Anda di halaman 1dari 20

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN ADAT ISTIADAT

DAN BAHASA
Dosen : Siti Arluna S. Sos, MM

PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI


ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )
SETIH SETIO MUARA BUNGO
LATAR
LATARBELAKANG
BELAKANG
Budaya merupakan suatu hal yang di hasilkan masyarakat dari
kebiasaan-kebiasaan yang akhirnya mengkrisatal atau mendarah
daging.
Dalam perspektif antropologi “kebudayaan” adalah seluruh sistem
gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang di jadikan milik dari manusia dengan belajar.
Dalam buku kebudayaan mentalitas dan pembangunan juga di
sebutkan konsep budaya dalam arti luas yaitu seluruh total pikiran,
karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada nalurinya,
dan karena itu hanya di cetuskan oleh manusia yang sesudah suatu
proses belajar
TUJUAN

Tujuan umum Tujuan khusus


1. memahami 1. untuk dapat saling
faktor-faktor memahami perbedaan
penyebab perbedaan adat istiadat dan
adat istiadat dan bahasa
bahasa 2. untuk dapat
2. mengetahui apa membedakan adat
saja adat istiadat dan bahasa disekitar
dan bahasa di kita
sekitar kita 3.Untuk mengetahui
kebudayaan-
kebudayaan manusia
Rumusan Masalah
Apa saja Faktor Pembentuk
Keberagaman Budaya?
Bagaimana Manfaat Keberagaman
Budaya di Indonesia ?

Apa sajakah Contoh Keberagaman


Budaya Lokal di Masyarakat Setempat?

Apa itu Keberagaman Bahasa?


MANFAAT

Hasil penulisan makalah ini di harapkan mempunyai


teoritis dan manfaat praktis bagi teman-teman mahasiswa
agar dapat meningkatkan pemahaman tentang
materiFaktor-faktor penyebab perbedaan adat istiadat.
Sedangkan untuk penyusun sendiri adalah untuk
meningkatkan pemahaman sekaligus juga sebagai salah
satu syarat penilaian pada mata kuliah Pengantar Ilmu
antropologi
TINJAUAN TEORI
Adat istiadat
1. Adat istiadat adalah segala dalil dan ajaran mengenai bagaimana
orang bertingkah-laku dalam masyarakat. Rumusannya sangat abstrak,
karena itu memerlukan usaha untuk memahami dan merincinya lebih
lanjut. Adat dalam pengertian ini berfungsi sebagai dasar pembanguan
hukum adat positif yang lain. Adat istiadat yang lebih nyata yang
menjadi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
(Mohammad Daud Ali, 1999: 196).
2. Menurut Soleman B. Taneko (1987: 12), adat istiadat dalam ilmu
hukum ada perbedaan antara adat istiadat dan hukum adat. Suatu adat
istiadat yang hidup (menjadi tradisi) dalam masyarakat dapat berubah
dan diakui sebagai peraturan hukum (hukum adat).Adat istiadat juga
mempunyai akibat-akibat apabila dilanggar oleh masyarakat, dimana
adat istiadat tersebut berlaku.
3. Adat istiadat tersebut bersifat tidak tertulis dan terpelihara turun temurun,
sehingga mengakar dalam masyarakat, meskipun adat tersebut tercemar
oleh kepercayaan (ajaran) nenek moyang, yaitu Animisme dan Dinamisme
serta agama yang lain. Dengan demikian adat tersebut akan mempengaruhi
bentuk keyakinan sebagian masyarakat yang mempercampur adukan
dengan agama (Iman Sudiyat, 1982: 33).

Bahasa
 Mc. Charthy, bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk
mengembangkan kemampuan berpikir.
 William A. Haviland, bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika
digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap
oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa.
 Pengabean, bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan
melaporkan apa yang terjadi pada sistem syaraf.
Ada banyak sekali teori mengenai belajar bahasa, diantaranya adalah
teori belajar Behaviorisme, Nativisme, Kognitisme.

