Anda di halaman 1dari 12

PERSEPSI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI MENGENAI

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

( Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi


Mengenai Komunikasi Antar Budaya )
(Nazwa Fitria Rahmadani)

222050463,Ilmu Komunikasi, Universitas Pasundan

e-mail : nazwafitria553@gmail.com

ABSTRACT

This article aims to find out students’ perceptions of intercultural communication, as well as
what difficulties students from different cultures experience. Intercultural communication is
communication between people of different cultures (both in terms of race, ethnicity and socio-
economic comparison). Intercultural communication is not easy to do, because there are several
challenges. When people from different cultural backgrounds talk to each other, this is known
as intercultural communication. These differences can cause problems such as culture shock.
Challenges are formed due to cultural pluralism, both in terms of race, ethnicity, language and
religion. This research uses a qualitative descriptive case study method, so this research
describes the actual situation with a focus on revealing facts about intercultural communication
among Unpas Social Sciences students. Through in-depth analysis and empirical studies, this
article concludes that differences among students can bring challenges due to cultural diversity,
whether in terms of race, ethnicity, language or religion.

Keyword : communication, pluralism, culture.

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap komunikasi antarbudaya,
serta kesulitan maupun tantangan apa yang dialami mahasiswa dari budaya yang berbeda.
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dari
segi ras, suku, dan perbandingan sosial ekonomi). Komunikasi antarbudaya bukanlah hal yang
mudah untuk dilakukan, karena terdapat beberapa tantangan. Ketika orang-orang dari latar
belakang budaya yang berbeda berbicara satu sama lain, ini dikenal sebagai komunikasi antar
budaya. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan permasalahan seperti gegar budaya. Tantangan
terbentuk akibat pluralisme budaya, baik dari segi ras, suku, bahasa, dan agama. Penelitian ini
menggunakan metode studi kasus deskriptif kualitatif, sehingga penelitian ini menggambarkan
keadaan sebenarnya dengan fokus mengungkap fakta tentang komunikasi antarbudaya pada
mahasiswa IPS Unpas. Melalui analisis mendalam dan kajian empiris, artikel ini menyimpulkan
bahwa perbedaan di kalangan mahasiswa dapat membawa tantangan karena adanya keragaman
budaya, baik dari segi ras, suku, bahasa, atau agama.

Kata kunci : komunikasi, pluralisme, budaya.


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi antar budaya yaitu proses komunikasi yang melibatkan orang-orang


yang berasal dari latar belakang sosial yang berbeda. Dalam keadaan ini
komunikator dan komunikan sering di hadapkan kepada kesalahan penafsiran pesan,
karena masing-masing individu memiliki budaya yang berbeda, karenanya ikut
menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita
yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-
masing budaya. Dalam komunikasi antarbudaya menggunakan komunikasi verbal
(bahasa) yaitu lambang terpenting yang dapat disampaikan secara langsung dengan
berbicara ataupun tertulis, bahasa merupakan sarana dalam melakukan interaksi
untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita. Perbedaan persepsi tentang
suatu hal dapat disepakati bersama dengan menggunakan sarana bahasa dan bahasa
hanya dapat digunakan bila ada kesepakatan diantara pengguna bahasa.

Perubahan budaya semakin cepat berkembang baik dalam bahasa yang


digunakan sehari-hari khususnya di kalangan mahasiswa. Hal ini terjadi karena
banyaknya mahasiswa yang berbeda bahasa dan budaya menempuh pendidikan di
Universitas Pasundan yang notabennya berbahasa dan budaya sunda. Ketika orang-
orang dari latar belakang budaya berbicara satu sama lain, ini di kenal sebagai
komunikasi antar budaya. Komunikasi antar budaya ialah komunikasi antar orang-
orang yang berbeda budaya (baik dalam makna ras, etnik, suku dan agama). Dalam
proses komunikasi tersebut bertujuan untuk saling mencapai pengertian antara pihak
yang terlibat dalam proses komunikasi.

