Anda di halaman 1dari 9

KONFLIK KOMUNIKASI DALAM PETEMANAN AKIBAT PERBEDAAN GAYA

BAHASA

Cecillie Datala Havid1, Novalia Agung Wardjito Ardhoyo2

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Email: cecildatala@gmail.com

ABSTRAK - Manusia sebagai makhluk sosial artinya saling membutuhkan satu sama lain,
serta saling berkomunikasi antara satu sama lainnya dengan cara berinteraksi untuk mengenal
kepribadian manusia lain. Begitu pentingnya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk
melakukan interaksi. komunikasi dapat mengumpulkan informasi tentang orang lain
maksudnya kita dapat mengetahui atau belajar dari tentang orang lain. Disini dapat memilih
topik pembicaraan juga dalam memutuskan atau pembicaraan. Informasi dapat diperoleh
secara non verbal maupun verbal adalah penting dalam komunikasi antar banyak berhubungan
dengan orang lain. Tujuan dari penelitian ini sendiri untuk mengetahui penyebab terjadinya
konflik dalam komunikasi dengan perbedaan terhadap gaya bahasa dan mengetahui cara
berkomunikasi dengan baik dan benar tanpa menimbulkan konflik. Mengetahui dampak
apabila konflik tersebut terjadi, serta mengetahui kenapa konflik ini bisa terjadi. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu wawancara dan observasi.
Dengan menggunakan metode tersebut, kita dapat memperoleh informasi secara langsung guna
menjelaskan suatu hal dan kondisi tertentu serta menghindari kesalahan yang dapat menjadi
bias selama proses evaluasi dan interpetasi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
setiap berkomunikasi pasti akan terjadi konflik seperti adanya perbedaan gaya bahasa, karena
tidak semua orang mempunyai gaya bahasa yang sama.

Kata kunci: Konflik, Manusia, Gaya Bahasa.

PENDAHULUAN

Secara etimologi (bahasa) antropologi berasal dari kata anthropos yang bermakna
manusia dan logos yang bermakna ilmu pengetahuan atau wacana. Sederhananya, antropologi
adalah ilmu yang mempelajari segala macam seluk beluk, unsur-unsur, kebudayaan yang
dihasilkan dalam kehidupan manusia. Ekonomi masyarakat, agama dan keyakinan, politik
pemerintahan, fisik manusia, kesehatan, perkembangan teknologi dan sebagainya adalah
ruang studi bagi Ilmu Antropologi. sehingga apabila kita cermati lebih dalam, kajian dan studi
mengenai antropologi memang cukup luas cakupannya dan sangat dinamis.Ilmu Antropologi
dibagi ke dalam dua sub yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya. Antropologi fisik
terbagi lagi menjadi paleoantropologi dan antropologi ragawi. Sedangkan antropologi budaya
terdiri dari prehistori, etnolinguistik, dan etnologi. Sang maestro antropolog Indonesia
mendefinisikan antropologi sebagai ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya
dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan
yang dihasilkannya.

Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan


manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi
dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat adanya
hubungan sosial. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Kata
komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis
yang artinya “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat
sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering
sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang
mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut
secara sama (Mulyana, 2005). Untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, kita
dituntut untuk tidak hanya memahami prosesnya, tetapi juga mampu menerapkan
pengetahuan kita secara kreatif. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang
terjadi bersifat dua arah yaitu dimana makna yang distimulasikan sama atau serupa dengan
yang dimaksudkan oleh komunikator atau pengirim pesan.

Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer yang dikutip oleh Fisher
dalam bukunya Teori-Teori Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi,
keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol, kata, angka, grafik dan lain-lain
(Fisher, 1990). Komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide manusia. Dari pengertian ini
dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dapat
berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau
lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-
media tertentu. (Effendy, 1984). Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and
Function of Communication in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who Says What in Which Channel
To Whom With What Effect” atau “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan,
melalui apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”. (Effendy, 2005).

Kata “Budaya” berasal dari Bahasa Sansekerta “Buddhayah”, yakni bentuk jamak
dari “Budhi” (akal). Jadi, budaya adalah segala hal yang bersangkutan dengan akal. Selain
itu kata budaya juga berarti “budi dan daya” atau daya dari budi. Jadi budaya adalah segala
daya dari budi, yakni cipta, rasa dan karsa. (Ary H. Gunawan, 2000). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia budaya artinya pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Di era saat ini, komunikasi antar budaya sangatlah penting. Pada dasarnya budaya
merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam konteks kehidupan maupun konteks
berkomunikasi. Indonesia sendiri memiliki keberagaman budaya di seluruh nusantara.
Maka dari itu adanya komunikasi antar budaya yang diperkuat dengan teorinya dapat
melancarkan aspek kebudayaan dalam kehidupan maupun berkomunikasi. Dalam hal ini,
kebudayaan, manusia, dan masyarakat, adalah hal yang tidak terpisahkan. Aspek budaya
begitu beragam mulai dari bahasa, pakaian, etika, peninggalan sejarah, tarian, alat
tradisional, dan sebagainya. Adanya pekembangan budaya dan kehidupan manusia
dengan hubungan kelompok manusia yang membawa budaya masing-masing
menciptakan komunikasi antar budaya antara kelompok masyarakat tersebut. Pengertian
dari komunikasi antar budaya sendiri adalah peristiwa komunikasi dimana mereka yang
terlibat didalamnya berasal dari latar belakang yang berbeda.
Komunikasi dan budaya memiliki hubungan timbal balik. Budaya mempengaruhi
komunikasi dan sebaliknya komunikasi mempengaruhi budaya. Hubungan timbal balik
antara komunikasi dan budaya penting untuk dipahami karena dengan budayalah orang-
orang dapat belajar berkomunikasi. Kemiripan budaya dalam persepsi akan
memungkinkan pemberian makna yang cenderung mirip pula terhadap suatu realitas sosial
atau peristiwa tertentu. Sebagaimana kita memiliki latar belakang budaya yang berbeda-
beda maka dengan sendirinya akan mempengaruhi cara dan praktek berkomunikasi kita,
banyak aspek/ unsur dari budaya yang dapat mempengaruhi perilaku komunikasi
seseorang. Dengan adanya hubungan komunikasi dan budaya, tidak jarang terjadinya
konflik antarbudaya yang disebabkan adanya persepsi dan interpretasi terhadap suatu
kelompok kebudayaan yang berbeda. Seperti kasus yang akan saya angkat yaitu
“Perbedaan Gaya Bahasa Antar Pertemanan”. Dua remaja yang menduduki kelas 3 SMA
sedang melakukan rapat organisasi formal , sebut saja Ojak dan Dinda. Mereka berteman
sejak kelas 1 SMA, tetapi berbeda suku. Ojak berasal dari betawi dengan gaya bahasa
ceplas-ceplos dan Dinda berasal dari daerah jawa yang mempunyai gaya berbicara anggun
dan lemah lembut. Saat rapat berlangsung, senior mereka sedang memberikan pertanyaan
kepada anggotanya. Ojak pun menjawab tetapi Ojak memakai bahasa yang kurang bagus
untuk digunakan saat rapat, apalagi sedang berbicara dengan senior. Dinda pun yang
mendengar dan sekaligus berada disamping Ojak menegur dengan sopan dan tidak
mempermalukan ojak didepan teman-temannya. Namun Ojak tidak menerima teguran
Dinda dan marah kepada Dinda, karena menurutnya gaya bahasa yang ia pakai tidak ada
masalah dan gaya bahasa tersebut memang dipakai sehari-hari. Dan terjadilah konflik
tersebut dikarenakan Ojak memakai bahasa yang kurang baik dan tidak menerima teguran
yang diberikan oleh Dinda. Cara mereka mengatasi konflik tersebut adalah dengan cara
Ojak yang menerima teguran dinda agar konflik tidak berlanjut dan memahami bahasa
yang baik untuk digunakan saat sedang Formal. Tujuan dari penelitian ini sendiri untuk
menyampaikan bahwa berkomunikasi harus menggunakan gaya bahasa yang baik agar
tidak menimbulkan konflik yang menyebabkan perpecahan antar pertemanan, untuk
mengetahui penyebab terjadinya konflik dalam komunikasi dengan perbedaan terhadap
gaya bahasa, mengetahui dampak apabila konflik tersebut terjadi, serta mengetahui kenapa
konflik ini bisa terjadi.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu: Cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan
itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. (Sugiyono, 2012).

Dalam riset ini, saya akan menggunakan penelitian kualitatif untuk


mendeskripsikan, mengeksplorasi dan memahami pada makna yang oleh sejumlah
individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
Paradigma penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang menempatkan manusia
sebagai subjek penelitian. Paradigma ini termasuk menganut model humanistik karena
menjadikan manusia sebagai subjek penelitian di dalam fenomena atau peristiwa
yang akan diteliti. Proses penelitian kualitatif melibatkan upaya- upaya penting, seperti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur- prosedur, mengumpulkan data yang
spesifik dari partisipan, menganalisis sata secara induktif mulai dari tema-tema yang
khusus ke tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk
penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam
bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif,
berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan.
(Creswell, 2013). Saya menggunakan 2 metode untuk mengumpulkan data yaitu dengan
cara wawancara dan observasi. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan fakta, kepercayaan, perasaan, keinginan dan sebagainya yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan penelitian.
Wawancara mengharuskan kedua belah pihak baik itu peneliti maupun subjek kajian
bertemu dan berinteraksi langsung dan aktif agar dapat mencapai tujuan dan data yang
didapat baik dan akurat. (Newman, 2013). Berikut beberapa pertanyaan yang diberikan
kepada informan, yaitu:
1. Mengapa konflik tersebut dapat terjadi?

