Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PEMBIAYAAN PERUSAHAAN PERTANIAN

PENGALOKASIAN, PEMENUHAN KEBUTUHAN DANA DAN KINERJA


FINENSIAL USAHA RUMAH TANGGA TEMPE PAK KARDINO YANG
BERBASIS PADA KOMODITI KEDELAI

Disusun oleh :
1. Ari Kurniawan (E1D017091)
2. Bagas Wibisono (E1D017105)
3. NesiPanriski (E1D017133)
4. Fembi Nur Ilham (E1D017173)
5. Ari SyhputraHasibuan (E1D017175)

DosenPembimbing:
Ir. Ellys Yuliarti, M.Si

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PRAKTIKUM.....................................3
2.1. Keadaan Penduduk............................................................................................3
2.1.1 Berdasarkan Kelompok Umur.................................................................3
2.1.2. Berdasarkan Pendidikan.........................................................................3
2.2. Keadaan Lahan..................................................................................................4
2.2.1 Batas Wilayah..........................................................................................4
2.2.2 Tata Guna Lahan.....................................................................................5
2.2.3. Keadaan Topografi.................................................................................6
2.3. Keadaan Sarana dan Prasarana.........................................................................6
2.4. Keadaan Usaha Rumah tangga Tempe pak Kardino.........................................7
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM................................................................8
3.1. Metode Penentuan lokasi..................................................................................8
3.2. Metode Penentuan Responden..........................................................................8
3.3. Jenis data yang dikumpulkan............................................................................8
3.4.Metode Pengambilan Data.................................................................................8
3.5. Metode Analisis Data........................................................................................9
3.6. Konsep dan pengukuran variabel......................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................10
4.1. Karakteristik pemilik usaha rumah tangga......................................................10
4.1.1 Keadaan umur pemilik usaha................................................................10
4.1.2 Keadaan pendidikan pemilik usaha.......................................................10
4.1.3 Keadaan pengalaman pemilik usaha......................................................10
4.1.4 Keadaan tanggungan pemilik usaha......................................................10
4.1.5 Keadaan pekerjaan di luar usaha rumah tangga....................................10
4.2. Mengidentifikasi seluruh aktivitas usaha pengalokasian penggunaan dana
pada usaha rumah tangga.......................................................................................10
4.2.1 Tempat...................................................................................................11
4.2.2. Prasarana Penunjang Produksi..............................................................11
4.2.3. Bahan Baku...........................................................................................11
4.2.4. Tenaga Kerja.........................................................................................11
4.2.5. Kegiatan Penyelenggaraan Usaha Bahan Baku....................................12
4.3. Menghitung biaya untuk seluruh aktivitas usaha pada usaha rumah tangga. .15
4.3.1 Perhitungan Biaya Penerimaan, Keuntungan dan Kelayakan Usaha
Pembuatan Tempe.........................................................................................15
4.4. Mengidentifikasi seluruh pendanaan yang di kumpulkan oleh usaha rumah
tangga produksi tempe...........................................................................................19
4.5. Menghitung jumlah dana yang di kumpulkan oleh usaha rumah tangga
produksi tempe kardino..........................................................................................21
4.6. sumber investasi dari modal yang di butuhkan untuk usaha rumah tangga
produksi tempe kardino..........................................................................................22
4.7. Laporan Rugi Laba Usaha RumahTangga......................................................24
4.8. Neraca Usaha RumahTangga..........................................................................24
4.9 KinerjaFinensialUsaha RumahTangga............................................................24
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................27
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor industri rumahan memiliki peranan penting dalam menggerakkan
perekonomian masyarakat. Sektor ini mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat. Sektor ini juga mampu mengurangi tingkat pengangguran dan
kemiskinan (Sutrisno,203).
Pada umumnya industri rumahan masih dijalankan secara tradisional. Para
pengusaha bekum memiliki struktur manajemen usaha yang rapi dan terstruktur,
termasuk dalam proses pengendalian kualitas yang dijalankan. Proses
pengendalian kualitas berperan penting sebagai jaminan mutu produk yang
diproduksi. Kualitas produk yang baik akan membantu pengusaha untuk dapat
bersaing memenangkan pasar (Assuari,2008).
Industri rumahan yang ingin kami teliti yaitu industri tempe. Tempe
merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi.
Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan teknologi
pertanian. Metode ini sebenarnya telah dilakukan sejak zaman dahulu, tetapi hal
ini belum disadari oleh masyarakat umum. Dengan proses yang sederhana namun
dapat menghasilkan produk yang berkualitas gizi cukup baikdalam hal pembinaan
agar masyarakat dapat menciptakan usaha sendiri.
Makanan tradisional ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama
dalam tatanan budaya makanan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan
Surakarta. Abad ke-16 di Jaa telah ditemukan kata tempe, misalnya dengan
penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan
santan) dan kadhele tempe srundengan. Dalam catatan sejarah yang tersedia
lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diprosukai dari
kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisonla Jawa mungkin
dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad
ke-16.

1
Tempe merupakan hasil proses fermentasi dengan waktu 36-48 jam. Pad
waktu tersebut tempe siap untuk dipasarkan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan
kapang yang hampir tetap dan tekstur lebih kompak. Jika proses fermentasi terlalu
lama menyebabkan terjadinya kenaikan jumlah bakteri, jumlah asam lemak bebas,
pertumbuhan jamur juga menurun, dan menyebabkan degradasi protein lanjut
sehingga terbentuk amoniak. Akibatnya, tempe yang dihasilkan mengalami proses
pembusukan dan aromanya menjadi tidak enak, tetapi dapat digunakan sebagai
campuran bumbu pada masakan (Kasmidjo,1990).
Tempe dapat dibuat dari berbagai bahan tetapi yang dikenal sebagai tempe
oleh sebagian peminat tempe adalah yang dibuat dari kedelai. Tempe segar adalah
tempe yang berwarna putih dengan jamur yang banyak dan tebal. Sebenarnya
tempe yang tidak mengandung spora adalah tempe yang tua (hampir busuk),
namun kondisinya tidak memungkinkan untuk dikeringkan dan disimpan
(Rukmana,2006). Tempe segar tidak dapat disimpan lama karena paling lama kuat
disimpan 2x24 jam, lewat masa itu kapan tempe mati dan selanjutnya akan
tumbuh bakteri atau mikroba perombak protein akibatnya tempe cepat busuk
(Santoso, 2005).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik usaha rumah tangga
2. Untuk mengetahui klasifikasi biaya-biaya dalam kegiatan proses produksi
tempe
3. Untuk mengidentifikasi seluruh sumber pendanaan yang dikumpulkan
pada usaha tempe
4. Untuk menghitung jumlah dana yang dapat dikumpulkan pada usaha
tempe
5. Untuk mengetahui dariaman sumber investasi dan modal yang dibutuhkan
6. Untuk mengetahui rugi laba usaha tempe
7. Untuk mengetahui neraca usaha dan
8. Untuk mengetahui kenerja finansial usaha tempe