1. Teori Behaviorisme John B. Watson mengemukakan sebuah teori


konspirasi mengenai sebuah teori belajar manusia. Di dalam teorinya,
ia mengungkapkan bahwa teori belajar Behavorisme memusatkan
perhatiannya pada aspek yang dirasakan secara langsung pada perilaku
berbahasa serta hubungan antara stimulus dan respons pada dunia
sekelilingnya. Dalam teori ini, tanpa kita sadari bahwa teori ini
mengungkapkan bahwa tindak balas atau respons diakibatkan oleh
adanya rangsangan atau stimulus. Atau dalam kata lain, aksi berawal
oleh adanya reaksi. Sehingga tanpa kita sadari sebab menghasilkan
akibat.
2. Teori Nativisme atau Mentalistik Berbeda dengan kaum behavioristik,
kaum nativistik atau mentalistik berpendapat bahwa pemerolehan
bahasa pada manusia tidak boleh disamakan dengan proses
pengenalan yang terjadi pada hewan. Mereka tidak memandang
penting pengaruh dari lingkungan sekitar. Selama belajar bahasa
pertama sedikit demi sedikit manusia akan membuka kemampuan
lingualnya yang secara genetis telah terprogramkan. Dengan
perkataan lain, mereka menganggap bahwa bahasa merupakan
pemberian biologis.

3. Teori Kognitivisme Jika pendekatan kaum behavioristik bersifat


empiris maka pendekatan yang dianut golongan kognitivistik lebih
bersifat rasionalis. Konsep sentral dari pendekatan ini yakni
kemampuan berbahasa seseorang berasal dan diperoleh sebagai
akibat dari kematangan kognitif sang anak. Mereka beranggapan
bahwa bahasa itu distrukturkan atau dikendalikan oleh nalar manusia.
Pembahasan

Faktor Pembentuk Keberagaman Budaya

Keberagaman kebudayaan terbentuk bukan dengan sendirinya.


Fakor utama pembentuk keberagaman adalah manusia yang
memiliki kebudayaan tersebut. Selain itu masih ada faktor lain,
yaitu :
1 Lingkungan
Kondisi alam dimana manusia tinggal akan sangat mempengaruhi corak budaya yang
mereka munculkan.
2 Pertemuan bangsa bangsa
Perpindahan bangsa bangsa pendukung kebudayaan Dongson dari Yunan (Cina Selatan)
ke Nusantara menyebabkan masyarakat Nusantara mengenal kebudayaan perunggu,
cara melebur dan mencetak logam
3 Kepercayaan yang kuat dan mengakar
Misalnya orang Mesir Kuno memiliki kepercayaan kuat bahwa roh orang yang
meninggal akan tetap abadi selama jasad/jenazahnya masih utuh.
4 Faktor Ras
Penelitian Antropologi Fisis menyatakan bahwa perbedaan antar ras (induk bangsa)
terletak pada ciri ciri tubuhnya.
Faktor Penyebab Perubahan Budaya:
Kebudayaan selalu berubah, unsur unsur yang ada didalam siatu
kebudayaan akan selalu beradaptasi dengan keadaan lingkungan fisik,
geografis dan lingkungan sosial. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan suatu kebudayaan berubah, yaitu sebagai berikut :
 1. Faktor Latar Belakang Historis 
 2. Faktor Manusia
 3. Faktor Lingkungan Alam (Kondisi Geografis)
 4. Faktor perubahan Nilai Nilai dan Sikap
 5. Pengaruh Kebudayaan lain
 6. Faktor Kemajuan Teknologi
 7. Perubahan Kependudukan
Manfaat Keberagaman Budaya di Indonesia

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia. Bermacam


macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota anggotanya
seperti kekuatan alam maupun kekuatan kekuatan lain dalam masyarakat itu
sendiri yang tidak terlalu baik baginya.

Manusia juga mempunyai banyak kebutuhan agar kehidupannya nyaman dan


tentram. Dengan akal manusia menghasilkan suatu kebudayaan yang dapat
menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhannya serta untuk menghadapi
berbagai macam kekuatan dalam kehidupannya.
Keberagaman budaya di Indonesia mempunyai berbagai manfaat bagi
Indonesia sendiri, antara lain sebagai berikut:
Dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia
Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata
Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing masing daerah
dapat pula dijadikan acuan bagi masyarakat. Jika difasilitasi dengan baik,
maka keberagaman budaya dapat meingkatkan rasa persatuan dan kesatuan
bangsa. Mendorong integrasi nasional.
Contoh Keberagaman Budaya Lokal di Masyarakat
Setempat

