Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi.

Dosen Pengampu:
Dr. Suhaimi, M.Si.

Disusun Oleh:

Tanza Julia Damalita (11220511000094)


Muhammad Shohibul Izar (11220511000121)
Niken Wulandari (11220511000122)
Diajeng Annisa Nurkhasanah (11220511000123)
Raushanfikr Qur’any (11220511000124)
Vischa Candra Suparno (11220511000131)
Maulana Malik Nurmansyah (11220511000132)

PROGRAM STUDI JURNALISTIK


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu hal yang fundamental bagi setiap manusia.
Komunikasi merupakan bentuk dari metode hubungan manusia baik secara individu
ataupun kelompok. Jumlah representasi yang dipertukarkan tentu tak bisa
diakumulasikan dan dikelompokkan secara spesifik kecuali bentuk simbol yang dikirim
secara verbal dan non verbal. Perlu diketahui bahwa komunikasi merupakan bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri salah satunya mengenai komunikasi antar budaya.
Manusia mempunyai suatu kebijakan yang sama di dalam sebuah komunitas dan
komunikasi merupakan satu-satunya jalan untuk membentuk kebersamaan itu.
Komunikasi, seperti kata Robert E Park (1996) adalah menciptakan atau membuat
segala kebimbangan menjadi lebih pasti. Sebuah pengertian bersama diantara individu
- individu sebagai anggota kelompok sosial akan mudah menghasilkan tidak hanya
unit-unit sosial, tetapi juga unit-unit kultural atau kebudayaan dalam masyarakat.
Kebersamaan dibentuk melalui komunikasi oleh sekelompok atau komunitas yang
dibentuk manusia sesuai dengan kebijakan yang mereka miliki bersama.
Komunikasi dan kebudayaan adalah seperti satu kesatuan yang saling
mempengaruhi, memiliki hubungan erat, dan tidak bisa dipisahkan. Budaya
membuat komunikasi semakin hidup dan komunikasi membuat budaya menjadi abadi.
Unsur budaya selalu hadir dalam kehidupan sehari hari dan dalam segala interaksi
adalah termasuk komunikasi. Sebuah pesan komunikasi akan dimaknai melalui budaya
yang dianut oleh para komunikator, sehingga untuk berkomunikasi secara efektif
kita perlu memahami terhadap kepercayaan budaya-budaya para pelaku komunikasi.
Diperlukan adanya pemahaman tentang keberagaman budaya di Indonesia, agar
interaksi dengan budaya tidak menjadi kesalahpahaman dan komunikasi berjalan
dengan lancar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi antarbudaya?
2. Bagaimana peranan kebudayaan dalam kehidupan manusia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi Antarbudaya


1.1. Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan yang didasarkan pada pola budaya. Komunikasi
adalah proses menyampaikan pesan dari satu pihak kepada pihak lainnya baik
menggunakan media tertentu maupun tanpa media. Dalam aplikasi tersebut,
komunikasi sebagai suatu proses, tentunya didukung oleh adanya komponen-
komponen komunikasi. Komponen-komponen tersebut diantaranya ialah
komunikator, pesan, media atau saluran, noise, komunikasi, dan umpan balik.
Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang yang berbeda baik dalam suku
maupun bangsa, kelompok ras, atau komunitas bahasa, maka komunikasi tersebut
dapat dibilang sebagai komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya pada
dasarnya mempelajari bagaimana budaya berpengaruh terhadap kegiatan atau
aktivitas komunikasi, apa yang dimaksud dari pesan verbal dan nonverbal menurut
budaya bersangkutan, apa yang layak disampaikan, bagaimana cara menyampaikan
pesan-pesan tersebut.
Cara kita berkomunikasi tidak sedikit terpengaruh oleh kultur dan budaya,
orang-orang dari kultur yang beda berinteraksi atau berkomunikasi secara efektif.
Mereka berpikir bahwa kita harus berhati-hati untuk memastikan bahwa perbedaan
budaya tidak mengganggu interaksi yang bermakna, melainkan justru menjadi
sumber untuk memperkaya pengalaman komunikasi Jika ingin berkomunikasi
efektif, kita perlu memahami menghargai perbedaan-perbedaan ini. Kita harus
memahami hambatan umum dan prinsip komunikasi yang efektif antarbudaya dan
tindakan keakraban merupakan tindakan yang mengungkapkan kehangatan,
kedekatan, dan untuk berkomunikasi.

1.2. Budaya
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi satu sama lain,
baik itu dengan sesama, adat istiadat, tata cara, pengetahuan ataupun budaya di
sekitarnya. Pada kenyataannya seringkali kita tidak mampu mendapatkan atau
merasa kesulitan beradaptasi menggunakan perbedaan-perbedaan yang terjadi
akibat hubungan tersebut. Mirip dengan persoalan perkembangan teknologi,
kebiasaan yang tidak sama dari seorang sahabat yang tidak selaras akan asal
wilayah/negara atau cara-cara yang menjadi kebiasaan (bahasa, tradisi atau adat)
dari suatu daerah/negara sementara kita berasal dari daerah/negara lain.
Edward B. Taylor mengatakan bahwa budaya merupakan holistik yang
kompleks, yang di dalamnya mencangkup ilmu pengetahuan, agama, seni,
moral, aturan, tradisi serta seluruh kemampuan yang dibutuhkan manusia sebagai
anggota masyarakat. Karena itu, kata kebudayaan ada kalanya dipergunakan untuk
pertanda semua kreativitas manusia dalam semua bidang kehidupannya. Hal
itu merupakan penciptaan, penerbitan dan pengolahan nilai-nilai insani, yang
secara istilah berarti peradaban (civilization). (Ibrahim, 2017).
Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu
buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi, yang diartikan menjadi
hal-hal yang berkaitan dengan budi serta akal manusia. (Burhan, 2006). Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata budaya diartikan sebagai: 1) pikiran,
akal budi; 2) adat istiadat; 3) sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah
berkembang (beradab, maju); dan 4) sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang
sudah sukar diubah. (Rulli, 2012).1
Budaya merupakan gaya hidup manusia, suatu rancangan yang membangun
keinginan, budaya dideskripsikan secara resmi menjadi susunan pemahaman,
keahlian, keyakinan, ukuran, perbuatan, amanat, tingkatan, keyakinan, periode,
kontribusi, ikatan ruang dan rancangan semesta.
Budaya menunjukkan diri dalam model bahasa berbentuk kegiatan dan
perilaku yang berfungsi sebagai tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi
yang memungkinkan orang tinggal dalam suatu masyarakat di suatu wilayah
tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu dan pada suatu saat
tertentu. Asal kata Budaya adalah karya, karsa, dan cipta manusia, di mana perilaku
individu merupakan respons terhadap budayanya dan fungsi-fungsinya. Sebagian
dari perilaku ini tidak disadari berasal/berkaitan dengan unsur-unsur budayanya.

1
Agus Hendrayady, Dwi Pela Agustina, Kuswarini Sulandjari, Wa Ode Sifatu, Voettie Wisataone, Mayasari,
Irawan Wibisono, Marno Wance, Wesley Liano Hutasoit, Farida M. Arif, Sri Ayu Rayhaniah, Suci Lestari
Handayani, Heny Triyaningsih, Ria Wuri Andary, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2021, hal.184
1.3. Komunikasi Antarbudaya
Ada suatu pendapat menurut Gerhard Malatzke yang menyebutkan bahwa
komunikasi antarbudaya adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-
orang yang memiliki perbedaan budaya. Komunikasi antarbudaya untuk pertama
kalinya diperkenalkan oleh seorang antropolog bernama Edward T. Hall. fenomena
ini sebenarnya bukanlah hal baru, komunikasi antarbudaya sudah ada sejak dahulu
kala dimana pertama kali orang-orang dengan kebudayaan berbeda saling bertemu
dan berinteraksi, meskipun demikian studi yang sistematik mengenai fenomena
komunikasi antarbudaya ini baru dilakukan selama 30 tahun terakhir.
Larry A Samovar, dkk di dalam bukunya Communication between Cultures
(terjemahan, 2010: 13) memberikan definisi tentang komunikasi antar budaya
sebagai satu bentuk komunikasi yang melibatkan interaksi antara orang-orang yang
persepsi budaya dan sistem simbolnya cukup berbeda dalam suatu komunikasi
(dalam Rini Darmastuti, 2013: 63). Sedangkan menurut Stewart (1974),
komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang
menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, dan
kebiasaan (dalam Daryanto, 2016: 207).
Yang ditekankan dari komunikasi antar budaya adalah proses peralihan pesan
yang dilakukan seseorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang
keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghasilkan reaksi
tertentu. Unsur-unsur yang terdapat pada komunikasi antar budaya adalah unsur
gabungan dari unsur komunikasi dan unsur budaya, yaitu komunikator (partisipan),
pesan (informasi yang berupa bahasa verbal dan nonverbal), persepsi (makna), efek
(pengaruh), dan budaya (kepercayaan, nilai, sikap, kebiasaan).
Dimensi-dimensi komunikasi antarbudaya (Teori Komunikasi, 2016: 209-
210):
1) Tingkat masyarakat kelompok budaya dari para partisipan. Dimensi ini merujuk
pada berbagai tingkat kompleksitas dari organisasi sosial.
2) Konteks sosial tempat terjadinya komunikasi antar budaya. Dimensi ini merujuk
pada latar belakang pengalaman atau kegiatan individu yang berbeda.
3) Saluran yang dilalui oleh pesan komunikasi antarbudaya. Dimensi ini merujuk
pada saluran atau media apa yang digunakan saat berkomunikasi.
B. Peranan Kebudayaan dalam Kehidupan Manusia
Sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial, budaya memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Segala sesuatu dalam hidup
kita mencerminkan budaya kita, mulai dari bahasa kita, cara kita berkomunikasi, sikap
dan cara kita berpakaian, hingga alat yang kita gunakan setiap hari. Kita dapat
mengenali atau menyimpulkan identitas seseorang hanya dengan melihat pakaian,
bahasa, dan atribut mereka. Dalam beberapa kasus, kualitas dan kasta seseorang dapat
diketahui dan dinilai dari budaya yang diwakilinya. Misalnya, anak jalanan dapat
dibedakan dari anak non-jalanan berdasarkan gaya bahasa, pakaian, dan perilakunya.
Anda juga dapat membedakan antara petani dan karyawan berdasarkan pakaian dan
karakteristik fisik. Anda juga dapat membedakan orang dari suku atau wilayah tertentu
dengan gaya bicara atau aksen mereka. Oleh karena itu, budaya dapat dikatakan sebagai
identitas unik individu atau kelompok.
Keanekaragaman budaya adalah milik bangsa dan negara. Indonesia sebagai
negara kesatuan memiliki berbagai budaya yang perlu dibudayakan dan dilestarikan.
Banyak budaya Indonesia yang merupakan kekayaan yang dapat dijadikan sebagai
pondasi dan modal bangsa. Nilai-nilai luhur suatu bangsa merupakan hal mendasar
yang harus dipupuk dan diturunkan dari generasi ke generasi. Sebagaimana tercantum
dalam Pancasila, nilai-nilai luhur tersebut adalah norma dan etika, baik tertulis maupun
tidak tertulis. Selain itu, kekayaan budaya juga dapat menjadi daya tarik utama bagi
pembangunan negara.
Budaya dapat mempengaruhi bagaimana cara orang berasumsi, berbicara, dan
berperilaku. Kita kerap kali melakukan hal-hal yang sesuai dengan budaya yang telah
diturunkan dari generasi ke generasi, atau budaya yang diwariskan dari luar. Misalnya
upacara keagamaan yang kita lakukan biasanya untuk menghormati dan melindungi
ajaran orang tua dan pendahulu kita. Sementara, budaya yang saat ini kita ikuti dari luar
seperti memakai jas dan gamis, merupakan pakaian dari negara lain. Saat ini budaya
Korea sedang marak beredar di berbagai negara, salah satunya di Indonesia, di mana
media seperti lagu, film, pakaian dan makanan sedang menjadi kesukaan banyak orang.
Budaya dari luar masuk dan bercampur dengan budaya yang ada untuk menciptakan
budaya baru, baik melalui asimilasi maupun akulturasi.
Perbedaan budaya kerap kali menimbulkan kesalahpahaman, pertikaian,
konflik, dan stereotip terhadap seseorang ataupun kelompok. Seperti contoh kejadian
ledakan dua gedung kembar WTC yang terjadi pada tanggal 11 September 2001 oleh
seorang teroris. Peristiwa tersebut sangat melukai kemanusiaan masyarakat di Amerika.
Hal tersebut membuat masyarakat di Amerika menjadi antipati kepada orang-orang
yang beragama Islam ataupun yang serupa dengan hal tersebut.
Kekacauan besar yang terjadi akibat tragedi tersebut membuat media massa
berbondong-bondong membuat kesimpulan tunggal dalam setiap berita yang
disebarkan bahwa kelompok islam radikal berada di belakang serangan itu, sehingga
Islam disebut sebagai violent ideology yang lebih berbahaya daripada ideologi
komunis. (Khotimah, 2003).2 Sehingga orang muslim yang tinggal di sana kerap kali
dicurigai atau diperlakukan secara tidak mengenakkan. Muncul pula berbagai
pandangan buruk yang diberikan kepada orang-orang yang beragama Islam.
Berikut faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan kebudayaan,
diantaranya:
1. Faktor Adat Istiadat
Adat istiadat bersifat tidak menyeluruh, setiap masing-masing suku memiliki
adat atau tradisi yang berbeda-beda.
2. Faktor Agama
Agama merupakan variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap norma dan
nilai yang dipercayai oleh seseorang, karena terdapat perbedaan perintah dan
larangan di tiap agama.
3. Faktor Lingkungan
Budaya juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat seseorang bertumbuh
dan berkembang. Tentunya masyarakat yang tinggal di kota akan memiliki
perbedaan budaya dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan.
4. Faktor Kebiasaan
Kebiasaan dapat menjadi faktor perbedaan budaya yang disebabkan oleh
semangat seseorang saat melakukan sesuatu.3

2
Agus Hendrayady, Dwi Pela Agustina, Kuswarini Sulandjari, Wa Ode Sifatu, Voettie Wisataone, Mayasari,
Irawan Wibisono, Marno Wance, Wesley Liano Hutasoit, Farida M. Arif, Sri Ayu Rayhaniah, Suci Lestari
Handayani, Heny Triyaningsih, Ria Wuri Andary, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2021, hal.190
3
Agus Hendrayady, Dwi Pela Agustina, Kuswarini Sulandjari, Wa Ode Sifatu, Voettie Wisataone, Mayasari,
Irawan Wibisono, Marno Wance, Wesley Liano Hutasoit, Farida M. Arif, Sri Ayu Rayhaniah, Suci Lestari
Handayani, Heny Triyaningsih, Ria Wuri Andary, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2021, hal.190-191
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang melibatkan komunikator yang
memiliki latar belakang yang sama di negara atau bangsa yang sama, namun
memiliki perbedaan budaya seperti bahasa, nilai, adat istiadat, dan kebiasaan. Di sisi
lain, budaya dan komunikasi saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Berjalannya
komunikasi yang baik didukung dengan saling mengenal dan memahami budaya
lain, jika tidak maka akan menimbulkan kesalahpahaman. Perkembangan budaya
juga didorong dengan komunikasi yang baik sehingga pesan yang berupa simbol
atau tanda yang disampaikan melalui budaya dapat tersampaikan dengan baik.

2. Budaya dapat mempengaruhi cara orang berpikir, berbicara, dan bertindak. Kita
sering melakukan hal-hal yang sesuai dengan budaya yang diturunkan dari generasi
ke generasi, atau budaya yang diwariskan dari luar. segala sesuatu dalam hidup kita
mencerminkan budaya kita, dari bahasa kita, cara kita berkomunikasi, sikap kita dan
cara kita berpakaian, hingga alat yang kita gunakan setiap hari. Identitas seseorang
dapat dikenali atau disimpulkan hanya dengan melihat pakaian yang dikenakan,
bahasa, dan atributnya. Dalam beberapa kasus, kualitas dan kasta seseorang dapat
diketahui dan dinilai dari budaya yang bersamanya. Kita juga dapat membedakan
antara petani dan karyawan berdasarkan pakaian dan karakteristik fisik. Kita juga
dapat membedakan orang dari suku atau wilayah tertentu dengan gaya bicara atau
aksen mereka. Oleh karena itu, budaya dapat dikatakan sebagai identitas unik
individu atau kelompok.

B. DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, Dadan dan Winny Kresnowiati. (2008). Komunikasi Antarbudaya:
Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Jala Permata.
Hendrayadi, Agus dkk. (2021). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Media Sains
Indonesia.
Kania Kurniawati, Nia. (2016). Komunikasi Antarbudaya: Tinjauan Fenomenologi
Adaptasi Diaspora Indonesia di Jerman. Serang: Untirta Press.

Anda mungkin juga menyukai