2
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PRAKTIKUM

2.1. Keadaan Penduduk


2.1.1 Berdasarkan Kelompok Umur
Kelompok umur masyarakat di kelurahan panorama dapat
digolongkan anak – anak orang dewasa dan orang tua dapat dilihat dari tabel
berikut.
Tabel 1. Data Kelompok Umur Kelurahan Panorama

No Umur L P
1 0–4 1216 1050
2 5-9 750 449
3 10-14 650 518
4 15-19 650 673
5 20-24 849 900
6 25-29 750 800
7 30-34 414 480
8 35-39 480 624
9 40-44 419 440
10 45-49 393 449
11 50-54 272 434
12 55-59 68 256
13 >60 203 226
Sumber : Profil Kelurahan Panorama 2018-2019

2.1.2. Berdasarkan Pendidikan


Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting
karena pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan SDM bagi
pembangunan bangsa dan negara dan dibawah ini dapat dilihat ingkat
pendidikan masyarakat di kelurahan panorama sebagai berikut.

Tabel 2. Pendidikan Penduduk Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran


Pati Kota Bengkulu
Persentase
No Tingkat Pendidikan Jumlah
(orang) (%)

3
1 Tidak/Belum Sekolah 1650 13,13
2 Tidak Tamat SD/Sederajat 1506 11,95
3 Tamat SD Sederajat 1765 14,04
4 SLTP/Sederajat 1486 11,82
5 SLTA/Sederajat 5008 39,84
6 Diploma I/II 166 1,32
7 Akademi/Diploma III/Sarjana Muda 243 1,94
8 Strata I 659 5,24
9 Strata II 83 0,66
10 Strata III 4 0,03
Jumlah Total 12570 100
Sumber : Profil Kelurahan Panorama 2018-2019

Dari tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk Kelurahan


Panorama adalah usia sekolah dalam hal ini SLTA Sederajat paling mendominasi
sebanyak 5008 orang atau 39,84% dari jumlah penduduk, serta pendidikkan
tertinggi dalam lingkup Kelurahan Panorama adalah Strata III sebanyak 4 orang
atau 0,03% dari jumlah penduduk. Hingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas
penduduk Panorama di dominasi oleh anak-anak usia sekolah dalam hal ini adalah
anak-anak usia SLTA sederajat, walau ada juga sebagian dari penduduk yang
belum atau bahkan putus sekolah sebanyak 3156 orang atau 25,07% dari jumlah
penduduk, selebihnya yang 7402 orang atau 35.05% dari jumlah penduduk
Kelurahan Panorama adalah SD sederajat, SLTP sederajat, Diploma I/II, Sarjana
Muda/DIII, Strata I dan Strata 2.

2.2. Keadaan Lahan


2.2.1 Batas Wilayah
Batas wilayah dari Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Pati Kota
Bengkulu seperti yang terlihat dibawah ini :
a. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tebeng atau Kebun
Tebeng
b. Di sebelah Selatan berbatasn dengan Kelurahan LingkarTimur

c. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Padang Nangka dan


DusunBesar

4
d. Di sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan JembatanKecil

2.2.2 Tata Guna Lahan


Tata guna tanah/lahan perkotaan adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pembagian dalam ruang dari peran kota, kawasan tempat tinggal,
kawasan tempat kerja, kawasan tempat rekreasi dan dibwah ini dapat dilihat tata
guna lahan kelurahan panorama dalam tabel berikut.
Tabel 3. Luas Wilayah Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Pati Kota
Bengkulu

No Wilayah Kelurahan Panorama Luas Wilayah


1 Pemukiman 90 Ha/M2
2 Persawahan 104 Ha/M2
3 Perkebunan 8,75 Ha/M2
4 Kuburan 1,75 Ha/M2
5 Perkantoran 2,25 Ha/M2
6 Prasarana Umum 86,2 Ha/M2
Total Luas ± 292,95 Ha/M2
Sumber : Profil Kelurahan Panorama 2018-2019
Dari tabel tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa dari luas Kelurahan
Panorama Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu yang ± 292,95 hektar,
ternyata daerah Persawahan dengan luas ±104 Ha/M2 adalah wilayah paling
terluas, dan daerah Kuburan dengan luas ±1,75 Ha/M2 adalah wilayah paling
terkecil dalam lingkup Kelurahan Panorama. Itu berarti sisanya terbagi dalam
lingkup Pemukiman, Perkebunan, Perkantoran dan Prasarana Umum. Hingga
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mata pencarian penduduknyaadalah
Buruh Petani.

2.2.3. Keadaan Topografi


Kelurahan Panorama merupakan salah satu Kelurahan dari Kecamatan
Singaran Patih Kota Bengkulu, dengan topografi dataran dan pesawahan.
Kelurahan Panorama yang terletak dalam Kecamatan Singaran Patih Kota
Bengkulu memiliki batas-batas wilayah pemisah dari kelurahan-kelurahan
tetangga.

