Anda di halaman 1dari 17

Dimensi Budaya Perubahan Sosial: Tinjauan Sistematis

dan Analisis Kritis Literatur tentang Evolusi Budaya

Nurul Putri M R, Ziqri Laziva, Muhammad Adha G, Jannatul Arifa, Maitri Pinta
Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Keyword: Budaya, Perubahan Sosial, Evolusi Budaya

1. PENDAHULUAN

Perubahan sosial merupakan salah satu fenomena yang senantisa terjadi


dalam masyarakat. Perubahan ini dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan,
baik aspek struktur sosial, hubungan sosial, maupun budaya. Perubahan sosial
adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar individu, organisasi atau
komunitas yang berkaitan dengan struktur sosial atau pola nilai dan norma.
Dengan demikian perubahan yang dimaksud adalah perubahan “sosial-budaya”,
karena memang manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari
kebudayaan ( Goa, 2017). Budaya sendiri merupakan salah satu unsur penting
dalam masyarakat. Budaya merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa yang diwariskan
dari generasi ke generasi, budaya memiliki peran penting dalam mengatur
kehidupan masyarakat, mulai dari cara berfikir, berperilaku, hingga cara
berinteraksi dengan lingkungan.
Sedangkan jika dilihat dari perspektif evolusi budaya, dimensi budaya
perubahan sosial mencakup studi tentang bagaimana budaya berkembang dan
beradaptasi seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan ini disebabkan oleh
berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Pendekatan ini diambil
dari teori evolusi budaya, yang berpendapat bahwa budaya berkembang dan
berubah melalui berbagai tahap, dengan beberapa tahap berkembang lebih cepat
dibandingkan tahap lainnya. Dalam konteks ini, evolusi budaya menjadi kunci
untuk mengetahui akar dari perubahan, serta melihat bagaimana nilai-nilai dan
norma-norma berubah seiring berjalannya waktu.
Evolusi budaya ini juga menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam
dimensi budaya. Perubahan sosial dan evolusi budaya memang merupakan hal
yang berbeda tetapi memiliki keterkaitan yang erat. Perubahan sosial yang
mencakup perubahan dalam struktur dan fungsi masyarakat, seringkali berkaitan
dengan perubahan budaya. Perubahan budaya dapat menyebabkan terjadinya
perubahan sosial dalam masyarakat, atau sebaliknya, contohnya seperti pengaruh
budaya asing dapat memicu terjadinya asimilasi dan akulturasi budaya yang
melahirkan perubahan sosial di masyarakat.
Perubahan budaya itu sendiri mencakup semua aspek kebudayaan, seperti
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain sebagainya. Perubahan sosial juga
dapat mempengaruhi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku pada suatu
masyarakat, sehingga aspek yang mengandung nilai dan norma masyarakat perlu
diperhatikan karena ini menyangkut budaya. Dengan demikian, perubahan sosial
dan evolusi budaya saling mempengaruhi dan membentuk dinamika kehidupan
masyarakat secara keseluruhan.

2. LITERATUR REVIEW

a) Budaya
Secara etimologis, kata bahasa Inggris "culture" berasal dari bahasa Latin
"colere" yang berarti "tumbuh" atau "melakukan", melakukan sesuatu dengan
alam (budidaya). Dalam bahasa Indonesia, kata kebudayaan (nominal:
kebudayaan) berasal dari kata Sansekerta “buddhya”, yang merupakan bentuk
jamak dari kata buddhi (pikiran atau akal). Penjelasan lain mengenai etimologi
kata “kebudayaan” adalah merupakan evolusi dari kata majemuk “budidaya”
yang berarti penguatan pikiran dalam bentuk kreativitas, kerja, dan spontanitas
( Kusherdyana, 2020).
Dari sudut pandang lain, Dewantara (Arief, 2015) mengatakan bahwa
istilah “kebudayaan” atau “culture” (Jawa: kulturan) mirip dengan kata
“culture” (dari bahasa Jerman), “culture” (dari bahasa Belanda). menjadi
“culture” (dari bahasa Inggris), artinya segala capaian/prestasi peradaban
manusia. Kata “kebudayaan” (yang sepenuhnya diadopsi ke dalam bahasa
Indonesia) berakar dari kata Latin “kultura”, variasi dari “korere” yang berarti
upaya melestarikan dan mengembangkan budi/akal/jiwa. ( Kusherdyana,
2020).
Jerald G and Rober ( Syakhrani, 2022) menyatakan bahwa budaya terdiri
dari mental program bersama yang mensyaratkan respons individual pada
lingkungannya. Definisi tersebut mengandung makna bahwa kita melihat
budaya dalam perilaku sehari-hari, tetapi dikontrol oleh mental program yang
ditanamkan sangat dalam. Budaya bukan hanya perilaku yang tampak diluar
saja, tetapi sangat ditanamkan dalam diri kita masing-masing.

b) Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan organisasi, pola pikir, dan perilaku
suatu masyarakat pada suatu waktu tertentu. Perubahan sosial adalah
perubahan atau transformasi dalam organisasi masyarakat (Purcell).
Perubahan sosial mengacu pada perubahan dalam hubungan antara individu,
kelompok, organisasi, budaya, dan masyarakat pada titik waktu tertentu
( Marius, 2006). Perubahan sosial secara umum diartikan sebagai suatu proses
pergseran atau berubahnya tatanan atau struktur didalam masyarakat, yang
meliputi pola pikir, sikap serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik ( Goa, 2017).
Perubahan sosial menurut Gillin dan Gillin yaitu mengatakan bahwa
perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang
telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Pengertian yang dikemukakan
oleh Gillin dan Gillin juga merujuk pada dinamika masyarakat dan reaksinya
terhadap lingkungan sosialnya, baik menyangkut tentnag cara ia hidup,
kondisi alam, cara ia berkebudayaan, dinamika kependudukan maupun filsafat
hidup yang dianutnya setelah ia menemukan hal-hal baru dalam kehidupannya
( Marius, 2006).

c). Evolusi Budaya


Evolusi budaya yang tidak bisa dihindari adalah transisi dari
ketidakharmonisan menuju keberagaman. Singkatnya, segala bentuk
perubahan dihasilkan dari berbagai hal yang sama atau, dalam bentuk yang
paling sederhana, terciptanya sesuatu yang lebih kompleks dan berbeda
( Ahmad, 2020). Evolusi budaya juga menggambarkan perubahan dan
perkembangan dari bentuk yang lebih sederhana menjadi bentuk yang lebih
kompleks. Konsep ini melibatkan perubahan dalam perilaku, norma, nilai, dan
institusi dalam suatu masyarakat atau kelompok manusia. Evolusi budaya
dapat terjadi secara perlahan-lahan dan bertahap, dimana setiap masyarakat
mengalami proses evolusi yang berbeda.
Evolusi budaya menurut Robert Boyd dan Peter Richerson adalah sebuah
pendekatan yang memperlakukan budaya sebagai sistem evolusi terpisah yang
dapat mengalami perubahan dan penyesuaian seiring berjalannya waktu.
Mereka menganggap budaya sebegai suatu bentuk evolusi yang mirip dengan
evolusi yang mirip dengan evolusi biologi, di mana ide, pengetahuan, dan
praktik budaya dapat diteruskan dari generasi ke generasi ( Batubara, 2022).

3. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi pustaka. Metode
penelitian studi pustaka ini melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai
sumber kepustakaan, seperti buku, jurnal, ensiklopedia, dan sumber-sumber teks
atau literatur yang relevan dengan topik penelitian tanpa harus melakukan
penelitian langsung ke lapangan.

Tujuan penelitian menggunakan metode penelitian studi pustaka dalam konteks


penelitian tentang Dimensi Budaya Perubahan Sosial: Tinjauan Sistematis dan
Analisis Kritis Literatur tentang Evolusi Budaya adalah untuk menyelidiki
konsep, teori, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian
yang kami angkat. Studi pustaka juga dapat memberikan pandangan historis dan
kerangka pemikiran yang mendukung pemahaman lebih baik terhadap interaksi
dimensi budaya perubahan sosial dan evolusi budaya.

4. PEMBAHASAN

1. Budaya
Kata budaya berasal dari kata Sansekerta “buddhaya”, bentuk jamak dari
“budhi” (akal). Dengan kata lain, kebudayaan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan akal. Kata kebudayaan juga mempunyai arti “roh atau daya”
atau kekuatan ruh. Oleh karena itu, budaya mencakup semua kekuatan pikiran:
kreativitas, rasa, dan niat ( Ary, 2000). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kebudayaan berarti pemikiran, alasan, akibat, kebiasaan, atau hal-
hal yang sudah menjadi kebiasaan yang sulit diubah. Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang, dimiliki oleh sekelompok orang, dan
diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terdiri dari banyak elemen kompleks, seperti sistem keagamaan,
sistem politik, adat istiadat, bahasa, peralatan, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Karena bahasa, seperti halnya budaya, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari umat manusia, banyak orang percaya bahwa bahasa
diturunkan secara genetik. Ketika seseorang mencoba berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan beradaptasi dengan perbedaan tersebut,
itu membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Beberapa ilmuwan telah
mencoba merumuskan unsur-unsur kuncinya. Misalnya saja budaya, Pendapat
Melville J. Herskovitz bahwa unsur utama kebudayaan dapat dibagi menjadi
empat bagian: sarana teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan
politik. Di sisi lain, Bronisław Malinowski menyebutkan faktor budaya
berikut:
1. Sistem normal bagi anggota Masyarakat untuk bekerja sama
mengendalikan lingkungan alam.
2. Organisasi Ekonomi.
3. Dalam menggunakan alat, lembaga, dan agen pendidikan, ingatlah
bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan dasar.
4. organisasi kekuasaan.

Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap universal itu adalah:


a. Perkakas dan perlengkapan kehidupan manusia (pakaian, perumahan,
perlengkapan rumah tangga, senjata, alat produksi, alat angkut, dan lain-
lain) .
b. Mata pencaharian dan sistem perekonomian (pertanian, peternakan,
sistem produksi, sistem distribusi, dan lain-lain.
c. Lembaga sosial (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,
sistem perkawinan).
a. Bahasa (lisan dan tulisan).
b. Seni (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan lain-lain).
c. Sistem Pengetahuan.
d. Agama (sistem kepercayaan)
Selain itu kebudayaan atau beberapa unsur kebudayaan, antara lain:
a. Kebudayaan material (benda) merupakan wujud kebudayaan yang berupa
benda-benda konkrit yang diperoleh sebagai hasil kerja manusia, seperti
rumah, mobil, candi, jam tangan, dan benda-benda teknologi.
b. Kebudayaan yang tidak berwujud (spiritual) adalah suatu wujud
kebudayaan yang tidak berwujud benda konkrit, melainkan merupakan
hasil kreasi dan emosi manusia, seperti:
1) Hasil penciptaan manusia, seperti filsafat dan ilmu pengetahuan.
Bentuk teori murni dan bentuk teori yang dipersiapkan untuk
praktek dalam kehidupan masyarakat (ilmu murni dan terapan).
2) Nilai-nilai dan berbagai masyarakat yang harus diciptakan untuk
mengatur urusan-urusan sosial dalam arti seluas-luasnya, termasuk
agama (agama bukan wahyu), ideologi, mistisisme, dan segala
unsur yang mengungkapkannya. bentuk norma. Jiwa manusia
sebagai anggota masyarakat
Adapun ciri- ciri dari budaya sebagai berikut.
 Budaya sesuatu yang dibawa sejak lahir, melainkan sesuatu yang
dipelajari.
 Budaya dapat diturunkan dari orang ke orang, kelompok ke kelompok,
dan generasi ke generasi.
 Budaya berdasarkan simbol.
 Budaya adalah suatu sistem yang bersifat dinamis dan senantiasa berubah
seiring berjalannya waktu.
 Budaya bersifat selektif dan mewakili sejumlah pola perilaku manusia
yang terbatas.
 Berbagai unsur budaya saling berkaitan.
 Etnosentrisme (memandang budaya sendiri sebagai yang terbaik atau
standar penilaian budaya lain)
Selain penjelasan mengenai ciri-ciri kebudayaan di atas, kebudayaan
masyarakat Indonesia juga mempunyai ciri dan ciri yang sama. Ciri-ciri
kebudayaan tersebut sama pada semua kebudayaan manusia, tanpa
membedakan ras, lingkungan alam, atau faktor pendidikan. Ini adalah
kualitas penting dari dan umum di semua budaya.
Budaya mencakup aturan-aturan, termasuk kewajiban, tindakan yang
disetujui dan tidak diperbolehkan, tindakan yang dilarang, dan tindakan
yang diperbolehkan ( Elly, 2007). Kebudayaan memegang peranan yang
besar bagi manusia dan masyarakat. Berbagai kekuatan yang dihadapi
masyarakat dan anggotanya, seperti kekuatan alam dan kekuatan lain
dalam masyarakat itu sendiri, belum tentu baik bagi mereka. Selain itu,
manusia dan masyarakat juga membutuhkan kepuasan spiritual dan
material. Kebutuhan masyarakat di atas terutama dipenuhi oleh budaya
yang bersumber dari masyarakat itu sendiri. Kapasitas kebudayaan yang
merupakan hasil ciptaan Tuhan juga dikatakan mempunyai batas
kemampuannya dalam memenuhi segala kebutuhan, terutama karena
terbatasnya kapasitas manusia.

2. Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan perubahan dalam kehidupan masyarakat yang
terjadi secara terus menerus dan tidak pernah berhenti. Karena tidak ada
masyarakat yang berhenti pada titik tertentu dalam waktu tertentu. Hal ini
dikarenakan para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat yang statis dan
masyarakat yang dinamis, namun masyarakat yang statis berarti masyarakat
yang berkembang secara perlahan dengan sedikit perubahan, sedangkan
masyarakat yang statis berarti masyarakat yang terus menerus mengalami
perubahan. Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang berubah
dengan cepat.
Manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengubah
masyarakat. Perubahan ini terjadi sesuai dengan fitrah dan kodrat manusia
yang selalu ingin membawa perubahan. Hal ini dikarenakan manusia
mempunyai kecenderungan alami untuk selalu merasa tidak puas dengan apa
yang telah dicapainya dan ingin mencari sesuatu yang baru untuk
memperbaiki keadaan guna mengubahnya. Ini tentang memenuhi kebutuhan
mereka dengan lebih baik. Sebagai makhluk Tuhan, manusia mempunyai
alasan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Kekuatan manusia
terletak pada rasionalitasnya, yaitu potensi yang tidak dimiliki makhluk lain.
Kecerdasan adalah kemampuan berpikir. Manusia menggunakan kemampuan
berpikirnya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya dalam
kehidupan. Budhi adalah bagian hati nurani yang berupa gabungan antara akal
dan emosi yang dapat membedakan baik dan buruk. Manusia dengan
semangat ini dapat mencipta, mencipta, menyembuhkan, meregenerasi,
Memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan segala sesuatu dalam
interaksi kita dengan alam dan manusia lain (Herimanto dan Winarno, 2009)
Berikut beberapa ciri-ciri perubahan sosial:
 Universalitas: Perubahan sosial terjadi pada semua masyarakat, baik
masyarakat tradisional maupun modern.
 Dinamis : Perubahan dalam masyarakat terjadi setiap saat dan terus
menerus.
 Berkelanjutan: Perubahan sosial tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan
terjadi secara bertahap dan terus menerus.
 Jumlah Kumulatif : Perubahan masyarakat yang terjadi pada masa lalu
mempengaruhi perubahan masyarakat yang akan terjadi pada masa kini
dan masa yang akan datang.
 Adaptif: Perubahan sosial terjadi ketika suatu masyarakat berupaya
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
 Linier atau nonlinier: Perubahan sosial dapat bersifat linier, yaitu
perubahan yang terjadi secara bertahap dan terus-menerus, atau nonlinier,
yaitu perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan cepat.
 Direncanakan atau tidak direncanakan: Perubahan sosial dapat
direncanakan.
 Perubahan yang dilakukan secara sadar dan sengaja atau tidak terencana,
 Mendalam atau dangkal: Perubahan sosial bisa sangat besar.
 Positif atau Negatif: Dampak perubahan sosial bisa positif, atau perubahan
yang menguntungkan masyarakat, atau negatif, atau perubahan yang
menimbulkan masalah atau kerugian bagi masyarakat.
 Dapat menyebabkan disorientasi sosial: Perubahan dalam masyarakat
dapat menyebabkan disorientasi sosial.

Ciri-ciri perubahan sosial tersebut menunjukkan bahwa perubahan sosial


merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis yang dapat
mempengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, penting
bagi kita untuk memahami perubahan sosial, memprediksinya, menyikapinya
secara tepat, dan memanfaatkannya untuk pembangunan masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat kita dapat menemukan berbagai bentuk


perubahan sosial yang dapat diuraikan sebagai berikut: (Henslin, 2007; PB
Horton dan CL Hunt, 1992; Soerjono Soekanto, 2000)
1) Perubahan sosial yang lambat Istilah Perubahan Sosial yang Lambat
evolusi mengacu pada perubahan yang memakan waktu lama dan terdiri
dari perubahan-perubahan kecil satu demi satu. Ciri khas dari perubahan
evolusioner adalah bahwa perubahan tersebut tidak terjadi dalam
masyarakat, terjadi secara perlahan dan umumnya tidak menyebabkan
keruntuhan kehidupan. Perubahan bertahap terjadi ketika masyarakat
mencoba beradaptasi dengan kebutuhan, situasi, dan situasi baru yang
muncul seiring pertumbuhannya. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi
akibat evolusi terjadi secara alami, tanpa adanya perencanaan atau
kemauan khusus.
2) Perubahan masyarakat yang cepat Perubahan masyarakat yang cepat
disebut revolusi. Tidak hanya terjadi secara cepat, namun juga berdampak
pada sendi-sendi kehidupan masyarakat dan institusi-institusi sosial,
sehingga seringkali berujung pada runtuhnya kehidupan sosial, ekonomi,
dan politik.
3) Perubahan sosial kecil Perubahan sosial kecil adalah perubahan yang
terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak mempunyai dampak
langsung/berarti terhadap masyarakat, karena tidak mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan atau pranata sosial.
4) Perubahan sosial besar Perubahan sosial besar adalah perubahan yang
mempunyai dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan dan dapat
menyebabkan perubahan pada pranata sosial, seperti yang terjadi pada
masyarakat yang sedang mengalami proses modernisasi, atau
industrialisasi.
5) Perubahan sosial yang direncanakan (diinginkan) Perubahan sosial yang
diinginkan atau direncanakan adalah perubahan yang diantisipasi atau
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang membawa perubahan
dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menginginkan perubahan disebut
“agen perubahan”. Perubahan yang diinginkan atau direncanakan selalu
berada di bawah kendali dan pengawasan agen perubahan. Cara
mempengaruhi masyarakat dalam suatu sistem yang teratur dan terencana
disebut rekayasa sosial atau dan biasa disebut dengan perencanaan sosial.
6) Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan (Undesired) Perubahan sosial
yang tidak direncanakan (undesired) adalah perubahan yang tidak
direncanakan/diinginkan oleh masyarakat dan terjadi di luar pengawasan
masyarakat. Konsep perubahan yang diinginkan dan tidak diinginkan tidak
mencakup pemahaman apakah perubahan tersebut diharapkan oleh
masyarakat atau merupakan perubahan yang tidak diinginkan. Ada
kemungkinan bahwa perubahan yang tidak direncanakan/tidak diinginkan
diharapkan dan diterima oleh masyarakat, seperti reformasi di Indonesia.
Contoh dari perubahan sosial ini yaitu, berubahnya bentuk
keluarga dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri mengubah
fungsi ekonomi keluarga yang selama ini hanya mempunyai fungsi
produksi dimana seluruh anggota keluarga terlibat dalam masyarakat.
Proses produksi pertanian dan berbagai kebutuhan produksi rumah tangga
lainnya telah menjelma menjadi keluarga yang mempunyai fungsi
konsumsi. Perubahan ini disebabkan karena kepala keluarga beralih
pekerjaan ke industri (bukan lagi pertanian) pada tahun , dan para istri
mulai bekerja di luar rumah, sehingga sebagian besar kebutuhan keluarga
tidak lagi dipenuhi melalui pembelian melainkan belanja. Hal ini juga
memfasilitasi munculnya lembaga-lembaga sosial baru di bidang ekonomi
yang mengatur upaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga
tersebut.
3. Evolusi Budaya
Evolusi budaya merupakan gambaran perubahan dan perkembangan dari
bentuk yang lebih sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks. Konsep ini
melibatkan perubahan dalam perilaku, norma, nilai, dan institusi dalam suatu
masyarakat atau kelompok manusia. Evolusi budaya dapat terjadi secara perlahan-
lahan dan bertahap, dimana setiap masyarakat mengalami proses evolusi yang
berbeda. Adapun beberapa ciri-ciri evolusi budaya, sebagai berikut:
 Perubahan: evolusi budaya melibatkan perubahan dalam praktik, nilai,
kepercayaan, dan pengetahuan suatu kelompok manusia.
 Penyebaran: evolusi budaya melibatkan penyebaran ide, praktik, dan
teknologi dari suatu kelompok manusia ke kelompok manusia lainnya.
Penyebaran ini dapat terjadi melalui migrasi, perdagangan, atau interaksi
sosial lainnya.
 Adaptasi: evolusi budaya melibatkan adaptasi kelompok manusia terhadap
lingkungan fisik dan sosial mereka.
 Inovasi: evolusi budaya melibatkan munculnya inovasi baru dalam
praktik, teknologi, dan ide. Inovasi dapat mempengaruhi cara sekelompok
manusia hidup dan berinteraksi dengan lingkungan mereka.
 Warisan budaya: evolusi budaya melibatkan warisan budaya dari generasi
ke generasi. Praktik, nilai, dan pengetahuan budaya dapat dilestarikan dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Hubungan antara perubahan sosial dalam dimensi budaya dapat dilihat dari
perspektif evolusi budaya, karena perubahan sosial dan evolusi budaya memiliki
keterkaitan yang erat. Perubahan sosial yang mencakup perubahan dalam struktur
dan fungsi masyarakat, seringkali berkaitan dengan perubahan budaya. Perubahan
budaya itu sendiri mencakup semua aspek kebudayaan, seperti kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan lain sebagainya. Adapun beberapa hubungan antara
perubahan sosial dalam dimensi budaya yang dapat dilihat dari evolusi budaya,
sebagai berikut:
1. Pengaruh teknologi
Perubahan sosial dan evolusi budaya memiliki keterkaitan yang erat.
Perubahan sosial yang mencakup perubahan dalam struktur dan fungsi
masyarakat, seringkali berkaitan dengan perubahan budaya. Perubahan
budaya itu sendiri mencakup semua aspek kebudayaan, seperti kesenian,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain sebagainya.
2. Perubahan nilai dan norma
Perubahan sosial dalam dimensi budaya juga melibatkan perubahan dalam
nilai dan norma budaya. Nilai-nilai dan norma-norma budaya dapat
berubah seiring waktu, terutama dalam respons terhadap perubahan sosial,
politik, dan ekonomi. Contohnya, perubahan dalam pandangan masyarakat
terhadap isu-isu seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, atau
lingkungan dapat mempengaruhi nilai dan norma budaya.
3. Adaptasi
Evolusi budaya melibatkan adaptasi kelompok manusia terhadap
lingkungan fisik dan sosial mereka. Kelompok manusia dapat
mengembangkan praktik dan teknologi baru untuk bertahan hidup dan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Contohnya, perubahan iklim
dapat mendorong masyarakat untuk mengembangkan teknologi yang lebih
ramah lingkungan atau mengubah praktik pertanian mereka.
4. Pengaruh sosial
Evolusi budaya dipengaruhi oleh interaksi sosial antara anggota kelompok
manusia. Interaksi ini dapat mempengaruhi penyebaran ide, praktik, dan
teknologi, serta membentuk norma dan nilai budaya. Contohnya, migrasi,
perdagangan, atau kolonisasi dapat membawa perubahan budaya melalui
pertukaran ide dan pengaruh budaya dari kelompok manusia yang berbeda.

Contoh lain dari hubungan perubahan sosial dalam dimensi budaya dapat
dilihat dalam beberapa aspek budaya, seperti bahasa, agama, seni, dan adat
istiadat. Misalnya, dalam bahasa perubahan sosial dapat tecermin dalam
pergeseran kosakata, penggunaan bahasa yang lebih informal, atau munculnya
kata-kata baru yang berasal dari bahasa asing. Dalam agama, perubahan sosial
dapat terjadi melalui proses ajaran agama, penggabungan elemen budaya lain,
atau munculnya aliran-aliran agama baru. Dalam seni, perubahan sosial dapat
tercermin dalam pergeseran gaya seni, tema yang diangkat, atau penggunaan
teknologi baru dalam penciptaan seni. Dalam adat istiadat, perubahan sosial dapat
terjadi melalui adaptasi terhadap nilai-nilai modern, perubahan dalam peran
gender, atau penyesuaian terhadap norma-norma sosial yang berubah.
Dalam semua contoh tersebut, perubahan sosial dalam dimensi budaya
dapat berdampak pada identitas individu dan kelompok serta mempengaruhi cara
hidup dan interaksi sosial. Evolusi budaya juga memberikan pandangan yang
mendalam tentang bagaimana masyarakat beradptasi dan berkembang seiring
berjalannya waktu, dan menciptakan dinamika yang terus berubah dalam dimensi
budaya.
KESIMPULAN

Kebudayaan berarti pemikiran, alasan, akibat, kebiasaan, atau hal-hal


yang sudah menjadi kebiasaan yang sulit diubah. Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang, dimiliki oleh sekelompok orang, dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Budaya terdiri dari banyak elemen kompleks, seperti sistem
keagamaan, sistem politik, adat istiadat, bahasa, peralatan, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Karena bahasa, seperti halnya budaya, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari umat manusia, banyak orang percaya bahwa bahasa diturunkan
secara genetik.
Perubahan sosial merupakan perubahan dalam kehidupan masyarakat yang
terjadi secara terus menerus dan tidak pernah berhenti. Karena tidak ada
masyarakat yang berhenti pada titik tertentu dalam waktu tertentu. Masyarakat
yang dinamis adalah masyarakat yang berubah dengan cepat. Manusia
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengubah masyarakat. Hal ini
dikarenakan manusia mempunyai kecenderungan alami untuk selalu merasa tidak
puas dengan apa yang telah dicapainya dan ingin mencari sesuatu yang baru untuk
memperbaiki keadaan guna mengubahnya.
Evolusi budaya merupakan gambaran perubahan dan perkembangan dari
bentuk yang lebih sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks. Konsep ini
melibatkan perubahan dalam perilaku, norma, nilai, dan institusi dalam suatu
masyarakat atau kelompok manusia. Evolusi budaya dapat terjadi secara perlahan-
lahan dan bertahap, dimana setiap masyarakat mengalami proses evolusi yang
berbeda.
Hubungan antara perubahan sosial dalam dimensi budaya dapat dilihat
dari perspektif evolusi budaya, karena perubahan sosial dan evolusi budaya
memiliki keterkaitan yang erat dan perubahan sosial dalam dimensi budaya dapat
berdampak pada identitas individu dan kelompok serta mempengaruhi cara hidup
dan interaksi sosial. Evolusi budaya juga memberikan pandangan yang mendalam
tentang bagaimana masyarakat beradptasi dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Ary H. Gunawan. (2000). Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang


Berbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 16.
Ariyani, N. I., & Nurcahyono, O. (2014). Digitalisasi pasar tradisional: Perspektif
teori perubahan sosial. Jurnal Analisa Sosiologi, 3(1), 1-12.
Baharuddin. (2015). Bentuk-bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan. Al-
Hikmah.

Batubara, T. (2022). Teori Evolusi Budaya Dalam Perspektif Sejarah. Jurnal


Paradigma, 3(1).

Deddy Mulyana. (2005). Kominikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 122.

Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia


(KBBI). Jakarta: Balai Pustaka, 169.

Goa, L. (2017). Perubahan Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat. Jurnal


Kateketik dan Pastoral.

Henslin, James M. (2007). Essential of Sociology : A Down-to-Earth Approach


( Sosiologi dengan Pendekatan Membumi). Penerjemah: Kamanto
Sunarto. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Herimanto dan Winarno. (2009). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta. PT. Bumi
Akasara.

Huda, M. (2015). Peran Pendidikan Islam Terhadap Perubahan Sosial. Edukasia:


Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 10(1).

Kango, A. (2015). Media dan perubahan sosial budaya. Farabi, 12(1), 20-34.
Keesing, R. (2014). Teori-teori tentang Budaya. Antropologi Indonesia.
Kistanto, N. H. (2015). TENTANG KONSEP KEBUDAYAAN. Sabda: Jurnal
Kajian Kebudayaan, 10(2).

Marius, J. A. (2006). PERUBAHAN SOSIAL. Jurnal Penyuluhan, 2(2).

Rosana, E. (2011). Modernisasi dan Perubahan Sosial. Jurnal TAPIs, 7(12).


Saepulloh, H. A., & HA Rusdiana, M. M. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
DASAR: Dasar-dasar Pengetahuan Sosial dan Konsep-konsep Budaya.
Penerbit Batic Press.
Setyaningrum, N. D. (2018). Budaya Lokal di Era Global. Ekspresi Seni: Jurnal
Ilmu Pengatuhan dan Karya Seni, 20(2).

Soerjono, Soekanto. op.cit., h. 154.

Syakhrani, A. W. (2022). Budaya dan Kebudayaan: Tinjauan Dari Berbagai


Pakar, Wujud-Wujud Kebudayaan, 7 Unsur Kebudayaan Yang Bersivat
Universal. Cross-border, 5(1), 782-791.

Yakin, H. S. M. (2017). Pengaruh budaya tradisi dan islam dalam evolusi adat dan
ritual kematian komuniti Bajau. Akademika, 87(3), 15-25.

Anda mungkin juga menyukai