perasaan kita. Seorang bayi bila dia sudah kenyang dan hatinya pun
sangat senang, dia mulai membuka suara. Lewat seni suara dia akan mengekspresikan
dalam upaya pengembangan dan penyebarluasan ilmu. Setiap penelitian ilmiah tidak dapat
dilaksanakan tanpa menggunakan bahasa, matematika (sarana berpikir deduktif) dan statistika
(sarana berpikir induktif) sebagai sarana berpikir (Sarwono, 2006: 13). Upaya- upaya
penyebarluasan ilmu juga tidak mungkin dilaksanakan tanpa bahasa sebagai media komunikasi.
Setiap forum ilmiah pasti menggunakan bahasa sebagai sarana utama. Aktifitas-aktifitas yang
landasan untuk memahami peran penting bahasa dalam pengembangan ilmu, karakteristik bahasa
yang mendukung pengembangan ilmu, dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
memaparkan hakikat ilmu dan bahasa sebagai titik tolak dan dilanjutkan dengan pembahasan
tentang peran bahasa dalam pengembangan ilmu, yang menyoroti hubungan bahasa dan pikiran
dan Bahasa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
Bahasa
b. Dapat mengikuti perkembangan Ilmu dan Bahasa
c. Memahami makna Filsafat Ilmu dengan Kajian Ilmu dan Bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Ilmu
(science) dan pengetahuan (knowledge) adalah dua bidang yang berbeda. Pengetahuan
(knowledge) merupakan kumpulan upaya dan pemahaman, pikiran, perasaan, dan pengalaman
yang diperoleh manusia ketika berinteraksi dengan orang lain dan alam sekitarnya, yang
kemudian diabstraksi dalam bentuk pernyataan, ungkapan artistik, teori, dalil, rumus atau
yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, beladiri, cara
menyulam, dan biologi.... Ilmu (science) merupakan bagian dari pengetahuan (knowledge),
membahas bidang pengetahuan tertentu yang tersusun secara sistematis, diperoleh dengan
observasi (tahapan metode ilmiah) yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di
faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Bahasa adalah sistem lambang bunyi
ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi masyarakat pemakainya. Sebagi contoh kita
menggabungkan bunyi-bunyi bahasa atau fonem menjadi kata atau butir leksikal sesuai dengan
aturan dari bahasa yang kita gunakan, butir-butir leksikal ini kemudian digabungkan lagi untuk
membuat struktur tata bahasa sesuai dengan aturan-aturan sintaksis dalam bahasa dengan
demikian bahasa merupakan ujaran yang diucapkan secara lisan, verbal secara arbiter.
Bahasa pada hakikatnya memiliki dua fungsi utama yakni pertama, bahasa sebagai sarana
komunikasi antarmanusia dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok
manusia yang mempergunakan bahasa tersebut. Fungsi pertama dapat kita sebutkan sebagai
fungsi komunikatif dan fungsi yang kedua dapat kita sebutkan sebagai fungsi kohesif atau
integratif.
Hubungan bahasa dan ilmu diantaranya: (1) ilmu dapat berkembang jika temuan dalam
ilmu itu disebarkan (dipublikasikan) melalui tindakan komunikasi (2) temuan itu kemudian
didiskusikan, diteliti ulang, dikembangkan, diterapkan atau diperbaharui oleh ilmu lainnya (3)
Peran bahasa dalam ilmu erat hubungannya dengan aspek fungsional bahasa sebagai
media berpikir dan media komunikasi. Sehubungan dengan itu, pembahasan tentang
permasalahan ini akan disoroti dalam dua bagian: (1) hubungan bahasa dan pikiran dan (2)
Berpikir merupakan aktivitas mental yang tersembunyi, yang bisa disadari hanya oleh
orang yang melakukan aktivitas itu. Miller mengatakan bahwa tindakan berpikir sering
bisa membahas obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa yang tidak berada atau sedang berlangsung
disekitarnya. Kemampuan berpikir juga kadang-kadang dapat digunakan untuk memecahkan
Peran penting bahasa dalam inovasi ilmu terungkap jelas dari fungsi bahasa sebagai
media berpikir. Melalui kegiatan berpikir, manusia memperoleh dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan cara menghimpun dan memanipulasi ilmu dan pengetahuan melalui
melakukan aktivitas berpikir, bahasa berperan sebagai simbol-simbol (representasi mental) yang
dibutuhkan untuk memikirkan hal-hal yang abstrak dan tidak diperoleh melalui penginderaan.
