Anda di halaman 1dari 10

PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG

MENYEBABKAN PERPECAHAN

Ardelia Triyani Putri,Novalia Agung W.Ardhoyo, ST. M.I.Kom

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

*email korespondensi : ardeliatriyaniputri@gmail.com

ABSTRAKSI - Antropologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi akar atau
landasan lahirnya ilmu komunikasi. Bisa dikatakan bahwa komunikasi merupakan hal yang
terpenting dalam hidup manusia dan hubungannya dengan antropologi ini ialah dapat
memberikan wacana tentang perkembangan teknologi komunikasi tradisional sampai
teknologi modern. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencaritau apa pemicu awal
terjadinya konflik tersebut, bagaimana langkah yang dapat dilakukan agar komunikasi
tersebut dapat teratasi, serta mendapatkan jawaban dari hasil observasi dan wawancara yang
saya lakukan agar menbuat penelitian menjadi objektif. Paradigma yang saya gunakan dalam
penelitian ini adalah paradigma konstruktivist yaitu penelitian kualitatif, penelitian tentang
riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Dari penelitian yang saya
angkat ini juga, tak jarang bahkan sering kali masih banyak konflik yang terjadi disebabkan
oleh pergaulan di kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu riset ini menjelaskan solusi atau
langkah-langkah, memberikan tujuan, dan dijadikan pembelajaran dalam menyelesaikan
konflik yang mungkin saja terjadi diantara pembaca. Ingatlah untuk belajar mengatasi
masalah dengan efektif.

Kata Kunci : Antropologi, Komunikasi, Konflik

PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Setiap harinya kita
menjalani kegiatan dengan berkomunikasi. Pengertian komunikasi berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi
sekilas memang terlihat sederhana, tetapi makna dari komunikasi itu sendiri sebenarnya
sangat beragam. Istilah komunikasi sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Latin yakni
communicatus yang memiliki arti berbagi atau tujuan untuk mencapai kebersamaan. Nah,
kata “communicatus” ini kemudian diterjemahkan ke dalam banyak bahasa termasuk bahasa
Indonesia dan menjadi istilah yang biasa kita gunakan untuk menggambarkan pembicaraan
antara kita dengan orang lain. (M. Hardi, 2022)

Umumnya sebagai warga negara Indonesia yang terkenal karena memiliki kebudayaan
yang beragam dari Sabang sampai Merauke. Dikutip dari (Dosen Pendidikan 2, 2022)
Budaya atau kebudayaan yang berasal dari bahasa Sanskerta ialah buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi ( budi ayau akal ) yang dapat diartikan yakni sebagai
hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya merupakan suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya ini terbentuk dari banyak unsur yang rumit termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan juga karya seni.
Bahasa sebagaimana suatu pola menyeluruh yang bersifat kompleks, abstrak dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.

Unsur-unsur sosial-budaya ini lah yang tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia. Dikutip dari (Budi Santoso, 2018) Pada hahikatnya manusia merupakan makhluk
individu sekaligus makhluk social. Sebagai makhluk individu, ia memiliki karakter unik yang
membuat mereka berbeda satu dengan lainnya, bahkan kalaupun merupakan hasil cloning,
dengan pikiran dan kehendaknya yang bebas. Dan sebagai makhluk sosial, manusia tidak
dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya. Semua itu
adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat. Orang kaya tidak dapat
hidup tanpa orang miskin yang menjadi pembantunya, pegawainya, sopirnya, dan seterusnya.
Aristoteles mengkatagorikan manusia ke dalam “Zoon Politicon” yang berarti manusia adalah
makhluk yang ingin selalu bergaul dan berkumpul. Jadi manusia adalah makhluk yang
bermasyarakat. Oleh karena sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia dikenal
sebagai makhluk sosial. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
merupakan perilaku yang dimiliki oleh manusia sebagai ciri makhluk sosial yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam bertingkah laku.

Dalam perkembangan interaksi manusia, setiap aksi melahirkan kata-kata tertentu.


