Anda di halaman 1dari 12

Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu

Media Sosial (Whatsapp)

Keysha Diariani Putri1, Novalia Agung Wardjito Ardhoyo 2


Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Email : Keyshadp16@gmail.com

ABSTRAK
Dikutip dari (Ariyono Suyono, 1985) Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani:
anthropos, artinya “orang” atau “manusia”; dan logos, artinya “ilmu/nalar”. Antropologi
komunikasi adalah upaya mempelajari komunikasi dengan kerja lapangan, yaitu melalui
pengamatan yang menyatu dengan subjek penelitia (Syukriadi Sambas, 2016). Menurut Haviland
cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi
linguistic, dan etnologi. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan pemahaman terhadap
pembaca bahwa adanya perbedaan pendapat dan presepsi yang tidak lain dihasilkan dari
berbedanya individu untuk menerima suatu informasi melalui pesan whatsapp/chat. Hal ini karena
setiap individu mempunyai pendapat dan pola pikirnya masing-masing. Dalam penelitian ini, saya
akan menggunakan metode penilitian kualitatif, yaitu dengan mewawancarai kedua
narasumber/informan. Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan
data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Menurut
penjelasan di Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang
yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatkan tentang suatu hal, untuk dimuat
dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau televisi. Kesimpulannya adalah Konflik
antarpribadi ini memang sepele, namun sebenarnya sangat fatal jika tidak menemukan solusinya,
sehingga dalam konflik itu menjadi konflik antarpribadi jika tidak diselesaikan, solusi dari konflik
ini kita harus mempelajari benar benar apa itu komunikasi antarpribadi, komunikasi antarpribadi
akan berjalan dengan baik atau efektif jika penerima pesan dapat memahami dengan bai kapa yang
dikirimkan oleh pengirim pesan hal ini pun bisa juga mengurangi dan menghindari
misskomunikasi.

Kata kunci : Perbedaan Pendapat, Misskomunikasi, Antropologi.


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dikutip dari (Ariyono Suyono, 1985) Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani:
anthropos, artinya “orang” atau “manusia”; dan logos, artinya “ilmu/nalar”. Menurut kamus
athropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang
makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta
kebudayaannya. Dari analisis usul asal kata, disimpulkan bahwa antropologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang manusia. Dalam refleksi yang lebih bebas, antropologi adalah ilmu
pengetahuan yang mencoba menelaah sifat-sifat manusia secara umum dan menempatkan manusia
yang unik dalam sebuah lingkungan hidup yang lebih bermartabat.
Anthropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap
dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan anthropologi
dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya
antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga
metode anthropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal.
Definisi antropologi menurut para ahli:
1. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
2. David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas
tentang umat manusia.
3. Koentjaraningrat: Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang
dihasilkan.

Antropologi komunikasi adalah upaya mempelajari komunikasi dengan kerja lapangan,


yaitu melalui pengamatan yang menyatu dengan subjek penelitian. Orientasi kerja berdekatan
dengan makna yang diinterpretasikan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Demikian pula, upaya
pemahaman makna yang terkandung dalam teks sebagai bentuk komunikasi. Proses pemaknaan
teks akan dikaitkan dengan konteksnya. Ada tujuh tradisi ilmu komunikasi: (1) tradisi semiotika;
(2) tradisi fenomenologi, (3) tradisi cybernetic; (4) tradisi psikologi sosial; (5) tradisi sosial budaya;
(6) tradisi kritis; dan (7) tradisi retorika. Prinsip utamanya adalah cara menggunakan simbol yang
tepat dalam menyampaikan maksud. Dalam konteks itulah, buku Antropologi Komunikasi ini
dapat memberikan wacana tentang perkembangan teknologi komunikasi tradisional sampai
teknologi modern. Antropologi komunikasi memperjelas berbagai jenis media teknologi
komunikasi, sebagai media pendukung proses komunikasi. Penyajiannya diawali dari pemahaman
antropologi sosial budaya sebagai akar ilmu komunikasi, konsep dasar antropologi komunikasi,
dan konstribusi antropologi terhadap komunikasi. Kemudian, berturut-turut membahas teori tanda
dan bahasa, realitas budaya, interpretasi budaya, mitos, ritus kebudayaan, dan komunikasi
antarbudaya. Pada bagian akhir dilengkapi dengan model penguatan budaya komunikasi dan
media komunikasi efektif dalam memajukan peradaban. (Syukriadi Sambas, 2016)
Antropologi budaya Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaan
manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland cabang antropologi budaya
ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic, dan etnologi.
Kemudian dikembangkan lagi menurut Koentjaraningrat ada beberapa cabang dalam antropologi
Budaya. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk
ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh
masyarakat manusia. Biasanya, istilah antropologi budaya dikaitkan dengan tradisi riset dan
penulisan antropologi di Amerika. Pada awal abad ke-20, Franz Boas (1940) mengajukan tinjauan
kritisnya terhadap asumsiasumsi antropologi evolusioner serta implikasi yang cendrung bersifat
rasial. (Haviland, William A, 1999)
Antropologi budaya melihat atau mempelajari manusia yang berkaitan dengan materi-
materi kebudayaan seperti misalnya, alat-alat hidup, perumahan, kesenian, norma, perilaku dan
lain sebagainya yang ada dalam masyarakat.
Adapun yang termasuk dalam antropologi budaya antara lain:
1. Arkeologi: Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari tentang sejarah manusia
dan penyebarannya melalui obyek penelitian artefak (benda-benda peninggalan).
2. Etnolinguistik: Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari Timbulnya bahasa,
bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta penyebaran bahasa umat manusia di
dunia.
3. Etnografi: Ilmu ini mempelajari mengenai berbagai kebudayaan pada suatu masyarakat
secara mendetail pada suatu kenyataan berupa aktivitas nyata masyarakat.
4. Etnologi: Bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri asas-asas manusia
dengan meneliti seperangkat pola kebudayaan suatu suku bangsa yang menyebar di
seluruh dunia. Obyek penelitiannya adalah pola kelakuan masyarakat (adat istiadat,
kekerabatan, kesenian, dsb) serta dinamika kebudayaan (perubahan, pelembagaan dan
interaksi).
Contoh: Seorang peneliti melakukan penelitian di daerah Singkep, Blora tepatnya pada
masyarakat Suku Samin. Ia meneliti mengenai alat-alat hidup, perumahan, kesenian, adat
istiadat (kebudayaan), norma, serta perilaku masyarakat Suku Samin. Dimana mata
pencahariannya masih bertumpu pada pertanian dan masih memegang teguh kepercayaan
yang dibawa oleh pendirinya Samin Surosentiko
Contoh kasus dari konflik sosial Antropologi komunikasi di sekitar adalah “Perbedaan
Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu Media Sosial
(Whatsapp)” Saya mengangkat teori tersebut karna adanya perbedaan penerimaan intonasi baca
dalam sebuah pesan/chat, yang akhirnya mengakibatkan miss komunikasi. Konflik ini saya angkat
karna pernah terjadi di hidup saya. Di era perkembangan teknologi sekarang, konflik ini sangat
sering dan rawan terjadi. Konflik ini memang sepele, namun sebenarnya sangat fatal jika tidak