1. Keberagaman Suku Bangsa


Suku bangsa Jawa merupakan komunitas terbesar dari penduduk
di Indonesia, diikuti dengan suku bangsa Sunda, Madura,
Minangkabau, Bugis, Batak, Bali, Ambon, Dayak, dan sebagainya.
2. Keberagaman Agama
Di Indonesia para penduduknya megnantu beberapa agama, yaitu
: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu.
3 Keberagaman Kesenian
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki senian dan kebudayaan
yang berbeda. Sebagai contoh suku Jawa memiliki alat musik yang
bernama gamelan, sedangkan suku Sunda memiliki alam musik
yang bernama angklung.
Keberagaman Bahasa
Di Indonesia ada sekitar 250 bahasa dan dialek yang
dikelompokkan berdasarkan keompok suku bangsa yang hidup
tersebar di nusantara. Bahasa lokal atau bahasa daerah yang
utama di Indonesia antara lain bahasa Aceh, Batak, Betawi, Jawa,
Sasak, Dayak, Minahasa, Toraja, Bugis, Ambon, Irian dan bahasa
bahasa daerah lainnya. Diantara bahasa bahasa daerah tersebut
terdapat ragam dialek yang berbeda beda. Bahasa nasional
Indonesia diperkenalkan secara resmi sejak kemerdekaan
Indonesia dan diberi nama bahasa Indonesia. Struktur bahasa
Indonesia merupakan bahasa Melayu yang diperkaya oleh bahasa
bahasa daerah Nusantara.
Penyebab-penyebab adanya ragam bahasa disebabkan tiga
hal yaitu :

Perbedaan wilayah, Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau


daerah hidup yang berbeda seperti wilayah Jawa dan Papua dan
beberapa wilayah Indonesia lainnya
Perbedaan demografi, Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda
seperti wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya
cenderung mengunakan bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi
volume suara yang besar. Berbeda dengan pada pemukiman padat
penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar
dikarenakan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume
suara yang kecil.
Perbedaan adat istiadat, Setiap daerah mempunyai kebiasaan dan
bahasa nenek moyang senderi sendiri dan berbeda beda. Sebagai
contoh ilustrasi berikut akan menggambarkan contoh simple adanya
keragaman bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari hari.
Kesimpulan
bahkan di anjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan. Budaya merupakan suatu hal
yang dihasilkan masyarakat dari kebiasaan-kebiasaan yang akhirnya mengkristal atau mendarah
daging.Faktor penyebab keberagaman budaya yaitu keragaman suku bangsa, keragaman bahasa,
dan keragaman religi. Indonesia memilki keberagaman agama terdapat enam agama di indonesia
yaitu: islam, katolik, protestan, hindu, budha, dan konghucu.
Untuk menyikapi perbedaan budaya di masyarakat bukanlah hal yang mudah dan bukan pula hal
yang sulit. Kesadaran budaya sangatlah di butuhkan dalam mengelola perbedaan-perbedaan
budaya yang ada. Semboyan ‘BHINNEKA TUNGGAL IKA’ merupakan semboyan bangsa kita yang
mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri
atas berbagai suku dan beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa indonesia,
memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa indonesia dan tanah air indonesia. Islam
juga tidak ada perbedaan, islam juga mengajarkan hubungan kerja sama dalam bidang-bidang
ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan
bahasa dan adat istiadat adalah:
a. Keadaan dan letak geografis yang berbeda.
b. Pemukiman penduduk yang terpisah-pisah di pulau-pulau
terpencil yang menghambat kontak dengan daerah lain.
c. Latar belakang sejarah yang berbeda.
d. Lingkaran hukum adat dan kemasyaraka
KRITIK & SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca, Dosen dan teman-teman mahasiswa semuanya.
Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik
itu akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau
memperdalam kajian ini.
Daftar Pustaka
 
http://pembelajaran-ips.blogspot.co.id/2009/11/keanekaragaman-
suku-bangsa.html
http://nindyauntari.blogspot.com/2009/10/ragam-bahasa-indonesia
.html
Koentajaningrat. 2004, Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia,
Jakarta : Jembatan
Koentajaningrat. 2009, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka
Cipta
Soekarno, Soerjono. 1996, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja
Grafindo
http// Sosiologi Budaya.wordpres.com
Koentaja Ningrat. 2000, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka
Cipta
Created And Presented
By ;
Group Of Number 2

Anda mungkin juga menyukai