Komunikasi antar budaya tidak dengan mudah dilakukan, karena terdapat


beberapa tantangan. Perbedaan yang terjadi tersebut dapat menimbulkan masalah
seperti culture shock. Tantangan ini terbentuk akibat adanya karakteristik budaya,
baik dari ras, suku, bahasa maupun agama. Terjadinya kesalahan penafsiran pesan
tersebut adalah salah satunya dapat dipengaruhi oleh adanya keanekaragaman yang
masing-masing masih memegang erat budayanya. Diakui atau tidak perbedaan latar
belakang budaya bisa membuat seseorang menjadi sangat kaku dalam melakukan
proses interaksi dan komunikasi. Latar belakang suatu budaya pada umumnya
memengaruhi bagaimana cara berinteraksi seseorang, yang kemudian ikut
menentukan tujuan hidup yang berbeda. Selain itu juga menentukan cara
berkomunikasi yang berbeda karena dipengaruhi oleh bahasa, aturan, dan norma
yang ada pada masing-masing budaya tersebut.
Oleh karena itu, hambatan komunikasi antar budaya juga dapat diatasi salah
satunya dengan mengakui dan menghargai perbedaan yang ada. Hal ini sangat
penting karena pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berbeda-beda. Tidak
ada seorangpun yang mampu menolak kapan dan dimana ia dilahirkan, agama yang
dianut, latar belakang budaya, dan lain sebagainya. Perbedaan semacamnya hendak
dijadikan sebagai alasan untuk terus membina hubungan baik bukan menjadikan
sebagai alasan untuk menghakimi orang lain.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penting


sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap tantangan komunikasi antar


budaya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap
kesulitan komunikasi antar budaya di lingkungan kampus.
3. Bagaimana pengalaman mahasiswa dalam berinteraksi dengan setiap
individu dari budaya yang berbeda.

1.3 Tujuan penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, penulis dapat memberitahuka
tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Menganalisis secara mendalam persepsi mahasiswa terhadap tantangan


bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kualitas interaksi
antar budaya di lingkungan kampus.
2. Merekomendasikan dan merumuskan strategi pendidikan yang dapat
membantu mahasiswa mengatasi tantangan ini dengan lebih efektif.
1.4 Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini memberikan sebagai berikut:

1. Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa


akan pentingnya komunikasi antar budaya dan mengidentifikasikan
masalah-masalah yang ada.
2. Memberikan pengertian dan kerja sama yang lebih baik antara individu
dari berbagai latar belakang budaya.
3. Membantu mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan
yang lebih efektif untuk memperbaiki keterampilan komunikasi antar
budaya mahasiswa.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif kualitatif.


Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah pendekatan penelitian yang bertujuan
untuk memahami dan menjelaskan suatu fenomena dengan mendalam tanpa
melibatkan pengukuran numerik dan statistik.

Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode


penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara
trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, pendekatan
kuaitatif adalah prosedur penelitian data deskriptif berupa kata-kata tertuis atau lisan
dari orang orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif berfokus pada
fenomena sosial, pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan.

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk memahami


fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, minat, motivasi dan tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
bahasa.

HASIL DAN DISKUSI

Dari hasil penulis melakukan wawancara dan observasi yang penulis lakukan
kepada sejumlah mahasiswa ilmu komunikasi yang memiliki perbedaan dari segi
budaya, bahasa, gaya hidup, adat istiadat, dari salah satu perbedaan yang sangat
terlihat yaitu bahasa dimana bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi sangat
berbeda sehingga menjadi faktor hambatan bagi mahasiswa berkomunikasi di
lingkungan kampus.

Pada sub bab ini penelitian akan memaparkan hasil wawancara dengan 10
informan. Dari beberapa data yang di kumpulkan kemudian diolah secara sistematis
menurut tata urutan yang telah ditetapkan pada metode penelitian sebelumnya.
Informan menggunakah nama samaran yaitu, informan DN, informan NA, informan
FB, informan KM, informan AL, informan RI, informan RN, informan MS,
informan KK, informan NU.

Setelah penulis melakukan observasi dan wawancara dengan 10minforman yang


merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Pasundan. Dalam
mengetahui persepsi mahasiswa mengenai komunikasi antar budaya, Komunikasi
menjadi salah satu aspek terpenting dalam membangun suatu hubungan antar
budaya. Dengan komunikasi yang baik akan muncul rasa saling menghargai
perbedaan budaya yang ada.

