BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
selalu berinteraksi dengan orang tertentu yang berasal dari latar belakang
terjadi bila makna diberikan kepada suatu perilaku dengan begitu konsep
hubungan perilaku sadar atau tidak sadar dan sengaja atau tidak sengaja
lainnya.
perspektif islam, terjadi pada semua kalangan, tidak memandang usia, ras,
Terjemahnya :
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal” (QS Al Hujuraat ayat 43 :).
dan merasa diri lebih tinggi dari yang lain, bukan saja antar satu bangsa,
bahwa semua manusia derajat kemanusiannya sama di sisi Allah, tidak ada
perbedaan antara satu suku dengan yang lain. Ayat tersebut pun dapat
Pada hakekatnya Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau ini
memiliki satu bahasa resmi (nasional) yakni bahasa indonesia, terdapat lebih
ketika terdapat berbagai etnik pendatang yang berada di salah satu wilayah
etnik lokal yang ada. Berdasarkan hal itu, komunikasi antar budaya
merupakan hal yang tidak dapat dihindari untuk terjadi dalam kehidupan
manusia sehari-hari.
Pada umum nya orang bugis mayoritas merantau dan menjadi tujuan
memperoleh penghidupan yang lebih baik, hal yang pertama di tinjau adalah
sanak keluarga atau teman yang lebih dulu bermukim di perantauan. Hal ini
penyelesaian masalah.
dimana ketika orang bugis berbicara keras dan lantang kepada suku dayak,
mereka akan menganggap orang dari suku bugis sedang marah serta tidak
bisa berbicara dengan intonasi yang pelan. Namun suku Bugis menganggap
kelompok yang kemudian pada akhirnya suku dayak bisa menerima budaya
B. Rumusan Masalah
kalimantan utara
C. Tujuan Penelitian
utara.
kalimantan utara.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
studi Ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas
muhammadiyah makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
dari pada itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini.
antara orang-orang dari kultur yang berbeda, yakni antara orang-orang yang
(Devito, 2011).
kelompok yang memiliki asal-usul bahasa dan budaya yang berbeda (Rasul,
2016).
atau simbol. Sedangkan budaya berasal dari kata buddhi, yang artinya budi
atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan budi atau
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak hidup sendiri, esensi ini
kebudayaan tidak sekedar dua kata, tetapi dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Budaya dan komunikasi berintraksi secara erat dan dinamis, akan
2015).
yang dilakukan dalam situasi dan kondisi yang berbeda. hal ini sejalan seperti
yang dilakukan oleh (Desideria , 2011), bahwa setiap intraksi antar manusia
selalu di pengaruhi oleh drajat budaya, sosial dan fisikal, dimana intraksi itu
dari studi komunikasi lain nya adalah drajat perbedaan latar belakang
gagasan, atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang budaya.
Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga
12
melalui bahasa tubuh, gaya, tampilan pribadi, ataupun bantuan hal lain
sekedar dua kata, tetapi dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Budaya itu
sendiri adalah sesuatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
pribadi di antar dua orang berbeda latar belakang budaya melalui pertukaran
pesan-pesan yang disampaikan secera verbal (lisan dan tertulis) maupun non-
sebut sebagai hal-hal yang secara tidak langsung menjadi hambatan yang
a) Andaian kesamaan
kepercayaan, dan sikap di sekeliling kita adalah sangat berbeda antara budaya
satu dengan yang lain. Oleh karena tidak adanya satu tolak ukur yang dapat
tahu perihal apa saja yang berhubung kait dengan makna-makna persepsi dan
b) Perbedaan bahasa
hanya memperhatikan satu makna saja dari satu kata atau frasa yang ada pada
yang berbeda pula. Mereka melihat, mendengar, dan merasakan hanya pada
muncul karena ia telah ditanamkan dengan kuat sebagai mitos atau kebenaran
atau menolak pernyataan dan tindakan dari orang atau kelompok lain,
sebelum memahami pikiran dan perasaan yang disampaikan oleh orang itu
f) Kecemasan Tinggi
termasuk rasa khawatir atau cemas ketika berinteraksi dengan individu dari
D. Budaya
Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak
dimiliki oleh sebagian orang yang lainnya melainkan budaya dimiliki oleh
seluruh manusia dan dengan demikian seharusnya budaya menjadi salah satu
sekelompok besar orang dari generasi kegenerasi melalui usaha individu dan
terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk prilaku tertentu sebagai makna
Budaya sebagai sebuah nilai atau praktik sosial yang berlaku dan
nilai yang datang akibat interaksi antarmanusia di suatu daerah atau Negara
tertentu. Budaya inilah yang menjadi pedoman dasar bahkan bisa menjadi rel
Dengan kata lain budaya adalah dunia yang dibuat bermakna; sesuatu
kita. Budaya mendefinisikan realitas kita sehingga membentuk hal yang kita
Budaya adalah teradisi dan gaya hidup yang di pelajari dan didapatkan
secara social oleh anggota dalam suatu masyarakat, termasuk cara berfikir,
2012).
17
Budaya ialah sebagai sebuah nilai atau praktik sosial yang berlaku dan
nilai yang datang akibat interaksi antarmanusia di suatu daerah atau Negara
tertentu. Budaya inilah yang menjadi pedoman dasar bahkan bisa menjadi rel
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan
E. Adaptasi Budaya
Setiap individu yang hidup dalam lingkungan baru akan melalui masa
yakni upaya penyesuaian diri terhadap lingkungan termasuk budaya yang ada
yang baru tersebut. Maka dari itu adaptasi merupakan proses mengalami
dengan lingkungan yang baru untuk dapat tetap hidup dengan baik. (Andini,
2019).
Istilah adaptasi diadopsi dari istilah dalam ilmu biologi, yang berarti
suatu proses ketika makluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan alam
diri dengan kepentingan yang berbeda dalam situasi tertentu (Yulianti, 2019).
persuasi, seperti halnya pendidikan yang dilakukan oleh keluarga, gereja, dan
yang orang lain anggap perlu. Seseorang akan lebih mudah dan seutuhnya
1. Internalisasi
emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya, waktu dari hari ke hari dalam
2). Sosialisasi
hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala
3). Enkulturasi
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma
dan peraturan yang hidup dalam kehidupannya. Sejak kecil proses ini sudah
4). Defusi
unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu
unsur baru kepada suatu masyarakat, penerimaan unsur baru. dan proses
integrasi.
21
G. kulturasi Budaya
kebudayaan asing yang masuk dan kebudayaan itu di terima serta diolah oleh
sistem pendidikian yang maju dan mengejarkan seseorang untuk lebih berfikir
ilmiah dan objektif, keniginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal
culture contact) ini semua menyangkut konsep mengenai proses sosial yang
unsur asing itu lambat-laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri
ingris, yaitu dari kata acculturation yang berarti penyesuaian diri. Dalam
pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling
unsur kebudyaan asing, dan sebagian menolak pengaruh tersebut (Dr. Sofyan
(Muhammad, 2017).
H. Etnik
dapat dibedakan dari kesatuan yang lain berdasarkan akar dan identitas
manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas tadi sering kali dikuatkan
ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada nilai sistem kebudayaan
(adrian, 2012).
1. Etnik bugis
Masyarakat Etnis Bugis atau suku Bugis adalah suku yang tergolong
kedalam sukusuku Melayu Deutero. Kata bugis berasal dari kata To Ugi,
yang artinya yaitu orang Bugis. Penamaan Ugi merujuk pada raja pertama
23
pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan
populasi suku bugis sebanyak sekitar enam juta jiwa telah tersebar di
Brunei, Thailand dan masih banyak lagi. Suku Bugis juga merantau ke
2. Etnik Dayak
antaranya disebut dengan Suku Banjar dan Suku Kutai. Terdapat beragam
berasal dari kata aja, sebuah kata dari bahasa melayu yang berarti asli atau
pribumi. Dia juga yakin bahwa kata itu mungkin berasal dari sebuah istilah
dari bahasa jawa tengah yang berarti perilaku yang tak sesuai atau yang tak
Suku ini merupakan suku asli Kalimantan, yang mana dulu perna memiliki
domba dari pihak Belanda. Suku Tidung juga merupakan suku anak Negri
Suku Dayak Tidung adalah salah satu suku asli Nunukan yang
Dayak. Hal ini berbeda dengan suku-suku lainnya yang telah memeluk
sebagai keturunan Dayak. Ada juga yang disebut dengan Tidung Ulun
Muhammad Yamin Sani dan Rismawati Ibon, ada 3 versi asal mula suku
Tidung.