Setiap kali seseorang sedang memikirkan seekor harimau, misalnya, dia tidak perlu
sebagai representasi mental tentang harimau, sudah dapat membantunya untuk memikirkan
hewan itu. Cassirer (dalam Suriasumantri, 1990: 71) mengatakan manusia adalah Animal
symbolicum, mahluk yang menggunakan simbol, yang secara generik mempunyai cakupan lebih
luas dari homo sapiens, mahluk yang berpikir. Tanpa kemampuan menggunakan simbol ini,
Bahasa memang tidak selalu identik dengan berpikir. Jika seseorang ditanya apa
komunikasidengan penanya berjalan dengan baik. Namun, meskipun bahasa tidak identik
yangdimiliki seseorang akan menentukan objek apa saja yang dapat dipikirkannya. Berbagai
filsuf menyatakan bahwa suku-suku primitif tidak dapat memikirkan hal-hal yangcanggih
bukan karena mereka tidak dapat berpikir, tetapi karena bahasa mereka tidakdapat memfasilitasi
mereka untuk melakukannya. Kenyataan initerungkap jelas dalam diri mahasiswa yang sedang
belajar di luar negeri. Dia akan berhasilmenyelesaikan studinya hanya jika dia menguasai bahasa
yang digunakan dalam prosespembelajaran. Mengingat betapa pentingnya peran bahasa dalam
bahasaibunya memiliki kata untuk warna yang diujikan terbukti lebih mampu mengingat warna-
warna tersebut. (Wikipedia,2008). Sehubungan dengan itu, Miller menegaskan: language exerts
bahasa yang berbeda sangat erat hubungannya denganvariasi pandangan hidup atau kebudayaan
dalam masyarakat manusia. Karena bahasadipelajari seseorang sejak usia dini, dan bahasa
tersebut merupakan sarana utama baginyauntuk mempelajari segala sesuatu, termasuk budaya
dan pandangan hidup, bahasa itu akanmempengaruhi persepsinya tentang realitas. Sebagai
contoh, ungkapan Time flies, Elreloj anda (waktu berjalan, bahasa Spanyol) dan Waktu
berjalan bisa dihubungkandengan perbedaan antara persepsi orang Amerika, orang Spanyol dan
orang Indonesiatentang waktu. Orang Amerika selalu bergegas dan memanfaatkan waktu sebaik-
baiknya, sedangkan orang Spanyol dan orang Indonesia cenderung memandang hidup lebih
Hal ini ditegaskan oleh hasil penelitian Ford dan Peat (1988) yang mempertanyakan:Do
kendaraan yang digunakan untuk menyalurkan informasi tetapijuga sarana untuk membentuk
pikiran. Sebagai ilustrasi, struktur bahasa Inggris yang liniermembuat penutur asli bahasa Inggris
selalu berpikir (bahkan bertindak) to the point. Halini dapat dibandingkan dengan struktur
bahasa di Timur yang cenderung melingkar atauzigjag. Secara umum, pemikiran dan tindakan
orang Timur tidak se-to the point orangAmerika. Penelitian yang dilakukan di Australia pada
tidak memiliki ungkapanverbal untuk angka menunjukkan bahwa anak-anak tersebut dapat
tetapi, merekamengakui juga bahwa untuk memikirkan konsep-konsep yang lebih rumit, para
akanbermakna bagi seseorang bila dia tidak mengetahui pengertian dari Energy (E),Mass (M)dan
Komunikasi merupakan salah satu jantung pengembangan ilmu. Setiap ilmu dapatberkembang
disintetiskan, diterapkan atau diperbaharui oleh ilmuwan lainnya. Hasil-hasil diskusi, sintetis,
ditindaklanjuti oleh ilmuwan lainnya. Selama dalam prosespenelitian, perumusan, dan publikasi
dalam bidang yang ditekuni. Tanpa bahasa yang mereka pahami bersama,kesalahpahaman akan
pancaindra dan intuisi mampu menangkap alam kehidupannya dan mengabstraksikan tanggapan
tersebut dalam dirinya dalam bentuk ketahuan umpamanya kebiasaan, akal sehat, seni, sejarah
dan filsafat.