menemukan solusinya.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat
saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehiduapan sehari-hari di rumah tangga, ditempat
pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang
tidak akan terlibat dalam komunikasi. Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia.
Berkembangnya pengetahuan manusia dari hari ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga
membentuk sistem sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan
masyarakat tidak dapat dipisahkan. (Roudhonah, 2007)
Konflik merupakan perbedaan atau pertentangan antar individu atau kelompok sosial yang
terjadi karena perbedaan kepentingan, serta adanya usaha memenuhi tujuan dengan jalan
menentang pihak lawan disertai dengan ancaman atau kekerasan (Soerjono Soekanto, 2006:91).
Adapun definisi konflik menurut beberapa ahli yaitu:
1) Menurut Webster istilah conflict dalam bahasa latinnya berarti suatu perkelahian,
peperangan atau perjuangan, yaitu berupa konfrontasi fisik antar beberapa pihak (Pruit dan
Rubin, 2009: 9).
2) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun Poerwadarminta, konflik berarti
pertentangan atau percekcokan. Pertentangan sendiri muncul ke dalam bentuk
pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak berseberangan (dalam Novri Susan,
2009: 4).
3) Pruitt dan Rubin mendefinisikan konflik sebagai sebuah persepsi mengenai perbedaan
kepentingan (perceived divergence of interest), atau suatu kepercayaan beranggapan
bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat menemui titik temu yang sepaham
(Pruitt dan Rubin, 2009: 9).
Miskomunikasi adalah salah paham yang kerap terjadi saat kita melakukan interaksi atau
komunikasi dengan lawan bicara. Kesalahpahaman dapat diindikasikan dari datangnya respon
yang tidak sesuai dengan maksud pembicara. Miskomunikasi dapat berakibat fatal jika tidak segera
diselesaikan. Fenomena ini jadi makin penting di kondisi sekarang ketika ada begitu banyak orang
yang melakukan work from home. Jika tidak diatasi dengan baik, bisa jadi pekerjaan tidak bisa
diselesaikan dengan baik dan mengganggu produktivitas pekerjaan. Dampak jangka panjangnya,
perusahaan akan memiliki iklim yang tidak kondusif dan membuat staff menjadi tidak betah.
Dari judul diatas, terdapat adanya perbedaan pendapat dan presepsi yang tidak lain
dihasilkan dari berbedanya individu untuk menerima suatu informasi melalui pesan whatsapp/chat.
Berbedanya penerimaan intonasi baca dari satu individu ke individu/kelompok lainnya dapat
menimbulkan adanya kesalah pahaman dan terjadinya miss komunikasi jika masalah ini tidak
segera diselesaikan. Alasan saya mengangkat judul tersebut yaitu, karna semakin berkembangnya
teknologi di dunia khususnya di Indonesia, masyarakat akan sangat mengandalkan media sosial
untuk berkomunikasi. Semua kegiatan yang bisa dilakukan ke dalam jaringan/media online akan
riskan sekali terjadinya perbedaan intonasi baca, seperti kasus jejel dan jayden yang sedang
mengalami masalah tersebut. Jejel merupakan tipe individu yang lumayan singkat dalam mengirim
sebuah pesan/chat. Sedangkan jayden merupakan tipe individu yang sangat sensitive terhadap
sebuah penulisan chat, jayden menganggap jika ia menerima pesan singkat dari seseorang artinya
orang tersebut sedang marah atau tidak menyukai jayden. Hal ini menimbulkan adanya miss
komunikasi, karna jayden salah menerima intonasi pesan dari jejel. Salah satu solusi untuk
menyelesaikan konflik ini yaitu, dengan meneruskan percakapan mereka via call atau suara.
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi
budaya, perilaku, keanekaragaman dan lain sebagainya, objek kajian Antropologi adalah manusia
didalam masyarakat suku bangsa kebudayaan dan perilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi
memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam masyarakat suku bangsa, berperilaku dan
berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Dimana dalam bersosial tidak akan
dapat terhindar dari sebuah konflik. Miskomunikasi adalah konflik yang sangat sering terjadi
dalam dua individu, dikarenakan adanya dua faktor budaya di dalamnya.

TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan pemahaman terhadap pembaca bahwa adanya
perbedaan pendapat dan presepsi yang tidak lain dihasilkan dari berbedanya individu untuk
menerima suatu informasi melalui pesan whatsapp/chat. Hal ini karena setiap individu mempunyai
pendapat dan pola pikirnya masing-masing.

METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak
terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Melalui kegiatan observasi peneliti
dapat belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Observasi dalam penelitian ini
yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui kondisi yang
sebenarnya para pedagang mikro di Kecamatan Menteng untuk menerapkan pencatatan
menerapkan metode Laba Kotor sampai pembuatan laporan keuangan
bulanan.
Menurut penjelasan di Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara adalah tanya jawab
dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatkan tentang suatu hal,
untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau televisi. Dalam buku “Teori
Wawancara Psikodiagnostik” disebutkan bahwa, wawancara adalah satau satu dari teknik
pengumpukan informasi atau data. Sementara itu, pada Jurnal Ilmu Budaya 11(2), wawancara
adalah salah satu kaidah pengumpulan data yang umumnya digunakan dalam penelitian sosial.
Dalam penelitian yang saya angkat, saya mendapatkan dua narasumber/informan yang
mengalami masalah/konflik yang terdapat didalam pembahasan tersebut. Narasumber/informan
utama yang diperani oleh jejel (nama samaran) yang berusia sekitar 18 tahun dan berjenis kelamin
perempuan. Serta jayden (nama samaran) yang berusia sekitar 18 tahun dan berjenis kelamin laki-
laki. Saya akan mewawancarai kedua narasumber/informan yang mengalami kasus tersebut, yaitu
jejel dan jayden.
Dalam penelitian ini, saya akan menggunakan metode penilitian kualitatif, yaitu dengan
mewawancarai kedua narasumber/informan. Di dalam wawancara ini saya akan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada kedua informan.
Pertanyaan wawancara sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi faktor terjadinya miss komunikasi dalam sebuah media online?
2. Apa saja dampak dari perbedaan penerimaan intonasi intonasi baca tersebut?
3. Bagaimana cara konflik ini segera teratasi?
Setelah mengajukan pertanyaan diatas dan mewawancarai informan, akan saya dilanjutkan
dengan metode penelitian yang kedua yaitu metode penelitian observasi. Dalam melakukan
penelitian ini, saya akan mengamati masalah yang terjadi pada jejel dan jayden dengan mengamati
hubungan dan interaksi mereka berdua setelah mengalami masalah tersebut. lalu saya akan
membandingkan ada atau tidaknya perbedaan interaksi diantara mereka berdua setelah kejadian
tersebut.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


SEJARAH ANTAR PRIBADI
Pada tahun 1960-an komunikasi antarpribadi memulai perkembangannya, pada tahun ini
dan setelahnya komunikasi antarpribadi mulai menemukan bentuknya sampai seutuhnya bisa
menjadi satu bidang studi tersendiri dalam ilmu komunikasi. Namun begitu catatan tentang sejarah
perkembangan komunikasi antarpribadi telah ada jauh sebelum tahun ini, hanya saja masih pada
tataran pembahasan komunikasi secara luas dan jika pun khusus masih berada pada pembahasan
speech communication. Selain dibahas dalam ilmu komunikasi, komunikasi antarpribadi juga
menjadi bahasan dalam ilmu-ilmu lain. Hal seperti ini memang lazim dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, sebagaimana ilmu komunikasi sendiri yang lahir dari perkembangan sosiologi dan
ilmu-ilmu sosial lainnya. Prof. Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian
Kuantitatif, juga menegaskan hal ini, bahwa ilmu pengetahuan akan saling berkolaborasi,
mencamurkan teori-teori dari cabang ilmu yang berbeda hanya untuk mengkaji satu fenomena.

SOLUSI

Konflik antarpribadi adalah konflik yang terjadi antara dua individu atau lebih karena
perbedaan pandangan dan sebagainya, biasanya konflik ini terjadi karena

1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.


2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
3. Perbedaan kepentingan antara individu.

Kaitan “Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah
Satu Media Sosial (Whatsapp)” dengan konflik antarpribadi
Kaitan konflik diatas mengenai adanya perbedaan penerimaan intonasi baca dalam sebuah
pesan/chat, yang akhirnya mengakibatkan miss komunikasi. Konflik ini saya angkat karna pernah
terjadi di hidup saya. Di era perkembangan teknologi sekarang, konflik ini sangat sering dan rawan
terjadi. Konflik ini memang sepele, namun sebenarnya sangat fatal jika tidak menemukan
solusinya, sehingga dalam konflik itu menjadi konflik antarpribadi jika tidak diselesaikan, solusi
dari konflik ini kita harus mempelajari benar benar apa itu komunikasi antarpribadi, komunikasi
antarpribadi akan berjalan dengan baik atau efektif jika penerima pesan dapat memahami dengan
bai kapa yang dikirimkan oleh pengirim pesan hal ini pun bisa juga mengurangi dan menghindari
misskomunikasi.

ANALISIS TEORI

 Teori Disonansi Kognitif

Teori disonansi kognitif menyatakan bahwa ketika individu mengalami ketidakcocokan


antara sikap, keyakinan, atau perilaku mereka, mereka merasa tidak nyaman dan cenderung
mencari cara untuk mengurangi disonansi ini. Hal ini dapat terjadi ketika individu mengalami
perbedaan pendapat dengan teman mereka dalam memahami pesan yang diterima di media sosial
seperti WhatsApp.

Ketika seseorang menerima pesan di WhatsApp dan mengalami perbedaan pendapat


dengan teman mereka dalam memahami pesan tersebut, itu dapat menyebabkan disonansi kognitif
dalam diri mereka. Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan perbedaan pendapat ini dan
mencari cara untuk mengurangi rasa tidak nyaman tersebut.

Salah satu cara untuk mengurangi disonansi kognitif adalah dengan mengubah sikap atau
keyakinan seseorang agar sesuai dengan tindakan atau perilaku yang diambil. Dalam hal ini,
individu yang mengalami perbedaan pendapat dengan teman mereka dalam memahami pesan di
WhatsApp dapat mengubah keyakinan mereka untuk lebih sejalan dengan teman mereka agar
mengurangi disonansi kognitif yang dirasakan.

Namun, mengubah keyakinan atau sikap seseorang juga dapat memperburuk disonansi
kognitif. Jika seseorang tidak sepenuhnya percaya pada keyakinan yang baru diadopsi, mereka
dapat mengalami disonansi kognitif yang lebih besar karena terdapat perbedaan antara keyakinan
dan tindakan yang diambil.

Dalam hal ini, individu dapat mencoba mencari informasi tambahan atau
mempertimbangkan perspektif lain dalam memahami pesan di WhatsApp untuk mengurangi
perbedaan pendapat dengan teman mereka dan mengurangi disonansi kognitif yang dirasakan.

 Teori penilaian sosial

Teori penilaian sosial menyatakan bahwa individu menciptakan persepsi dan memahami
dunia sosial mereka melalui proses penilaian sosial yang kompleks dan terus-menerus. Hal ini
termasuk memahami perilaku orang lain, menyimpulkan karakteristik dan sifat pribadi mereka,
dan menilai hubungan mereka dengan kita.

Dalam konteks perbedaan pendapat antar pertemanan dalam memahami sebuah pesan di
media sosial seperti WhatsApp, teori penilaian sosial dapat membantu kita memahami bagaimana
proses penilaian sosial ini dapat mempengaruhi hubungan sosial kita dengan teman-teman kita.

Ketika ada perbedaan pendapat antara teman-teman dalam memahami pesan di WhatsApp,
proses penilaian sosial dapat memainkan peran penting dalam bagaimana kita memandang teman-
teman kita. Jika kita merasa bahwa teman-teman kita tidak memahami pesan dengan cara yang
benar atau tidak mempertimbangkan perspektif kita, ini dapat mempengaruhi penilaian kita
terhadap mereka dan hubungan sosial kita dengan mereka.
Di sisi lain, jika kita mampu mempertimbangkan perspektif teman-teman kita dan
merespons dengan cara yang baik terhadap perbedaan pendapat, kita dapat memperkuat hubungan
sosial kita dan meningkatkan penilaian sosial positif terhadap mereka.

Dalam hal ini, teori penilaian sosial dapat membantu kita memahami pentingnya
mempertimbangkan perspektif orang lain dan menempatkan diri kita di posisi mereka untuk
memahami bagaimana mereka memandang pesan di WhatsApp. Ini dapat membantu kita
memperbaiki hubungan sosial kita dengan teman-teman kita dan meningkatkan penilaian sosial
positif terhadap mereka.

KESIMPULAN
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaan manusia ataupun cara
hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi
menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic, dan etnologi. Tujuan dari penelitian ini
untuk memberikan pemahaman terhadap pembaca bahwa adanya perbedaan pendapat dan presepsi
yang tidak lain dihasilkan dari berbedanya individu untuk menerima suatu informasi melalui pesan
whatsapp/chat, untuk menghindari konflik antarpribadi kita perlu memahami sebelumnya apa itu
konflik antarpribadi, Konflik antarpribadi adalah konflik yang terjadi antara dua individu atau
lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya, biasanya konflik ini terjadi karena

1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.


2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
3. Perbedaan kepentingan antara individu.

Konflik antarpribadi ini memang sepele, namun sebenarnya sangat fatal jika tidak menemukan
solusinya, sehingga dalam konflik itu menjadi konflik antarpribadi jika tidak diselesaikan, solusi
dari konflik ini kita harus mempelajari benar benar apa itu komunikasi antarpribadi, komunikasi
antarpribadi akan berjalan dengan baik atau efektif jika penerima pesan dapat memahami dengan
bai kapa yang dikirimkan oleh pengirim pesan hal ini pun bisa juga mengurangi dan menghindari
misskomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, B. (n.d.). DINAMIKA KOMUNIKASI (Telaah atas Sejarah, Perkembangan dan

Pengaruhnya terhadap Teknologi Kontemporer).

Hafiar, H., Suwandi Sumartias, Ms., Antar Venus, Ms., Pawit MYusuf, Mac., Mirawati, I., Efi

Fadilah, Ms., Maimon Herawati, Mp., & Andriyanto, Ml. (2015). “Komunikasi Kesehatan di

Indonesia: Prospek, Tantangan, dan Hambatan” Editor dan Tata letak. In Prosiding

Simposium Nasional Komunikasi Kesehatan. http://www.fikom.unpad.ac.id

Hansen, S. (2020). Investigasi Teknik Wawancara dalam Penelitian Kualitatif Manajemen

Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil, 27(3), 283. https://doi.org/10.5614/jts.2020.27.3.10

Marlinov, I. T. (n.d.). KAJIAN ANTROPOLOGI HUKUM DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA.

Muchtar, K., Koswara, I., & Setiaman, A. (n.d.). JURNAL MANAJEMEN KOMUNIKASI

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI (Vol. 1).

Somantrie, H. (2011). Konflik dalam Perspektif Pendidikan Multikultural. In Jurnal Pendidikan

dan Kebudayaan (Vol. 17).

Surya Aditya, R., Listyawati Ratna Ningrum, Mk., Frastiqa Fahrany, Ms., Lailatul Kodriyah, Mb.,

& Ella Mayasari, N. S. (2020). Pengantar Antropologi. www.penerbitlitnus.co.id

Pemikirannya, S. D. A. N, Nuraini. H. Putri, S. M., & Husein, S. A. (2020). Disusun oleh : kata

pengantar Abstrak. 201510048, 1-10.

Anda mungkin juga menyukai