Disusun Oleh :
NPM : E1D017173
D. TUJUAN
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk menganalisis shift share II.
E. TINJAUAN TEORITIS
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah/propinsi dalam suatu periode tertentu
ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga
yang berlaku atau atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai
tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan
jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di
suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan PDRB atas
dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. Dalam penelitian ini, tahun yang
digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun 2000. PDRB atas dasar harga berlaku
digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Sedangkan harga konstan
digunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi dari tahun ke tahun. (Glasson, J.
2016)
Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam menghitung PDRB : 1. Pendekatan
Produksi Menurut pendekatan ini, PDRB dihitung melalui akumulasi nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah/propinsi
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit produksi tersebut dikelompokkan
ke dalam 9 lapangan usaha: a. Pertanian b. Pertambangan dan penggalian c. Industri
pengolahan d. Listrik, gas dan air bersih e. Bangunan f. Perdagangan, Hotel dan Restoran
g. Angkutan dan Komunikasi h. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan i. Jasa-jasa 2.
Pendekatan Pendapatan PDRB menurut pendekatan ini, merupakan jumlah balas jasa
yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu
wilayah dalam waktu tertentu. 3. Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah semua komponen
pengeluaran aktif seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan
ekspor neto dalam jangka waktu tertentu. 13 Data pendapatan regional adalah salah satu
indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahun.
Manfaat yang didapat atau diperoleh adalah: 1. PDRB atas dasar harga berlaku
Menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah
tertentu. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
besar pula. Menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh
penduduk suatu wilayah tertentu. 2. PDRB atas dasar harga konstan Menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan/setiap sektor ekonomi dari tahun ke tahun.
Mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri,
perdagangan antara pulau/antar propinsi. (Adisasmita, Raharjo. 2017)
Shift-Share merupakan teknik analisis untuk mengetahui kinerja perkembangan sektor
dengan melakukan perbandingkan laju pertumbuhan wilayah, menunjukkan adanya
penyimpangan dari perbandingan tersebut, dan menemukan adanya pergeseran (shift)
hasil pembangunan suatu wilayah atau daerah dengan nasional. Metode ini menggunakan
pengisolasian faktor yang menyebabkan perubahan struktur dari satu ke yang lain dalam
kurun waktu tertentu. Shift-Share menganalisis apakah suatu sektor di daerah berkembang
pesat dan apakah sesuai dengan wilayah tersebut. Alat analisis ini menggunakan
pertumbuhan tahun awal analisis dan tahun akhir analisis dari daerah dan nasional.
Komponen ini positif jika wilayah tersebut dikhususkan, relatif terhadap Eropa rata-rata,
di sektor-sektor yang produktivitasnya di atas rata-rata Eropa dan negatif jika di bawah
saya mencapai maksimum jika wilayah tersebut sepenuhnya terspesialisasi dalam sektor
dengan perbedaan produktivitas terbesar sehubungan dengan Eropa rata-rata. Komponen
ini merupakan indikator efisiensi setiap daerah dalam mengalokasikan sumber dayanya di
berbagai sektor industri. Komponen alokasi juga bisa dipandang sebagai mengukur co-
variance antara spesialisasi sektoral dan keunggulan produktivitas.
Analisis shift-share pada awalnya dipahami sebagai teknik untuk menganalisis
dinamika ketenagakerjaan daerah, mudah untuk memperluasnya ke dekomposisi
perbedaan produktivitas agregat antardaerah. Agregat produktivitas rata-rata per pekerja
adalah jumlah tertimbang dari produktivitas di tingkat sektoral. Dengan demikian,
wilayah tertentu dapat memiliki produktivitas agregat per pekerja di atas rata-rata karena
dua alasan (atau kombinasi keduanya). Di tangan satunya, bisa jadi dalam semua, atau
sebagian besar, sektor-sektor wilayah ini memiliki produktivitas per pekerja di atas
artinya. Di sisi lain, dapat menjadi kasus bahwa produktivitas sektoral tidak berbeda dari
rata-rata, tetapi wilayah ini memiliki spesialisasi di sektor-sektor dengan yang lebih tinggi
produktivitas per pekerja. Misalnya, produktivitas rata-rata di bidang pertanian, di industri
atau sektor jasa dapat identik di seluruh kawasan UE. Namun, itu daerah yang
berspesialisasi dalam layanan akan memiliki produktivitas agregat per pekerja lebih tinggi
daripada yang berspesialisasi dalam pertanian. ( J. Esteban . 2017).
