Anda di halaman 1dari 36

Nama : Agnesia Tamarani

NIM : 191810092

Kelas : PS2A

SOAL

1. Jelaskan hubungan kepribadian beserta unsur-unsur yang ada didalamnya dengan kebudayaan
dan berikan contohnya (minimal 2600 kata)

2. Jelaskan kehidupan kolektif masyarakat kota Palembang beserta pranata-pranata didalamnya


ditengah pandemi Covid-19 (minimal 2600 kata)

3. Jelaskan kebudayaan orang palembang menurut ilmu antropologi (minimal 2600 kata)

JAWAB

1.Hubungan antara Kepribadian dan Kebudayaan


A. Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan beinteraksi
dengan individu lain. Keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, tempramen, ciri khas, dan
juga perilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen tersebut akan terwujud
di dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu.

Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,


psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor biologis misalnya,
sistem syaraf, proses pendewasaan, dan kelainan biologis lainnya, sedangkan faktor
psikologis adalah seperti unsur temperamen, kemampuan belajar, perasaan, keterampilan,
dll dan factor sosiologis.

Dalam bahasa populer, istilah "kepribadian" berarti ciri-ciri watak seorang


individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu
yang khusus. Kalau dalam bahasa sehari-hari kita sering kita anggap bahwa seseorang
tentu mempunyai atau memiliki kepribadian, memang yang biasanya kita maksudkan
ialah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang di perlihatkannya secara
lahir, konsisten, dan konsekuan dalam tingkah-lakunya sehingga tampak bahwa individu
tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu-individu lainnya.
Kepribadian dapat mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain yang khas
yang dimiliki oleh seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan
orang lain. Seseorang yang sejak kecil di lahirkan sampai dengan dewasa selalu belajar
dari orang-orang di sekitarnya. Secara bertahap dia akan mempunyai konsep kesadaran
tentang akan dirinya sendiri.Lama-kelamaan perilaku-perilaku si anak itu akan menjadi
sifat yang nantinya akan menghasilkan suatu kepribadian.

B. Kebudayaan
Sedangkan definisi dari Kebudayaan Menurut Koentjoroningrat yakni kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta, buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi
yang berarti budi atau akal. Beliau mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang di jadikan milik diri manusia dengan belajar.Kroeber menyatakan bahwa
kebudayaan itu merupakan keseluruhan realita gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan
nilai-nilai yang di pelajari dan di wariskan, dan perilaku yang di timbulkannya. Budaya
adalah sekumpulan tingkah laku yang turun temurun yang mempengaruh tingkah laku
individu. Budaya merupakan sebuah tingkah laku kolektif dalam masyarakat, yang
dominan mempengaruhi dan membentuk sebuah tingkah laku yang sesuai dengan
komunitas yang ada dalam budaya tersebut.

Seorang individu yang di besarkan di tengah-tengah masyarakat sejak kecil, maka


kepribadiannya akan ikut di bentuk dan di pengaruhi oleh budaya masyarakat tersebut.
Dengan demikian atau dengan kata lain bahwa tiap-tiap individu akan memiliki
karakteristis yang hampir sama apabila berasal dari lingkungan yang sama pula, inilah
yang disebut dengan etos kebudayaan. Etos kebudayaan adalah watak khas dari suatu
masyarakat yang dapat terpancar dari perilaku warga masyarakatnya. Contoh dari etos
kebudayaan yaitu :
 Bentuk bahasa

 Bentuk pakaian adat

 Bentuk kesenian

 Bentuk pola pikir

Setiap kebudayaan mempunyai tujuh unsur universal yang akan dipakai di dalam
menyelenggarakan kehidupan serta hubungan-hubungan antar warga masyarakat. Tujuh
unsur kebudayaan universal tersebut adalah :

 Sistem komunikasi (bahasa),

 Sistem kepercayaan (religi),

 Sistem kesenian (seni),

 Sistem organisasi sosial (sistem kekerabatan),

 Sistem mata pencaharian (sistem ekonomi),

 Sistem ilmu pengetahuan, dan

 Sistem perlengkapan dan peralatan hidup (teknologi)


Dengan demikian,kita akan mengetahui bahwa corak kepribadian individu akan
menggambarkan ciri khas dari kepribadian pada masyarakat tertentu. Contoh : ketika kita
mengenali 10 orang warga negara Jepang, 10 orang warga negara Amerika, dan 10 orang
warga negara Indonesia, maka kelompok-kelompok orang tersebut akan memiliki ciri
watak yang khas di dalam perilakunya yang mencerminkan struktur budaya dimana dia
dilahirkan dan dibesarkan.

C. Kepribadian dan Kebudayaan


Hubungan antara Kebudayaan dan Kepribadiaan yakni mengandung pengertian
sebagai ciri watak yang di perlihatkan secara lahir, Konsisten dan konsekuen dalam
tingkah laku sehingga tampak bahwa seorang individu tersebut memiliki identitas yang
berbeda dengan individu lainnya.Kepribadian merupakan ini latar belakang perilaku
seseorang. Menurut Theodere M ia menyatakan bahwa kepribadian seseorang adalah
organisasi factor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku
individu.

Secara umum Kebudayaan dan Kepribadian saling memiliki keterkaitan dalam


kehidupan setiap manusia. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, selain itu karena disebut sebagai makhluk sosial
maka manusia tidak bisa hidup sendiri / saling ketergantungan.

Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya
mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam
masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu.
Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu
maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.

Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan


antara masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan
atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku
manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar
belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.Kebudayaan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang terutama pada bagian-
bagian kebudayaan yang secara langsung dapat mempengaruhi seorang individu. Oleh
karena itu hubungan antara kebudayaan dan kepribadian sangatlah erat, hal ini nampak
atau dapat di lihat dari pendapat-pendapat para ahli.Diantara lain yaitu Herskovits,ia
mengemukakan bahwa budaya dapat langsung mempengaruhi prilaku dan dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang atau individu yang berada dan yang tinggal
didalam lingkungan masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Menurut pendapat
dari Ralph Linton dan Kardinar Linton,mereka mengemukakan pendapat bahwa
berdasarkan konsepsi psikologis kepribadian dapat di pengaruhi oleh adat istiadat tentang
pengasuhan anak. Pengaruh ini baru nampak atau dilihat ketika ia sudah menginjak
dewasa.Sedangkan menurut pendapat dari Koentjaraningrat ia Mengemukakan bahwa
suatu kebudayaan sering memancarkan watak ciri khas tertentu yang tampak dari luar.
Watak tersebut yang terlihat oleh orang asing. Watak ini dapat di lihat pada gaya tingkah
laku masyarakat, kebiasaan,dan maupun hasil karya benda mereka atau masyarakat itu.

Kerpibadian seorang individu disesuaikan dengan system norma yang berlaku di


dalam masyarakat.Kesesuaian kepribadian dan nilai atau norma itu membutuhkan proses
sosialisasi. Sifat kebudayaan yang di namis juga akan memerlukan sosialisasi agar sesuai
dengan kepribadian masyarakatnya. Saling keterkaitan antara kehidupan tersebut
berlangsung terus dalam lingkaran kehidupan. Kebudayaan merupakan suatu karakter
masyarakat yang bukan suatu karakter secara individual. Semua yang akan di pelajari di
dalam kehidupan sosial dan yang akan di wariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya merupakan suatu kebudayaan. Kebudayaan selalu di gunakan sebagai
pedoman hidup,yang artinya kebudayaan itu sebagai sarana untuk menyelenggarakan
seluruh tata kehidupan warga masyarakat tersebut. Bagi generasi baru kebudayaan akan
berfungsi membentuk atau mencetak pola-pola perilaku yang selanjutnya akan
membentuk suatu kepribadian bagi warga generasi baru tersebut. Jelas sekali bahwa di
dalam proses pembentukan kepribadian bagi seseorang, kebudayaan itu merupakan suatu
komponen yang akan menentukan bagaimana corak kepribadian dari warga masyarakat
khususnya generasi baru.