2.3. Keadaan Sarana dan Prasarana


Tabel 4. Fasilitas Masyarakat di Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran
Pati Kota Bengkulu

5
No Fasilitas Masyarakat Luas/M2
1 Perkantoran Pemerintahan 2,25 Ha/M2
2 Pemakaman Umum 1,75 Ha/M2
Fasilitas Umum : 4 Ha/M2
3 Masjid, Pasar Tradisional dan Tempat Wisata
Bangunan Sekolah : 3,31 Ha/M2
4 Paud/Tk, SD/Sederajat, SLTP/Sederajat dan
SLTA/Sederajat
Jumlah Total ±11,31 Ha/M2
Sumber : Profil Kelurahan Panorama 2018-2019
Dari tabel tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa Fasilitas Masyarakat di
Kelurahan Panorama yang memiliki luas ±11,31 Ha/M2 adalah sebagai berikut :
Fasilitas Umum yang terdiri dari masjid, pasar tradisional dan tempat wisata
memiliki luas sekitar 4 Ha/M2 merupakan wilayah terluas dan Pemakaman Umum
1,75 Ha/M2 merupakan wilayah terkecil dalam fasilitas masyarakat yang ada
dalam Pemerintahan Kelurahan Panorama. Itu berarti 5,56 Ha/M2 lebihnya adalah
Perkantoran Pemerintah dan Bangunan Sekolah.

6
Tabel 5. Prasarana Kesehatan Penduduk kelurahan Panirama Kecamatan
Singaran Pati Kota Bengkulu

No Sarana Kesehatan Jumlah


1 Puskemas Pembantu 1
2 Apotik 2
3 Posyandu 5
4 Toko Obat 3
5 Balai Pengobatan Alternatif/Swasta 1
6 Praktek Dokter 3
7 Rumah Bersalin 2
Jumlah Total Sarana Kesehatan 17
Sumber : Profil Kelurahan Panorama 2018-2019
Dari tabel tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa Sarana
Kesehatan penduduk Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran
Pati Kota Bengkulu adalah Puskesmas Pembantu 1, Apotik 2,
Posyandu 5, Toko Obat 3, Balai PengobatanAlternatif/Swasta 1,
Praktek Dokter 3, Rumah Bersalin 2.

2.4. Keadaan Usaha Rumah tangga Tempe pak Kardino


Keadaan usaha rumah tangga tempe pak kardino di kelurahan panorama
kecamatan singgaran pati kota bengkulu mengalami peningkatan permintaan
tempe daun dan juga tempe plastik hal ini dikarenakan naiknya harga – harga
sayuran dipasar ujar pak kardino, konsumen beralih ke tempe dikarenakan harga
yang murah dan tempe juga dapat diolah dalam berbagai bentuk varian makanan
lainnya.

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

7
3.1. Metode Penentuan lokasi
Pada praktikum Pembiayaan Perusahaan Pertanian
dilaksanakanpadatangga 8 Januari 2020 dikelurahan panorama kecamatan
singgaran pati kota bengkulu. Dalam menentukan lokasi penelitian metode yang
diambil adalah metode survei yaitu adanya beberapa orang yang langsung menuju
ke lokasi untuk melihat kondisi lokasi yang akan dipilih untuk tempat praktikum.
Lokasi yang dipilih untuk praktikum Pembiayaan Perusahaan Pertanian ini adalah
lokasi yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang.

3.2. Metode Penentuan Responden


Dalam pelaksanaan praktikum yang menjadi responden adalah
pedagangtempe dikelurahan panorama kecamatan singgaran pati kota bengkulu
Sementara untuk pemilihan responden dalam praktikum ini dilakukan dengan
menggunakan metode puposive yaitu dengan menemui pedagang yang secara
langsung pedagang tempe yang sedang berada di rumah dan Penentuan
Responden adalah metode Accidental. Metode ini dilakukan agar dapat
mempermudah dan mempercepat dalam mendapatkan data yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan proses praktikum Pembiayaan Perusahaan Pertanian.

3.3. Jenis data yang dikumpulkan


Jenis data yang digunakai dalam praktikum kali ini yaitu jenis data primer.
data primer adalah hasil survey atau observasi, data primer yang sering kita temui
di lapangan adalah data yang dikumpulkan dari kuesioner.

3.4.Metode Pengambilan Data


Dalam praktikum Pembiayaan Perusahaan Pertanian di kelurahan
panorama kecamatan singgaran pati kota bengkulu dilakukan dengan metode
pengumpulan data melalui wawacara terhadap responden (narasumber).
Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah disediakan.
Kuisioner ini berisi tentang input yang digunakan dalam proses produksi beserta
harganya dan penggunaannya, serta beberapa pertanyaan lainnya yang berkaitan
dengan proses produksi usaha rumah tangga tempe.

8
3.5. Metode Analisis Data
Data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
dianalisissecara deksrpftif, Analisis deskritif akan menjelaskan secara umum
kondisi yang adadilapangan dilengkapi dengan penyajian tabel – tabel statistik
dan dinarasikan. Selanjutnya dikaji ulang terhadap pengelolaan usaha oleh kepala
keluarga baik itu sesuai dengan peruntukkannya.

3.6. Konsep dan pengukuran variabel


Konsep variabel yang dianalisis dalam paraktikum ini adalah :
1. Responden adalah pedagang tempe yang mengusahakan perusahaan yang
dipilih secara secara sengaja urumah tangga tempe untuk mendapat informasi
dalam praktikum.
2. Perusahaan tempe merupakan kegiatan petani dalam memperoleh produksi
untuk memenui kebutuhan.
3. Tenaga kerja adalah curahan tenaga kerja yang dialokasi dalam perusahaan
yang dinayatakan dalam satuan hari orang kerja (HOK).
4. Total biaya adalah keselurahn nilai yang ada pada penggunaan produksi
Perusahaan tempe.
5. Modal adalah sumber modal yang digunakan oleh perusahaan tempe dalam
pemenuhan kebutuhan dana dalam usahatani kacang tanah.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

9
4.1. Karakteristik pemilik usaha rumah tangga
4.1.1 Keadaan umur pemilik usaha
Responden bernama Kardino dan berumur 43 tahun, sehingga
tergolong berusia produktif. Menurut Mantra (2001), penduduk
digolongkan berdasarkan tiga kelompok yaitu kelompok umur 0-14
tahun (usia belum produktif), 15-64 tahun (usia produktif), dan 65 tahun
keatas (usia tidak produktif).

4.1.2 Keadaan pendidikan pemilik usaha


Responden berpendidikan Sekolah Dasar (SD). tanggungan
keluarga sebanyak 2 orang.

4.1.3 Keadaan pengalaman pemilik usaha


Responden memulai usahanya dari tahun 2011. Sampai saat ini
usahanya sudah berjalan selama 9 tahun. Alasan yang mendasari
responden menjalankan usaha ini diantaranya karena mampu menjadi
sumber pendapatan untuk keluarga.