Dibawah ini merupakan hasil wawancara dan observasi dari sepuluh sumber
informan mengenai pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan penelitian. Pertanyaan-
pertanyaan peneliti kepada informan:

1. Bagaimana anda menghadapi tantang komunikasi antar budaya di kehidupan


sehari-hari?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi anda terhadap kesulitan komunikasi
antar budaya dilingkungan kampus?
3. Bagaimana pengalaman anda dalam berinteraksi dengan setiap individu dari
budaya yang berbeda
Jawaban dari informan:

 Informan DN
1. Menurut saya, berkomunikasi dengan kerabat di kampus yang berbeda
latar belakang daerah, adat, budaya serta agama cukup sulit. Bahasa yang
digunakan cukup menjadi tantangan sehingga tidak mudah
berkomunikasi.
2. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi tantangan berkomunikasi di
lingkungan mahasiswa, antara lain adalah perbedaan penggunaan bahasa
di setiap asal daerahnya. Bahasa yang digunakan di Pulau Jawa sudah
jelas berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh mahasiswa yang
berasal dari Pulau Sumatera, Kalimantan maupun daerah lainnya.
Perbedaan latar belakang adat serta budaya pada setiap mahasiswa juga
menjadi tantangan, pasalnya Indonesia memiliki kemajemukan budaya
yang sangat beragam sehingga perbedaan adat serta budaya sangat
terlihat di lingkup kampus.
3. Saya pernah memiliki teman kampus yang berasal dari Batam,
sedangkan saya berasal dari Bekasi yang notabene nya latar belakang
budaya serta adat nya sudah sangat jauh berbeda. Penyesuaian
komunikasi sangat diperlukan pada lingkup kampus karena sudah
seharusnya kita menyesuaikan bahasa yang kita pakai dengan kerabat
kita. Kita tidak bisa memaksakan budaya dan adat yang terdapat pada
daerah asal kita pada daerah rantauan kita, karena mungkin akan sangat
jauh berbeda. Jadi, sudah seharusnya kita menyesuaikan bahasa, budaya
serta adat kita pada daerah rantauan sebagai bentuk penghargaan kita
terhadap daerah tersebut.
 Informan NA
1. Menurut presepsi saya, tantangan komunikasi antar budaya di kehidupan
sehari hari itu bisa menjadi sangat menarik dan menyulitkan. Menarik
karena unsur kebudayaan yang kental, dan sulit karena adanya
missunderstanding antara kedua belah pihak.
2. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan saya dalam
berkomunikasi. Seperti, adanya beberapa kata dalam bahasa daerah yang
berbeda di setiap daerahnya, serta adanya beberapa kebiasaan-kebiasaan
yang berbeda dan membuat saya sedikit sulit untuk menerima beberapa
hal itu.
3. Saya pribadi terkadang cukup kesulitan saat berinteraksi dengan rekan
yang berasal dari budaya yg berbeda. Tapi sejauh ini kesulitan saya dapat
saya tangani dengan baik.
 Informan FB
1. Menurut persepsi saya, tantangan yang saya rasakan dalam
berkomunikasi antar budaya dalam kehidupan sehari-hari ini lumayan
susah. Hal ini dikarenakan saya yang bukan orang sunda asli harus bisa
mengerti bahasa yang dipakai oleh kebanyakan orang disekitar saya saat
ini. Misalnya teman-teman dikelas, orang yang berjualan, bahkan
beberapa dosen biasanya masih menggunakan bahasa sunda saat
menjelaskan materi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi saya terhadap kesulitan komunikasi
antar budaya dilingkungan kampus ini yaitu, Perbedaan bahasa yang
dimana setiap bahasa yang diucapkan mungkin saja dapat memiliki arti
yang berbeda. Bahasa sunda memiliki bahasa halus dan kasar dimana hal
ini juga dapat menjadi faktor yang menyulitkan untuk berkomunikasi
karena bisa saja saya yang bukan orang asli sunda ini menggunakan
bahasa sunda yang kasar kepada yang lebih tua dan itu membuat saya
terlihat kurang sopan.
3. Berdasarkan pengalaman saya, pada saat di awal perkuliahan saya
lumayan susah untuk berinteraksi dengan individu dari budaya berbeda
misalnya teman saya dari bandung dan saya dari belitung. Kalau teman
saya berbicara menggunakan bahasa sunda saya hanya diam dikarenakan
tidak mengerti apa yang dibicarakan. Lama kelamaan saya belajar dan
lumayan memahami bahasa sunda. Tapi saya lebih menyuruh teman saya
untuk tetap memakai bahasa indonesia untuk berkomunikasi agar pesan
yang di sampaikan bisa tersampaikan dengan baik dan benar.
 Informan KM
1. Menurut saya, mungkin beberapa mahasiswa mengalami komunikasi
antar budaya dengan mahasiswa yang lain, karena pasti saling berbeda
budayanya. Ada yang mungkin senang berkomunikasi dengan budaya
yang lain karena menambah wawasan baru dan juga kita dapat
memahami budaya orang lain. Ada juga yang tidak senang karena
merasa cemas, ga nyaman, dan khawatir takut ada kesalahan
berkomunikasi seperti konflik antar budaya.
2. Menurut saya, yaitu faktor bahasa, kebiasaan, kultur & budaya. Karena,
perbedaan budaya antar mahasiswa sehingga menjadi kesulitan dalam
berkomunikasi dengan mahasiswa lain yang berbeda budayanya.
3. Kalo pengalaman saya sendiri ketika berinteraksi dengan budaya lain,
seperti saya yang dari betawi bertemu dengan teman yang sunda,
memiliki kesulitan berkomunikasi dikarenakan berbedanya bahasa, jadi
agak sulit berkomunikasinya. Tapi lama kelamaan akan paham dan
menambah wawasan baru dari kedua bahasa yang memiliki arti sama
tapi berbeda penyebutannya dalam budaya / bahasa lain. Dengan
berbedanya budaya, saya juga menjadi lebih menghargai perbedaan-
perbedaan. Sehingga membantu saya meningkatkan kemampuan
komunikasi antar budaya dan membangun hubungan yang lebih baik
dengan mahasiswa yang budayanya berbeda juga.
 Informan MS
1. Menurut saya tantangan dalam berkomunikasi pasti ada di lingkungan
masyarakat khususnya di lingkup mahasiswa. Karena keberagaman
budaya membuat tantangan bahkan sulitnya berkomunikasi antarbudaya
di lingkungan mahasiswa.
2. Sebenernya sih banyak ya faktor yang mempengaruhi contohnya sih
bahasa ya. Karena kalo asal daerah nya berbeda kan otomatis bahasa
yang digunakan juga berbeda, jadi menurut saya itu merupakan faktor
yang cukup mempengaruhi tantangan berkomunikasi di lingkup
mahasiswa.
3. Dari pengalaman saya sih, saya pernah memiliki teman yang asal
daerahnya dari Medan sedangkan saya berasal dari Bogor. Karena bahasa
sama budaya nya kan juga udah beda ya jadi ya kayak susah aja gitu buat
ngobrol karena udah beda latar belakang budayanya. Itu satu gambaran
yang menurut saya sudah sulit berkomunikasi antarbudaya pada
lingkungan kampus.
 Informan KK
1. Menurut aku sih soal tantangan komunikasi antarbudaya pasti terjadi di
kehidupan sehari hari. Karena kan sekarang juga lingkup nya udah
lingkup kampus yang lebih terlihat gitu perbedaan antarbudaya nya. Jadi
harus lebih menyesuaikan aja sih kalo mau berkomunikasi.
2. Kalo faktor buat aku sih paling kayak bahasa yang digunain buat ngobrol
aja sih. Jadi semisal mau ngobrol sama orang yang berasal dari daerah
yang budaya nya berbeda sama budaya gue, gue harus lebih
memperhatiin bahasa yang gue pake. Soalnya intonasi ngobrol dari
berbagai daerah kan beda beda ya, harus lebih hati hati disitu aja sih
takut tersinggung aja nanti lawan bicaranya.
3. Ohh aku pernah punya temen pas aku kuliah yang asal daerahnya dari
Bandung. Secara kan kalo di Bandung tuh bahasa dan sifatnya rata rata
sopan dan lembut gitu yaa, Sedangkan aku asal daerahnya aja dari
Medan yang udah jelas jelas bahasa sama intonasi suara yang dipake aja
udah beda. Jadi harus lebih hati hati sih soal penggunaan bahasa sama
intonasi pas ngomongnya takutnya temen gue ngerasanya gimana
gimana kan repot juga
 Informan RN
1. menurut saya mungkin akan terasa sulit dipahami dari segi pemahaman
pesan yang ingin disampaikan apalagi faktanya indonesia memiliki
beragam budaya dan suku tetapi dengan adanya bahasa persatuan yaitu
bahasa indonesia jadi tentunya lebih mempermudah setiap warga negara
untuk saling berkomunikasi asalkan adanya penerapan toleransi akan
setiap perbedaan tersebut
2. yang pertama mungkin karena kurangnya rasa toleransi terhadap budaya
satu sama lain, dimana suku asli dari suatu daerah pasti memiliki rasa
kepercayaan diri lebih tinggi untuk menggunakan bahasa suku nya, lalu
biasanya tidak banyak yang mudah peka antar lawan bicara dikampus
jadi sedikit bentrok dari penggunaan bahasa daerah tiap mahasiswa, ada
juga beberapa orang yang kurang menerima akan masuknya beberapa
budaya baru. Jadi untuk mahasiswa lainnya yang berasal dari luar
daerah/ kota lain pasti akan merasa sedikit tertekan untuk mempelajari
bahasa daerah tempat tinggal mereka sekarang.
3. Biasanya, kalau saya pribadi akan lebih mencoba untuk menerima
perbedaan budaya yang ada, tidak menjadikan hambatan sebenarnya buat
saya untuk berteman dan berinteraksi sama siapapun karena menurut
saya walaupun sedikit sulit untuk dapat berinteraksi di awal namun akan
terasa nyaman ketika perbedaan itu memang sudah diterima dengan baik
oleh setiap orang.
 Informan KK
1. Menurut saya tantangannya adalah dari perbedaan makna. Karna ketika
ada perbedaan antar budaya tersebut dapat menimbulkan pemaknaan
yang berbeda.
2. Biasanya orang-orang mau berkomunikasi antar budaya dengan orang
yang memiliki kesamaan denganya. Sehingga jika adanya perbedaan,
terutama yang perbedaannya cukup besar biasanya menjadi hambatan
3. Saya pribadi pernah berkomunikasi dengan teman dari agama yang
berbeda. Ketika berkomunikasi, saya dan teman saya berbagi ilmu
tentang agama kami masing-masing, dan ketika itu kamu menghargai
perbedaan dan mengambil sisi positif nya dari apa yang kami bicarakan
 Informan NU
1. Menurut saya, banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi
tantangan berkomunikasi antarbudaya. Salah satu contohnya adalah
dengan saling menghargai perbedaan bahasa dan perbedaan latar
belakang budaya.
2. Rata-rata sih yang menyebabkan sulitnya berkomunikasi antarbudaya ada
di penggunaan bahasanya. Ga jarang juga perbedaan etnis serta agama
yang membuatnya makin susah berkomunikasi.
3. Se pengalaman saya, saya pernah berkomunikasi dengan teman kampus
saya yang berbeda agama. Saya ngerasa agak kesulitan berkomunikasi
sih karena perbedaan tersebut. Tapi jadi bisa belajar untuk lebih toleransi
antar umat beragama.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Komunikasi antar budaya adalah subjek yang mempengaruhi mahasiswa di