Terminologi ketahuan ini adalah terminologi artifisial yang bersifat sementara sebagai
alat analisis yang pada pokoknya diartikan sebagai keseluruhan bentuk dari produk kegiatan
manusia dalam usaha untuk mengetahui sesuatu. Apa yang kita peroleh dalam proses mengetahui
tersebut tanpa memperhatikaan obyek, cara dan kegunaannya kita masukkan ke dalam kategori
yang disebut ketahuan ini. Dalam bahasa inggris sinonim dari ketahuan ini adalah knowledge.
Knowledge merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita
tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, bela diri, cara menyulam dan biologi. Untuk membedakan
tiap-tiap bentuk dari anggota kelompok knowledge terdapat tiga kriteria yakni:
1. obyek ontologis, adalah obyek yang ditelaah yang membuahkan pengetahuan (knowledge).
Umpamanya ekonomi menelaah hubungan antara manusia dengan benda/ jasa dalam rangka
pengetahuan (knowledge). Landasan epistemologis berbeda untuk tiap bentuk apa yang diketahui
manusia. Umpamanya landasan epistemologis matematika adalah logika deduktif dan landasan
aksiologis juga dapat dibedakan untuk tiap jenis pengetahuan (knowledge). Nilai kegunaan
Bentuk pengetahuan (knowledge) dalam bahasa inggris adalah science. Ilmu (science)
merupakan bagian dari pengetahuan (knowledge) yang bersifat spesifik yang mempunyai obyek
Sains merupakan adopsi yang kurang dapat dipertanggungjawabkan, dimana sains adalah
terminologi yang dipinjam dari bahasa inggris yakni science. Pembentukan kata sifat dengan
kata dasar sains ini adalah agk janggal dalam struktur bahasa Indonesia. Kemudian, terminologi
science dalam bahasa asalnya penggunaannya sering dikaitkan dengan natural science seperti
teknik. Maka teminologi science sering dikaitan dengan teknologi. Sederhananya bahwa ilmu-
ilmu sosial bukanlah sains atau dengan kata lain sains hanya digunakan untuk ilmu-ilmu alam
saja. Padahal bila merujuk pada pengertian dari science adalah ilmu, yang berarti mencakup
ilmu-ilmu sosial dan juga ilmu-ilmu alam. Jadi adopsi sains dari kata science adalah kurang
tepat.
D. Quo Vadis
Terminologi Ilmu untuk science dan pengetahuan untuk knowledge, secara de facto
dalam kalangan dunia keilmuwan terminologi ilmu sudah sering dipergunakan seperti dalam
metode ilmiah dan ilmu-ilmu sosial atau ilmu-ilmu alam. Adapun kelemahan dari pilihan ini
ialah bahwa kita terpaksa meninggalkan kata ilmu pengetahuan dan hanya menggunakan kata
ilmu saja untuk sinonim science dalam bahasa inggris. Alternatif pertama menggunakan ilmu
Bahasa mempunyai dua fungsi utama yakni pertama, sebagai sarana komunikasi antar
manusia dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut. Fungsi yang pertama dapat kita sebutkan sebagai fungsi
komunikatif dan fungsi yang kedua sebagai fungsi kohesif atau integratif. Pengembangan suatu
bahasa harus memperhatikan kedua fungsi ini agar terjadi keseimbangan yang saling menunjang
dalam pertumbuhannya.