2. Apa yang harus dilakukan agar konflik tersebut tidak dapat terulang kembali?

3. Apakah konflik tersebut dapat memicu perpecahan antar pertemanan?


Untuk metode selanjutnya adalah metode observasi. Observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
yang lain. Observasi merupakan teknik dalam mengumpulkan data kualitatif dengan
melakukan pengamatan secara langsung di lapangan atau lingkungan penelitan.
(Sugiyono, 2018).
Saya mengamati konflik yang terjadi dengan Dinda dan Ojak dikarenakan saya berada di
sekitar mereka. Setelah saya amati, konflik tersebut tidak akan pernah selesai jika Ojak
tidak merasa bersalah dan Dinda yang tidak menegur ojak. Kalau Ojak sadar akan
kesalahannya dan merubah tata cara bicara konflik tersebut akan terselesaikan dan
Pertemanan Ojak dengan Dinda pun tidak terjadi perpecahan.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Menggunakan Teori Komunikasi

Dalam kasus ini, saya akan menggunakan teori komunikasi agar dapat memahami
gejala, proses, dan fenomena komunikasi. Kompleksnya proses komunikasi membuat
manusia kesulitan memahaminya. Maka dari itu, diperlukan teori komunikasi yang dapat
membantu manusia lebih mudah mengerti soal fenomena dan proses komunikasi. Teori
komunikasi yang saya gunakan adalah teori komunikasi lasswell. Teori ini bertujuan untuk
mempengaruhi khalayak sasarannya dalam melancarkan proses komunikasi dari pesan
yang disampaikan, sehingga diharapkan memiliki beberapa efek tertentu yang
kontribusinya dalam komunikasi massa (Ruslan, 2016). Menurut Harold Lasswell
komunikasi adalah satu arah yang berguna untuk menjawab suatu pertanyaan, Who Says
What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa mengatakan apa, melalui
saluran apa, kepada siapa dan berefek apa). Sehingga dengan definisi tersebut dapat
diturunkan menjadi lima unsur komunikasi yang akan saling bergantung satu dengan
lainnya yaitu source (komunikator), massage (pesan), channel (media), reciever
(komunikan) dan effect (efek) (Mulyana, 2014)
1. Who (Siapa)

‘Who’ berkedudukan sebagai komunikator atau sumber informasi, bertugas


untuk memulai komunikasi, baik secara individu, kelompok, maupun
lembaga. (Suci R. Mar’ Ih Koesomowidjojo, 2021). Pada kasus ini, yang
menjadi komunikator adalah Ojak. Karena Ojak memulai komunikasi
hingga membuat konflik.
2. Says What (Berbicara apa)

Merujuk pada hal apa yang akan disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan. Berbicara dengan gaya bahasa yang kurang sopan hingga
menimbulkan konflik, itulah yang Ojak lakukan.
3. In Which Channel (Dengan media apa)

Saluran atau media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi dari komunikator kepada komunikan, baik secara langsung
(tatap muka) maupun tidak (lewat media elektronik atau media cetak).
Dalam kasus ini menggunakan media secara langsung.
4. To Whom (Kepada siapa)

Saat akan mengirim pesan, komunikator harus menentukan pihak penerima


(komunikan) pesan atau informasi tersebut. Pihak penerimanya bisa berupa
individu, kelompok, atau lembaga. Ojak berbicara dengan gaya bahasa.
tersebut kepada kelompok.

5. With What Effect (Dampak yang ditimbulkan)

Setelah pesan diterima, perlu dilihat adakah perubahan pada diri komunikan,
seperti bertambahnya pengetahuan, perubahan pendapat, perubahan sikap,
dan sebagainya. Jika Ojak selalu tidak menerima pendapat/teguran dari
orang lain, maka konflik tersebut akan selalu terjadi.

B. Analisis Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan
yang berlansung satu arah , artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Menurut Hopkins,
wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas
dilihat dari sudut pandang yang lain. (Sutrisno Hadi). Wawancara adalah bentuk
komunikasi lansung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam
bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik
responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Teknik
wawancara tau interview merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data
dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan informen.
Wawancara (Interview) yaitu melakukan tanya jawab atau mengkonfirmasikan
kepada sample peneliti dengan sistematis (struktur). Wawancara diartikan cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab
secara lisan, sepihak,bertatap muka secara langsung dan dengan arah tujuan yang
telah ditentukan. (Gulo)

Berikut beberapa pertanyaan untuk Ojak dan Dinda:

1. Mengapa konflik tersebut dapat terjadi?

Konflik tersebut terjadi dikarenakan Ojak memakai tutur kata yang kurang
sopan dan Ojak tidak menerima teguran yang diberikan oleh teman dekatnya
sendiri, Dinda. Berdasarkan analisis saya, jika Ojak mengetahui bahwa bahasa
yang ia pakai sehari-hari itu kurang sopan dan Ojak menerima teguran dari
Dinda, maka konflik tersebut tidak akan terjadi.
2. Apa yang harus dilakukan agar konflik tersebut tidak dapat terulang kembali?
Yang harus dilakukan adalah Dinda sebagai teman dekat harus lebih sering
memperhatikan gaya bahasa Ojak sehingga Ojak sadar bahwa gaya bahasa
tersebut kurang pantas dipakai saat berkumpul organisasi. Dan ojak pun
menerima jika Dinda memberi arahan untuk mengubah gaya bahasanya.
3. Apakah konflik tersebut dapat memicu perpecahan antar pertemanan?

Konflik ini dapat memicu perpecahan jika kedua belah pihak memiliki rasa
tidak mau kalah dan memiliki rasa gengsi untuk meminta maaf. Tetapi jika
kedua belah pihak tidak memiliki rasa itu, maka perpecahan tidak akan terjadi.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari kasus tersebut adalah Konflik merupakan
hal yang lumrah jika terjadi di lingkungan masyarakat atau pertemanan. Setiap
berkomunikasi selalu ada konflik, konflik bisa diatasi apabila bisa mengendalikan emosi
dan saling memaafkan. Konflik yang terjadi dalam kasus ini pun akan teratasi. Mempelajari
dan memahami budaya dari suku lain pun sangat penting karena dapat membuka pikiran
kita dan memberikan perspektif yang berbeda. Ini dapat membantu kita memahami cara
pandang dan cara hidup orang lain yang berbeda dari kita. Mempelajari budaya dapat
membuat kita lebih empati terhadap orang lain. Dan juga memperluas ilmu pengetahuan
dan pengalaman. Dengan mempelajari budaya, kita akan menjadi orang yang saling
menghargai dan menerima perbedaan pendapat.
DAFTAR PUSTAKA
Karunia, Vanya. (2021). Pengertian Teori Komunikasi dan Fungsinya.
Kompas. Diakses dari https://amp.kompas.com
Kompas. (2022). Antropologi: Pengertian Ahli, Obyek, Fungsi, Tujuan, dan Manfaatnya.

Kompas. Diakses dari https://kompas.com


Mulachela. H. (2022). Komunikasi Adalah: Definisi, Unsur, dan Tujuannya.
Kata Data. Diakses dari https://katadata.co.id
Dachi M. A. (2022). Pengertian Budaya Menurut Para Ahli.

Media Indonesia. Diakses dari https://mediaindonesia.com


Gramedia. (2022). Pengertian Konflik: Jenis-jenis, Faktor Penyebab, dan Contohnya.

Gramedia. Diakses dari https://gramedia.com


Aliya, Humaira. (2022). Miskomunikasi: Arti, Penyebab, dan Cara Mengatasinya.

Glints. Diakses dari https://glints.com


Kurniawan, Aris. (2023). Pengertian Wawancara, Teknik, Langkah, Jenis, Tujuan
dan Contoh.
Guru Pendidikan. Diakses dari https://gurupendidikan.co.id
Pangesti, Rika. (2021). Apa Yang Dimaksud Observasi? Ini Tujuan, Manfaat, dan Jenis-
jenisnya.
Detik. Diakses dari https://detik.com
Fahrozi, Nurzati. (2023). Mempelajari Budaya Memiliki Banyak Manfaat Penting,
Apa Saja? .
Mandalika Pikiran Rakyat. Diakses dari https://mandalika.pikiran-rakyat.com Putri,
Vanya. (2021). Model Komunikasi Lasswell: Konsep dan Karakteristiknya.

Kompas. Diakses dari https://amp.kompas.com

Yasmin, K. (2015). Mengapa Manusia Membutuhkan Komunikasi?.


Kompasiana. Diakses dari https://kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai