NIM : 11195062110024
Prodi : DIV Promosi Kesehatan
A. SOSIAL
Sebenarnya, apa pengertian sosial (social)? Pada dasarnya istilah “sosial” memiliki
beberapa pengertian berbeda yang dianggap sebagai konsep dan merujuk antara lain
pada: sikap, orientasi, atau perilaku yang mempertimbangkan kepentingan, niat, atau
kebutuhan orang lain (berbeda dengan perilaku anti-sosial) telah berperan dalam
mendefinisikan ide atau prinsip.Misalnya istilah seperti realisme sosial, keadilan sosial,
konstruktivisme sosial, psikologi sosial, anarkisme sosial dan modal sosial menyiratkan
bahwa ada beberapa proses sosial yang terlibat atau dipertimbangkan, sebuah proses yang
tidak ada dalam realisme “keadilan” sosial, keadilan, konstruktivisme, psikologi,
anarkisme, atau modal.
Kata “sosial” berasal dari bahasa Latin “socii” yang artinya sekutu. Istilah tersebut
sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia dalam masyarakat, misalnya sifat
yang mengarah pada rasa empati terhadap orang lain yang disebut dengan jiwa sosial.
Sehingga pengertian sosial dapat didefinisikan sebagai rangkaian norma, moral, nilai dan
aturan yang bersumber dari budaya masyarakat dan dipakai sebagai acuan dalam
interaksi antar manusia dalam suatu komunitas.
Pengertian sosial menurut para ahli:
1. Philip Wexler
Menurut Philip Wexler, pengertian sosial adalah suatu sifat dasar yang dimiliki
oleh setiap individu manusia.
2. Lena Dominelli
Menurut Lena Dominelli, sosial adalah bagian yang tidak utuh dari sebuah
hubungan manusia sehingga membutuhkan sebuah pemakluman atas hal-hal yang
bersifat rapuh di dalamnya.
3. Keith Jacobs
Menurut Keith Jacobs, pengertian sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi
dalam sebuah situs komunitas.
4. Paul Ernest
Menurut Paul Ernest, arti kata sosial adalah sejumlah manusia secara individu yang
terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.
5. Engin Fahri Isin
Menurut Engin Fahri Isin, pengertian sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para
individu berhubungan walaupun masih tetap ada perdebatan tentang pola
berhubungan bagi para individu tersebut.
Menurut KBBI, pengertian sosial adalah semua hal yang berkenaan dengan
masyarakat atau sifat-sifat kemasyarakatan yang memperhatikan kepentingan
umum.
B. BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang
berasal dari bahasa Latin yaitu cultura. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga membuktikan bahwa
budaya bisa dipelajari.
Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan
mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya.
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. "Citra yang memaksa" itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar"
di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang, dan "kepatuhan kolektif"
di Tiongkok.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan
nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk
memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian,
budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sementara itu, perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku,
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
C. KESEHATAN
Kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan
bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan. Pemahaman tentang kesehatan
telah bergeser seiring dengan waktu. Berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital
telah memungkinkan setiap orang untuk mempelajari dan menilai diri mereka sendiri, dan
berpartisipasi aktif dalam gerakan promosi kesehatan. Berbagai faktor sosial berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan, seperti perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan biologi,
perawatan kesehatan, dan lingkungan fisik.
Makna kesehatan telah berkembang seiring dengan waktu. Dalam perspektif model
biomedis, definisi awal kesehatan difokuskan pada kemampuan tubuh untuk berfungsi.
Kesehatan dipandang sebagai kondisi tubuh yang berfungsi normal yang dapat terganggu
oleh penyakit dari waktu ke waktu.
Pada tahun 1948, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan
sebagai "kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit
dan kelemahan".Meskipun definisi ini disambut baik oleh beberapa orang dan dipandang
inovatif, definisi ini juga dikritik karena tidak jelas, terlalu luas, dan tidak diuraikan
dengan terukur.
Beberapa ilmuwan mengajukan definisi kesehatan yang lain, misalnya "kondisi yang
ditandai dengan integritas anatomi; kemampuan untuk melakukan peran dalam keluarga,
pekerjaan, dan masyarakat, yang dihargai secara pribadi; kemampuan untuk menghadapi
tekanan fisik, biologis, dan sosial; perasaan sejahtera; dan kebebasan dari risiko penyakit
dan kematian sebelum waktunya.
Semakin lama, penyakit tidak lagi dipandang sebagai sebuah kondisi, tetapi sebuah
proses. Pergeseran sudut pandang ini juga terjadi pada kesehatan. Pada awal 1980-an,
WHO mendorong perkembangan gerakan promosi kesehatan. Gerakan ini
memungkinkan orang-orang meningkatkan kendali atas kesehatan mereka dan
memperbaiki status kesehatan mereka masing-masing.
Untuk mewujudkan kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap,
sebagaimana definisi WHO tentang kesehatan, seseorang atau sekelompok orang perlu
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, memenuhi
kebutuhan, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya.
Kesehatan dipandang sebagai sumber daya untuk kehidupan sehari-hari, bukan tujuan
hidup. Untuk mewujudkannya, ada beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi, yaitu
perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil,
sumber daya berkelanjutan, serta keadilan sosial dan kesetaraan.
Gerakan promosi kesehatan memungkinkan kesehatan untuk diajarkan, dipelajari, dan
diperkuat. Pemahaman konsep kesehatan sebagai "kemampuan untuk beradaptasi dan
mengatur diri sendiri" dan berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital telah
membuka pintu bagi setiap orang untuk menilai diri mereka sendiri. Hal ini juga
memungkinkan setiap orang untuk merasa sehat, bahkan ketika mereka memiliki
berbagai penyakit kronis atau berada dalam kondisi terminal. Belakangan, istilah "sehat"
juga banyak digunakan dalam berbagai konteks organisasi tak hidup yang memengaruhi
kepentingan manusia, seperti dalam komunitas sehat, kota sehat, atau lingkungan sehat.
Secara umum, latar belakang dan konteks kehidupan seseorang sangat memengaruhi
status kesehatan dan kualitas hidupnya. Kesehatan tidak hanya dipertahankan dan
ditingkatkan melalui kemajuan dan penerapan ilmu kesehatan, tetapi juga melalui gaya
hidup oleh suatu individu dan masyarakat sekitarnya. Menurut WHO, determinan sosial
kesehatan adalah kondisi yang dialami seseorang ketika dilahirkan, tumbuh, bekerja,
hidup, dan menua, serta serangkaian kekuatan dan sistem yang lebih luas yang
membentuk kondisi kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dibentuk oleh distribusi uang,
kekuasaan, dan sumber daya di tingkat global, nasional, dan lokal. Kondisi tersebut
sangat bertanggung jawab atas kesenjangan kesehatan, baik di dalam suatu negara
maupun di antara negara-negara.
Faktor-faktor kunci lebih spesifik yang memengaruhi apakah seseorang sehat atau
tidak sehat meliputi penghasilan dan status sosial, jaringan dukungan
sosial, pendidikan dan literasi, ketenagakerjaan/kondisi kerja, lingkungan
sosial, lingkungan fisik, praktik kesehatan pribadi dan keterampilan mengatasi masalah,
perkembangan masa kanak-kanak yang sehat, kondisi biologis dan genetik, perawatan
kesehatan, gender, dan budaya.
Semakin banyak penelitian dan laporan yang meneliti keterkaitan antara kesehatan dan
berbagai faktor, termasuk gaya hidup, lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan
kebijakan kesehatan. Salah satu kebijakan spesifik yang dibuat banyak negara dalam
beberapa tahun terakhir adalah pengenaan pajak terhadap gula. Minuman manis juga
mulai dikenakan pajak dan mulai ditargetkan oleh gerakan antiobesitas akibat semakin
banyaknya bukti yang menunjukkan hubungan antara minuman bergula tinggi
dengan kegemukan.
D. MASYARAKAT
Masyarakat merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu manusia
dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan. Manusia sebagai mahluk
sosial membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka tidak
dapat hidup sendiri dalam sebuah masyarakat. Kriteria interaksi antarmanusia dijabarkan
sebagai berikut:
Masyarakat terjelma bukan karena keberadaannya di satu saat dalam perjalanan waktu.
Tetapi ia hanya ada dalam waktu, ia adalah jelmaan waktu. Masyarakat ada setiap saat
dari masa lalu ke masa mendatang. Kehadirannya justru melalui fase antara apa yang
telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Dalam masyarakat kini terkandung pengaruh,
bekas, dan jiplakan masa lalu serta bibit dan potensi untuk masa depan