Disusun oleh :
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi lintas budaya ?
2. Bagaimana Sejarah Komunikasi Lintas Budaya ?
3. Apa karakteristik Komunikasi Lintas Budaya
4. Apa tujuan mempelajari Komunikasi Lintas Budaya ?
5. Apa hambatan yang terjadi dalam komunikasi lintas budaya ?
6. Teori apa saja yang berkaitan dengan komunikasi lintas budaya ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian komunikasi lintas budaya.
2. Mengetahui sejarah Komunikasi Lintas Budaya.
3. Mengetahui karakteristik Komunikasi Lintas Budaya.
4. Mengetahui tujuan mempelajari komunikasi lintas budaya.
5. Mengetahui hambatan yang terjadi pada komunikasi lintas budaya.
6. Mengetahui teori yang terkait dengan komunikasi lintas budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka
(Hafied Cangara). Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang
didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. (E.B Taylor)
Adapun komunikasi lintas budaya sendiri didefinisikan sebagai:
1. Komunikasi yang dilakukan oleh dua kebudayaan atau kebih
2. Komunikasi yang dilakukan sebagai akibat dari terjalinnya komunikasi antar
unsur kebudayaan itu sendiri, seperti komunikasi antar masyarakatnya.
Jika kita gabungkan dari kedua pengertian tentang Komunikasi dan
Kebudayaan (budaya) maka akan mendpatkan pengertian sebagai berikut:
“Komunikasi Lintas Budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan
suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya dan hal ini
bisa antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling
mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan
maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan atau bisa jadi sebagai tahap
awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang
menghasilkan kebudayaan yang baru)”
Definisi pertama dikemukakan dalam buku “Interculuture communication:
A Reader” dimana dinyatakan bahwa Komunikasi antar budaya (interculture
communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti
dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk di konsumsi anggota dari
budaya yang lain.
Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya
merupakan interaksi antar pribadi dan komunikasi yang dilakukan oleh beberapa
orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Adapun definisi yang ada mengenai komunikasi anatar budaya (interculture
communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila
terdapat 2 budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan
proses komunikasi.
Menurut Maletzke, komunikasi lintas budaya adalah proses perubahan
mencari dan menentukan makna antar manusia yang berbeda budaya.
Kim mengatakan bahwa komunikasi lintas budaya adalah suatu fenomena
pengiriman komunikasi dalam diri partisipan kepada pihak lain yang berbeda latar
belakang budayanya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Samover, Porter dan jain mengatakan komunikasi lintas budaya adalah
terjadinya pengiriman pesan dari seseorang yang berasal dari satu budaya yang
berbeda dengan penerima pesan.
Bila disederhanakan, komunikasi lintas budaya ini memberi penekanan pada
aspek perbedaan budaya sebagai faktor yang menentukan sebagai
keberlangsungan proses komunikasi.
1. Above waterline
Ada 9 jenis hambatan komunikasi antar buadaya yang berada diatas air,
hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-
hambatan ini banyak yang berbentuk fisik. Hambatan-hambatan tersebut antara
lain adalah :
a. Fisik (Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu,
lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.
b. Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga
perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dan yang lain.
c. Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang mempunyai
persepsi yang berbeda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan
setiap sutu budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
d. Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari
pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan
ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang
malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan
komunikasi.
e. Pengalaman (Experiential)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap
individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap
indibidu mempunyai ersepsi dan juga konsen yang berbeda dalam melihat
sesuatu.
f. Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari
pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan
komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
g. Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi berikut ini terjadi apabila pengirim pesan
(sender) dan penerima pesan (reciever) menggunakan bahasa yang
berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima
pesan.
h. Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak
berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hamabatan komunikasi. Contoh:
wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim
pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah tersebut dapat
menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan
akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada
penerima pesan.
i. Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang
melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contoh: menerima
telepone seluler sambil menyetir, karena melakukan 2 kegiatan sekaligus
maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan
melalui telepone selulernya secara maksimal.