Sebagian kata juga dibentuk berdasarkan sifat aksi yang dilakukannya. Dari kata-kata yang
terus berkembang dan bertambah seiring banyaknya interaksi manusia, kemudian kata-kata
tersebut menjadi bahasa sebagai sarana komunikasi verbal bagi manusia dalam
menyampaikan pesan atau memberikan suatu pemahaman mengenai suatu hal. Tetapi
tentunya manusia tidak akan pernah lepas juga dari yang namanya konflik. Hal tersebut
terjadi lantaran manusia sendiri adalah makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi satu
sama lain. Dikutip dari (Lita L. 2022), Konflik yang di maksud disini adalah sebuah
kegagalan berkomunikasi dengan baik. Tak hanya sebatas itu, kegagalan mengungkapkan ide
atau pesan yang salah dikomunikasikan oleh pendengar termasuk juga sebagai wujud
miskomunikasi. Pada akhirnya, pembicaraan menjadi tidak efektif karena ada kegagalan
menafsirkan makna yang sebenarnya. Itulah alasan mengapa miskomunikasi bisa menjadi
penyebab utama perusak hubungan.

Dikutip dari (Ariyono S. 1985), Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani:
anthropos, artinya “orang” atau “manusia”; dan logos, artinya “ilmu/nalar”. Menurut kamus
athropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang
makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat,
serta kebudayaannya. Sederhanany, antropologi dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
tentang manusia. Dalam refleksi yang lebih bebas, antropologi adalah ilmu pengetahuan yang
mencoba menelaah sifat-sifat manusia secara umum dan menempatkan manusia yang unik
dalam sebuah lingkungan hidup yang lebih bermartabat. sehingga apabila kita cermati lebih
dalam, kajian dan studi mengenai antropologi memang cukup luas cakupannya dan sangat
dinamis.

Antropologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi akar atau landasan
lahirnya ilmu komunikasi. Bisa dikatakan bahwa komunikasi merupakan hal yang terpenting
dalam hidup manusia. adapun hubungan antara Antropologi dan Komunikasi sebagai berikut.
Antropologi komunikasi adalah upaya mempelajari komunikasi dengan kerja lapanga n, yaitu
melalui pengamatan yang menyatu dengan subjek penelitian. Orientasi kerja berdekatan
dengan makna yang diinterpretasikan dalam konteks kehidupan sehari- hari. Demikian pula,
upaya pemahaman makna yang terkandung dalam teks sebagai bentuk komunikasi. Proses
pemaknaan teks akan dikaitkan dengan konteksnya. Ada tujuh tradisi ilmu komunikasi: (1)
tradisi semiotika; (2) tradisi fenomenologi, (3) tradisi cybernetic; (4) tradisi psikologi sosial;
(5) tradisi sosial budaya; (6) tradisi kritis; dan (7) tradisi retorika. Prinsip utamanya adalah
cara menggunakan simbol yang tepat dalam menyampaikan maksud. Dalam konteks itulah,
buku Antropologi Komunikasi ini dapat memberikan wacana tentang perkembangan
teknologi komunikasi tradisional sampai teknologi modern. Antropologi komunikasi
memperjelas berbagai jenis media teknologi komunikasi, sebagai media pendukung proses
komunikasi. Penyajiannya diawali dari pemahaman antropologi sosial budaya sebagai akar
ilmu komunikasi, konsep dasar antropologi komunikasi, dan ko nstribusi antropologi terhadap
komunikasi. Kemudian, berturut-turut membahas teori tanda dan bahasa, realitas budaya,
interpretasi budaya, mitos, ritus kebudayaan, dan komunikasi antarbudaya. Pada bagian akhir
dilengkapi dengan model penguatan budaya komunikasi dan media komunikasi efektif dalam
memajukan peradaban.(Syukriadi Sambas, 2016)

Pada perkembangan selanjutnya para ahli budaya menyadari akan pentingnya


komunikasi dalam bidang budaya. Salah satu pengertian pertama tentang pengertian istilah
"kebudayaan" berdasarkan antropologi. Menurut Sir Edward Burnett Tylor, antropolog asal
Inggris dalam halaman pertama bukunya yang terbit tahun 1897: "Kebudayaan, atau
peradaban, diambil dalam artinya yang luas dan etnografis, adalah keseluruhan yang
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, kesusilaan, hukum, adat-
istiadat dan kemampuan dan kebiasaan lain mana pun yang didapati manusia sebagai anggota
masyarakat.[2] Istilah "peradaban" di kemudian hari diganti definisiiya oleh V. Gordon
Childe, di mana "kebudayaan" menjadi istilah perangkum dan "peradaban" menjadi satu jenis
khusus kebudayaan. Karena manusia mendapati kebudayaan melalui proses belajar
enculturation dan sosialisasi, orang yang tinggal di tempat yang berbeda atau keadaan yang
berbeda, akan mengembangkan kebudayaan yang berbeda. Para antropolog juga
mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara non- genetik, sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda
sering akan memiliki kebudayaan yang berbeda. terkadang kebudayaan merefleksikan cara
beribadah dalam kepercayaan yang dianut oleh manusia.

