Anda di halaman 1dari 4

Pengetian budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia, dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu
mengolah atau mengerjakan dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, kata culture
juga kadang sering diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia. 1
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, budaya (culture) diartikan sebagai; pikiran, adat istiadat,
sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Dalam
pemakaian sehari-hari, orang biasanya mensinonimkan pengertian budaya dengan tradisi (tradition).
Dalam hal ini tradisi diartikan sebagai kebiasaan masyarakat yang tampak. 2
Budaya atau culture merupakan istilah yang datang dari disiplin antropologi sosial. Dalam dunia
pendidikan budaya dapat digunakan sebagai salah satu transmisi pengetahuan, karena sebenarnya
yang tercakup dalam budaya sangatlah luas. Budaya laksana software yang berada dalam otak
manusia, yang menuntun persepsi, mengidentifikasi apa yang dilihat, mengarahkan fokus pada suatu
hal, serta menghindar dari yang lain.
Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang ditemukan dan ditentukan oleh suatu kelompok tertentu
karena mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah
bekerja dengan cukup baik untuk dipertimbangkan secara layak dan karena itu diajarkan pada anggota
baru sebagai cara yang dipersepsikan, berpikir dan dirasakan dengan benar dalam hubungan dengan
masalah tersebut.3
Jerald G and Rober menyatakan bahwa budaya terdiri dari mental program bersama yang
mensyaratkan respons individual pada lingkungannya. Definisi tersebut mengandung makna bahwa
kita melihat budaya dalam perilaku sehari-hari, tetapi dikontrol oleh mental program yang ditanamkan
sangat dalam. Budaya bukan hanya perilaku di permukaan, tetapi sangat dalam ditanamkan dalam diri
kita masing-masing.4
Webster’s New Collegiate Dictionary mendefinisikan, budaya sebagai pola terintegrasi dari perilaku
manusia termasuk pikiran, pembicaraan, tindakan, dan artifak serta tergantung pada kapasitas orang
untuk menyimak, dan meneruskan pengetahuan kepada generasi penerus.5 Dalam pandangan Jeff
Carttwright budaya adalah penentu yang kuat dari keyakinan, sikap dan perilaku orang, dan
pengaruhnya dapat diukur melalui bagaimana orang termotivasi untuk merespons pada lingkungan
budaya mere0ka. Atas dasar itu, Carttwright mendefinisikan budaya sebagai sebuah kumpulan orang
yang terorganisasi yang berbagi tujuan, keyakinan dan nilai-nilai yang sama, dan dapat diukur dalam
bentuk pengaruhnya pada motivasi.6
Dapat ditarik kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa budaya adalah adalah merupakan pola asumsi
dasar sekelompok masyarakat atau cara hidup orang banyak/pola kegiatan manusia yang secara
sistematis diturunkan dari generasi ke generasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk
menciptakan cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya.