4.1.4 Keadaan tanggungan pemilik usaha


Jumlah anggota keluarga rensponden ada 3 orang. Yang menjadi
tanggunganya ada 2 orang.

4.1.5 Keadaan pekerjaan di luar usaha rumah tangga


Sampai saat ini usaha yang di lakukan oleh keluarga bapak kardino
hanya sebagai pengusaha pembuatan tempe, dan tidak mempunyai
pekerjaan lain di luar itu.

4.2. Mengidentifikasi seluruh aktivitas usaha pengalokasian


penggunaan dana pada usaha rumah tangga
Faktor pendukung yang harus dipersiapkan untuk menjalankan
usaha pembuatan tempe adalah sebagai berikut:

4.2.1 Tempat
Tempat adalah suatu wadah atau bagunan dimana kegiatan usaha
pembuatan tempe dilaksanakan sehingga terlindung dari panas atau hujan,

10
sekaligus sebagai tempat penyimpanan hasil produksi dan semua peralatan
yang dibutuhkan selama kegiatan usaha berjalan.

4.2.2. Prasarana Penunjang Produksi


Prasarana penunjang produksi usaha pembuatan tempe berupa:
a. Mesin digunakan sebagai alat pemecah dan pemisah kulit ari kacang
kedelai.
b. Baskom besar, alat ini digunakan sebagai temat perendaman kacang
kedelai.
c. Ember, alat ini digunakan untuk timba air.
d. Tong penampungan air kapasitas 1200 liter untuk cadangan air bersih.
f. Dandang, alat ini digunakan sebagai tempat perebusan kacang kedelai.
g. Tungku tempat perebusan kacang kedelai
h. Mesin Pompa Air sebagai alat penghisap air dari sumur gali ke Tong
penampungan air bersih.
i. Daun pisang dan plastik sebagai bahan alas dan pembungkus kacang
kedelai yang sudah diberi ragi.
j. Gerobak untuk pemasaran tempe.

4.2.3. Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan tempe yaitu kacang
kedelai Impor.

4.2.4. Tenaga Kerja


Karena pengolahan Tempe ini masih tergolong kecil (Rumah
Tangga) Pak Kardino tidak menggunakan tenaga kerja dari luar,
melainkan hanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga yaitu Bapak
Kardino sendiri dan Istrinya.Bapak Kardino sendiri berperan sebagai
teknisi dan pengawas dalam usaha pembuatan tempe,melaksanakan proses
pembuatan dari penyortiran kacang kedelai, perebusan sampai dengan siap
proses peragian dan sebagai ditributor kepada pelanggan, pengecer di
pasar dan disekitar desa Pak Kardino tersebut. Sedangkan Istrinya hanya
berperan untuk membantu proses pengemasan dan pemasaran.. Waktu

11
kerja pembuatan tempe dilakukan setiap hari mulai pukul 08.00 s/d 16.00
WIB, sedangkan pemasaran hasil produk tempe kepasar didistribusikan
pada pagi hari yaitu pada pukul 05.30 WIB.

4.2.5. Kegiatan Penyelenggaraan Usaha Bahan Baku


Bahan baku pembuatan tempe berupa kacang kedelai, kacang
kedelai yang digunakan untuk pembuatan tempe adalah kacang kedelai
Impor. Alasan para pengusaha tempe memilih kedelai dari Impor, karena
kadelai lokal lebih mahal dan kulit kacang sulit terkelupas saat proses
pencucian, proses pengukusan lebih lama dibandingkan dengan kedelai
impor. Bahan baku kacang kedelai dibeli di pasar ,harga pembelian kacang
kedelai per tiga bulan terakhir berkisar Rp 12.000 per kilogram.
Pemakaian rata-rata bahan baku kedelai per hari sebesar 50-75 kilogram,
sehingga keperluan kedelai dalam 15 hari keperluan bahan baku rata-rata
60 kilogram/produksi. Setiap harinya produksi tempe rata-rata sebesar
250-375 potong (setiap 1 kilogam kedelai menghasilkan 5 potong tempe).
Semua produksi tempe tersebut dijual di pasar. Usaha pembuatan tempe
telah berjalan selama ± 8 tahun. Jumlah pemakaian dan nilai kedelai
selama 15 hari (2-16 Mei 2019) produksisebanyak 900 kg dengan nilai
Rp.12.000,- /kg, jadi biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku
selama 15 hari produksi adalah Rp.10.800.000,-.
1. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan sebagai
penunjang kegiatan produksi tempe. Bahan ini terdiri dari kayu
bakar, Listrik,daun pisang, plastik dan Ragi. Dengan jumlah
rincian yang dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 6. Jumlah Pemakaian Bahan Penolong (selama 15 hari proses


produksi).

No Bahan Banyaknya Harga (Rp) Jumlah (Rp)


1 Kayu Bakar 5 kubik 50.000 250.000
4 Daun Pisang 51 Ikat 3.000 153.000
5 Plastik pembungkus 90 Pack 4.000 360.000

12
tempe
6 Ragi Tempe 7,8 kg 40.000 72.000
7 Bensin 15 liter 10.000 150.000
Total 1.147.667
Sumber: Data Hasil Survei, 2020
2. Mesin dan Peralatan
Pembelian Peralatan untuk pertama kalinya dilakukan saat
akan memulai mendirikan usaha pembuatan tempe, sedangkan
kalau sudah beroperasi peralatan akan diganti bila tidak dapat
berfungsi lagi. Peralatan mampu bertahan selama 5 tahun. Daftar
mesin dan alat yang digunakan untuk usaha pembuatan tempe
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 7. Peralatan yang Digunakan untuk Pembuatan Tempe pada
Pabrik Bapak Kardino.