25
Tidung meyakini bahwa nenek moyang mereka berasal dari daratan Asia
Selatan.
menyatakan suku Tidung adalah Dayak pantai yang berasal dari daerah
Pulau Sebatik sebagian besar dari Nunukan, disebut sebagai Ulun Pagun
I. Kerangka Pikir
teori identitas etnik untuk melihat perubahan yang terjadi selama proses
pada akhirnya mencapai puncak pembaharuan budaya dari kedua etnik yang
R&D, 2009).
27
J. Fokus Penelitian
K. Deskripsi Fokus
penelitian ini, maka deskripsi fokus penelitian merupakan uraian lebih lanjut
2). Internalisasi
masyarakat lokal. Dalam hal ini para pendatang baru mempelajari bahasa
dan dialek masyarakat setempat untuk berkomunikasi dengan baik. Hal ini
3). Sosialisasi
setempat.
4).Enkulturasi
5).Difusi
29
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
gambaran lebih jauh terkait dengan hal tersebut secara objektif, maka pada
R&D., 2015)
2. Tipe penelitian
permasalahan yang terjadi pada fokus dan lokus kajian penelitian yang
C. Informan Penelitian
atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan dan
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D., 2015) Berikut ini tabel rencana
1 Tokoh masyarakat 2
2 Masyarakat 2
3 Tokoh pemuda 2
1. Observasi
menganalisa secara sistematis terhadap gejala atau objek yang akan diteliti.
berlangsung.
2. Wawancara
3. Dokumentasi
peristiwa yang sesuai dalam konteks sosial yang lebih relevan dengan
atau foto. Dokumentasi tertulis dapat berupa riwayat hidup, biografi, karya
tulis dan cerita. Selain itu, ada sumber budaya atau karya seni yang
Milesn dan Huberman (Sugiyono, 2015) yang terdiri dari pengumpulan data,
a. Pengumpulan data
dalam kegiatan ini, penulis mereduksi yang masih bersifat verpasif dan
relevan, dan menfocuskan pada hal-hal penting dalam tema atau polanya
d. Conclusion Drawing/Verification
Keabsahan data akan menjadi titik awal untuk hasil tertulis yang
luar datas itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap
tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
berbeda. Hal ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut (Moleong, 2007):
berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA
adrian, F. (2012). Identitas Etnis Dalam Pemilihan Kepala Daerah. Skripsi, 19.
Dr. Sofyan A.P. Kau, M.Ag., D. (2019). Akulturasi Islam Dan Budaya Lokal .
Malang: PT. Cita Intrans Selaras.
Humairah, W. (2021). Pola Adaptasi Sosial Etnis Bugis Dengan Etnis Berau.
Skripsi, 12.
Ismail Suardi Wekke, d. (2021). Akulturasi Islam Dan Budaya Lokal Dalam
Perkawinan Masyarakat Sulawesi Utara Dan Gorontalo. Yogyakarta:
Samudra Biru (Anggota IKAPI).
K, I. D. (2018). Intraksi Sosal Etnis Lokal Dan Etnis Tionghoa Dalam Pencegahan
Konflik Di Kota Makassar. Skripsi, 33.
37
Misnayanti. (2016). Akulturasi Budaya Lokal dan Budaya Islam Dalam Adat
Pernikahan Masyarakat Desa Keladi Kecamatan Suli Barat Kabupaten
Luwu. Skripsi, 10.
Muharrorah, F. (2021, Mei 06). Asal Usul dan Kebudayaan Suku Tidung dari
Kalimantan Utara. Retrieved from Detikedu.com:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5559299/asal-usul-dan-
kebudayaan-suku-tidung-dari-kalimantan-utara.