Pada tanggal 28 oktober 1928 bangsa Indonesia memilih bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional. Alasan utama bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa nasional pada waktu itu
ditekankan pada fungsi kohesif bahasa Indonesia sebagai sarana untuk mengintegrasikan
berbagai suku ke dalam satu bangsa yakni Indonesia. Bahasa Indonesia selaku fungsi
komunikatif yakni fakta bahwa bahasa Indonesia merupakan lingua franca dari sebagian besar
penduduk, namun bila dikaji lebih mendalam, maka kriteria bahasa sebagai fungsi kohesif
merupakan kriteria yang menentukan. Penekanan pada fungsi kohesif dari bahasa selaku alat
perjuangan untuk mempersatukan dan memerdekakan bangsa, pilihan dijatuhkan pada bahasa
melayu.
Selaku alat komunikasi pada pokoknya bahasa mencakup tiga unsur yakni pertama,
bahasa selaku alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang berkonotasi perasaan (emotif),
kedua berkonotasi sikap (afektif) dan ketiga, berkonotasi pikiran (penalaran). Fungsi komunikasi
bahasa dapat diperinci menjadi fungsi emotif, afektif dan penalaran. Perkembangan bahasa pada
dasarnya adalah pertumbuhan ketiga fungsi komunikatif tersebut agar mampu mencerminkan
perasaan, sikap dan pikiran suatu kelompok masyarakat yang mempergunakan bahasa tersebut.
Pengembangan bahasa Indonesia sebagai milik nasional dalam artian yang sedalam-dalamnya,
maka harus dicegah dominasi bahasa Indonesia oleh salah satu bahasa daerah dan harus
diarahkan agar bahasa Indonesia menghimpun khasanah kata-kata yang terbaik dari seluruh
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan pembahasan maka dapat disimpulkan ilmu dan
bahasa memiliki keterkaitan satu sama lain. ilmu dapat berkembang, melalui publikasi ilmiah
dengan menggunakan komunikasi bahasa yang baik. Keterkaitan ini didukung dengan hakikat
dari ilmu dan bahasa itu sendiri, terminologi ilmu, ilmu pengetahuan (knowledge) dan sains,
terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi,
seni, beladiri, cara menyulam, dan biologi.... Ilmu (science) merupakan bagian dari pengetahuan
(knowledge), membahas bidang pengetahuan tertentu yang tersusun secara sistematis, diperoleh
dengan observasi (tahapan metode ilmiah) yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Hakikat bahasa, bahasa memiliki fungsi komunikatif dan
fungsi integratif. Terminologi terdiri dari obyek ontologis (obyek yang ditelaah yang
landasan aksiologis (nilai kegunaan suatu pengetahuan). Quo vadis menetapkan Terminologi
Ilmu untuk science dan pengetahuan untuk knowledge. Politik bahasa nasional menetapkan
bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia berdasarkan fungsi bahasa secara integratif.
B. SARAN
Merujuk pada keterkaitan antara ilmu dan bahasa, sebaiknya penggunaan bahasa lebih
dikembangkan lagi dengan bahasa yang baik dan benar sehingga diharapkan dengan adanya
bahasa yang baik dan benar, transfer ilmu dapat berjalan dengan baik tanpa adanya salah paham.
Kemudian, mengupayakan pengembangan bahasa sebagai sarana berpikir dan berbicara, baik
http://ariztik.wordpress.com,penggunaan-bahasa-indonesia-dalam-prosep
penalaran. 26/04/2012, 20:10
http://indrastomo.blogspot.com/2012/06/makalah-ilmu-dan-bahasa.html
http://jowofile.jw.lt/ebook/files5,Peranan-Filsafat-Bahasa-Dalam
Pengembangan-Ilmu-Bahasa. 27/04/2012, 20:18
http://www.scribd.com/doc/13236846/ILMU-DAN-BAHASA-ivate-max
age-0-must-revalidate-Content-Length-27-X
Suriasumantri, S. Jujun. (2007). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.