1
Muhaimin, Islam dalam Bingkai Buduaya Lokal; Potret dari Cirebon (Jakarta : Logos, 2001), hal. 153.
2
Software Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT. Balai Pustaka,
2005), hal. 149.
3
Jerald, G. and Robert, A.B.Behavior in Organizations, (Cornell University: Pearson Prentice 2008).hal.12
4
David,C.T.dan Kerr, I.Cultural Intellegence: People Skill for Global Business. (San Francisco : Jossey Bass,
Publisher. 2004).hal.22
5
Terrence,ED.dan Allan, A.K,Corporate cultures: the rites and rituals of corporate life, (Singapore : Perseus
Books. 2000).hal.4
6
Cartwright,J. Cultural Transformation: Nine Factors For Continuous Business Improvement ( Singapore :
Financial Times/Prentice 2009), hal. 11
Pengertian sosiologi
Bapak sosiologi adalah Auguste Comte (1789-1853). Kata sosiologi mula-mula digunakan oleh
Auguste Comte, dalam tuliasannya yang berjudul Cours de Philosopie Positive (Positive Philosophy)
tahun 1842. Sosiologi berasal dari bahasa latin yang dari dua kata; Socius dan Logos. Secara harfiah
atau etimologis kata socius berarti teman, kawan, sahabat, sedangkan logos berarti ilmu pangetahuan.
Jadi sosiologi berarti ilmu pengetahuan tentang bagaimana berteman, berkawan, bersahabat atau suatu
ilmu yang membicarakan tentang bagaimana bergaul dengan masyarakat, dengan kata lain sosiologi
mempelajari tentang masyarakat, atau ilmu pengetahuan tentang hidup masyarakat. Secara
operasional Auguste Comte menjelaskan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
kemasyarakatan umum yang merupakan pula hasil terakhir perkembangan ilmu pengetahuan,
didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya,
dibentuk berdasarkan observasi dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat serta
hasilnya harus disusun secara sistematis. Emile Durkheim (1858-1917) pernah menamakan sosiologi
adalah ilmu tentang lembaga-lembaga sosial, yakni pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan yang sudah
“tertera” yang sedikit banyak menundukkan para warga masyarakat.
Pengertian sosiologi dari ilmuwan sosial lain, menjelaskan bahwa sosiologi adalah:
1) Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat.
2) Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan
yakni antar hubungan diantara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok.
3) Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan
yakni antara hubungan diantara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok baik formal maupun material.
4) Sosiologi adalah suatu ilmu prengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan,
yakini antar-hubungan diantra manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis
(Mayor Polak, 1979: 4-8).7
Hubungan budaya dengan sosiologi
Kebudayaan menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan merupakan hasil karya,
cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat yang menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan (kebudayaan jasmaniah) yang dibutuhkan oleh manusia untuk menguasai alam sekitar
yang hasilnya nanti bisa digunakan untuk keperluan masyarakat. Cipta diartikan sebagai kemampuan
berfikir orang dalam kehidupan bermasyarakat yang nantinya menghasilkan ilmu pengetahuan baik
berwujud teori maupun yang telah disusun untuk dipraktekan dalam kehidupan bermasyarakat. Rasa
yang mencakup jiwa manusia dalam memenuhi kaidah dan nilai sosial yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah kemasyarakatan, yang didalamnya terdapat agama, ideologi, kebatinan,
kesenian dan semua unsur hasil ekspresi manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan mengisi dan menentukan jalanya kehidupan masyarakat walaupun hal tersebut jarang
disadari oleh masyarakat itu sendiri. Penjelasan ini dapat dijarbakan seperti ini, walaupun kebudayaan
merupakan atribut manusia. Namun, belum tentu seseorang mengetahui dan meyakini seluruh unsur
kebudayaan yang dianutnya. Jarang sekali bagi selokal-lokalnya orang Indonesia untuk mengetahui
dan mepelajari kebudayaan Indonesia hingga ke unsur-unsur terkecilnya, badahal jika dikaitkan
kebudayaan tersebut menetukan arah, perkembangan, serta perjalanan hidupnya.
Pengertian masyarakat menunjukkan pada sejumlah manusia, sedangkan pengertian kebudayaan
menunjukkan pada pola-pola perilaku yang khas dari masyarakat tersebut. Masyarakat dan

7
Subadi, Tjipto. "Sosiologi." (2008). Halaman 3
kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian
mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena
kepribadiannya merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Kekuatan
kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan, akan
tetapi justru pada kesiapannya di dalam memberikan jawaban dan tanggapan. Jawaban dan tanggapan
merupakan perilaku seseorang. sebagai misal, apabila seseorang harus menyelesaikan perselisihan
yang terjadi di antara dua orang. Keinginannya untuk menyelesaikan perselisihan, keinginan untuk
tidak mengacuhkan ataupun keinginan mempertajam perselisihan tersebut, merupakan
kepribadiannya, sedangkan tindakannya dalam mewujudkan keinginan tersebut merupakan
perilakunya. Mungkin kepribadian dapat diberi batasan sebagaimana dikatakan Theodore
M.Newcomb, yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap (predispositions) yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku. Kepribadian menunjukkan pada
organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasa apa apabila dia
berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Karena kepribadian merupakan
abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan 15 masyarakat dan kebudayaan,
ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan lainnyanya. 8
Jadi, Sosiologi dan kebudayaan adalah dua ilmu yang tidak bisa dipisahkan. Karena hubungan
keduanya sangat berkaitan erat. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
masyarakat. Kebudayaan adalah daya cipta dari masyarakat yang kemudian melebur dalam wujud-
wujud kebudayaan.

8
Soekanto, S. dan B. Sulistyowati. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Resource :

Muhaimin, Islam dalam Bingkai Buduaya Lokal; Potret dari Cirebon (Jakarta : Logos, 2001),
hal. 153.
Software Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
PT. Balai Pustaka, 2005), hal. 149.
Jerald, G. and Robert, A.B.Behavior in Organizations, (Cornell University: Pearson Prentice
2008).hal.12
David,C.T.dan Kerr, I.Cultural Intellegence: People Skill for Global Business. (San Francisco
: Jossey Bass, Publisher. 2004).hal.22
Terrence,ED.dan Allan, A.K,Corporate cultures: the rites and rituals of corporate life,
(Singapore : Perseus Books. 2000).hal.4
Cartwright,J. Cultural Transformation: Nine Factors For Continuous Business Improvement
( Singapore : Financial Times/Prentice 2009), hal. 11
soekanto, S. dan B. Sulistyowati. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Subadi, Tjipto. "Sosiologi." (2008). Halaman 3
Sumarto. 2019. Budaya, Pemahaman dan Penerapannya “Aspek Sistem Religi, Bahasa, Pengetahuan,
Sosial, Keseninan dan Teknologi”. Jurnal Literasiologi. 1(2):149-151.
Robin M. Williams, Jr., American Society, Sociological Interpretation, (New York: Alfred A. Knopf.
1967)

Anda mungkin juga menyukai