2. Below waterline
Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air
adlah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang. Hambatan
semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan
semacam ini adalah:
a. Persepsi (perception)
b. Norma (norms)
c. Stereotip (stereotyps)
d. Filosofi bisnis (business philosophy)
e. Aturan (rules)
f. Jaringan (networks)
g. Nilai (values)
h. Grup cabang (subcultures group)
F. Teori-teori
Berkenaan dengan pembahasan komunikasi antar budaya, Griffin menyadur
beberapa teori, antara lain:
1. Anxiety / Uncertainty Management Theory (Teori Pengelolaan Kecemasan /
Ketidakpastian)
Teori yang di publikasikan William Gudykunst ini mempfokuskan pada
perbedaan budaya pada kelompok dan orang asing. Ia berniat bahwa teorinya
dapat digunakan pada segala situasi dimana terdapat perbedaan diantara keraguan
dan ketakutan. Gudykunst meyakini bahwa kecemasan dan ketidakpastian adalah
dasar penyebab dari kegagalan komuniksi pada situasi antar kelompok. Terdapat
dua penyebab dari mis-interpretasi yang berhubungan erat, kemudian melihat itu
sebagai perbedaan pada ketidakpastian yang bersifat kognitif dan kecemasan yang
bersifat afeksi- suatu emosi.
Konsep-konsep dasar Anxiety/Uncertainty Management Theory:
a. Konsep diri dan diri.
Meningkatnya harga diri ketika berinteraksi dengan orang asing
akan menghasilkan peningkatan kemampuan mengelola kecemasan.
b. Motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing.
Meningkatnya kebutuhan diri untuk masuk di dalam kelompok
ketika kita berinteraksi dengan orang asing akan menghasilkan sebuah
peningkatan kecemasan.
c. Reaksi terhadap orang asing
Sebuah peningkatan dalam kemampuan kita untuk memproses
informasi yang kompleks tentang orang asing akan menghasilkan sebuah
peningkatan kemampuan kita untuk memprediksi secara tepat perilaku
mereka.
Sebuah peningkatan untuk mentoleransi ketika kita berinteraksi
dengan orang asing menghasilkan sebuah peningkatan mengelola
kecemasan kita dan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan
memprediksi secara akurat perilaku orang asing.
Sebuah peningkatan berempati dengan orang asing akan
menghasilkan suatu peningkatan kemampuan memprediksi perilaku orang
asing secara akurat.
d. Kategori sosial dari orang asing.
Sebuah peningkatan kesamaan personal yang kita persepsi antara
diri kita dan orang asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan
mengelola kecemasan kita dan kemampuan memprediksi perilaku mereka
secara akurat. Pembatas kondisi: pemahaman perbedaan-perbedaan
kelompok kritis hanya ketika orang orang asing mengidentifikasikan
secara kuat dengan kelompok.
Sebuah peningkatan kesadaran terhadap pelanggaran orang asing
dari harapan positif kita dan atau harapan negatif akan menghasilkan
peningkatan kecemasan kita dan akan menghasilkan penurunan di dalam
rasa percaya diri dalam memperkrakan perilaku mereka.
e. Proses situasional.
Sebuah peningkatan di dalam situasi informal di mana kita sedang
berkomunikasi dengan orang asing akan menghasilkan sebuah penurunan
kecemasan kita dan sebuah peningkatan rasa percaya diri kita terhadap
perilaku mereka.
f. Koneksi dengan orang asing.
Sebuah peningkatan di dalam rasa ketertarikan kita pada orang
asing akan menghasilkan penurunan kecemasan kita dan peningkatan rasa
percaya diri dalam memperkirakan perilaku mereka.
Sebuah peningkatan dalam jaringan kerja yang kita berbagi dengan
orang asing akan menghasilkan penurunan kecemasan kita dan
menghasilkan peningkatan rasa percaya diri kita untuk memprediksi
perilaku orang lain.
