TINJAUAN PUSTAKA
selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan
hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk
kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan
benturan kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi
dengan manusia lain, misalnya interaksi antara penyuluh kesehatan dengan masyarakat
atau interaksi antara petugas kesehatan dengan pasien. Jika hubungan interaksi tersebut
tidak berjalan dengan baik maka tentu saja akan memberi dampak pada individu atau
masyarakat itu sendiri. Ketika petugas kesehatan khususnya penyuluh kesehatan tidak
tahu tentang bagaimana cara melakukan pendekatan sosial dan cara berinteraksi dengan
suatu kelompok masyarakat maka tentu saja komunikasi tidak akan berjalan dengan
Manusia memiliki kemapuan untuk mengola potensi diri (akal pikiran) interaksi
dan mengola lingkungan. Dalam mengola diri, manusia melahirkan ilmu dan keyakinan
diri. Berinteraksi melahirkan tata aturan dan norma. Sedangkan mengola lingkungan,
maupun kolektif, disebut budaya. Dengan kata lain, dimana ada manusia disana ada
masyarakat dan dimana ada masyarakat disana ada kebudayaan oleh karena itu manusia
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitandengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Menurut
yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang
semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Selain itu terdapat tiga wujud
kebudayaan yaitu :
pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing
2. Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas
dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya
Manusia dinilai makhluk yang berbudaya jika manusia tersebut memiliki akal
dan pikiran yang selalu aktual dalam mengisi kehidupannya dengan tidak lelah mencari
akal dan pikiran yang terus-menerus diasah, diharapkan manusia tersebut mencapai
tujuan-tujuan hidup mereka dengan baik. Sehingga dari hal tersebut, manusia dapat
membagi apa yang telah meraka dapatkan dengan manusia-manusia lainnya yang
membutuhkan.
tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas
dari masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat
Menurut Clyde Kluckhohm menyebut ada tujuh unsure kebudayaan yaitu bahasa,
system pengetahuan, organisasi sosial system peralatan hidup dan teknologi, system
1. Bahasa yaitu alat komunikasi, baik yang di wujudkan dalam bentuk bahasa lisan,
3. Organisasi sosial yaitu kelembagaan sosial dimasyarakat baik yang bersifat primer
4. Kesenian yaitu wujud ekspresi seni masyarakat. Dalam konteks kesehatan yaitu
penggunaan music yang digunakan dalam terapi kesehatan tata ruang kamar rumah sakit
5. Alat dan teknologi yaitu perangkat bantu dalam memperlancar aktifitas manusia
6. Religi, yaitu aspek kepercayaan dan keyakinan manusia pada al-khaliq atau sesuatu
yang suci
7. Mata pencaharian setiap masyarakat memiliki unsur mata pencaharian mulai
bertanya sampai menjual jasa, tenaga kesehatan adalah mata pencaharian penjual jasa
8. System pendidikan yaitu proses manusia dalam mengsosialisasikan nilai dan norma
kepada anggota masyarakatnya, baik dilingkungan rumah keluarga atau lembaga sosial
tertentu.
merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal
jenis kelamin dan sebagainya. Sedangkan determinan faktor eksternal adalah factor
yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang, yaitu lingkungan fisik, sosial,
perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini
pendapat Bloom tentang status kesehatan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
status kesehatan yaitu; lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, sosial budaya,
menjelaskan, bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja mempengaruhi status
yang mengutip pendapat G.M. Foster menyatakan, selain aspek sosial yang
seseorang antaranya tradisi, sikap fatalisme, nilai, etnocentrism, dan unsur budaya yang
kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behaviour cause) dan
faktor di luar perilaku (non-behaviour cause). Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk
1. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
2. Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
3. Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
perilaku atau adopsia perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan
waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau
mengadopsi perilaku dalam kehidupannya melalui tiga tahap, yaitu; pengetahuan, sikap
dan tindakan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
diperoleh melalui penginderaan mata (melihat) dan telinga (mendengar). Perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih permanen dianut oleh seseorang dibandingkan
dengan perilaku yang biasa berlaku, pengetahuan yang dimiliki sangat penting untuk
indikator, yaitu;
2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidak senangan
seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau dari orang yang dekat
dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita dengan sesuatu, atau menyebabkan kita
Sikap dapat dipandang sebagai predisposisi untuk bereaksi dengan cara yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang dan konsep apa saja.
2) sikap yang berkaitan erat dengan perasaan seseorang terhadap objek
3) sikap adalah konstruksi yang bersifat hipotesis, artinya konsekuensinya dapat
1. Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan perasaan
atau stimulus.
2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal reference) merupakan factor
penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada pertimbangan-
pertimbangan individu.