Jumlah Harga Awal Biaya


NO Nama alat
(unit) (Rp) Penyusutan
1 Dandang 2 Rp500.000 Rp694
2 Tampah 8 Rp20.000 Rp56
3 Keranjang 4 Rp40.000 Rp111
4 Tungku 2 Rp100.000 Rp139
5 Baskom Besar 5 Rp40.000 Rp111
6 Ember 10 Rp20.000 Rp56
7 Gerobak 1 Rp700.000 Rp648
Mesin Pemecah
8 1 Rp4.000.000 Rp2.222
Kedelai
8 Sudip 2 Rp10.000 Rp28
Tong penampung
10 air 1 Rp450.000 Rp313
11 Pompa air 1 Rp600.000 Rp150.000
Jumlah 35 Rp5.430.000 Rp154.377
Rata-rata 3,9 Rp603.333 Rp14.034
` Sumber: Data Hasil Survei, 2020
3. Kegiatan Produksi
Produksi dilakukan setiap hari, kegiatan ini rutin
dilaksanakan mulai jam 08.00 – 16.00 oleh oleh dua orang
karyawan sebagai pekerja produksi dari penimbangan kacang,
perebusan, perendaman kacang, dan ditiriskan dan siap untuk

13
proses peragian, proses peragian kacang kedelei dan pencetakan
tempe dilkukan oleh Bapak Kardino sendiri, tahapan-tahapan
dalam proses pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
a. Kacang kedelai dibersihkan dari bahan-bahan lain yang
tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
b. Perendaman kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 3
jam dengan air panas yang sudah mendidih untuk proses
hidrasi agar kacang kedelai dapat menyerap air sebanyak
mungkin.
c. Biji kacang kedelai kemudian dilakukan penggilingan untuk
memecah dan pemisahan kulit ari.
d. Kacang kedelai kemudian, cuci atau bilas dengan
menggunakan air bersih.
e. Kacang Kedelai kemudian di kukus / rebus sampai empuk.
f. Setelah kacang kedelai terasa empuk, tuangkan kacang kedelai
tersebut pada tampah atau tempat penirisan yang telah
dibersihkan, lalu diangin angin sambil di aduk hingga kedelai
tersebut terasa dingin.
g. Penaburan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi
sedikit sambil diadukduk supaya merata takaran (2 gram ragi
tempe untuk 1 kg kedelai) jadi dalam proses peragian kacang
kedelei dalam satu hari 50 kilogam kedelei memerlukan ragi
sebanyak 100 gram.
h. Persiapan papan cetak atau daun pisang untuk membungkus,
bungkus tempe yang digunakan daun pisang maka sebelum
digunakan daun tersebut diberi lubang-lubang kecil dengan
menggunakan lidi atau garpu. Dan persiapkan plastik untuk
tempe yang di bungkus memakai plastik dan di isi sesuai
yanag di inginkan.
i. Tahapan pencetakan kedelai yang telah diberi ragi tempe
kedalam cetakan.

14
j. Proses fermentasi kacang kedelai disimpan atau diperam
selama selama beberapa hari yaitu 1-2 hari hingga diperoleh
tempe.

4.3. Menghitung biaya untuk seluruh aktivitas usaha pada usaha


rumah tangga
4.3.1 Perhitungan Biaya Penerimaan, Keuntungan dan Kelayakan Usaha
Pembuatan Tempe
1. Struktur Biaya Produksi
Biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan oleh produsen atau
pengusaha tempe untuk membiayai kegiatan produksi. Dalam proses
produksi, faktor-faktor produksi dikombinasikan, diproses dan kemudian
menghasilkan suatu hasil akhir yang biasanya disebut produk. Biaya
produksi dimaksudkan sebagai jumlah kompensasi yang diterima oleh
pemilik unsur-unsur produksi yang digunakan dalam proses produksi yang
bersangkutan yaitu:
 Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya Tetap adalah biaya yang tetap ada dan tetap harus dikeluarkan,
tanpa terikat pada ada atau tidaknya haril produksi tempe yang diperoleh.
Biaya tetap terdiri dari penyusutan aktiva tetap, konsumsi tenaga kerja
yang total biaya. adalah biaya penyusutan peralatan Rp 154.377,- dan
biaya yang paling kecil adalah Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp 821,-
Total biaya tetap adalah Rp 155.198.
Tabel 8. Jumlah Biaya Tetap pada Usaha Pembuatan Tempe Bapak
Kardino
Total Biaya
No Komponen Biaya
(Rp/Hari)
1 Pajak Bumi dan Bangunan Rp821
2 Penyusutan peralatan
Dandang Rp694
Tampah Rp56
Keranjang Rp111
Tungku Rp139
Baskom Besar Rp111
Ember Rp56

15
Gerobak Rp648
Mesin Pemecah Kedelai Rp2.222
Sudip Rp28
Tong penampung air Rp313
Pompa air Rp74.135
Total Penyusutan Peralatan Rp154.377
Total Biaya Rp79.333
Sumber: Data Hasil Survei, 2020
 Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel (Variabel Cost) adalah biaya yang besar kecilnya


berhubungan sangat erat dengan besar kecilnya output yang akan
diperoleh. Komponen biaya yang termasuk biaya variabel usaha
pembuatan tempe ini meliputi biaya untuk pembelian bahan baku yang
berupa kedelai sebesar Rp. 10.800.000,-.selama periode bulan Mei 2019
(selama 15 hari produksi), bahan penolong yang terdiri dari kayu bakar 5
kobik selama 15 hari dengan harga Rp 50.000,- /kobik = Rp. 250.000,- ,
Bensin 15 liter Rp 10.000,-/liter = Rp 150.000,- Daun pisang 51 ikat
dengan harga Rp.3000/ikat Rp. 312.500,- Ragi Tempe 1,8 bungkus dengan
harga Rp.40.000/bungkus Rp. 72.000,- dan Jumlah biaya variabel sebesar
Rp.11.191.767,- selama 15 hari atau rata-rata Rp796.511,- per hari.
Perkomponen biaya serta jumlah biaya variabel selama 15 pada bulan Mei
2019.
Tabel 9. Jumlah biaya variabel Per Komponen Biaya pada Usaha
Pembuatan Tempe Bapak Kardino

Total Biaya
No Komponen Biaya
(Rp/15 hari)
1 Bahan Baku :
Kacang Kedelai Rp10.800.000
2 Bahan Penolong :
Ragi Rp72.000
Daun Pisang Rp153.000
Plastik Rp360.000
Kayu Bakar Rp250.000
Bensin Rp150.000
Total Rp11.947.667
Sumber: Data Hasil Survei, 2020

16
 Biaya Total

Biaya total adalah penjumlahan dari total biaya tetap dengan total
biaya variabel. Pada usaha pembuatan tempe ini biaya tetapnya sebesar
Rp.155.198,- sedangkan biaya variabel periode bulan Mei 2019 sebesar
Rp.11.947.667,- sehingga total biaya sebesar Rp.12.487.667,- atau rata-
rata Rp.832.551,- per hari.

Tabel 10. Jumlah Total Biaya Per komponen Total Biaya Pada
Usaha Pembuatan Tempe Bapak Kardino

Komponen Biaya Total Biaya


Biaya Tetap Rp79.333
Biaya Variabel Rp. 11.947.667
TOTAL BIAYA Rp.12.487.667
Sumber: Data Hasil Survei, 2020
 Penerimaan

Penerimaan pada hakikatnya adalah hasil penjualan produk yang


dihasilkan dikalikan dengan harga satuan produk. Penerimaan
merupakan perkalian antara produksi tempe yang dijual dengan harga
penjualan produksi tempe. Tempe yang dijual dibungkus
menggunakan Plastik dan Daun. Dalam 50-75 kg kacang kadelai rata-
rata menghasil tempe sebanyak 250-375 potong per hari,dengan harga
jual untuk dibungkus dalam plastik Rp.5.000,- dan yang dibungkus
daun dijual dengan harga Rp.4.000,-.Jadi hasil penjualan tempe
sebesar Rp.23.000.000,- per 15 hari.
Tabel 11. Penerimaan Usaha Tempe bapak Kardino per satu kali proses
produksi

No Uraian Hasil Harga Jual Penerimaan


Produksi (Rp) (Rp)
(bungkus)

17
1 Bungkus 3000 5000 Rp15.000.000
Plastik
2 Bungkus 2000 4000 Rp8.000.000
Daun
TOTAL 5000 Rp23.000.000
Sumber: Data Hasil Survei, 2020

 Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan produksi


merupakan selisih antara seluruh penerimaan dengan biaya total yang
diperoleh dengan semua biaya yang telah dikeluarkan atau dikorbankan
dalam penyelenggaraan kegiatan produksi tempe. Untuk lebih jelasnya,
keuntungan usaha pembuatan tempe.
Tabel 12. Keuntungan Usaha Pembuatan Tempe Bapak Kardino

No Uraian Total (Rp)


1 Penerimaan 1.533.333
2 Biaya Tetap 79.333
3 Biaya Variabel 832.511
Pendapatan 355.624
Sumber: Data Hasil Survei, 2020

Berdasarkan Tabel penerimaan selama periode 2-16 Mei 2019 dari


hasil usaha pembuatan tempe didapatkan penerimaan rata-rata sebesar Rp.
1.533.333,- Total rata-rata biaya tetap adalah sebesar Rp.155.198,-
sedangkan biaya variabel rata-rata sebesar Rp.832.511,-. Jadi selama
periode 2-16 Mei 2019 (15 hari produksi) dari hasil usaha pembuatan
tempe milik Bapak Kardino didapatkan pendapatan sebesar Rp.5.334.539,-
maka rata-rata pendapatan per hari adalah sebesar Rp.355.624,- per hari.

4.4. Mengidentifikasi seluruh pendanaan yang di kumpulkan oleh


usaha rumah tangga produksi tempe
Dengan adanya keputusan untuk mengadakan kegiatan usaha maka
diperlukan dana yang dapat menjalankan kegiatan usaha. Timbullah masalah

18
bagaimana perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan untuk
membiayai kegiatan usaha yang direncanakan dengan syarat-syarat yang
paling menguntungkan dengan mengingat, bahwa para pemilik dana
mengharapkan balas jasa atas penggunaan dananya dan merupakan biaya
kegiatan usaha yang direncanakan tersebut.
Untuk kegiatan usaha produksi tempe kardino sumber dana nya berasal
dari kegiatan sebelumnya dan dana pinjaman dari bank, berikut rincian
pendanaan yang di kumpulkan oleh usaha rumah tangga produksi tempe
kardino :
Tabel 13. Sumber dana perusahaan rumah tangga pak kardino

Sumber Asalnya Jumlah(Rp)


Sendiri dari hasil usaha sebelumnya Rp 10.000.000
Pinjaman Bank Rp 6.000.000
Total Rp 16.000.000
Sumber: Data Hasil Survei, 2020

Menurut Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan


(2004 : 25), bahwa sumber dana yang dapat diperoleh untuk membelanjai
suatu perusahaan adalah: Sumber dana dari dalam perusahaan (internal
source) dapat diartikan sebagai bentuk dana dimana pemenuhan kebutuhan
dananya berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, dengan kata lain dana
dengan kekuatan atau kemampuan sendiri. Dana dari dalam perusahaan
dapat diadakan dengan atau menggunakan laba cadangan dari sebagian
sisa hasil usaha yang merupakan unsur dana sendiri, sebagai sumber dana
intern. Akumulasi penyusutan aktiva tetap karena jangka waktu
penggunaan dari aktiva tersebut biasanya lama, misalnya lima tahun, maka
cadangan penyusutan yang masih menganggur dapat digunakan dan
disebut sebagai sumber dana insentif.
Dana dari dalam perusahaan terdiri dari :
1. Dana yang berasal dari pemilik perusahaan
2. Saldo keuntungan yang ditanam kembali dalam perusahaan.

19
3. Surplus dana dan akumulasi penyusutan atau yang disebut sebagai
cadangan dana.  Terdiri atas nilai buku dan nilai pasar dari harta
yang dimiliki perusahaan.

Sumber dana dari luar perusahaan (external source) yaitu pemenuhan


kebutuhan dana diambil atau berasal dari sumber-sumber dana yang ada di
luar perusahaan. Dana yang berasal dari luar perusahaan adalah dana yang
berasal dari pihak bank, asuransi, dan kreditur lainnya. Dana yang berasal dari
para kreditur adalah hutang bagi perusahaan yang disebut sebagai dana
pinjaman. Dana pinjaman yang dimaksud adalah dana yang didapat dari pihak
ketiga (kreditur).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa sumber dana
terdiri dari:
1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas
2. Berkurangnya aktiva tetap.
3. Bertambahnya setiap jenis hutang
4. Bertambahnya modal
5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

4.5. Menghitung jumlah dana yang di kumpulkan oleh usaha rumah


tangga produksi tempe kardino
Dalam menjalankan usahanya, respoden menggunakan dana yang telah di
peroleh dari hasil kegiatan usaha sebelumnya dan juga tambahan dari
peminjaman kepada pihak luar, yang dalam hal ini adalah Bank. Adapun
rincian dana yang di kumpulkan oleh usaha rumah tangga produksi tempe
kardino adalah sebagai berikut :
Tabel 14. Tabel Keterangan dana

Keterangan jumlah (Rp)


modal sendiri Rp 35.000.000
modal pinjaman Rp 6.000.000
modal produksi Rp 35.438.490
sisa modal Rp 5.561.510
Sumber: Data Hasil Survei, 2020

20
Dari hasil survei yang dilakukan dengan metode wawancara di dapatkan
hasil bahwa, modal sendiri yang di peroleh dari hasil produksi sebelumnya
dan tambahan dari modal pinjaman kepada pihak bank tidak seluruhnya di
gunakan untuk modal produksi. Sisa modal yang ada di gunakan untuk hal-
hal yang terduga yang mungkin terjadi dalam kegiatan produksi. Hal ini
dapat digunakan sebagai antisipasi jika suatu saat usaha mengalami
penurunan. Dengan adanya dana cadangan ini, dapat membantu saat bisnis
sedang mengalami kesulitan. Terlebih kondisi ekonomi yang sedang naik
turun, tentunya akan ada halangan dan rintangan selama perjalanan kegiatan
usaha. Definisi Mengacu pada PSAP 01 Paragraf 8, dana cadangan
merupakan dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran. Dana cadangan dirinci menurut tujuan pembentukannya.

4.6. sumber investasi dari modal yang di butuhkan untuk usaha rumah
tangga produksi tempe kardino
1. jumlah modal sendiri dan asalnya
Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal yang dibentuk atau
dihasilkan sendiri didalam perusahaan. Menurut Ching F Lee dan Joseph E.
Finnerty dalam bukunya “Corporate, Theory, Method, and Aplications”
kebutuhan dana didapat dari : dana internal melibatkan tingkat arus kas dari
penghasilan dan penyusutan beban ditahan dihasilkan oleh perusahaan (1990:
395).
Cara pembelanjaan dana juga sering disebut pembelanjaan dari dalam
perusahaan atau internal financing. Sumber modal intern ini berupa
keuntungan yang ditahan (retained net profit) dan diakumulasi dari
penyusutan barang-barang yang terkait dengan jalannya usaha (accumulated
depreciations).
Besarnya laba ditahan, selain tergantung pada besarnya laba yang
diperoleh selama periode tertentu dalam menjalankan usaha, juga tergantung
kepada “deviden policy” dan “plowing-back policy” yang dijalankan oleh
perusahaan yang bersangkutan. Akumulasi penyusutan di dapat dari sejumlah

21
dana yang di tahan atau di simpan untuk mengganti aktivas tetap yang akan
diperbaharui atau penyusutan yang harus di perbaharui.
Besarnya jumlah akumulasi dana penyusutan yang dibentuk dari depresiasi
setiap tahunnya, tergantung dari metode yang digunakan oleh masing-masing
perusahaan itu sendiri, semakin besar jumlah akumulasi penyusutan itu berarti
juga semakin besar pula sumber intern dari dana yang dihasilkan dalam
perusahaan tersebut.
Jadi intinya adalah setiap perusahaan wajib menahan beberapa keuntungan
dari usahanya untuk mengganti dana penyusutan barang-barang yang mereka
gunakan dalam produksi atau dalam menjalankan usaha, nagh dana ini yang
bisa kita sebut sumber modal intern. Dalam kegiatan usaha produsi tempe
kardino dana dari internal adalah Rp.35.000.000,- yang dananya berasal dari
kegiatan usaha hasil produksi sebelumnya.
2.Jumlah modal pinjaman dan asalnya
Sumber ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan.
Masih menurut Chang F. Lee dan Joseph E. Finnerty selain dari internal
financing juga didapat dari external financing yang pengertiannya adalah :
Penawaran pembiayaan eksternal dengan jumlah yang baru jangka panjang
dan jangka pendek detekuitas baru yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
sumber dana (1990: 395) Cara pembelanjaan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dalam usaha ini, sering juga di sebut pembelanjaan dari luar
perusahaan atau eksternal financing. Dana yang berasal dari sumber eksternal
adalah dana para kreditur ataupun pemilik, peserta maupun pengambil bagian
dalam perusahaan.
Modal yang di dapat dari para kreditur adalah merupakan hutang bagi
perusahaan yang bersangkutan. Dan modal ini di sebut juga sebagai modal
asing atau pinjaman. Bentuk pembelanjaan atau dana penggunaan usaha yang
menggunakan dana dari pinjaman tersebut disebut juga pembelanjaan dengan
hutang (debt financing).
Dana yang di dapat dari pemilik langsung, peserta didalam perusahaan
adalah dana yang akantetap ditanamkan  di dalam perusahaan tersebut dan

22
akan menjadi modal sendiri. Bentuk pembelanjaan dengan menggunakan dana
yang berasal dari pemilik atau calon pemilik ini disebut pembelanjaan sendiri (
equity financing). Sumber dana ekstern dapat diperoleh dari Supplier, bank-
bank dan pasar modal. Untuk kegiatan usaha rumah tangga produksi tempe
kardino dana yang di peroleh dari pinjaman kepada pihak bank adalah sebesar
Rp.5.000.000,-

4.7. Laporan Rugi Laba Usaha RumahTangga


Adapun laporan rugi laba dalam usaharumahtangga adalah sebagai berikut.
Penerimaan Rp 23.000.000
Total Biaya Produksi Rp. 12.487.667 _
Laba Bersih Rp 10.512.333

4.8. Neraca Usaha RumahTangga


Tabel 15. Laporan neraca
Aktiva Pasiva
Aktiva
Lancar
Kas Rp46,000,000 ModalSendiri Rp
35.000.000
Aktiva LabaBersih Rp10,512,333
Tetap
Penyusutan Rp 79.333 Hutang Rp6,000,000
Peralatan Rp5.430.000

Total Aktiva Rp 51,512,333 Rp


51.512.333

Sumber: Data Hasil Survei, 2020

4.9 KinerjaFinensialUsaha RumahTangga


1. Keadaan Likuiditas
aktivalancar 46,000,0000
Liquiditas = = x100% = 766 %
hutang lancar 6,000,000
Weston (1987) (dalam Kasmir, 2008) menyebutkan bahwa rasio
likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan

23
kemampuan perusahaandalam memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan seberapa likuidnya
suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Dengan kata
lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban yang segera jatuh tempo.
Tarbel 16. Liquiditas
Interval
JenisRasio Rasio Kriteria
200%> BaikSekali
175%-200% Baik
Current Ratio 150%-175% CukupBaik
125%<150% KurangBaik
<125% TidakBaik
Sumber: Data Hasil Survei, 2020
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa liquiditas yang dimiliki dalam usaha rumah tangga tempe
pak kardino adalah sebesar 766% ,hasil ini dapat dikatakan bahwa
kemampuan usaha tempe pak kardino dalam memenuhi kewajiban atau
hutangnya sudah sangat baik.
2. Keadaan Solvabilitas
jumlah hutang 6,000,000
Solvabilitas = = x100%= 17%
modal sendiri 35.000.000
Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa
besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya. Dalam arti luas rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
atau dilikuidasi (Kasmir 1, 2008).

Tabel 17. Solvabilitas

24
JenisRasio Interval Rasio Kriteria
≤40% BaikSekali
40%-50% Baik
Solvabilitas 50%-60% CukupBaik
60%≤80% KurangBaik
>80% TidakBaik

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat


diketahui bahwa solvabilitas yang dimiliki usaha rumah tangga tempe pak
Kardino adalah sebesar17%, hasil ini dapat dikatakan bahwa kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar hutangnya sudah baik
sekali.
3. Keadaan Rentabilitas
laba 10.512 .333
Rentabilitas = x 100 %= x 100% = 30 %
modal 35.000 .000
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya (Sutrisno,
2003)
Tabel 18. Rentabilitas
Jenis Rasio Interval Kriteria
Rentabilitas Ekonomi >10% Baik sekali
7% - 10% Baik
3% - 7% Cukup baik
1% - 3% Kurang baik
<1% Tidak Baik

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat


diketahui bahwa rentabilitas yang dimiliki perusahaan rumah tangga tempe
pak kardino adalah sebesar 30% ,hasil ini dapat dikatakan bahwa
kemampuan petani dalam memenuhi kewajiban membayar hutangnya
sudah baik sekali.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemilik usaha tempe bernama Kardino berumur 43 tahun, berpendidikan
Sekolah Dasar, dan memiliki tanggungan 2 orang. Mengawali usaha tempe

25
sejak tahun 2011 sampai sekarang, selama 9 tahun ini usaha tempe bapak
Kardino mampu meningkatkan pendapatan keluarga.
2. Total biaya tetap adalah Rp 155.198,- sedangkan total biaya variabel
sebesar Rp.11.191.767,-. Biaya total adalah biaya tetap ditamabh dengan
biaya variabel sehingga total biaya sebesar Rp.12.487.667,- atau rata-rata
Rp.832.551,- per hari. Hasil penerimaan dari penjualan tempe per 15 hari
sebesar Rp.23.000.000,-. Jadi selama periode 2-16 Mei 2019 (15 hari
produksi) dari hasil usaha pembuatan tempe milik Bapak Kardino
didapatkan pendapatan sebesar Rp.5.334.539,- maka rata-rata pendapatan
per hari adalah sebesar Rp.355.624,- per hari.
3. Sumber pendanaan usaha tempe milik bapak Kardino berasal dari modal
usaha sebelumnya sebesar Rp. 10.000.000,- dan meminjam kepada Bank
sebesar Rp 6.000.000,-.
4. Dalam menjalankan usahanya, respoden menggunakan dana yang telah di
peroleh dari hasil kegiatan usaha sebelumnya dan juga tambahan dari
peminjaman kepada pihak luar, yang dalam hal ini adalah Bank.
5. Dalam kegiatan usaha produksi tempe Kardino dana dari internal adalah
Rp.35.000.000,- yang dananya berasal dari kegiatan usaha hasil produksi
sebelumnya. Untuk kegiatan usaha rumah tangga produksi tempe kardino
dana yang di peroleh dari pinjaman kepada pihak bank adalah sebesar
Rp.6.000.000,-
6. Dari hasil produksi tempe bapak Kardino mendapatkan penerimaan
sebesar Rp 23.000.000,- dan total biaya produksi sebesar Rp 12.487.667-,.
Jadi laba bersih yang diterima dari hasil usaha tempe sebesar Rp
10.512.333,-.
7. Dari total hasil produksi tempe didapatkan total laporan neracanya sebesar
Rp 51.512.333,-
8. Berdasarkan perhitungan pada pembahasan diatas maka dapat diketahui
bahwa likuiditas yang dimiliki dalam usaha rumah tangga tempe pak
Kardino adalah sebesar 766% hasil ini dapat dikatakan bahwa usaha tempe
pak kardino mampu memenuhi kewajibannya sudah sangat baik. Pada
keadaan solvabilitas maka didapatkan hasil perhitungannya adalah sebesar

26
17% hasil ini dapat dikatakan bahwa usaha mampu memenuhi
kewajibannya membayar hutang sudah baik sekali dan pada keadaan
rentabilitas usaha tempe pak Kardino setelah dilakukan perhitungan maka
hasilnya adalah sebesar 30% hasil ini dapat dikatakan bahwa kemampuan
usaha dlam memenuhi kewajibannya sudah cukup baik.

27
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofian. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Lembaga
Penerbit FE UI : Jakarta
Kasmidjo. 1990. Tempe, Mikrobiologi dan Biokimia Pengolahan serta
Pemanfaatannya. Soegijapranata Press : Semarang
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
KementerianKeuangan. 2015, Peran Penting UKM Dorong
PerekonomianIndonesia. http://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-
penting-ukm-dorong-perekonomian- indonesia. Diakses 15 Desember
2016.
Rukmana. 2006. Kedelai Budidaya dan Pascapanen. Kansius : Yogyakarta
Santoso. 2005. Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktek). Universitas
Widyagama : Malang
Sutrisno, N. 2003. Kewirausahaan dalam Pengembangan UKM di Indonesia.
Makalah disajikan dalam Kongres ISEI ke. XV
Tarwatjo. C.s. 1998. Dasar-dasar Gizi Kuliner. Grasido : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai