Interpersonal
Post authorBy Corrie
Post dateDecember 23, 2017
1. Pengetahuan
Perbedaan latar belakang budaya dalam individu menjadi kendala dalam proses
komunikasi untuk menjalin keharmonisan dalam berkomunikasi maka seorang
komunikator harus mengkaji latar belakang seorang komunikan. Proses pengkajian
budaya tersebut memberikan dampak positif terhadap komunikator, yaitu
menambah ilmu pengetahuan.
2. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghormati dan menghargai budaya seseorang atau
kelompok dalam lingkungannya. Misalnya, seorang individu beragam islam
tetangganya beragama Kristen. Ketika memasukin hari raya idul fitri, seorang
tetangganya yang beragama Kristen ikut memberikan ucapan selamat dan
bersilaturahmi ke tempat tetangganya yang beragama islam. (Baca juga: Model
Komunikasi Antar Budaya)
3. Mengurangi ambiguitas
Padahal yang dimaksud adalah es teh itu rasanya manis. Perbedaan budaya dalam
bentuk bahasa tersebut menjadi pemicu ketidakjelasan makna yang berimbas pada
hambatan dalam komunikasi. Untuk menghindari perbedaan makna dalam
berkomunikasi, seorang komunikator harus mempelajari budaya komunikan. (Baca
juga: Pengaruh Budaya dalam Komunikasi Bisnis)
4. Mengurangi etnosentrisme
Etnosentrisme adalah penilaian yang dimiliki oleh seseorang yang menganggap
bahwa kebudayaan sendiri lebih baik dibandingkan kebudayaan orang lain. Hal ini
memberikan dampak buruk terhadap komunikasi antarpribadi. Mengurangi
pandangan tentang etnosentisme dapat menciptakan komunikasi yang efektif. hal
ini berkaitan dengan penerimaan individu terhadap budaya yang berbeda. (Baca
juga: Komunikasi Interpersonal)
6. Kepercayaan
Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya yang pertama adalah dengan
cara memperbaiki dan meningkatkan kompetensi lintas budaya. Kompetensi lintas
budaya sendiri di artikan sebagai kemampuan untuk berpartisipasi dalam
serangkaian kegiatan komunikasi. Kemampuan ini dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Kompetensi ini didasarkan pada tiga hal yaitu kepekaan
atau sensivitas, kemampuan, dan kesadaran. Kompetensi ini perlu dikembangkan
dalam konteks komunikasi lintas budaya maupun komunikasi bisnis lintas budaya.
Caranya adalah dengan melatih dan memperdalam pengetahuan lintas budaya,
mengikuti pelatihan bahasa, serta mendorong kebijakan yang menguntungkan
bersama.
2. Menghindari asumsi dan penilaian
3. Peka
Selain menghindari berbagai asumsi dan penilaian terhadap budaya orang lain, cara
lain untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya adalah dengan
mengembangkan sikap peka terhadap perbedaan yang ada. Caranya adalah dengan
mempelajari segala sesuatu hal dari orang-orang yang kita temui terutama terkait
dengan budaya dan sub-budaya dari orang-orang kita temui sebelum memasuki
situasi komunikasi. Untuk itu, ada baiknya kita berusaha untuk meluangkan sedikit
waktu untuk mempelajari budaya orang lain daripada memaksakan diri
berkomunikasi dengan orang lain dengan latar belakang budaya berbeda namun
kita tidak memiliki pemahaman sama sekali tentang budaya lawan bicara. Jika hal
ini terjadi, kesalahpahaman pun dapat dengan mudah terjadi. (Baca : Komunikasi
Asertif)
Hambatan komunikasi lintas budaya juga dapat diatasi salah satunya dengan
mengakui dan menghargai perbedaan yang ada. Hal ini sangat penting karena pada
dasarnya setiap manusia diciptakan secara berbeda-beda. Tidak ada seorangpun
yang mampu menolak kapan dan di mana ia dilahirkan, agama yang di anut, latar
belakang budaya, dan lain sebagainya. Perbedaan semacam hendaknya dijadikan
sebagai alasan untuk terus membina hubungan baik dan bukan menjadikannya
sebagai alasan untuk menghakimi orang lain. (Baca : Komunikasi Gender)
5. Empati
Sebagai alah satu bagian dari kepekaan interpersonal dan kompetensi sosial,
empati diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menyadari dan memahami
persepsi dan perasaan orang lain, serta menyampaikan pemahaman tersebut dalam
bentuk respon menerima. Dalam konteks budaya, empati diartikan sebagai
keinginan untuk menempatkan diri kita dalam dunia budaya orang lain yang
berbeda dan untuk mengalami apa yang orang lain alami.