Salah satu konflik yang dapat di ambil adalah “perbedaan karakter dalam diri
seseorang.” Ada suatu kasus yang dialami oleh dua orang sahabat dimana terlihat jelas
perbedaan karakter dari masing- masing mereka, si Andin dengan kepribadian introvert nya
dan si Sinta kepribadian ekstrovert. Tadinya itu semua tidak menjadi masalah bagi mereka
apalagi untuk si Andin menurut dia sedikit teman, menghabiskan waktu bersama tanpa
keramaian membuatnya merasa cukup beruntung karena memiliki sahabat yang mengerti dia.
Sampai terjadi suatu masalah mereka bertengkar perihal kepercayaan dan dari sana pula
akhirnya mereka memutuskan untuk pisah kelas saat memilih KRS. Sudah terbayang bahwa
si Sinta dapat dengan mudah mendapatkan teman baru di kelasnya sedangkan si Andin dia
harus beradaptasi lagi mencari teman baru untuknya. Langkah untuk menyelesaikan konflik
ini adalah bertemu satu sama lain dengan tujuan menyelesaikan konflik yang terjadi, saling
memaafkan dan meminta maaf masalah tersebut, serta memulai hubungan persahabatan
dengan lebih positif dan optimis. Pertengkaran adalah hal yang umum terjadi dalam suatu
hubungan, tetapi jangan sampai merusak hubungan yang telah terjalin. Belajarlah untuk
mengatasi masalah dengan efektif.

Alasan saya memilih untuk menggunakan judul tersebut karena masih banyak konflik
yang terjadi yang disebabkan oleh pergaulan di kalangan mahasiswa. Saya pribadi juga sudah
pernah mengalami konflik tersebut jadi saya memilih judul ini. Sinta yang dengan mudah
mendapatkan teman baru karena ia mudah bergaul, sedangkan andin butuh waktu untuk ia
mencari teman barunya. seharusnya sebagai mahasiswa yang sudah tergolong dewasa,
harusnya sudah tidak ada lagi konflik yang terjadi dikarenakan pergaulan, harus lebih berfikir
kedepan dan saling mengerti satu sama lain agar tidak terjadi konflik kedepannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencaritau apa pemicu awal terjadinya konflik
tersebut, bagaimana langkah yang dapat dilakukan agar komunikasi tersebut dapat teratasi,
serta mendapatkan jawaban dari hasil observasi dan wawancara yang saya lakukan agar
menbuat penelitian menjadi objektif.

METODOLOGI

Pengertian paradigma menurut Steven Covey yang dikutip dari (Husnul Abdi, 2021),
paradigma adalah cara kita memandang sesuatu: pandangan kita, kerangka acuan kita atau
keyakinan kita. Steven Covey merangkum bahwa ada 3 paradigma pada umumnya:
paradigma tentang diri sendiri, paradigma tentang orang lain dan paradigma tentang
kehidupan. Paradigma yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivist yaitu penelitian kualitatif, penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif (Anugerah Ayu Sendari 2019). Jenis penelitiannya adalah studi
kasus. Cara memperoleh data, yaitu menggunakan metode wawancara dengan Andin (nama
samaran) dengan usia 18 tahun, dan sinta (nama samaran) dengan usia 19 tahun yang tak lain
sesama gender perempuan.

Selain itu saya juga melakukan metode observasi dalam penelitian ini. Dikutip dari (Rika
Pangesti, 2021) observasi adalah proses pemerolehan data informasi dari tangan pertama,
dengan cara melakukan pengamatan. Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Dan kemungkinan besar saya dapat menyimpulkan penelitian ini disebabkan
saya dan kedua informan mempunyai jarak umur yang setara. Maka dari itu dalam
pengamatan ini tidak terlalu sulit bagi saya dapat mengamati apakah konflik tersebut terus
berlanjut atau telah usai. Yang dimana hasil dari pengamatan tersebut, saya bisa lihat bahwa
konflik yang terjadi antara keduanya belum juga berakhir dikarenakan sinta dan andin sudah
berbeda circle tertemanan dimana terlihat kesenjangan social itu diantara mereka.

