Anda di halaman 1dari 16

BAB I

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Pembahasan :
 Pengertian Manusia dan Kebudayaan
 Perwujudan Kebudayaan
 Substansi atau Isi Utama Budaya
 Sifat-sifat Budaya
 Sistem Budaya

Kesimpulan :
Kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan
manusia baik material maupun non material. Dimana wujud kebudayaan tersebut
adalah sebagai sesuatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola.
Substansi (isi) utama kebudayaan itu sendiri merupakan wujud abstrak dari
segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat
yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa
sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi dan etos
kebudayaan. Kedati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak
sama, tetapi setiap kebudayaan memiliki ciri sifat yang sama dengan sistem
budayanya yang terdiri dari adat istiadat dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat tersebut.
BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Pembahasan :
 Manusia sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
 Pengaruh Budaya terhadap Lingkungan
 Proses Perkembangan Kebudayaan
 Problematika Kebudayaan

Kesimpulan :
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia
dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung
pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan
bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan tekhnologi hasil ciptaannya.
Kebudayaan yang dikembangkan oleh manusia tersebut akan berimplikasi
terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan
menjadi ciri khas suatu masyarakar dengan masyarakat lainnya.
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang
bersifat kompleks dan memiliki eksistansi, berkesinambungan dan juga menjadi
warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan
peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan. Hal ini dikarenakan kebudayaan
mengalami perkembangan (dinamis) seiring dengan perkembangan manusia itu
sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Namun,
perubahan kebudayaan ini kadang kala disalahartikan menjadi suatu
penyimpangan kebudayaan, sehingga menjadi problematika bagi kebudayaan itu
sendiri. Maka diperlukan adanya kontrol atau kendali terhadap perubahan itu.
BAB III
MANUSIA DAN PERADABAN

Pembahasan :
 Pengertian Manusia dan Pengertian Peradaban
 Hakikat Hidup Manusia
 Peradaban dan Perubahan Sosial
 Teori mengenai Pembangunan, Keterbelakangan dan Ketergantungan
 Modernisasi

Kesimpulan :
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu
pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.

Suatu masyarakat yang telah mencapai tahapan peradaban tertentu, berarti


telah mengalami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai pada tahap
tertentu yang diakui tingkat iptek dan unsur-unsur budaya lainnya. Dengan
demikian, masyarakat tersebut dapat dikatakan telah mengalami proses perubahan
sosial yang berarti. Sehingga taraf kehidupannya makin kompleks. Atau dengan
kata lain telah memasuki tahapan atau tingkatan peradaban tertentu.

Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk


Tuhan, individu dan sosial budaya. Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup
bersama dengan manusia lain yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan.

Perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan


ketidaksesuain antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga
menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya dan
memunculkan teori-teori mengenai perubahan sosial tersebut.

Modernisasi menimbulkan pembaharuan dalam kehidupan. Manusia yang


telah mengalami modernisasi, terungkap pada sikap mentalnya yang maju,
berpikir rasional, berjiwa wiraswasta, berorientasi ke masa depan.
BAB IV

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

Pembahasan :
 Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
 Konsep Individu dan Masyarakat
 Masyarakat dan Ciri-cirinya

Kesimpulan :
Manusia sebagai makhluk individu mamiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur jiwa dan raga. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu mana kala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya sehingga jika
unsur tersebut tidak menyatu lagi dalam dirinya maka seseorang tidak lagi disebut
sebagai individu. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotipe dan
fenotipe. Faktor genotipe adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir. Kalau
seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungannya.
Selain sebagai mahluk individu, manusia juga dikenal sebagai makhluk
sosial. Hal ini dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan
(berinteraksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok
dengan orang lain, selain itu manusia juga berkumpul dalam batas batas tertentu
yang dapat menunjukan adanya suatu ikatan sosial tertentu. Manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan yaitu :
1.Manusia tunduk pada aturan dan norma sosial
2.Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
3.Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
4.Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia
Kumpulan dari beberapa manusia atau individu membentuk masyarakat.
Arti dari masyarakat itu sendiri adalah kumpulan orang yang di dalamnya hidup
bersama dalam waktu yang cukup lama atau suatu sistem hidup bersama, dimana
mereka menciptakan nilai, norma dan kebudayaan bagi kehidupan mereka. Dari
masyarakat ini, dikenallah istilah masyarakat setempat. Masyarakat setempat
(comunity) adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat
hubungan sosial yang tertentu.
BAB V
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

Pembahasan :
 Masyarakat Desa dan Kota
 Interaksi Sosial dan Lapisan Sosial
 Stratifikasi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

Kesimpulan :
Masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya
perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian
khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainya diabaikan. Lain
dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok,
pandangan masyarakat sekitarnya sangat mereka perhatikan.
Selain itu, pembagian kerja pada masyarakat kota sudah sangat
terspesialisasi. Begitu pula jenis profesi pekerjaan sudah sangat banyak
macamnya (heterogen). Dari sudut keahlian yang semakin spesifik. Antara satu
jenis pekerjaan dengan pekerjaan lain sangat erat kaitannya, ada saling
ketergantungan antara mereka.
Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk
menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
perorangan dengan sekelompok manusia. Selain itu, interaksi sosial merupakan
syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Berlangsungnya suatu proses
interaksi yang didasarkan pada berbagai faktor, seperti imitasi, sugesti,
identifikasi, simpati. Tetapi yang mempunyai peranan yang sangat penting adalah
imitasi.
Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok. Tetapi tidak setiap
warga dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok tertentu,
ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok sosial. Penempatan seseorang
dalam lapisan sosial ekonomi tertentu merupakan pembahasan sratifikasi sosial
yang terbagi dalam tiga dimensi, yaitu dimensi kekayaan, dimensi kekuasaan,
dimensi prestise.
BAB VI
MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM

Pembahasan :
 Hakikat Nilai, Moral dan Hukum dalam Kehidupan Manusia
 Problematika Pembinaan Nilai Moral
 Manusia dan Hukum
 Hubungan Hukum dan Moral

Kesimpulan :
Nilai erat hubungannya dengan manusia, baik dalam bidang etika yang
mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari, maupun bidang
estetika yang berhubungan dengan persoalan keindahan, bahkan nilai masuk
ketika manusia memahami agama dan keyakinan beragama.
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua
konteks, pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila dia
memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya. Kedua,
memandang nilai itu subjektif, artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang
menilainya. Nilai dalam objek bukan penting atau tidak penting pada objek
sejatinya, melainkan tergantung si penilai memberikan persepsi terhadap objek
tersebut.
Nilai berhubungan erat dengan kegiatan manusia menilai. Menilai berarti
menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesutu yang
lain, yang selanjutnya diambil keputusan. Oleh karena itu, nilai memiliki polaritas
dan hierarki. Tingkatan atau hierarki setiap orang itu berbeda-beda.
Manusia adalah mahluk sosial, adalah mahluk yang selalu berinteraksi dan
membutuhkan bantuan dan sesamanya. Dalam konteks hubungan dengan sesama
perlu adanya keteraturan sehingga setiap individu dapat berhubungan secara
harmonis. Untuk terciptanya keteraturan tersebut diperlukan aturan yang disebut
hukum.
Hukum diciptakan dengan tujuan yang berbeda-beda, ada yang
menyatakan bahwa tujuan hukum adalah keadilan, ada yang menyatakan
kegunaan, ada yang menyatakan kepastian hukum dan lain-lain. Akan tetapi
kaitan dengan masyarakat, tujuan hukum yang utama dapat direduksi untuk
ketertiban.
Antara hukum dan moral hubungannya erat sekali, hukum tidak akan
berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong tanpa moralitas. Oleh karena
itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral, perundang-undangan
yang immoral harus diganti. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum, sebab
moral tanpa hukum hanya angan-angan saja kalau tidak dilembagakan dalam
masyarakat.
BAB VII

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN

Pembahasan :
 Makna atau Pengertian Keragaman dan Kesederajatan
 Unsur-unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia
 Pengaruh Keragaman terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,
Bernegara dan Kehidupan Global
 Problematika Diskriminasi

Kesimpulan :

Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat


perbedaan di dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.

Kesederajatan adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan


keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan hierarki.

Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai


Merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya
pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama
seperti rambut, warna kulit, dan lain sebagainya. Tidak hanya suku, ras dan agama
di Indonesia pun sangat beragam. Keragaman masyarakat Indonesia dalam
ideologi dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya
orde lama. Meskipun pada dasarnya Indonesia hanya mengakui satu ideologi,
yaitu Pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

Masyarakat sebagai satu komunitas yang beragam penuh perbedaan


pandangan bahkan kepentingan, Tuhan yang menciptakan manusia dalam
keberagamannya, dalam realitas kehidupan keragaman telah meluas dalam wujud
perbedaan status , kondisi ekonomi, relasi, sosial, dan sampai cita-cita perorangan
maupun kelompok tanpa dilandasi sikap arif dalam memandang perbedaan akan
menuai konsentrasi panjang berupa konflik dan bahkan kekerasan di tengah kita.