Kebudayaan karakter suatu masyarakat bukan karakter individual. Kepribadian


Semua yang di pelajari di dalam kehidupan sosial yang di wariskan dari generasi ke
generasi berikutnya.Ciri watak yang di perlihatkan sejak lahir yang menjadi pembeda
antara individu satu dengan individu lainnya.Kebudayaan secara langsung dapat
mempengaruhi kepribadian individu, karena individu itu tinggal di lingkungan
masyarakat yang memiliki kebudayaan yang tingkah laku atau tindakan manusia itu di
tata, dikendalikan pola-pola sistem nilai dan norma dalam masyarakat. Sebaliknya,
kebudayaan turut memberikan sumbangan pada pembentukan kepribadian. Ciri-ciri dan
unsur kepribadian sebenarnya sudah tertanam di dalam jiwa seseorang sejak awal, yaitu
dimana saat ia berada pada masa kanak-kanak yang melalui proses sosialisasi di dalam
keluarga yang tentunya akan di pengaruhi oleh faktor daerah, cara hidup di desa atau
kota, agama, kelas sosial, dan lain-lain.

Beberapa orang ahli mencoba meneliti pengaruh budaya terhadap kepribadian,


dengan melibatkan budaya sebagai unsur dasar yang penting dipertimbangkan. Setiap
orang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah suatu budaya. Dan budaya pasti
merupakan bagian dari apa yang artinya menjadi seorang pribadi – tidak ada orang yang
lepas dari pengaruh budaya. Oleh karena itu, menggabungkan budaya kedalam teori
kepribadian dan riset kepribadaian merupakan suatu yang sangat masuk akal.

Ketika G. Allport (1954) mempelajari prasangka, ia melihat bahwa menempatkan


prasangka sepenuhnya kedalam kepribadian individu merupakan sebuah kekeliruan.
Kondisi-kondisi sosial budaya mana yang mendukung prasangka? Allport mengajukan
gabungan antara faktor-faktor sosial, ekonomi, historis, dan komunikasi sebagai faktor-
faktor yang melengkapi dinamika kepribadian yang bersifat internal. Sebagai contoh,
prasangka cenderung lebih banyak terjadi pada masa perubahan sosial, ketika terdapat
persaingan ekonomi (misalnya untuk memperoleh pekerjaan), bila pemerintah
menghukum pencemaran nama baik, mencari kambing hitam, ketika tradisi masyarakat
mendukung permusuhan, dan ketika masyarakat memiliki sikap yang tidak
menguntungkan terjadinya asimilasi dan pluralism.

Dalam abad ini, kondisi semacam ini terjadi ketika Perang Dunia I
menghilagkan pembagian sosial ekonomi dan geografis dari abad sebelumnya, dan
kemudian ketika zaman depresi (1929) menghasilkan penderitaan dan kekacauan di
seluruh dunia. Memang, kekuatan dan popularitas fasisme berkembang pada tahun 1930-
an, khususnya dinegara-negara yang tidak memiliki sejarah yang panjang dalam
demokrasi dan kebebasan.

Ini menunjukkan bahwa, terkadang sebuah perilaku sangat di pengaruhi oleh suatu
budaya karena adanya situasi yang mendukung, seperti ketimpangan ekonomi,
persaingan, kesempatan, dan situasi lain yang tidak terkontrol. Yang akan menjadi
pertanyaan adalah, apakah karena pengaruh budaya yang terlalu kuat ini yang
mengakibatkan seseorang selalu berpikir stereotip, dan menganggap orang lain yang
berasal dari budaya yang berbeda lebih rendah dari budayanya sendiri.Dalam menelaah
pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan
yang secara langsung mempengaruhi kepribadian.

Adanya beragam struktur kepribadian manusia disebabkan adanya beragam isi dan
sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian serta perbedaan
kualitas hubungan antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu.
Mempelajari materi dari setiap unsur kepribadian merupakan tugas psikologi yang berupa
kebiasaan / habit atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.

 Kebiasaan ( Habit)

 Adat istiadat (custom)

 Sistem social (social system)

 Kepribadian individu (individual personality)

 Kepribadian umum (modal personality)

 Kebiasaan, adat dan kepribadian

Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu
berbeda dengan individu yang lain, dan juga sifat serta intensitas kaitan antara beragam
bentuk pengetahuan maka setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai
jenis kepribadian tersebut telah diringkas menjadi berbagai type dan sub type yang
merupakan tugas psikologi. Walaupun begitu, antropologi dan ilmu sosial lainnya juga
memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya memperdalam atau memahami
adat istiadat dan sistem sosial lainya. Ini dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas
antara kepribadian individu atau kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah.
Dimana kebudayaan itu mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang individu.

Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan


antara masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan
atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku
manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar
belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.

Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas


dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.
Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu
individu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi


pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut ini
adalah beberapa kebudayaan khusus yang nyata yang mempengaruhi bentuk kepribadian
seseorang atau individu yakni:

a) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan.

Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-


individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena
masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-
kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contohnya adat-istiadat melamar
mempelai di daerah Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar
mempelai di daerah Lampung.

b) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life).

Contohnya yaitu perbedaan antara seorang anak yang dibesarkan di


kota dengan seorang anak yang di besarkan di desa. Seorang anak yang
dibesarkan di kota akan terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya dan sikapnya pun lebih terbuka untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang
anak yang dibesarkan di desa akan lebih mempunyai sikap percaya diri
sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).

c) Kebudayaan khusus kelas sosial.

Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena


setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara
mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan
yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap
individu.

d) Kebudayaan khusus atas dasar agama.

Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk suatu


kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam
satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan
umatnya.

e) Kebudayaan atas dasar profesi.

Pekerjaan atau keahlian juga akan memberikan suatu pengaruh besar


pada kepribadian seseorang atau individu. Kepribadian seorang dokter,
misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua
berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang
pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara
mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang
sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa
berpindah tempat tinggal.

J.W.M. Whiting dan I.L. Child (1953) mengemukakan bahwa praktik pendidikan
anak bersumber pada adat kebiasaan pokok masyarakat yang berhubungan dengan
pangan, tempat berteduh, dan perlindungan yang pada gilirannya menghasilkan kepri-
badian tertentu pada orang dewasa. Dalam hal ini, korelasi antara keduanya tidak mem-
buktikan yang mana sebab dan yang mana akibat.

Eksistensi hubungan erat, kalau bukan hubungan kausal, antara praktik


pendidikan anak dan kepribadian, ditambah dengan adanya perbedaan-perbedaan di
dalam praktik pendidikan anak antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang
lain, yang dapat menyebabkan akan perlunya di lakukan sejumlah usaha untuk
menentukan suatu karakteristik suatu kelompok menurut jenis-jenis kepribadian
tertentu. Berdasarkan pemikiran empiris dapat diharapkan bahwa suatu kepribadian
yang ideal untuk kebudayaan yang satu mungkin tidak begitu cocok untuk
kebudayaan yang lain.

Terhadap masalah ini telah diadakan bermacam-macam pendekatan, di


antaranya ada yang pada suatu waktu tertentu yang sangat populer. Salah satu di
antaranya ialah pendekatan Ruth Benedict. Pendekatan lain dilakukan oleh A.
Kardiner (1939), seorang ahli psikoanalisis terlatih yang berminat untuk
membebaskan teori-teori Freud dari matrik etnosentris Eropa. Ia tidak menentukan
tipe- tipe kepribadian untuk kebudayaan-kebudayaan tertentu, tetapi ia membahas
tingkat perbedaan kepribadian yang terdapat di dalam suatu kebudayaan. Menurut
cara ini, tipe-tipe kepribadian yang digambarkan oleh Ruth Benedict diganti dengan
struktur kepribadian dasar (basic personality structure), atau ciri-ciri yang terdapat
pada hampir semua anggota kelompok suatu masyarakat.