lingkungan kampus. Banyak mahasiswa memiliki kesadaran akan pentingnya
komunikasi antar budaya. Serta mahasiswa memiliki pemahaman yang bervariasi
mengenai tantangan dalam komunikasi antar budaya.

Kesadaran akan perbedaan budaya sangat penting, kesadaran dan pemahaman


tentang perbedaan budaya adalah langkah pertama dalam mengatasi tantangan
komunikasi antar budaya. Dalam dunia yang semakin multikultural, komunikasi
antar budaya adalah keterampilan yang sangat berharga, yang membantu
membangun hubungan yang positif, memecahkan masalah, dan mencapai
pemahaman yang lebih baik di antara individu dan kelompok budaya yang berbeda.

Saran

Saran dari penulis mengenai artikel ini adalah kesadaran akan perbedaan budaya
baik dalam segi ras, suku, etnik, bahasa, dan agama sangat penting. Kesadaran dan
pemahaman tentang perbedaan budaya adalah sebuah langkah awal dalam
mengatasi tantangan komunikasi antar budaya. Banyak mahasiswa yang memiliki
pemahaman serta kesadaran yang tinggi mengenai tantangan dalam berkomunikasi
dan tidak banyak juga mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang cara
berkomunikasi antar budaya yang berbeda. Serta kesamaan makna diperlukan dalam
berlangsungnya komunikasi antar budaya baik secara langsung maupun melalui
media sosial sehingga tidak mengalami hambatan dalam mencapai komunikasi yang
efektif.`
Ucapan Terima Kasih

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat, rahmat dan karunia serta mukzizat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
artikel ini dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI
MENGENAI TANTANGAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA”.

Dalam penyusunan arikel ini penulis menyadari artikel ini masih jauh dari kata
sempurna, karena didalamnya masih terdapat kekurangan-kekurangan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis baik dalam segi kemampuan,
pengetahuan serta pengalaman penulis. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun agar dalam penyusunan karya tulis selanjutnya dapat
menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai