Nurul Putri M R, Ziqri Laziva, Muhammad Adha G, Jannatul Arifa, Maitri Pinta
Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
1. PENDAHULUAN
2. LITERATUR REVIEW
a) Budaya
Secara etimologis, kata bahasa Inggris "culture" berasal dari bahasa Latin
"colere" yang berarti "tumbuh" atau "melakukan", melakukan sesuatu dengan
alam (budidaya). Dalam bahasa Indonesia, kata kebudayaan (nominal:
kebudayaan) berasal dari kata Sansekerta “buddhya”, yang merupakan bentuk
jamak dari kata buddhi (pikiran atau akal). Penjelasan lain mengenai etimologi
kata “kebudayaan” adalah merupakan evolusi dari kata majemuk “budidaya”
yang berarti penguatan pikiran dalam bentuk kreativitas, kerja, dan spontanitas
( Kusherdyana, 2020).
Dari sudut pandang lain, Dewantara (Arief, 2015) mengatakan bahwa
istilah “kebudayaan” atau “culture” (Jawa: kulturan) mirip dengan kata
“culture” (dari bahasa Jerman), “culture” (dari bahasa Belanda). menjadi
“culture” (dari bahasa Inggris), artinya segala capaian/prestasi peradaban
manusia. Kata “kebudayaan” (yang sepenuhnya diadopsi ke dalam bahasa
Indonesia) berakar dari kata Latin “kultura”, variasi dari “korere” yang berarti
upaya melestarikan dan mengembangkan budi/akal/jiwa. ( Kusherdyana,
2020).
Jerald G and Rober ( Syakhrani, 2022) menyatakan bahwa budaya terdiri
dari mental program bersama yang mensyaratkan respons individual pada
lingkungannya. Definisi tersebut mengandung makna bahwa kita melihat
budaya dalam perilaku sehari-hari, tetapi dikontrol oleh mental program yang
ditanamkan sangat dalam. Budaya bukan hanya perilaku yang tampak diluar
saja, tetapi sangat ditanamkan dalam diri kita masing-masing.
b) Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan organisasi, pola pikir, dan perilaku
suatu masyarakat pada suatu waktu tertentu. Perubahan sosial adalah
perubahan atau transformasi dalam organisasi masyarakat (Purcell).
Perubahan sosial mengacu pada perubahan dalam hubungan antara individu,
kelompok, organisasi, budaya, dan masyarakat pada titik waktu tertentu
( Marius, 2006). Perubahan sosial secara umum diartikan sebagai suatu proses
pergseran atau berubahnya tatanan atau struktur didalam masyarakat, yang
meliputi pola pikir, sikap serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik ( Goa, 2017).
Perubahan sosial menurut Gillin dan Gillin yaitu mengatakan bahwa
perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang
telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Pengertian yang dikemukakan
oleh Gillin dan Gillin juga merujuk pada dinamika masyarakat dan reaksinya
terhadap lingkungan sosialnya, baik menyangkut tentnag cara ia hidup,
kondisi alam, cara ia berkebudayaan, dinamika kependudukan maupun filsafat
hidup yang dianutnya setelah ia menemukan hal-hal baru dalam kehidupannya
( Marius, 2006).
3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi pustaka. Metode
penelitian studi pustaka ini melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai
sumber kepustakaan, seperti buku, jurnal, ensiklopedia, dan sumber-sumber teks
atau literatur yang relevan dengan topik penelitian tanpa harus melakukan
penelitian langsung ke lapangan.
4. PEMBAHASAN
1. Budaya
Kata budaya berasal dari kata Sansekerta “buddhaya”, bentuk jamak dari
“budhi” (akal). Dengan kata lain, kebudayaan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan akal. Kata kebudayaan juga mempunyai arti “roh atau daya”
atau kekuatan ruh. Oleh karena itu, budaya mencakup semua kekuatan pikiran:
kreativitas, rasa, dan niat ( Ary, 2000). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kebudayaan berarti pemikiran, alasan, akibat, kebiasaan, atau hal-
hal yang sudah menjadi kebiasaan yang sulit diubah. Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang, dimiliki oleh sekelompok orang, dan
diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terdiri dari banyak elemen kompleks, seperti sistem keagamaan,
sistem politik, adat istiadat, bahasa, peralatan, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Karena bahasa, seperti halnya budaya, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari umat manusia, banyak orang percaya bahwa bahasa
diturunkan secara genetik. Ketika seseorang mencoba berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan beradaptasi dengan perbedaan tersebut,
itu membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Beberapa ilmuwan telah
mencoba merumuskan unsur-unsur kuncinya. Misalnya saja budaya, Pendapat
Melville J. Herskovitz bahwa unsur utama kebudayaan dapat dibagi menjadi
empat bagian: sarana teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan
politik. Di sisi lain, Bronisław Malinowski menyebutkan faktor budaya
berikut:
1. Sistem normal bagi anggota Masyarakat untuk bekerja sama
mengendalikan lingkungan alam.
2. Organisasi Ekonomi.
3. Dalam menggunakan alat, lembaga, dan agen pendidikan, ingatlah
bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan dasar.
4. organisasi kekuasaan.
2. Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan perubahan dalam kehidupan masyarakat yang
terjadi secara terus menerus dan tidak pernah berhenti. Karena tidak ada
masyarakat yang berhenti pada titik tertentu dalam waktu tertentu. Hal ini
dikarenakan para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat yang statis dan
masyarakat yang dinamis, namun masyarakat yang statis berarti masyarakat
yang berkembang secara perlahan dengan sedikit perubahan, sedangkan
masyarakat yang statis berarti masyarakat yang terus menerus mengalami
perubahan. Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang berubah
dengan cepat.
Manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengubah
masyarakat. Perubahan ini terjadi sesuai dengan fitrah dan kodrat manusia
yang selalu ingin membawa perubahan. Hal ini dikarenakan manusia
mempunyai kecenderungan alami untuk selalu merasa tidak puas dengan apa
yang telah dicapainya dan ingin mencari sesuatu yang baru untuk
memperbaiki keadaan guna mengubahnya. Ini tentang memenuhi kebutuhan
mereka dengan lebih baik. Sebagai makhluk Tuhan, manusia mempunyai
alasan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Kekuatan manusia
terletak pada rasionalitasnya, yaitu potensi yang tidak dimiliki makhluk lain.
Kecerdasan adalah kemampuan berpikir. Manusia menggunakan kemampuan
berpikirnya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya dalam
kehidupan. Budhi adalah bagian hati nurani yang berupa gabungan antara akal
dan emosi yang dapat membedakan baik dan buruk. Manusia dengan
semangat ini dapat mencipta, mencipta, menyembuhkan, meregenerasi,
Memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan segala sesuatu dalam
interaksi kita dengan alam dan manusia lain (Herimanto dan Winarno, 2009)
Berikut beberapa ciri-ciri perubahan sosial:
Universalitas: Perubahan sosial terjadi pada semua masyarakat, baik
masyarakat tradisional maupun modern.
Dinamis : Perubahan dalam masyarakat terjadi setiap saat dan terus
menerus.
Berkelanjutan: Perubahan sosial tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan
terjadi secara bertahap dan terus menerus.
Jumlah Kumulatif : Perubahan masyarakat yang terjadi pada masa lalu
mempengaruhi perubahan masyarakat yang akan terjadi pada masa kini
dan masa yang akan datang.
Adaptif: Perubahan sosial terjadi ketika suatu masyarakat berupaya
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Linier atau nonlinier: Perubahan sosial dapat bersifat linier, yaitu
perubahan yang terjadi secara bertahap dan terus-menerus, atau nonlinier,
yaitu perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan cepat.
Direncanakan atau tidak direncanakan: Perubahan sosial dapat
direncanakan.
Perubahan yang dilakukan secara sadar dan sengaja atau tidak terencana,
Mendalam atau dangkal: Perubahan sosial bisa sangat besar.
Positif atau Negatif: Dampak perubahan sosial bisa positif, atau perubahan
yang menguntungkan masyarakat, atau negatif, atau perubahan yang
menimbulkan masalah atau kerugian bagi masyarakat.
Dapat menyebabkan disorientasi sosial: Perubahan dalam masyarakat
dapat menyebabkan disorientasi sosial.
Hubungan antara perubahan sosial dalam dimensi budaya dapat dilihat dari
perspektif evolusi budaya, karena perubahan sosial dan evolusi budaya memiliki
keterkaitan yang erat. Perubahan sosial yang mencakup perubahan dalam struktur
dan fungsi masyarakat, seringkali berkaitan dengan perubahan budaya. Perubahan
budaya itu sendiri mencakup semua aspek kebudayaan, seperti kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan lain sebagainya. Adapun beberapa hubungan antara
perubahan sosial dalam dimensi budaya yang dapat dilihat dari evolusi budaya,
sebagai berikut:
1. Pengaruh teknologi
Perubahan sosial dan evolusi budaya memiliki keterkaitan yang erat.
Perubahan sosial yang mencakup perubahan dalam struktur dan fungsi
masyarakat, seringkali berkaitan dengan perubahan budaya. Perubahan
budaya itu sendiri mencakup semua aspek kebudayaan, seperti kesenian,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain sebagainya.
2. Perubahan nilai dan norma
Perubahan sosial dalam dimensi budaya juga melibatkan perubahan dalam
nilai dan norma budaya. Nilai-nilai dan norma-norma budaya dapat
berubah seiring waktu, terutama dalam respons terhadap perubahan sosial,
politik, dan ekonomi. Contohnya, perubahan dalam pandangan masyarakat
terhadap isu-isu seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, atau
lingkungan dapat mempengaruhi nilai dan norma budaya.
3. Adaptasi
Evolusi budaya melibatkan adaptasi kelompok manusia terhadap
lingkungan fisik dan sosial mereka. Kelompok manusia dapat
mengembangkan praktik dan teknologi baru untuk bertahan hidup dan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Contohnya, perubahan iklim
dapat mendorong masyarakat untuk mengembangkan teknologi yang lebih
ramah lingkungan atau mengubah praktik pertanian mereka.
4. Pengaruh sosial
Evolusi budaya dipengaruhi oleh interaksi sosial antara anggota kelompok
manusia. Interaksi ini dapat mempengaruhi penyebaran ide, praktik, dan
teknologi, serta membentuk norma dan nilai budaya. Contohnya, migrasi,
perdagangan, atau kolonisasi dapat membawa perubahan budaya melalui
pertukaran ide dan pengaruh budaya dari kelompok manusia yang berbeda.
Contoh lain dari hubungan perubahan sosial dalam dimensi budaya dapat
dilihat dalam beberapa aspek budaya, seperti bahasa, agama, seni, dan adat
istiadat. Misalnya, dalam bahasa perubahan sosial dapat tecermin dalam
pergeseran kosakata, penggunaan bahasa yang lebih informal, atau munculnya
kata-kata baru yang berasal dari bahasa asing. Dalam agama, perubahan sosial
dapat terjadi melalui proses ajaran agama, penggabungan elemen budaya lain,
atau munculnya aliran-aliran agama baru. Dalam seni, perubahan sosial dapat
tercermin dalam pergeseran gaya seni, tema yang diangkat, atau penggunaan
teknologi baru dalam penciptaan seni. Dalam adat istiadat, perubahan sosial dapat
terjadi melalui adaptasi terhadap nilai-nilai modern, perubahan dalam peran
gender, atau penyesuaian terhadap norma-norma sosial yang berubah.
Dalam semua contoh tersebut, perubahan sosial dalam dimensi budaya
dapat berdampak pada identitas individu dan kelompok serta mempengaruhi cara
hidup dan interaksi sosial. Evolusi budaya juga memberikan pandangan yang
mendalam tentang bagaimana masyarakat beradptasi dan berkembang seiring
berjalannya waktu, dan menciptakan dinamika yang terus berubah dalam dimensi
budaya.
KESIMPULAN
Herimanto dan Winarno. (2009). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta. PT. Bumi
Akasara.
Kango, A. (2015). Media dan perubahan sosial budaya. Farabi, 12(1), 20-34.
Keesing, R. (2014). Teori-teori tentang Budaya. Antropologi Indonesia.
Kistanto, N. H. (2015). TENTANG KONSEP KEBUDAYAAN. Sabda: Jurnal
Kajian Kebudayaan, 10(2).
Yakin, H. S. M. (2017). Pengaruh budaya tradisi dan islam dalam evolusi adat dan
ritual kematian komuniti Bajau. Akademika, 87(3), 15-25.