Sumber data etnopsikologi yang paling lengkap yang dianalisis oleh A.


Kardiner berasal dari studi Cora Dubois tentang kebu- dayaan Alor di Pasifik Selatan
(Indonesia). Dari data-datanya dapat disimpulkan bahwa adanya kepribadian dasar
yang agresif dan kepribadian dasar yang ego sentris. Namun akan tetapi, yang akan
menjadi suatu masalah ialah bagaimana menghubungkan suatu struktur kepribadian
individual dengan suatu ciri-ciri kepribadian dasar. Di tempat yang satu A. Kardiner
berbicara tentang kesulitannya untuk menentukan sampai berapa jauh individu.Alor
tertentu itu merupakan tipe, tetapi kemudian ia menyebut individu yang sama itu
“paling menggambarkan tipe,” dengan kepribadiannya yang paling menyerupai suatu
struktur kepribadian dasar.

Ukuran untuk menentukan suatu perilaku yang normal dalam setiap kebudayaan
yang d itentukan oleh kebudayaan itu sendiri. Dengan demikian, dapat terlihat jelas
bahwa tidak akan ada masyarakat yang dapat membenarkan kalau membunuh
tetangga dapat di anggap sebagai suatu perilaku yang normal. Namun, setiap
kebudayaan akan menentukan sendiri syarat-syarat yang akan menyatakan jika
membunuh tetangga itu dapat diterima. Oleh karena itu, apa yang dianggap sebagai
pembunuh dalam masyarakat yang satu mungkin dalam kebudayaan lain dianggap
sebagai pengambilan nyawa yang dapat di benarkan. Adapun perbuatan- perbuatan
yang baik menurut akhlak ialah yang sesuai dengan ukuran-ukuran nilai budaya
tertentu mengenai baik dan buruk dan setiap kebudayaan menentukan ukuran itu
untuk dirinya sendiri. Jadi, akhlak didasarkan pada suatu ciri-ciri yang ditentukan
oleh kebudayaan.

Sebagai contoh dari suatu kenyataan yaitu bahwa kepribadian individu dalam
masyarakat tradisional jauh dari seragam, misalnya kasus orang Yanomamo di
Brasilia. Di antara mereka ada orang-orang laki-laki yang se- cara individual berusaha
keras agar terkenal sebagai orang yang garang dan agresif dan mereka sanggup
mempertahankannya dengan risiko apapun sampai luka parah dan mati. Meskipun
demikian, di antara orang- orang Yanomamo itu ada yang lemah lembut dan agak
malu-malu. Dalam setiap pertemu- an, orang-orang ini, yaitu yang tenang, terlalu
sukar mendapat perhatian orang luar karena hampir semua orang di baris depan
berdesak- desakan dan minta perhatian. Perlu diketahui bahwa di dalam masyarakat
tradisional ada sejumlah kepribadian yang tidak berbeda banyak dengan kepribadian
beberapa individu dalam masyarakat barat, yang bersifat mandiri serta rasional.
2. Kehidupan Kolektif Masyarakat Kota Palembang Beserta Pranata-Pranatanya
ditengah Pandemi Covid-19

A.Kehidupan kolektif

Ahli sosiologi menggunakan istilah kehidupan kolektif mengacu pada perilaku


sekelompok orang yang muncul secara spontan, tidak terstruktur sebagai respons
terhadap kejadian tertentu. kehidupan kolektif adalah suatu perilaku yang tidak biasa ,
sehingga kehidupan kolektif dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang relatif
spontan, tidak terstruktur dan tidak stabil dari sekelompok orang, yang bertujuan untuk
menghilangkan rasa ketidakpuasan dan kecemasan.Sehingga kita dapat membedakan
antara kehidupan kolektif dengan kehidupan yang rutin.

Horton dan Hunt dalam bukunya Koentjaraningrat (1990: 135) berpendapat


bahwa kehidupan kolektif ialah mobilisasi berlandaskan pandangan yang
mendefinisikan kembali tindakan sosial, serta suatu perilaku yang lahir secara spontan,
relatif, tidak terorganisasi serta hampir tidak bisa diduga sebelumnya, proses
kelanjutannya tidak terencana dan hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang
muncul dikalangan para pelakunya, dan senada pula dengan pendapat Robetson .

Kehidupan kolektif merupakan perilaku menyimpang namun berbeda dengan


perilaku menyimpang karena kehidupan kolektif merupakan tindakan bersama oleh
sejumlah besar orang, bukan tindakan individu semata-mata. Rangsangan yang memicu
terjadinya kehidupan kolektif bisa bersifat benda, peristiwa, maupun ide.

 Aneka Warna Bentuk Kehidupan Kolektif

Dalam Antropologi dapat dirumuskan pengelompokan manusia atas


dasar ciri – ciri tertentu baik tampak luar (fenotipe) maupun ciri organ bagian
dalam (genotipe).Adapun bentuk-bentuk kehidupan kolektif akan akhirnya
menjadi unsur-unsur pembentuk masyarakat adalah sebagai berikut:

 Kategori Sosial.
Kecenderungan masyarakat ini diberikan oleh kelompok/orang dimana
kelompok tersebut berada,misalnya oleh penguasa,aparat,peneliti,dan
pengamat.

 Golongan Sosial.

Dalam golongan sosial sudah muncul suatu ikatan sosial.Hal ini


disebabkan oleh adanya sutau kesadaran dalam kelompok golongan
sosial sebagai akibat respon terhadap cara pandang orang luar terhadap
kelompok.

 Komunitas.

Mempunyai ciri berupa sesatuan kelompok kehidupan manusia yang


memiliki kesatuan wilayah yang nyata,berinteraksimenurut suatu
sistem adat,serta terikat oleh suatu rasa identitas komunitas,contohnya
seperti RT,desa,kota dan negara.

 Kelompok dan Perkumpulan (Himpunan).

Semakin besar jumlah masyarakat, semakin banyak pula jumlah


kelompok dan perkumpulan di dalamnya dengan berbagai aktifitas dan
tujunnya.

 Ciri-ciri Kehidupan Kolektif

a. Dilakukan bersama oleh sejumlah orang.

b. Tidak bersifat rutin.

c. Dipicu oleh beberapa rangsangan.

d. Pembagian kerja yang tetap diantara berbagai individu dalam


kolektifitas untuk melakukan berbagai macam fungsi hidup.

e. Ketergantungan individu terhadap individu lain sebagai akibat dari


pembagian kerja tadi.
f. Kerjasama antar individu yang diakibatkan oleh sifat
ketergantungan.

g. Komunikasi yang diperlukan untuk melakukan kerjasana.

h. Diskriminasi yang dilakukan antara individu warga kolektif dan


individu dari luarnya.

 Faktor Penentu Kehidupan Kolektif

Perilaku kolektif bisa terjadi dimasyarakat mana saja, baik masyarakat


yang sederhana maupun yang kompleks. Menurut teori Le Bon perilaku
kolektif dapat ditentukan oleh 6 faktor berikut ini :

1) Situasi sosial

Situasi yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi


tertentu

2) Ketegangan struktural

Semakin besar ketegangan struktural, semakin besar pula peluang


terjadinya perilaku kolektif.Kesenjangan dan ketidakserasian antar
kelompok sosial, etnik, agama dan ekonomi yang bermukim
berdekatan, misalnya, membuka peluang bagi terjadinya berbagai
bentuk ketegangan.

3) Berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum

Dalam masyarakat sering beredar berbagai desas-desus yang dengan


sangat mudah dipercaya kebenarannya dan kemudian disebarluaskan
sehingga dalam situasi rancu suatu desas-desus berkembang menjadi
suatu pengetahuan umum yang dipercaya dan diyakini kebenarannya
oleh khalayak.

4) Faktor yang mendahului


Faktor ini merupakan faktor penunjang kecurigaan dan kecemasan
yang dikandung masyarakat. Desas-desus dan isu yang berkembang
dan dipercayai oleh khalayak memperoleh dukungan dan penegasan.

5) Mobilisasi perilaku oleh pemimpin untuk bertindak

Perilaku kolektif terwujud manakala khalayak dimobilisasikan oleh


pimpinannya untuk bertindak

6) Berlangsungnya pengendalian sosial

Faktor keenam ini merupakan kekuatan yang justru dapat mencegah,


mengganggu ataupun menghambat akumulasi kelima faktor penentu
sebelumnya.

B.Masyarakat dalam ilmu antropologi

Istilah “masyarakat” merupakan istilah yang paling lazim digunakan untuk


menyebut suatu kelompok kolektif manusia. Masyarakat juga merupakan objek kajian
dari antropologi dan sosiologi. Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang
memilki suatu keterikatan oleh suatu kebudayaan yang sama dalam suatu rentang
waktu yang lama dan berkesinambungan.Sebelum lebih jauh membicarakan
menegenai defisi masyarakat, untul lebih baiknya kita simak beberapa pendapat para
ahli mengenai definisi masyarakat itu sendiri.

a. Mac Iver dan Page (1961:5) menyatakan bahwa:

“masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan dari
pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan
yang selalu berubah ini kita namai masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan
hubungan sosial. Dan masyarakat selalu berubah”.

b. Raplh Linton (1936: 31) menyatakan bahwa


“masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup
dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas
yang dirumuskan dengan jelas”.

c. Selo Soemardjan (1968) menyatakan

“masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang


menghasilkan kebudayaan”.

Dari beberapa definisi di atas, maka saya dapat mengambil beberapa poin-poin yang
itu merupakan unsur-unsur terbentuknya masyarakat, yaitu :

 Ada dua orang atau lebih yang hidup bersama

 Ada batas-batas wilayah tempat mereka berada

 Hidup bersama dalam jangka waktu yang relatif lama

 Adanya suatu kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan

 Memungkinkan untuk menghasilkan suatu budaya tertentu

 Unsur – Unsur Masyarakat

Terdapat beberapa unsur dalam masyarakat, diantaranya ialah sebagai berikut:

1) Kategori Sosial

Masyarakat sebagai kelompok orang, yang sifatnya sangat


umum, mengandung dalam sebuah entitas yang lebih spesifik tetapi
tidak harus memiliki kondisi ikatan yang sama dengan sebuah
kalangan masyarakat.

Kategori sosial merupakan adanya sebuah kesatuan manusia


yang diwujudkan yakni dengan melalui kehadiran fitur atau kompleks
fitur obyektif yang dapat dikenakan pada manusia-manusia.
Karakteristik obyektif ini biasanya dipaksakan oleh pihak di luar
kategori sosial itu sendiri, tanpa disadari terhadap orang yang
bersangkutan yakni bersama dalam tujuan praktis.

2) Kelompok dan Perkumpulan

Suatu kelompok atau kelompok termasuk dalam kalangan


masyarakat karena dapat memenuhi persyaratannya, selain
karakteristik yang ada di masyarakat, ia juga memiliki karakteristik
tambahan, yaitu organisasi dan kepemimpinan, dan selalu terjadi
sebagai unit individu dalam periode yang berubah lagi. dan kembali
berkumpul dan kemudian bubar lagi.

3) Golongan sosial

Kategori sosial dan kelompok sosial yakni sering dipandang


untuk sebuah konsep yang sama, tetapi dalam kenyataannya mereka
berbeda secara signifikan. Kelompok sosial juga merupakan entitas
manusia yang ditandai oleh karakteristik tertentu. Karakteristik ini
sering dikenakan pada mereka dari luar lingkaran mereka sendiri.
Namun, kelompok sosial memiliki ikatan dalam sebuah identitas
sosial.

 Ciri – Ciri Masyarakat

Terdapat beberapa ciri-ciri dalam masyarakat, diantaranya ialah sebagai


berikut:

1) Masyarakat adalah Manusia Yang Hidup Berkelompok

Masyarakat pertama merupakan adanya orang yang hidup


bersama dan dapat membentuk sebuah kelompok. Kelompok ini yakni
nantinya akan dibentuk dalam kalangan masyarakat.

2) Masyarakat Yang Melahirkan Kebudayaan

Tidak ada komunitas dalam konsep, tidak ada budaya dan


sebaliknya. Adalah orang-orang yang menciptakan budaya, dan
budaya ini diturunkan dari generasi ke generasi dengan berbagai
proses adaptasi.

3) Masyarakat yaitu yang Mengalami Perubahan

Seperti dalam budaya, orang juga mengalami perubahan. Suatu


perubahan yang terjadi karena faktor yang berasal dari komunitas itu
sendiri. Misalnya dalam penemuan baru, ini dapat menyebabkan
perubahan di kalangan masyarakat tersebut.

4) Masyarakat adalah Manusia Yang Berinteraksi

Salah satu prasyarat untuk realisasi masyarakat adalah adanya


hubungan dan kolaborasi antara para ahli, yang menciptakan interaksi.
Interaksi ini bisa secara lisan atau tidak dan komunikasi terjadi ketika
komunitas bertemu.

5) Masyarakat yang Terdapat Kepimpinan

Dalam hal ini, pemimpin yakni telah terdiri dari kepala negara,
kepala keluarga, kepala desa, dan lain sebagainya. Dalam masyarakat
Melayu awal, dalam suatu kepemimpinan yang terstruktur sebagai
hasil dari pemilihan yang diwariskan.

6) Masyarakat terdapat Stratifikasi Sosial

Stratifikasi terhadap sosial yakni dapat menempatkan terhadap


seseorang dalam sebuah posisi dan peran yang harus mereka mainkan
dalam kalangan masyarakat.
C.Pranata

Pengertian dan arti kata pranata adalah sistem tingkah laku sosial yang bersifat
resmi seperti adat-istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku dan seluruh
perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam
masyarakat. Arti lainnya dari kata pranata adalah institusi.

D. Pandemi Covid 19

Pandemi adalah sebuah epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau
benua, dan umumnya menjangkiti banyak orang. Sementara, epidemi merupakan istilah
yang digunakan untuk peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-tiba pada suatu
populasi di area tertentu.Istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingkat
keparahan suatu penyakit, melainkan hanya tingkat penyebarannya saja. Dalam kasus
saat ini, COVID-19 menjadi pandemi pertama yang disebabkan oleh virus corona.

E. Kehidupan Kolektif Masyarakat Palembang ditengah Pandemi Covid 19

Kasus penularan virus Corona Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) terus


meningkat.Setelah dua orang pasien yang dirawat di Rumah Sakit Mohammad Hoesin
(RSMH) Palembang Sumsel, dinyatakan positif Corona Covid-19 setelah meninggal
dunia.Kali ini, ada tambahan tiga orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP), yang naik
statusnya menjadi pasien positif Corona Covid-19.

Dari tiga orang pasien tersebut, salah satunya adalah tenaga medis yang bekerja
di Kota Prabumulih Sumsel. Pasien 05 ini ternyata terjangkit Corona Covid-19 dari
pasien 02 yang positif Corona Covid-19.Juru bicara Gugus Tugas Pencegahan dan
Penanggulangan Covid-19 Sumsel Prof Yuwono mengungkapkan, ada total lima orang
PDP di Sumsel yang terjangkit virus Corona Covid-19 tersebut.Sedangkan pasien 03
merupakan seorang pria berusia 62 tahun, yang berasal dari Kabupaten Ogan Komering
Ulu OKU) Sumsel.Pasien ini mempunyai riwayat perjalanan ke Ibu Kota Jakarta dan
Kota Bogor Jawa Barat (Jabar). Untuk pasien kasus 04 berasal Kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI) Sumsel, yang terjangkit Corona Covid-19 dari daerah terjangkit di
luar Sumsel.Diungkapkan Juru bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan
Covid-19 Sumsel Yusri, pasien 03 dan 04 merupakan warga biasa, hanya pasien 05
yang berprofesi sebagai tenaga medis.

Untuk penentuan kasus positif Corona Covid-19 ini, berawal dari hasil uji
Polymerase Chain Reaction (PCR) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)
Palembang. Kemudian setelah hasil dinyatakan positif, sampel dikonfirmasi ulang ke
Balitbangkes di Jakarta.Ternyata hasil dari laboratorium Balitbangkes Jakarta dan
BBLK Palembang sama. Baru pihaknya bisa memastikan ketiga pasien tersebut positif
Corona Covid-19.

Dari data per tanggal 30 Maret 2020 lalu, jumlah total Orang Dalam
Pemantauan (ODP) sebanyak 958 orang dan PDP sebanyak 36 orang. Sebanyak 200
ODP sudah selesai melewati masa pemantauan dan 12 PDP selesai pengawasan dan
diperbolehkan pulang.Ada tiga kawasan penyumbang ODP terbanyak di Sumsel, yaitu
286 ODP dan 10 orang PDP dari Kota Palembang, 101 ODP dan 1 orang PDP dari
Kabupaten Muara Enim, serta 87 ODP dan 3 orang PDP dari Kabupaten Musi
Banyuasin (Muba) Sumsel.

Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, banyak rumah sakit yang mengeluhkan
keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD). Para tenaga medis yang masih memiliki stok
APD pun akhirnya membatasi penggunaan APD, meskipun itu kurang ideal dalam
mendukung pekerjaan mereka. Opsi ini diambil agar APD yang masih ada bisa
digunakan ke depannya sebagai antisipasi jangka panjang pandemi.

Kala itulah, ACT Sumatera Selatan tengah membagikan bantuan masker, air
mineral, dan makanan siap santap untuk tenaga medis di sana. Bantuan ini merupakan
amanah dari para dermawan Indonesia yang mendukung pejuang medis sebagai garda
terdepan dalam penanganan Covid-19.Diwadia selaku Head of Marketing ACT Sumsel
mengatakan bahwa aksi-aksi kemanusiaan akan terus dilakukan ACT selama masa
darurat Covid 19, tak terkecuali di Sumatra Selatan.Selain membantu tenaga medis,
ACT Sumsel juga melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala di rumah
ibadah, kampus, dan sarana umum lainnya di Kota Palembang.

Hal inilah yang membuat masyarakat Palembang tentu saja khawatir dengan
melihat dan mendengar keadaan saat ini tentang virus Covid 19 yang sedang menyebar
dan obat dari virus ini belum ada.Namun disisi lain masyarakat Palembang juga
kolektif dalam penanganan ditengah pandemi Covid 19 ini baik untuk diri mereka dan
orang lain.Mereka mengikuti aturan pemerintah untuk tetap dirumah atau stay at home
selama pendemi covid 19 ini,selain itu jika mereka keluar,mereka hanya keluar ketika
hanya memiliki keperluan atau ketika memiliki kepentingan saja,merekapun juga
keluar dengan selalu menggunakan masker,bahkan tak hanya ketika keluar rumah
namun juga ketika berada dirumah mereka juga memakai masker untuk
mengantisipasi penyebaran virus ini.Tak hanya itu mereka juga melakukan dan
menjaga kebersihan rumah dan sekitar rumah setiap hari,menggunakan hand
sanitizer,dan selalu rajin dalam membersihkan menjaga kebersihan anggota tubuh
seperti,cuci tangan dll setiap hari.Dan ketika bersin pun mereka menggunakan adabnya
dalam bersin,dimana ketika bersin mereka selalu menutup hidung mereka dengan
tangan,baju,tisu,dan lain-lain yang tujuannnya agar bakteri atau virus yang keluar saat
bersin tidak menyebar kemana-mana sehingga tidak menular kepada orang lain tetapi
melainkan menempel pada tangan,baju,atau tisu mereka tersebut.

Tak hanya itu,mereka juga mematuhi pemerintah kota Palembang agar tidak
berpergian jauh baik mudik atau pergi ke tempat dimana tempat mewabahnya virus
yang menyebar seperti kota Jakarta,atau malah sebaliknya mereka mentaati aturan
dimana ketika masyarakat mereka sedang berada didaerah atau kota yang terjangkit
virus corona ini maka mereka pun tidak pulang ke kota Palembang,hal ini dilakukan
untuk mengantisipasi penyebaran virus ini.Namun ketika salah satu dari keluarga
mereka yang sudah terkena positif virus corona maka mereka pun juga akan mengikuti
aturan pemerintah untuk tidak mendekatinya atau bahkan tidak bertemu atau bertatap
muka lagi dengannya,karena orang yang sudah positif terkena virus corona ini mereka
akan dilakukan untuk isolasi,isolasi ini dilakukan dirumah sakit.

Selain itu ntuk mengurangi kecemasan warganya terkait penyebaran Corona


Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) sedang
menyiapkan stok hand sanitizer.Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang Fitrianti
Agustinda meminta Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM)
Palembang, untuk menyediakan hand sanitizer, yang sangat dibutuhkan para
warganya."Alhamdulillah, berkat kerjasama yang baik dan bantuan dari banyak pihak,
bahan-bahan terutama alkohol yang lebih kurang 95 persen sudah kita dapat," ujarnya,
saat mengunjungi kantor BBPOM Palembang, Jumat (20/3/2020).

Ada sekitar 200 liter alkohol yang sudah dipasok Pemkot Palembang. Bahan
racikan gel antivirus ini, dikerjakan oleh BBPOM Palembang. Hand sanitizer tersebut
akan diisi ke botol kecil berukuran 200 mili Liter (mL).Kemungkinan ada sekitar 300
botol hand sanitizer yang diproduksi dan akan dibagikan ke warga Palembang. Seperti
di pelayanan kantor, sekolah, musala, masjid, dan rumah-rumah ibadah lain serta
sekolah."Ini semua kita lakukan karena kelangkaan hand sanitizer. Kita tidak putus
sampai di sini, karena ini tahap awal yang dibuat, selama mudah mendapatkan bahan-
bahan seperti alkohol 96 persen. Ini akan terus dilakukan," katanya.

Selain memproduksi dan membagikan hand sanitizer, Pemkot Palembang juga


melakukan penyemprotan disinfektan.Pemkot Palembang juga menggandeng Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari Palembang, untuk membuat masker kain. Masker
kain ini juga akan diberikan secara gratis ke warga Palembang.Fitrianti Agustinda
berharap ke masyarakat, untuk tetap menjaga kesehatan agar dapat terus terjaga dari
Corona Covid-19" Kita harus terus kerjasama, gotong royong untuk penanganan
Corona Covid-19, terutama menjaga kebersihan lingkungan, tempat, dan kesehatan
masing-masing,” ucapnya.Adik dari mantan Wako Palembang Romi Herton ini juga
menghimbau kepada warganya, agar tidak banyak melakukan aktivitas di luar. Baik
aktivitas belajar, bekerja dan beribadah di rumah.

Petugas BBPOM Palembang meracik bahan pembuatan hand sanitizer (Dok.


Humas Kominfo Palembang / Nefri Inge).Pelaksana tugas (Plt) Kepala BBPOM
Palembang Arofah Nurfahmi juga meminta warga Palembang, untuk tidak membuat
sendiri hand sanitizer sendiri. Dia lebih menghimbau, untuk tetap sering mencuci
tangan menggunakan air dan sabun."Kalau hand sanitizer itu pake alkohol. Jadi untuk
masyarakat tidak dianjurkan untuk membuat sendiri. Untuk masyarakat dianjurkan
untuk sering-sering saja memcuci tangan," ucapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang Ayus Astoni
menuturkan, penyemprotan antivirus menggunakan cairan obat disinfektan yang aman,
dengan mencampur cairan disinfektan dan air bersih."Disinfektan ini sama dengan
antiseptik. Hanya saja bedanya antiseptik digunakan pada permukaan yang hidup
seperti kulit tangan manusia. Sedangkan disinfektan juga merupakan antiseptik yang
digunakan pada permukaan yang tidak hidup seperti lantai," ujarnya.Kegiatan
pemyemprotan dengan penggunaan disinfektan ini, lanjutnya, sebagai cara preventiv
untuk membunuh kuman dan bakteri, serta virus yang melekat pada permukaan.
Terlebih di tengah mewabahnya Corona COVID 19), yang sudah masuk ke
Indonesia."Walaupun di Palembang dan Sumsel belum ditemukan ada yang positif,
tapi kita tetap harus waspada. Langkah antisipasi harus terus dilakukan," ucapnya.

Adapun pranata-pranata yang ada dalam penanganan ditengah pandemic covid


19 ini diantaranya seperti pada petugas pranata laboratorium, pranata administrasi
pranata rumah sakit, dan pranata sopir ambulans. "Saat ini, membutuhkan sekitar 1.500
dokter, terutama dokter spesialis paru, anestesi, dan dokter umum. Pranata lab, sekitar
2.500 perawat, dan juga bagian dari administrasi rumah sakit hingga sopir ambulans,"
kata Andre saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB.

3.Kebudayaan Orang Palembang Menurut Ilmu Antropologi

Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik
dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah
istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos
berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.Objek dari antropologi adalah
manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu
pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam
bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun
masyarakat itu sendiri.

Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Maka Budaya adalah cara hidup yang di kembangkan
dan di miliki bersama oleh satu kelompok orang dan di wariskan dari generasi ke
generasi. Dengan demikian budayalah yang menyediakan kerangka yang un tuk
mengorganisasikan kegiatan seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.

Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang juga merupakan
ibu kota Provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di
Sumatera setelah Medan. Budaya terbentuk dari banyak elemen termasuk sistem
Agama dan Politik, adat istiadat, Bahasa, alat(Pakaian, bangunan, dan karya seni). Di
dasarkan Prasasti kedudukan Bukit yang di ketemukan di Bukit Siguntang sebelah
barat kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang diartikan
sebagai kota yang menjadi ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 juni 682
Masehi. Maka tanggal itu di jadikan patokan hari lahir kota Palembang.

1. BAHASA

Seperti juga budaya, merupakan bahagian yang tak terpisah dari diri manusia
sehingga banyak orang tampil menganggapnya diwariskan secara genetik. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu di pelajari. Bahasa
Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu Baso Palembang Alus atau Berbaso dan
Baso Palembang sari-sari. Baso Palembang Alus digunakan dalam percakapan
dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang- orang yang di hormati,
terutama dalam upacara-upacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena
raja-raja Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan Kerajaan
Pajang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa. Sementara itu, Baso
sehari-hari dipergunakan oleh orang Palembang dan berarkar pada bahasa Melayu.
Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya menggabugkan bahasa ini
dengan bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa di sekitarnya, seperti
Jambi, Bengkulu, dan Jawa(dengan intonasi beda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran
‘a’ pada kosakata bahasa Indonesia yang di ubah menjadi ‘o’ banyak ditemukan.

2. SISTEM RELIGI (KEPERCAYAAN)

Walaupun Sumatera Selatan adalah tempat berdirinya kerajaan sriwijaya yang


menganut kepercayaan dan agama Budha tetapi mayoritas masyarakatnya beragama
Islam, karena masyarakat Palembang yang pada umumnya memiliki darah dan
keturunan bangsa Melayu yang juga mayoritas beragama islam.

3. SISTEM MATA PENCAHARIAN

Masyarakat palembang pada umumnya mrmpunyai mata pencaharian


berdagang. Dalam cakupan dalam kepulauan, kepulauan Sumatera sangat kaya
dengan hasil buminya seperti kelapa sawit, tembaga, batu-bara, timah, bauksit dan
lain-lain. Maka dari itu sumber mata pencaharian masyarakat Palembang juga
menjadi pekerja tambang. Dalam berbagai definisi hetrogen dan bermata pencaharian
pencaharian non pertanian.

4. SISTEM PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Masyarakat Palembang dikenal dengan sifat suka berterus terang dan suka
berkawan. Mereka memiliki keahlian dan menciptakan karya seni yang indah dengan
kesabaran dan kemampuannya. Salah satu contoh dari hasil kreasi masyarakat
Palembang yang paling terkenal adalah kain songket yang terbuat dari sutera di
kombinasikan dengan benang emas yang mampu memikat kolektor pakaian
tradisional karena desainnya yang kaya dan elegan. Songket juga dapat menjadi oleh-
oleh yang bagus, meskipun harga songket cukup mahal terutama yang dibuat
langsung secara tradisional. Selain itu Palembang terkenal dengan ukiran kayu
bermotifnya yang dipengaruhi oleh desain Cina dan Budha. Ukiran-ukiran kayu yang
terdapat di mebel tersebut didominasi oleh dekorasi berbentuk bunga melati dan
teratai.

5. MAKANAN KHAS

Palembang juga menawarkan makanan yang unik, lezat yang kebanyakan


terbuat dari ikan. Diantaranya ialah:

a. Pempek Palembang

Ini adalah satu makanan yang paling terkenal dari Palembang dan anda
dapat temukan di seluruh indonesia dan telah menjadi favorit banyak orang
indonesia. Pempek terbuat dari ikan yang telah di giling dicampur tepung
terigu dan bumbu-bumbu lain. Jenis-jenis pempek Palembang di antaranya
adalah: pempek kapal, lenjer, selam, pempek kulit, pempek adaan dan
pempek lenggang, pempek keriting serta pempek panggang.

b. Kerupuk Palembang

Salah satu makanan kecil dari Palembang yang terkenal, kerupuk ini
terbuat dari campuran terigu dan ikan tertentu. Biasanya terbuat dari ikan
terbuat dari ikan tenggiri, ikan gabus, dan ikan belida.

c. Martabak Har

Terbuat dari telur di campur dengan bumbu-bumbu tertentu dan


daging, lalu dibungkus adonan terigu di campurkan lalu di goreng. Martabak
Har biasanya di sajikan dengan saus yang lezat terbuat dari kentang, air, dan
bumbu-bumbu lainnya. Tempat yang terbaik untuk mencicipi martabak ini
adalah di martabak kaji Abdul Rosak di jalan sudirman.

d. Lepok Duren

Terbuat dari durian dan gula. Rasanya manis dan kenyal.


e. Tekwan

Sup tradisional yang terbuat dari bola-bola ikan, pasta ikan, soun,
jamur dan bengkoang kemudian di sajikan hangat-hangat.

f. Bekasem

Yaitu ikan yang di asinkan.

g.Makanan khas-khas

Lainnya dari provinsi ini seperti pindang patin, pindang tulang,


sambal jokjok, berengkes, dam tempoyak.

6. KESENIAN

Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari daerah lain, telah
menjadikan kota ini sebagai multi-budaya, penduduk kota ini mengadopsi budaya
Melayu di lihat dalam kebudayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti
“lawan (pintu)”, “gedang (pisang)”. Adalah salah satu contohnya Gelar kebangsawan
pun bernuasa jawa, seperti Raden Mas atau Ayu. Makam-makam peninggalan masa
Islam pun tidak berbeda bentuk dan yang terdapat di Palembang antara lain:

 Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang).

 Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya di adakan sebagai penyambutan kepada


tamu-tamu dan tari Tanggai yang di peragakan dalam resepsi pernikahan.

 Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan
Ribang Kemambang.

 Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit.

Selain itu kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia
yaitu kain songket. Palembang merupakan salah peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan
diantara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya kain.
Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara di tenun secara manual dan
menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah di
gunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang di gunakan songket adalah warna
emas dan merah. Kedua warna itu menandakan kemunculan kerajaan Sriwijaya era
dan pengaruh China pada zaman dahulu. Bahan yang di pakai untuk menghasilkan
warna emas ini adalah emas benang yang langsung di bawa dari China, Jepang, dan
Thailand. Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat
mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut Batik Palembang nampak lebih ceria
karena menggunakan warna-warna terang dan masih mempertahankan motif-motif
tradisional setempat. Kota Palembang juga mengadakan perayaan setiap tahunnya
antara lain ‘’Festival Sriwijaya’’ setiap bulan Juni dalam memperingati Hari jadi
Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta
berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijrah, Bulan Ramadhan dan Tahu Baru
Masehi.

7. PERKAWINAN

Melihat perkawinan adat Palembang, jelas terlihat bahwa busana dan ritual
adatnya mewariskan keagungan dan kesuksesan raja-raja dinasti Sriwijaya yang
mengalami keemasan berpengaruh di semananjung Melayu berabad silam.

Pada zaman kesultanan Palembang terdiri sekitar abad 16 lama berselang


setelah runtuhnya dinasti Sriwijaya,dan pasca kesultanan pada dasarnya perkawinan
di tentukan oleh keluarga besar dengan pertimbangan bobot, bibit, dan bebet. Pada
masa sekarang ini perkawinan banyak di tentukan oleh kedua pasang calon mempelai
penganti itu sendiri.Tata cara perkawinan :

 Calon pengantin

Dapat di ajukan oleh si anak yang akan dikawinkan, dapat juga


diajukan oleh tuanya. Bila dicalonkan oleh orang tua, maka mereka akan
menginventariskan dulu siapa-siapa yang di calonkan, anak siapa dan
keturuan dari keluarga siapa.

 Madik

Madik adalah suatu proses penyelidikan atas seorang gadis yang


dilakukan oleh utusan pihak keluarga pria. Tujuannya untuk perkenalan,
mengetahui asal-usul serta selisih keluarga masing-masing serta melihat
apakah gadis tersebut belum ada yang meminang.

 Menyengguk

Menyengguk atau sengguk berasal dari bahas Jawa kuno yang


artinya memasang ‘’Pagar’’ agar gadis yang dituju tidak terganggu oleh
sengguk (sebangsa musang, sebagai kiasan tidak terganggu perjaka lain)

 Ngebet

Bila proses sengguk telah mencapai sasaran, maka kembali


keluarga dari pihak pria berkunjung dengan dengan membawa tenong
sebanyak 3 buah, masing-masing berisi terigu, gula pasir, dan telur itik.
Pertemuan ini sebagai tanda bahwa kedua pihak keluarga telah ‘’nemuke
kato’’ serta sepakat bahwa gadis telah di ikat oleh pihak pria.

 Berasan

Berasal dari bahasa Melayu artinya bermusyawarah, yaitu


bermusyawarah untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga
besar.

 Mutuske kato

Acara ini bertujuan kedua pihak keluarga membuat keputusan


dalam yang berkaitan dengan “hari ngantarke belanjo” hari pernikahan,
saat munggah, Nyemputi dan nganter penganten, Ngalie Turon,
Bercacap atau mandi simburan dan teratib.
 Nganterke Belanjo

Prosesi nganterke belanjo biasanya dilakukan sebulan atau


setengah bulan bahkan beberapa hari sebelum acara munggah. Prosesi
ini lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita, sedangkan kaum pria
hanya mengiringi saja. Uang belanjo (duit belanjo) di masukan dalam
ponjen warna kuning dengan artribut pengiringnya berbentuk manggis.
Hantaran pihak calon mempelai pria ini juga di lengkapi dengan
nampan-nampan paling sedikit 12 buah berisi aneka keperluan pesta,
antara lain berupa terigu, gula, buah-buahan kaleng, hingga kue-kue dan
jajanan. Lebih dari itu di antar pula ‘ejukan’ atau permintaan yang telah
di tetapkan saat mutuske kato, yakni berupa salah satu syarat adat
pelaksanaan perkawinan sesuai kesepakatan.

8. RUMAH ADAT PALEMBANG

Rumah adat Sumatera Selatan (Palembang) bernama rumah Limas ia


merupakan rumah panggung, untuk tempat tinggal para bangsawan. Rumah Limas
berjenjang lima dengan bermakna lima emas, yaitu keagungan, rukun dan damai,
sopan santun, aman dan subur, kemudian makmur dan sejahtera. Pintu gerbang emas
harus ada pada rumah Limas.

Rumah adat Limas memiliki luas antara 400 sampai dengan 1000 meter persegi.
Keseluruhan rumah, bertopang pada tiang-tiang kayu yang tertanam di tanah. Rumah
Limas terbagi menjadi beberapa bagian yakni Ruangan utama(Ruang Gajah),
Pangkeng (Bilik tidur), dan Pawon(dapur). Ruang utama (ruang gajah) terletak
ditingkat teratas dan tepat di bawah atap Limas. Di ruangan ini terdapat Amben atau
ruang musyawarah. Ruangan ini merupakan pusat dari rumah Limas, baik untuk
keperluan adat maupun dari dekorasinya.

9. PAKAIAN ADAT PALEMBANG

Pria Sumatera Selatan memakai pakaian adat berupa Mahkota, kalung bersusun
dengan baju yang khas. Juga memakai celana panjang dan kain songket pada bagian
tengah badan. Sedangkan wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya
yaitu berMahkota, kalung susun, pending dan gelang pada kedua belah tangan. Ia
juga memakai kain songket yang melingkar pada bagian tengah badan serta berkain
songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.

10. SUKU-SUKU DI SUMATERA SELATAN

Indonesia memang kaya akan suku bangsanya, khususnya di daerah sumatera


selatan saja sudah menyumbang 12 suku besar yang terkenal, belum lagi dengan
suku-suku yang kurang terkenal.

 Suku Komereng

Komering merupakan salah satu suku atau wilayah budaya di


Sumatera Selatan, yang berada sepanjang aliran sungai komering.
Seperti halnya suku-suku di Sumatera Selatan, karaktersuku ini adalah
penjelajah sehingga penyebaran suku ini cukup luas hingga ke lampung.
Suku komering terbagi atas dua kelompok besar yaitu komering Ilir
yang tinggal di sekitar kayu agung dan komering Ulu yang tinggal di
baturaja. Komering terbagi beberapa marga, di antaranya marga paku
sekunyit, marga Sosoh Buay Rayap, marga Buay Pemuka Peliyung,
marga Buay Madang, dan marga Semendawai. Wilayah budaya
komering merupakan wilayah yang paling luas jika dibandingkan
dengan wilayah budaya suku-suku lainnya di sumatera selatan. Selain
itu, bila di lihat dari karakter masyarakatnya, suku Komering dikenal
memiliki temperamen yang tinggi dan keras. Berdasarkan cerita rakyat
masyarakat komering, suku Komering dan suku Batak, SumateraUtara,
di kisahkan masih bersaudara. Kakak beradik yang datang di Negeri
seberang. Setelah sampai di Sumatera, mereka berpisah. Sang kakak
pergi ke Selatan menjadi puyang suku Komering, dan sang adik ke
Utara menjadi puyang suku Batak.

 Wong Jeroo dan Wong Jabo

Kelompok suku Palembang memenuhi 40-50 % daerah kota


Palembang. Suku Palembang dibagi menjadi dua kelompok yaitu Wong
Jeroo merupakan keturuan bangsawan atau hartawan dan sedikit lebih
rendah dari orang-orang istana dari kerajaan tempo dulu yang berpusat
di Palembang, dan Wong Jabo adalah rakyat biasa.

Seorang yang ahli tentang asal-usul orang Palembang yang disebut


keturunan raja, mengikuti bahwa suku Palembang merupakan hasil dari
peleburan bangsa Arab, Cina, suku Jawa, dan kelompok-kelompok suku
lainnya di Indonesia. Suku Palembang sendiri memiliki dua ragam
bahasa yaitu Baso Palembang Alus dan Baso Palembang Sari-Sari. Suku
Palembang masih tinggal atau menentap di dalam rumah yang didirikan
di atas air. Model arsitektur rumah orang Palembang yang paling khas
adalah rumah limas yang kebanyakan didirikan diatas panggung diatas
air untuk melindungi dari bajir yang terus terjadi dari dahulu sampai
sekarang. Di kawasan sungai Musi sering terlihat orang Palembang
menawarkan dagangannya diatas perahu.

 Suku Gumai

Suku Gumai adalah salah satu suku yang mendiami daerah


kabupaten lahat. Sebelum adanya kota lahat, Gumai merupakan satu
kesatuan dari teritorial GUMAI, yaitu Marga Gumai Lembak, Marga
Gumai Ulu, dan Marga Gumai Talang. Setelah adanya kota Lahat, maka
Gumai Ulu menjadi terpisah dimana Gumai Lembak dan Gumai Ulu
menjadi bagian dari kecamatan pulau Pinang sedangkan Talang menjadi
bagian dari kecamatan kota Lahat.

 Suku Semendo

Suku Semendo berada di kecamatan semendo, kabupaten Muara


Enim, provinsi Sumatera Selatan. Menurut sejarahnya, suku Semendo
berasal dari keturunan suku Banten yang berada abad silam pergi
merantau dari Jawa ke pulau Sumatera, dan kemudian menentap dan
beranak cucu di daerah Semendo. Hampir 100% penduduk Semendo
hidup dari hasil pertanian, yang masih diolah dengan cara tradisional.
Lahan pertanian cukup subur, karena berada kurang lebih 900 meter
diatas permukaan laut.

Ada dua komoditi utama didaerah ini: kopi jenis robusta dengan
jumlah produksi mencapai 300 ton per tahunnya, dan padi dimana
daerah ini termasuk salah satu lumbung padi untuk di daerah Sumatera
Selatan. Adat istiadat serta kebudayaan daerah ini sangat dipengaruhi
nafas keIslaman yang sangat kuat. Mulai dari musik Rebana, lagu-lagu
daerah, dan tari-tarian sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu Islam.
Bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa
Semendo. Setiap kata pada setiap bahasa ini umumnya berakhiran “e”.

 Suku Lintang

Kawasan pegunungan bukit barisan di Sumatera Selatan


merupakan tempat tinggal suku lintang, diapit oleh suku Pasemah dan
Renjang. Suku Lintang merupakan salah satu suku Melayu yang tinggal
di sepanjang tepi sungai Musi di provinsi Sumatera Selatan. Suku
Lintang hidup bercocok tanam yang menghasilkan: kopi, beras, kemiri,
karet, sayur-sayuran. Mereka juga berternak kambing, kerbau, ayam,
itik, perikanan, walaupun tinggal di tepi sungai. Orang Lintang adalah
penganut Islam yang cukup kuat. Hal ini terlihat dengan banyaknya
mesjid-mesjid dan pesantren untuk melatih kaum mudanya.

 Suku Kayu Agung

Suku kayu agung berdomisili dinSumatera Selatan, tepatnya di


kabupaten Ogan Komering Ilir dengan ibukotanya Kayu Agung.
Wilayah ini dialirin sungai Komering. Bahasanya terdiri atas dua dialek,
yaitu dialek kayu agung dan dialek ogan. Mata pencaharian suku ini
bertani, berdagang, dan membuat gerabah dari tanah liat. Suku kayu
agung mayoritas beragama Islam, tetapi mereka masih mempertahankan
kepercayaan lama, yaitu kepercayaan mengenai dunia roh. Suku Kayu
Agung percaya bahwa roh-roh nenek moyang dapat menggangu
manusia.

Mereka juga percaya akan dukun yang membantu dalam upacara


pertanian, baik saat menanam maupun saat panen. Selain itu tempat-
tempat keramat yang mereka anggap sebagai tempat bersemayamnya
para arwah.

 Suku Lematang

Suku Lematang tinggal di daerah lematang yang terletak di antara


kabupaten Muara Enim dan kabupaten Lahat. Daerah ini berbatasan
dengan daerah kikim dan Enim. Suku ini menempati wilayah di
sepanjang sungai lematang, di sekitar kota Muara Enim dan kota
Prabumulih. Asal-usul orang lematang dari kerajaan Majapahit,
keturunan orang Banten dan Wali sembilan. Orang lematang sangat
terbuka dan memiliki sifat ramah-tamah dalam menyambut setiap
pendatang yang ingin mengetahui seluk beluk dan keadaan daerah dan
budayanya.

 Suku Ogan

Suku Ogan terletak di kabupaten Ogan Komering ulu dan Ogan


komering Ilir. Mereka mendiami tempat sepanjang aliran sungai Ogan
dari baturaja sampai ke kaskus. Orang-orang biasa juga di sebut tiga(3)
sub suku yakni suku pegagan ulu, suku penesak, dan suku pegagan ilir.
Kelompok masyarakat ini adalah penduduk asli dan bertani, tetapi
banyak juga menjadi pegawai negeri. Makanan pokok suku ini ialah
hasil pertanian.

 Suku Pasemah

Suku Pasemah adalah suku yang mendiami wilayah kabupaten


Empat Lawang, kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu, dan sekitar
kawasan gunung berapi yang masih aktif, gunung Dempo. Suku bangsa
ini juga banyak yang merantau ke daerah-daerah provinsi Bengkulu.
Menurut sejarah, suku ini berasal dari keturunan raja
Darmawijaya(Majapahit) yang menyerang ke Palembang (pulau perca).

Suku ini tersebar di pegunungan Bukit Barisan, khususnya di


lereng-lerengnya. Menurut mitologi nama pasemah berasal dari kata
Basemah yang berarti berbahasa melayu. Hasil utama masyarakat ini
adalah kopi, sayur-sayuran, dan cengkeh, dengan makanan pokoknya
ialah beras.

 Suku Sekayu

Suku sekayu terletak di provinsi Sumatera Selatan. Dalam wilayah


kabupaten Musi Bayuasin, mayoritas penduduknya petani. Hasil
pertaniannya adalah padi, singkong, ubi, jagung, kacang tanah tanah,
dan kendelai. Hasil perkebunan yang menonjol ialah karet, cengkeh, dan
kopi. Suku sekayu merupakan ‘’Manusia Sungai’’dan senang
mendirikan rumah-rumah yang langsung berhubungan dengan sungai
Musi.

 Suku Rawas

Suku ini terletak di wilayah provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di


sekitar dua aliran sungai Rawas dan sungai Musi bagian utara. Suku ini
menempati wilayah di kecamatan Rawas Ulu, Rawas Ilir, dan
Muararupit, di kabupaten Musi Rawas. Bahasa Rawas masih tergolong
ke dalam rumpun melayu, di wilayah ini banyak terdapat kebun karet
rakyat.

 Suku Banyuasin

Suku ini terutama tinggal di kabupaten Musi Banyuasin yaitu di


kecamatan Babat Toman, Banyu Lincir, sungai Lilin, dan Bayuasin dua
dan tiga. Umumnya mereka tinggal di daratan rendah yang selingi rawa-
rawa dan berada di daerah aliran sungai. Sungai yang terbesar adalah
sungai Musi yang memiliki banyak anak sungai, mata pencaharian
pokoknya adalah bertani di sawah dan ladang. Mereka masih percaya
terhadap berbagai takhyul, tempat keramat dan benda-benda kekuatan
gaib mereka juga menjalani beberapa upacara dan pantangan.

Anda mungkin juga menyukai