Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

(Miskomunikasi antara Mahasiswa Suku Osing dan Mahasiswa Suku Madura di Universitas
Muhammadiyah Jember)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Fungsi dari
komunikasi ini tidak hanya sebagai sarana bertukar pesan atau informasi namun sebagai
kegiatan individu dan kelompok untuk menukar data, fakta dan ide. Pola komunikasi yang
baik sangat diperlukan agar keefektifan kebelangsungan komunikasi dan informasi yang
disampaikan kominkan dapat dipahami dan diterima dengan baik oleh komunikator. Manusia
sudah dibekali dengan potensi untuk saling berhubungan dan berkomunikasi. Karena
hakikatnya manusia adalah makhluk sosial maka sangat dibutuhkan kemampuan komunikasi
yang baik demi kelancaran berinteraksi dengan sesama mahkluk sosial.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kapanpun dan dimanapun kita berada, kita pasti
selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang tertentu yang berasal dari suku
dan memiliki budaya tertentu pula. Kita akan selalu mendapatkan pengalamn baru ketika kita
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda kebudayaan dengan kita.
Berkomunikasi merupakan kegiatan yang pasti dan harus dilakukan oleh manusia, karena
manusia selalu berkomunikasi dan manusia tidak dapat menghindari komunikasi. Fakta
kehidupan yang harus kita terima yaitu adalah bahwa keanekaragaman yang ada pada diri
manusia. Yaitu bahwa suku, ras dan agama dapat menjadi pembeda satu manusia dengan
manusia lainnya. Bahkan terhadap individu sekalipun manusia dapat dibedakan dari sisi hal
persepsi atau pemikiran tertentu.

Kebanyakan keberlangsungan kegiatan komunikasi yang berlangsung hampir selalu


menggunakan lambang-lambang verbal maupun non verbal secara tidak langsung. Bahasa
nonverbal menjadi tambahan atau pelengkap bahasa lisan (bahasa verbal). Selain itu, simbol
nonverbal bisa jadi kontradiktif atau pengulangan dan bahkan menggantikan ekspresi verbal.
Seperti contoh ketika seseorang mengucapkan terima kasih (bahasa lisan) seperti yang biasa
dilakukan orang lengkapi dengan senyuman (bahasa nonverbal), seseorang Katakan “ya” atau
terima pesan dari orang lain biasanya disertai dengan anggukan (ucapan nonverbal). Dua
Komunikasi semacam itu adalah contoh bahasa verbal dan non-verbal bekerja sama untuk
menciptakan makna dalam perilaku komunikatif. 

Komunikasi verbal menurut Deddy Mulyana (2010:260) bahwa simbol atau pesan
verbal adalah “semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih”. Hampir semua
rangsangan linguistik yang kita sadari termasuk dalam kategori komunikasi verbal yang
disengaja, yaitu. upaya secara sadar untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain.
Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat
simbol, dengan aturan untuk menggabungkan simbol-simbol yang digunakan dan dipahami
oleh suatu komunitas. Bahasa lisan adalah cara utama kita mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan niat kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek
realitas individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak
mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diawali kata-
kata itu (Deddy Mulyana, 2005:237).

Ketika budaya dimasukkan sebagai variabel dalam proses komunikasi, prosesnya


menjadi lebih kompleks. Mungkin saat komunikasi yang dilakukan oleh peserta komunikasi
berasal dari budaya yang sama akan jauh lebih mudah karena orang berpartisipasi dalam
budaya tersebut memiliki pengalaman serupa. Tetapi menjadi lebih sulit ketika masuk ke
dalam komunikasi antar budaya, karena ada banyak pengalaman yang berbeda didalamnya.
Sedangkan komunikasi non verbal “meliputi ekspresi wajah, nada suara, gerakan anggota
tubuh, kontak mata, rancangan ruang, pola-pola perabaan, gerakan ekspresif, perbedaan
budaya, dan tindakan-tindakan lain yang tidak menggunakan kata-kata” (Alo Liliweri,
2013:139). Jadi komunikasi non verbal ini merupakan cara berinteraksi atau berkomunikasi
dimana penggunaan ekspresi wajah, bahasa tubuh, nada suara, isyarat dan kontak mata
diperlukan, dan komunikasi ini tidak disampaikan melalui kata-kata.

Pesan non verbal manjadi penentu makna dalam komunikasi interpersonal. Pesan
nonverbal banyak kita gunakan ketika kita ingin menyampaikan ide dan pemikiran saat kita
berkomunaki tatap muka. Dan saat gilirannya, orang lain lebih banyak membaca pikiran kita
melalui isyarat non-verbal atau melalui bahasa tubuh kita. Di lingkungan kampus universitas
muhammadiyah jember, komunikasi antar mahasiswa memiliki kekhasan tersendiri.
Keberagaman mahasiswa di dalamnya menimbulkan perbedaan komunikasi dengan
komunikasi eksternal kampus. Kemajemukan disini dapat dilihat dari beberapa aspek seperti
budaya, bahasa, suku dan ras. Komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya pada
dasarnya terkait dengan realitas keragaman budaya dalam masyarakat, dengan etika, tata cara,
dan pola komunikasi yang berbeda. Seluruh proses komunikasi pada akhirnya tergantung
pada tingkat keberhasilan pencapaian tujuan komunikasi, yaitu. seberapa banyak peserta
memberikan kepentingan yang sama pada pesan yang dipertukarkan. 

Ketika seseorang berpindah dari suatu lingkup budaya ke dalam lingkup budaya lain
akan mengalami proses filterisasi sosial maupun budaya yang dapat mempengaruhi
pembentukan identitas dan cara beradaptasinya. Kebudayaan daerah baru ini telah memberi
atau membentuk bagan budaya baru, yang karenanya juga berpartisipasi memberikan definisi
dan standart nilai kehidupan seseorang atau sekelompok orang. Proses perkembangan
kebudayaan merupakan proses aktif yang menegaskan keberadaannya dalam kehidupan
sosial sehingga mengharuskan adanya adaptasi bagi kelompok yang memiliki latar belakang
kebudayaan yang berbeda (Irwan Abdullah, 2009:41).

Universitas muhammadiya jember merupakan kampus yang mahasiswa/i nya berasal


dari berbagai daerah di indonesia, dengan kebudayaan yang berbeda sesuai asal dari daerah
masing-masing. Komunikasi antarbudaya yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Jember
terjadi hampir setiap hari, perbedaan budaya dan daerah menimbulkan perbedaan pula dalam
berkomunikasi. Komunikasi antarbudaya pada dasarnya merupakan komunikasi biasa, namun
yang mmembedakan adalah latar belakang budaya seseorang yang melakukan komunikasi
tersebut. Perspektif budaya dalam komunikasi seperti isyarat, bahasa, sikap kepercayaan,
watak, dan nilai atau proses perkembangan budaya adalah proses aktif yang dengan demikian
menegaskan keberadaannya dalam kehidupan sosial yang membutuhkan adaptasi dengan
kelompok-kelompok dari latar belakang yang berbeda dan budaya yang berbeda.

Hubungan antara komunikasi dan budaya sangat penting untuk dipahami, oleh karena
itu belajar komunikasi juga dapat dipengaruhi oleh perbedaan budaya. Komunikasi
antarbudaya tidak hanya terjadi dalam masyarakat namun juga terjadi di lembaga pendidikan,
salah satunya di kampus Universitas Muhammadiyah Jember, khususnya mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISPOL), terdiri dari beragam latar belakang sosial dan budaya,
yang didalamnya banyak hapir lebih banyak didominasi oleh mahasiswa suku madura, nanun
juga tidak sedikit mahasiswa pendatang yang membawa budaya dari tanah kelahiran mereka
contohnya seperti mahasiswa suku osing, Tujuan mahasiswa belajar di kampus Universitas
Muhammadiyah Jember adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pendidikan yang baik.
Didalam proses pekuliahan tersebut memiliki proses interaksi antara mahasiswa dengan suku
Madura sendiri maupun dengan bebrapa suku bangsa lainnya, salah satunya suku osing.
Interaksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi, namun interaksi baik secara
langsung maupun tidak langsung orang-orang dari latar belakang sosial budaya yang berbeda
sering mengalami kesalahpahaman ataupun penafsiran makna karena setiap orang memiliki
budaya yang berbeda, dalam konteks ini dapat mempengaruhi keefektifan komunikasi. 

B. Batasan dan Rumusan Masalah


Mengingat luasnya pembahasan mengenai miskomunikasi yang terjadi
ini,makapenulis membatasi penelitian ini hanya pada pola komunikasi mahasiswa suku osing
da mahasiswa suku madura.
Berdasarkan batasan masalah yang akan dibahas, mala penulis merumuskan masalah
tersebut sebagai berikut :
1. Bagaimana pola komunikasi yang dilakukan mahasiswa dari kalangan suku osing dengan
mahasiswa dari kalangan suku madura dalam kehidupan lingkungan didalam kampus ?
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat komunikasi yang terjadi antara
mahasiswa dari kalangan suku osing dengan mahasiswa dari kalangan suku madura ?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pola komunikasi yang dilakukan mahasiswa dari kalangan suku
osing dengan mahasiswa dari kalangan suku madura dalam kehidupan lingkungan
didalam kampus.
2. Untuk mengetahui faktor yang menjadi pendukung dan penghambat komunikasi yang
terjadi antara mahasiswa dari kalangan suku osing dengan mahasiswa dari kalangan
suku madura
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas atau menambah
wawasan penelitian komunikasi dan menambah pengetahuan dan pengalaman
ilmu mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jember.
2. Secara teoritis, untuk menerapkan dan mempraktikan ilmu yang didapat selama
menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jember, serta menambahkan wawasan peneliti
mengenai penelitian komunikasi antar budaya.
3. Secara praktis, menjadi bahan masukan atau reverensi dan ilmu kepada pembaca
yang tertarik pada komunikasi antar budaya serta meningkatkan pengetahuan
tentang proses adaptasi budaya yang terjadi di lingkungan masyarakat.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2. Hasil Penelitian Terdahulu

Peneletian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan.


Selain itu, untuk menghindari kesamaan penelitian dengan penelitian ini. Maka dalam kajian
ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai berikut :

Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. (2022), yang berjudul “Komunikasi Antarbudaya: Satu
Perspektif Multidimensi” , budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan. Budaya tidak
hanya menentukan siapa bicara siapa, tentang apa, dan bagaimana komunikasi berlangsung,
tetapi budaya juga turut menentukan orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk
pesan, dan kondisi untuk mengirim, memperhatikan, dan menafsirkannya. Sebenarnya
seluruh perbendaharaan perilaku kita sangat tergantung pada budaya kita dibesarkan.
Penulisan buku ini dimaksudkan sebagai bahan ajar dalam memenuhi kebutuhan referensi
yang terkait dengan studi tentang Komunikasi Antarbudaya. Penulisan buku ini sendiri
terinspirasi dari beberapa buku yang penulis baca dan gunakan sebagai materi dalam
mengajar. Kumpulan hondout ini pernah diterbitkan untuk kalangan terbatas oleh program
Studi llmu Komunikasi FISIP Untirta, tempat mengajar penulis, dengan cetakan yang sangat
sederhana.
Mesi Nuraeni, M. Izul Fikri Pratama, Risma Ananda(2021) “Pengaruh Perbedaan Budaya
Terhadap Perilaku Komunikasi Mahasiswa”, Penelitian ini berfokus pada mahasiswa
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Nusatara Bandung tentang perbedaan budaya
dalam perilaku komunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana siswa
beradaptasi dengan budaya perilaku komunikasi. Metode penelitian ini adalah metode
kualitatif. Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Islam Nusantara dengan mahasiswa
Fikom sebagai informan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara
dan observasi. Peserta adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Nusantara, Bandung. Perbedaan budaya sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam
berkomunikasi, namun perbedaan tersebut seharusnya tidak menjadikan kita sebagai individu
yang merasa paling benar karena dapat menyebabkan kegagalan dalam berkomunikasi.
sunarno sastro atmodjo (2021) “komunikasi antarbudaya”, buku ini diawali dengan
penjelasan pengetahuan tentang dasar-dasar komunikasi. dalam pengetahuan ini diuraikan
juga hal-hal mengenai pengertian komunikasi dan komunikasi antarbudaya serta jenis-jenis
komunikasi. pada jenis-jenis komunikasi dibedakan menjadi komunikasi langsung (direct
communication) dan komunikasi tidak langsung (indirect communication). buku ini diakhiri
dengan pembahasan yang berkenaan dengan komunikasi massa.
Prof.DR.Alo Liliweri,M.S. (2021) “Konfigurasi Dasar Teori-Teori Komunikasi Antar
Budaya”, buku ini meyakinkan kita bahwa pada saat ini ilmu komunikasi tidak hanya bicara
soal media massa dan media sosial yang didukung teknologi informasi lalu mengabaikan
operasi semua teknologi itu dalam konteks komunikasi antar dan lintas budaya umat manusia.
N. Opi Prathita Sari, and T. Rahardjo,(2019) "Akomodasi Komunikasi Antarbudaya (Etnis Jawa Dengan
Etnis Minang),"  Penelitian ini betujuan untuk mengetahui apa saja kendala yang
dialami saat berinteraksi serta bentuk upaya yang dilakukan stranger Dan host
culture dalam mengakomodasikan satu sama lain. Penelitian ini menggunakan
pendekatan fenomenologi yang digunakan unuk memahami suatu fenomena berdasarkan
perspektif informan, hal ini yang berkaitan dengan interaksi yang berlangsung antara etnis
Minang dan etnis Jawa dengan fokus utama akomodasi satu sama lain. Teori yang
digunakan adalah Teori Akomodasi Komunikasi dan Teori Adaptasi Interaksi yang
berfungsi untuk menjelaskan bagaimana dalam berinteraksi kita melakukan penyesuaian-
penyesuain yang dilakukan secara tidak sadar dengan tujuan dapat mengakomdasikan
lawan bicara. Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam yang
digunakan kepada empat informan berlatar belakang budaya Minang dan empat informan
berlatar belakang budaya Jawa.

Anda mungkin juga menyukai