ANALISIS PEMBAHASAN

Berdasarkan dari penelitian yang saya lakukan konflik antar pergaulan mahasiswa
tersebut berhubungan dengan Teori Akomodasi Komunikasi. Dikutip dari (Ade Irene, 2020)
Teori ini dikemukakan oleh Howard Giles dan koleganya pada tahun 1973. Berkaitan dengan
penyesuaian interpresonal dalam interaksi komunikasi, Inti dari Teori komodasi adalah
adapatasi. Bagaimana seseorang menyesuaikan komunikasi mereka dengan orang lain. Teori
ini berpijak pada pemis bahwa ketika seseorang berinteraksi, mereka menyusun pembicaraan,
pola vocal, dan atau tindak tanduk mereka untuk mengakomodasi orang lain. Teori ini
termasuk teori yang paling penting dalam kita mempelajari teori komunikasi. Teori
akomodasi komunikasi mempelajari bagaimana dan mengapa kita menyesuailan perilaku
komunikasi kita dengan perilaku komunikasi lawan bicara. Oleh karena itu ketika Giles
pertama kali memperkenalkan pemikiran mengenai model "mobilitas aksen" yang didasarkan
pada berbagai aksen yang dapat didengar dalam situasi wawancara.

Teori selanjutnya merupakan teori komunikasi tertua yang masih digunakan hingga
saat ini, yaitu Teori Komunikasi Laswall. Dikutip dari (Vanya Karunia Mulia Putri, 2021)
awalnya model komunikasi Lasswell dikembangkan untuk menganalisis komunikasi massa,
khususnya tentang media propaganda. Namun, seiring perkembangan zaman, model
komunikasi ini sering digunakan untuk menganalisis komunikasi interpersonal atau
komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi (penyebarluasan) pesan. Lasswell
memaparkan bahwa konsep dan jalan suatu model komunikasi adalah dengan penyampaian
pesan yang berasal dari suatu media yang ditujukan kepada para komunikate dengan tujuan
untuk memberikan suatu efek tertentu. Model komunikasi ini memfokuskan pada berbagai
macam turunan yang ada dari beberapa elemen yang mana menjadi jawaban dari beberapa
pertanyaan yang ia sebutkan. Elemen ini mengusung konsep komunikasi sebagai suatu proses
menjelaskan siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dampak yang di
timbulkan.
Terdapat hubungan dari teori komunikasi Laswell dengan konflik yang saya angkat ini. yaitu,
dapat dilihat bahwa “who” atau siapa yang dimaksud ialah si Andin, mahasiswa
berkepribasian introvert. Kemudian “says what” atau berkata apa, dalam konflik ini si Andin
memicu pertikaian dengan si Sinta perihal kepercayaan. Selanjutnya, pada “In Which
Channel” atau dengan media apa yang digunakan oleh si Andin ialah komunikasi tidak
langsung karena si Andin malah menutup-nutupi tidak berkata jujur. Lalu, pada “To Whom”
atau kepada siapa si Andin menutup-nutupi nya. Tentunya kepada si Sinta. Terakhir “With
What Effect” atau dampak yang ditimbulkan setelah si Andin melakukan hal tersebut ialah
pertengkaran akibat tidak saling jujur sehingga menurunkan rasa percaya.

Dari semua teori yang saya lakukan ini terdapat solusi atau langkah- langkah untuk
dapat memahami dan menyelesaikan konflik komunikasi diantara mereka. Langkah pertama
renungkan kembali pertengkaran artara mereka bersahabat, cari sumber masalahnya dan
alternatif untuk menyelesaikan sumber masalah tersebut, jangan menyalahkan orang lain.
Lalu kedua atur jadwal untuk bertemulah dengan mereka bersahabat, sampaikan bagaimana
perasaan, pikiran dan harapan serta gagasan tentang cara menyelesaikan konflik tersebut. Dan
yang terakhit dengarkan dengan penuh perhatian dan kepala dingin apa yang disampaikan,
saling meminta maaf dan memaafkan, mulailah hubungan persahabatan dengan lebih positif
dan optimis karema pertengkaran adalah hal yang umum terjadi dalam suatu hubungan, tetapi
jangan sampai merusak hubungan yang telah terjalin. Belajarlah untuk mengatasi masalah
dengan efektif. Dengan menerapkan Langkah- Langkah tersebut tentunya konflik ini tidak
akan terjadi.