Potensi Ekonomi Daerah Potensi ekonomi adalah kemampuan ekonomi yang terdapat
di daerah mampu untuk dikembangkan dan terus untuk dikembangkan agar menjadi
sumber pendapatan daerah tersebut serta menjadi sumber penghidupan perekonomian
masyarakat setempat. Dengan pengembangan potensi yang ada bahkan dapat mendorong
pembangunan perekonomian daerah (Khee Giap Tan, 2014).
Analisis Shift Share Untuk mengetahui potensi pertumbuhan produksi dari suatu
kawasan/ wilayah. Indikator yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: 15
a. Total shift (pergeseran keseluruhan), pergeseran total suatu industri i adalah sama
dengan selisih antara pertumbuhan yang terjadi (actual change) dengan pertumbuhan/
perubahan yang diharapkan (expected change) terjadi jika industri i tumbuh pada laju
yang sama dengan laju total pertumbuhan nasional (semua industri).
b. Proportional shift, adalah pergeseran yang diamati tergantung pada perbedaan laju
pertumbuhan nasional (dari seluruh industri) dengan laju pertumbuhan nasional dari
masing-masing industri i.
c. Differential shift, adalah pergeseran yang diamati tergantung pada perbedaan antara
laju pertumbuhan industri di wilayah bersangkutan dengan laju pertumbuhan industri i
di tingkat nasional.
F. METODELOGI
Metode Analisis Data Sektor-Sektor Ekonomi Potensial
Ra = Yt/Y0
Ri = Yit/Yi0
ri = yit/yi0
Keterangan :
Ra = Total PDRB tahun akhir Provinsi BKL / Total PDRB tahun awal
Provinsi BKL
Ri = PDRB tahun akhir Provinsi BKL / PDRB tahun awal Provinsi BKL
KPN = Ra - 1
KPP = Ri - Ra
KPPW = ri – Ri
G. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Muko
Muko Provinsi Bengkulu Prgsran
Ra Ri ri KPN KPP KPPW
Bersih
NO Sektor Ekonomi Tahun Tahun Tahun Tahun (PB)
Awal(yio Akhir(yit Awal Akhir(Yit
(KPP-
) ) (Yi0) )
(Yt/Y0) (Yit/Yi0) (yit/yio) (Ra-1) (Ri-Ra) (ri-Ri) KPPW)
PERTANIAN,
KEHUTANAN, 1339.41 1391.9 11929 12309.49 1.0499 1.0319 1.0501 0.04986 -0.018 0.0182 -0.0362
1 PERIKANAN
PERTAMBANGAN DAN -0.045
90.8422 92.8396 1482.8 1523.47 1.0499 1.0274 1.0501 0.04986 -0.0224 0.0226
2 PENGGALIAN
INDUSTRI -0.0288
370.339 389.221 2625.2 2718.55 1.0499 1.0356 1.0501 0.04986 -0.0143 0.01449
3 PENGOLAHAN
PENGADAAN LISTRIK 0.05354
2.2607 2.4221 38.71 41.68 1.0499 1.0767 1.0501 0.04986 0.02687 -0.0267
4 DAN GAS
PENGADAAN AIR,
PENGELOLAAN
5.3557 5.5043 91.93 96.17 1.0499 1.0461 1.0501 0.04986 -0.0037 0.00393
SAMPAH, LIMBAH DAN -0.0077
5 DAUR ULANG
KONSTRUKSI 110.847 118.015 1889.6 2026.35 1.0499 1.0724 1.0501 0.04986 0.02252 -0.0223 0.04484
6
PERDAGANGAN BESAR
DAN ECERAN,
494.694 529.437 6495 7009.18 1.0499 1.0792 1.0501 0.04986 0.02931 -0.0291
REPARASI MOBIL DAN 0.05843
7 SEPEDA MOTOR
TRANSPORTASI DAN 0.02254
130.826 139.34 3321.4 3524.72 1.0499 1.0612 1.0501 0.04986 0.01137 -0.0112
8 PERGUDANGAN
PENYEDIAAN
AKOMODASI DAN 40.9776 43.9646 683.98 738.54 1.0499 1.0798 1.0501 0.04986 0.02991 -0.0297 0.05963
9 MAKAN MINUM
10 INFORMASI DAN 33.6753 35.7639 1878 2018.28 1.0499 1.0747 1.0501 0.04986 0.02482 -0.0246 0.04945
KOMUNIKASI
JASA KEUANGAN DAN -0.1046
41.6586 42.8814 1400.4 1397.11 1.0499 0.9977 1.0501 0.04986 -0.0522 0.05239
11 ASURANSI
REAL ESTATE 59.591 62.3131 1890.9 1964.35 1.0499 1.0388 1.0501 0.04986 -0.011 0.01123 -0.0223
12
JASA PERUSAHAAN 3.49793 3.6606 953.23 1003.27 1.0499 1.0525 1.0501 0.04986 0.00264 -0.0024 0.00508
13
ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN,
PERTAHANAN DAN 213.591 227.45 3698.5 3929.76 1.0499 1.0625 1.0501 0.04986 0.01269 -0.0125
JAMINAN SOSIAL 0.02518
14 WAJIB
JASA PENDIDIKAN 67.4126 70.444 2678.7 2774.17 1.0499 1.0356 1.0501 0.04986 -0.0142 0.01442 -0.0286
15
JASA KESEHATAN DAN 0.06062
7.6021 8.1655 682.23 736.99 1.0499 1.0803 1.0501 0.04986 0.03041 -0.0302
16 KEGIATAN SOSIAL
JASA LAINNYA 2.28309 2.4467 333.56 359.07 1.0499 1.0765 1.0501 0.04986 0.02662 -0.0264 0.05305
17
Total 3014.86 3165.76 42074 44171.15 17.848 17.929 17.851 0.84755 0.08128 -0.0779 0.1592
Pembahasan
Adapun dari tabel dapat dilihat bahwa apabila niai Komponen Pertumbuhan
Nasional ( KP ) memiliki nilai yang positif semua hal ini dapat menandakan bahwa
pertumbuhan nasional di kabupaten muko muko. pertumbuhan ekonominya lebih
tinggi dari wilayah Provinsi Bengkulu. Dan nilai yang di dapat untuk KP adalah
sebesar 0.0498558 dan niali KP yang di dapat semuanya memiliki nilai yang sama di
karenakan rumus dari KPN= Ra – 1. Ra adalah Total PDRB tahun akhir Provinsi
Bengkulu / Total PDRB tahun awal Provinsi Bengkulu.
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
Pada sector ini di dapatkan KPP senilai -0.0142927 maka sector ini tumbuh lebih
lambat karena bernilai negatif.
6. KONSTRUKSI
Pada sector ini di dapatkan KPP senilai 0.02251969 maka sector ini tumbuh lebih
cepat karena bernilai positif.
Dari pembagian data di kabupaten muko muko dapat dilihat bahwa banyak yang memiliki
nilai positif dan ada 7 sektor yang memiliki nilai negatif artinya di sini bahwa Kabupaten
muko muko berspesialisasi dalam sektor secara nasional tumbuh lebih cepat dari wilayah
Provinsi Begkulu, kecuali 7 sektor yang mendapat nilai negatif yang menandakan bahwa
Provinsi bengkulu tumbuh lebih cepat dari Kabupaten Muko Muko.
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
Pada sector ini di dapatkan KPPW senilai 0.0144888 maka sector ini dapat
berdaya saing karena bernilai positif.
6. KONSTRUKSI
Pada sector ini di dapatkan KPPW senilai -0.022324 maka sector ini tidak
menguntungan karena bernilai negatif.
Dari pemaparan yang telah dilakukan mengenai nilai PPWP di Kabupaten Muko Muko
Didapat ada 7 sektor yang dapat berdaya saing dan dapat menghasilkan
keuntungan.sedangkan ada 10 sektor yang tidak memiliki daya saing.
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
Pada sector ini di dapatkan PB senilai -0.028781419 maka sector ini tidak perlu di
utamakan pembangunannya karena bernilai negatif.
6. KONSTRUKSI
Pada sector ini di dapatkan PB senilai 0.044843278 maka sector ini perlu di
utamakan pembangunannya karena bernilai positif.
Dari pembagian data di kabupaten muko muko dapat dilihat bahwa banyak yang memiliki
10 nilai positif dan ada 7 sektor yang memiliki nilai negatif artinya di sini bahwa Kabupaten
muko muko berspesialisasi dalam sektor secara nasional tumbuh lebih cepat dari wilayah
Provinsi Begkulu, kecuali 7 sektor yang mendapat nilai negatif yang menandakan bahwa
Provinsi bengkulu tumbuh lebih cepat dari Kabupaten Muko Muko.
H. DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Raharjo. 2017. Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Khee Giap Tan, 2014, Analisis Daya Saing Provinsi dan Wilayah, Singapore:World
Scientific Publishing.
Bengkulu, 04/13/2020
Menyetujui,
Co-ass,
Lesly Anawati
(E1D016153)