Realitas keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi


munculnya persoalan gesekan antar budaya, yang memengaruhi dinamika
kehidupan masyarakat.
BAB VIII

MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI

Pembahasan :

 Makna atau Pengertian Sains, Teknologi dan Seni


 Sains, Teknologi dan Seni dalam Kehidupan Manusia
 Manusia sebagai Subjek dan Objek Iptek
 Dampak Penyalahgunaan Iptek bagi Kehidupan Manusia

Kesimpulan :
Sains merupakan cabang ilmu yang mengkaji sekumpulan pernyataan atau
fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum
yang melandasi peradaban dunia modern atau dapat dikatakan sebagai globalisasi.
Teknologi berarti ilmu yang mempelajari seni karajinan manusia. Tetapi
pemahaman seperti itu baru memperlihatkan satu segi saja dari kandungan kata
teknologi. Teknologi sebenarnya lebih dari sekedar penciptaan barang-barang,
benda-benda, alat-alat dari manusia selaku homo technicus atau faber. Teknologi
bahkan telah menjadi suatu sistem, hasil manusia di dunia yang bukan lagi
sekedar sebagai suatu hasil dari daya cipta yang ada dalam kemampuan dan
keunggulan manusia.
Seni adalah produk sosial atau keahlian membuat karya yamg bermutu
(dilihat dari segi kehalusan, keindahan dan sebagainya), seperti tari, lukis, ukir
dan lain-lain.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat
mendatangkan kemakmuran materi. Adanya perkembangan IPTEK menimbulkan
cabang ilmu pengetahuan baru. Dimulainya suatu era sering kali ditandai dengan
mulai digunakannya suatu bahan baru pada suatu peradaban. Berkat kemajuan
ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang
canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia
berbagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan
dengan lebih efektif dan efisien.
BAB IX

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Pembahasan :
 Pengertian Manusia dan Lingkungan
 Korelasi atau Hubungan antara Manusia dengan Lingkungan
 Pengaruh Manusia pada Alam dan Lingkungan Hidupnya

Kesimpulan :
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, dan mati dan seterusnya, serta berinteraksi dengan
alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif
maupun negatif.
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari
penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait
secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,
terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan
sosial budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah
ekosistem yakni suatu unit atau satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup
dan lingkungannya.
BAB X
MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Pembahasan :
 Sumber-sumber Alam
 Permasalahan-permasalahan yang Timbul
 Iptek dan Kelestarian Hidup

Kesimpulan :
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang
muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia
pada umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik,
seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik,
seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.
Sumber alam biotik mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau
bertambah. Misalkan tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora,
dan hewan-hewan menghasilkan keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh
karena itu sumber daya alam tersebut dikatakan sebagai sumber daya alam yang
masih dapat diperbarui. Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak
dapat memperbarui dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau bahan-bahan
lainnya telah habis digunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang
tersebut. Memang benar di dalam bumi kini masih terjadi pembentukan bahan-
bahan tersebut namun pembentukannya sangat lambat sehingga apa yang dibentuk
berabad-abad lamanya hanya dapat mengimbangi apa yang kita gunakan selama
satu tahun, bahkan kemungkinan kurang dari itu.
Permasalahan-permasalahan yang biasa timbul akibat rusaknya sumber
daya alam asalah erosi dan banjir, akibat dari penebangan hutan yang tidak
diimbangi dengan penanaman kembali pohon-pohon tersebut dan pencemaran
lingkungan, meliputi pencemaran tanah, pencemaran air, pencemaran udara, dan
pencemaran suara yang akan berdampak pada kehidupan manusia.
BAB XI
MEMANUSIAWIKAN MANUSIA

Pembahasan :
 Manusia dan Cinta kasih
 Manusia dan pandangan Hidup
 Manusia dan Keadilan

Kesimpulan :
Memanusiawikan manusia melalui pemahaman konsep keadilan,
penderitaan, cinta kasih, tanggung jawab, harapan, pandangan hidup, keindahan
dan kegelisahan.
Manusia adalah makhluk yang sempurna yang diciptakan Tuhan di dunia
ini. Mereka dibekali akal fikir dan perasaan serta budi pekerti. Cinta kasih
termasuk di dalam kategori perasaan yang saling membutuhkan dan mencurahkan
perhatian kepada pasangan lawan jenis yang sering kita sebut sebagai kasih
sayang. Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti memiliki rasa cinta kasih yang
menimbulkan rasa sayang. Perlu diketahui bahwa cinta kasih ini terdiri dari
beberapa macam dan perwujudan nyata di dunia antara lain : Cinta kasih terhadap
sesama, Cinta kasih terhadap hewan dan tumbuhan, dan Cinta kasih terhadap
semua yang Tuhan berikan kepada manusia, dan terutama Cinta kasih kepada
Yang Maha Kuasa.
Berdasarkan arah pandanganya, cinta kasih manusia dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Cinta kasih secara vertikal yaitu meliputi cinta kasih terhadap Tuhan sebagai
Sang Pencipta, termasuk apapun yang berhubungan langsung dengan Tuhan
itu sendiri. Seperti Cinta kasih terhadap Agama, Nabi, Kitab Suci, Malaikat,
dan lainnya.
2. Cinta kasih secara horisontal yaitu meliputi cinta kasih terhadap
lingkungannya. Seperti Cinta kasih terhadap antar sesama Manusia, Alam,
Hewan dan Tumbuhan.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu
bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup
artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,
petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau
dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan
terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.

Anda mungkin juga menyukai