KESIMPULAN

Dalam peneitian saya kali ini dapat disimpulkan bahwa tentunya ada keselarasan
antara antropologi, komunikasi, dan konflik. Bisa dikatakan bahwa komunikasi merupakan
hal yang terpenting dalam hidup manusia dan hubungannya dengan antropologi ini ialah
dapat memberikan wacana tentang perkembangan teknologi komunikasi tradisional sampai
teknologi modern. Antropologi komunikasi memperjelas berbagai jenis media teknologi
komunikasi, sebagai media pendukung proses komunikasi. Penyajiannya diawali dari
pemahaman antropologi sosial budaya sebagai akar ilmu komunikasi. Karena didapati bahwa
melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara non-
genetik, sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda sering akan memiliki
kebudayaan yang berbeda. terkadang kebudayaan merefleksikan semua cara atau pola
kebiasaan-kebiasaan suatu masyarakat, seperti dalam bidang ekonomi, religi, hukum,
kesenian, pengetahuan, dan sebagainya.

Dari penelitian yang saya angkat ini juga, tak jarang bahkan sering kali masih banyak
konflik yang terjadi disebabkan oleh pergaulan di kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu riset
ini menjelaskan solusi atau langkah- langkah, memberikan tujuan, dan dijadikan pembelajaran
dalam menyelesaikan konflik yang mungkin saja terjadi diantara pembaca. Ingatlah untuk
belajar mengatasi masalah dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Husnul. (2021). Paradigma adalah cara pandang terhadap sesuatu, pahami makna
serta contohnya. Liputan6. Diakses dari https://hot.liputan6.com/read/4601251/paradigma-
adalah-cara-pandang-terhadap-sesuatu-pahami-makna-serta-contohnya

Ayuni P. (2021), Komunikasi Antar Budaya Dalam Perspektif Antropologi. Jurnal. Diakses
dari https://media.neliti.com/media/publications/99526-ID-perspektif-antropologi-dan-teori-
komunik.pdf

GUNSU NURMANSYAH,S.H.,M.H. Dr.NUNUNG RODLIYAH,M.A RECCA AYU


HAPSARI,S.H.,M.H. (2019) Pengantar Antropologi. Diakses dari
https://ubl.ac.id/monograph-ubl/index.php/Monograf/catalog/download/35/60/295 1?inline=1

Hardi M. (2022), Komunikasi Adalah: Pengertian, Jenis, dan Tujuannya. Gramedia Blog.
Diakses dari https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-adalah/

Irene, A. (2020). Akomodasi Komunikasi. Kompasiana. Diakses dari


https://www.kompasiana.com/amp/adeirene/5e68edd4097f36621e49f592/akomodasi-
komunikasi

Lia Lita (2022), Miskomunikasi: Definisi, 5 Penyebab, Cara Mengatasi, dan Contohnya.
Ekrut Media. Diakses dari https://www.ekrut.com/media/miskomunikasi

Pangesti, R. (2021). Apa yang Dimaksud Observasi? Ini Tujuan, Manfaat, dan Jenis-jenisnya.
Detik. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5860988/apa-yang-dimaksud-observasi- ini-
tujuan-manfaat-dan-jenis-jenisnya

Pendidikan Dosen (2022), Kebudayaan Adalah. Dosen Pendidikan. Diakses dari


https://www.dosenpendidikan.co.id/kebudayaan-adalah/

Putri, V. K. M. (2021). Model Komunikasi Lasswell: Konsep dan Karakteristikny.


Detik.https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/10/143000369/model-komunikasi-
lasswell-konsep-dan-karakteristiknya

Santoso, Budi. (2018). Esensi Manusia Sebagai Makhluk Sosial. Index.php. Diakses dari
https://adab.radenfatah.ac.id/main/index.php/2018/07/28/esensi- manusia-sebagai- makhluk-
sosial/
Setia, Pustaka (2016), Antropologi Komunikasi. Diakses dari
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/123742/antropologikomunikasi.html

Anda mungkin juga menyukai