2. Face-Negotiation Theory.
Teori yang dipublikasikan Stella Ting-Toomey ini membantu menjelaskan
perbedaan –perbedaan budaya dalam merespon konflik. Ting-Toomey
berasumsi bahwa orang-orang dalam setiap budaya akan selalu negotiating
face. Istilah itu adalah metaphor citra diri publik kita, cara kita menginginkan
orang lain melihat dan memperlakukan diri kita. Face work merujuk pada
pesan verbal dan non verbal yang membantu menjaga dan menyimpan rasa
malu (face loss), dan menegakkan muka terhormat. Identitas kita dapat selalu
dipertanyakan, dan kecemasan dan ketidakpastian yang digerakkan oleh
konflik yang membuat kita tidak berdaya/harus terima. Postulat teori ini
adalah face work orang-orang dari budaya individu akan berbeda dengan
budaya kolektivis. Ketika face work adalah berbeda, gaya penangan konflik
juga beragam.
Terdapat tiga perbedaan penting diantara budaya individulis dan budaya
kolektivis. Perbedaan-perbedaan itu adalah dalam cara mendefinisikan: diri;
tujuan-tujuan; dan kewajiban.
3. Speech Codes Theory.
Teori yang dipublikaskan Gerry Philipsen ini berusaha menjawab tentang
keberadaan speech code dalam suatu budaya, bagaimana substansi dan
kekuatannya dalam sebuah budaya. Ia menyampaikan proposisi-proposisi sebagai
berikut:
a. Dimanapun ada sebuah budaya, disitu diketemukan speech code yang khas.
b. Sebuah speech code mencakup retorikal, psikologi, dan sosiologi budaya.
c. Pembicaraan yang signifikan bergantung speech code yang digunakan
pembicara dan pendengar untuk memkreasi dan menginterpretasi komunikasi
mereka.
d. Istilah, aturan, dan premis terkait ke dalam pembicaraan itu sendiri.
e. Kegunaan suatu speech code bersama adalah menciptakan kondisi memadai untuk
memprediksi, menjelaskan, dan mengontrol formula wacana tentang intelijenitas,
prudens (bijaksana, hati-hati) dan moralitas dari perilaku komunikasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka
(Hafied Cangara). Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang
didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. (E.B Taylor)
“Komunikasi Lintas Budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan
suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya dan hal ini
bisa antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling
mempengaruhi satu sma lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan
maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan atau bisa jadi sebagai tahap
awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang
menghasilkan kebudayaan yang baru)”
Ada beberapa macam karaketeristik Komunikasi Lintas Budaya, antara lain :
1. Ada dua atau lebih kebudayaan yang terlibat dalam komunikasi
2. Ada jalan atau tujuan yang sama yang akhirnya menciptakan komunikasi itu
3. Komunikasi Lintas Budaya menghasilkan keuntungan dan kerugian diantara
dua budaya atau lebih yang terlibat
4. Komunikasi lintas budaya dijalin baik secara individu anggota masyarakat
maupun dijallin secara berkelompok atau dewasa ini dapat dilakukan melalui
media
5. Tidak semua komunikasi lintas budaya menghasilkan fedback yang dimaksud,
hal ini tergantung kepada penafsiran dan penerimaan dari sebuah kebudayaan
yang terlibat, mau atau tidaknya dipengaruhi
6. Bila dua kebudayaan melebur karena pengaruh komunikasi yang dijalin maka
akan menghasilkan kebudayaan baru, dan inilah yang disebut akulturasi.
7.
Daftar Pustaka
A. Cecil blake
B. Molefi asante
C. Edward T.Hall
D. Fred Casmir
2. Proses dimana dialihkan ide atau gagasan suatu budaya yang satu kepada
budaya yang lainnya dan sebaliknya dan hal ini bisa antar dua kebudayaan
yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling mempengaruhi satu
sama lain, pengertian dari......?
A. komunikasi
B. Komunikasi Lintas Budaya
C. Strategi komunikasi
D. kebudayaan
A. Fisik
B. Pengalaman
C. komunikasi
D. persepsi
A. Norma (norms)
B. Stereotip (stereotyps)
C. Filosofi bisnis (business philosophy)
D. Persaingan