7. Suportif
8. Motivasi berkomunikasi
10.Fleksibel
Umpan balik yang efektif dapat mendorong lancarnya proses adaptasi yang
merupakan hal penting dalam komunikasi lintas budaya. Setiap orang yang terlibat
dalam proses komunikasi lintas budaya seharusnya memiliki kemauan untuk
menerima umpan balik dan menunjukkan perilaku suportif. Umpan balik yang
diberikan hendaknya bersifat langsung, segera, jujur, spesifik, dan jelas. (Baca
juga : Unsur Komunikasi Antar Budaya)
Cara lain untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya adalah dengan
membuka saluran komunikasi. Dalam arti, kita harus mampu bersikap sabar
selama proses interaksi agar pemahaman bersama dapat tercapai. (Baca
juga : Hambatan Komunikasi Organisasi)
13.Mengelola konflik
Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya yang terakhir adalah dengan
mengelola konflik yang ada. Konflik yang dimaksud berkaitan dengan benturan
nilai-nilai atau keyakinan yang berbeda. Ketika dihadapkan pada situasi ini maka
kita harus mampu mengelola perbedaan atau benturan ini dengan baik dan tanpa
menyinggung perasaan orang lain. (Baca : Komunikasi Nonverbal)
Artikel 3 teori :
Budaya atau kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dalam
masyarakat, dimana ada masyarakat disitu pasti ada budaya atau kebudayaaan.
Budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu Buddhayah yang berarti budi atau akal
sehingga dapat diartikan bahwa budaya merupakan hasil budi atau cipta karya
manusia.
Baca Juga: teori komunikasi menurut para ahli
Budaya dapat pula diartikan sebagai cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama sebagai suatu warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Selo
sumardjan dan Solaeman Soemardi mengatakan bahwa kebudayaan adalah sarana
hasil karya dan cipta masyarakat. Sehingga dalam hal ini kbudayaan, manusia dan
masyarakat adalah hal yang tak terpisahkan.
lebih lanjut seorang peneliti bernama Hosftede berhasil merumuskan enam dimensi
budaya yang ia peroleh dari penelitianya di 50 negara berbeda, berikut 6 dimensi
budaya menurut Hoftede.
Terkait dengan hal tersebut, dalam teori ini juga dijelaskan lima model dalam
pengelolaan konflik yang meliputi :
Dimanapun ada budaya, disana pasti ada kode bahasa yang menjadi ciri khas.
Sebuah kode bahasa mencangkup sosiologi budaya, retorika dan psikologi budaya.
Pembicaraan yang signifikan bergantung pada kode bicara yang digunakan
pembicara dan pendengar untuk mengkreasikan dan menginterprestasi komunikasi
mereka.
Berbagai istilah aturan dan premis terkait dalam pembicaraan itu sendiri
Kegunaan suatu kode bicara adalah untuk menciptakan kondisi yang memadai.
Kondisi yang terkait dengan prediksi, penjelasan dan kontrol guna menciptakan
formula wacana tentang kecerdasan, kebijaksanaan dan moralitas perilaku dalam
berkomunikasi.
https://pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-antar-budaya
Baca juga :
Baca juga :
Prinsip-prinsip Komunikasi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Komunikasi Yang Efektif
Repetisi terjadi manakala pesan yang sama dikirim secara verbal dan nonverbal.
Aksentuasi maksudnya adalah bahwa adanya penggunan petunjuk nonverbal
untuk menguatkan pesan yang dikirimkan.
Komplemen maksdunya adalah bahwa kode-kode nonverbal dan verbal
menambah makna bagi satu sama lain.
Kontradiksi maksudnya adalah bahwa terjadi konflik antara pesan verbal dan
pesan nonverbal.
Substitusi maksudnya adalah bahwa kode-kode nonverbal digunakan untuk
menggantikan lambang-lambang verbal.
Terdapat beberapa pedoman yang dapat kita jadikan dasar untuk menginterpretasi
pesan-pesan nonverbal, yaitu :
Meskipun banyak dari sinyal nonverbal yang tampak lebih halus dan universal
secara universal, beberapa diantaranya disadari sangat berbeda diantara
kebudayaan, khususnya dalam proksemik, kontak mata, dan sentuhan. Adalah
lebih baik untuk mengembangkan lebih banyak pengetahuan umum tentang
bagaimana norma-norma nonverbal berbeda berdasarkan nilai-nilai budaya dan
memandang pengetahuan tersebut sebagai alat yang dapat didaptasi untuk
digunakan dalam berbagai macam konteks budaya. (Baca juga : Unsur
Komunikasi Antar Budaya – Teori Komunikasi Antar Budaya)
Membuat kita mejadi lebih peduli terhadap diri sendiri dan orang lain
Menjadi partner yang lebih baik dalam hubungan interpersonal
Menjadi partner yang lebih baik dalam dunia professional dalam
bidang komunikasi organisasi dan komunikasi bisnis
Memahami adanya perbedaan komunikasi nonverbal dalam bidang komunikasi
antar budaya
Memahami adanya perbedaan komunikasi nonverbal dalam bidang komunikasi
lintas budaya dan komunikasi internasional.
Memahami adanya perbedaan komunikasi nonverbal dalam bidang komunikasi
gender.
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-nonverbal