3. Sumber daya (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap
positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan
4. Sosial budaya (Culture), berperan besar dalam memengaruhi pola pikir seseorang
Kekuatan sikap tergantung dari banyak faktor, faktor yang terpenting adalah
antara lain;
a. Pengalaman pribadi, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung
untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting (tokoh)
c. Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh
masyarakat
d. Media massa, dalam media komunikasi berita atau informasi yang disampaikan
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari lembaga
f. Factor emosional, kadangkala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
Praktik kesehatan ataupun tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan
atau aktivitas seseorang dalam rangka memelihara kesehatan. Suatu sikap belum tentu
terwujud dalam suatu tindakan (over behavior), untuk mewujudkannya menjadi suatu
perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas (sarana dan
prasarana), juga diperlukan dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2007).
Pengertian sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu
hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu - individu dan masyarakat, yang
menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta
orang lain. Jadi dapat disimpulan bahwa, sosial budaya adalah semua hal yang tercipta
yang bertransdensi, suatu kemampuan khas untuk meningkatkan dirinya selaku makhluk
(peningkatan martabat manusia). Keduanya bermakna spritual bukan fisikal. Tidak ada
yang mampu menyangkal bahwa kebudayaan adalah khas masyarakat sebagai pelaku
bernilai baginya dan dengan demikian tugas kemanusiannya menjadi lebih nyata.
masyarakat. Dalam setiap kelompok masyarakat terdapat aturan, norma, nilai, dan
tradisi yang berbeda-beda. Hal-hal tersebut berkembang bersama masyarakat dan turun
temurun dari generasi ke generasi. Sosial budaya sering kali dijadikan petunjuk dan tata
cara berperilaku dalam bermasyarakat, hal ini dapat berdampak positif namun juga
dapat berdampak negative. Disinilah kaitannya dengan kesehatan, ketika suatu tradisi
yang telah menjadi warisan turun temurun dalam sebuah masyarakat namun ternyata
tradisi tersebut memiliki dampak yang negatif bagi derajat kesehatan masyarakatnya.
Misalnya, cara masyarakat memandang tentang konsep sehat dan sakit dan persepsi
masyarakat terhadap tindakan yang mereka lakukan ketika mereka mengalami sakit, ini
akan sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan kepercayaan yang ada dan tumbuh
dalam masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat yang sangat mempercayai dukun yang
memiliki kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi yang
menderita demam atau diare berarti pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar berjalan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa social budaya sangat mempengaruhi kesehatan baik itu
kepercayaan gaib. Sehingga usaha yang harus dilakukan untuk mengubah kebudayaan
yang inovatif sesuai dengan norma, berpola, dan benda hasil karya manusia.
seseorang harus mengubah persepsi masyarakat agar mereka merasa butuh. Perubahan
yang ingin dicapai harus dipahami dan dikuasai masyarakat sehingga dapat diajarkan
dan diterapkan. Selain itu perubahan yang dilakukan tidak merusak prestise pribadi atau
kelompok masyarakat.
berbagai kebutuhan kesehatan baik yang berupa upaya mencegah penyakit maupun
menyembuhkan diri dari penyakit. Oleh karena itu dalam memahami suatu masalah
perilaku kesehatan harus dilihat dalam hubungannya dengan kebudayaan, organisasi
E. Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status
Kesehatan
1. Aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan
a. Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan
golongan umur. Misalnya balita lebiha banyak menderita penyakit infeksi, sedangkan
golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula. Misalnya
dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki banyak
c. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya dikalangan
petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang banyak dilakukan
disawah dengan lingkungan yang banyak cacing. Sebaliknya buruh yang bekerja
diindustri , misal dipabrik tekstil banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya penderita
obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi
tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang
Menurut H. Ray Elling (1970) dan G.M Foster (1973), ada beberapa faktor sosial
Self Concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang kita
rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri
kita kepada orang lain. Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang
kita lakukan, kita akan meneruskan perilaku kita. Tetapi apabila orang lain
berpandangan negatif terhadap perilaku kita dalam jangka waktu yang lama, kita akan
merasa suatu keharusan untuk melakukan perubahan perilaku. Self Concept adalah
faktor yang penting dalam kesehatan, Karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan
Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai contoh,
Kesehatan
Identifikasi individu kepada kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan
dinyatakan dalam keluarga besar, di kalangan kelompok teman, kelompok kerja desa
2. Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
misalnya tradisi merokok bagi orang laki2 maka kebanyakan laki2 lebih banyak yang
menderita penyakit paru dibanding wanita. Tradisi wanita habis melahirkan tidak boleh
makan ikan karena ASI akan berbahu amis, sehingga ibu nifas akan pantang makan
ikan.
Sikap fatalistis arti sikap tentang kejadian kematian dari masyarakat Hal lain adalah
sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh : Beberapa anggota
masyarakat dikalangan kelompok tertentu (fanatik) yang beragama islam percaya bahwa
anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat
kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
Sikap ethnocentris yaitu sikap yang memandang bahwa budaya kelompok adalah
yang paling baik, jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Misalnya orang-
orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan
selalu beranggapan bahwa kebudayaannya paling maju,sehingga merasa superior
terhadap budaya dari masyarakat yang sedang berkembang. tetapi dari sisi lain,semua
anggota dari budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah
yang terbaik. Oleh karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap
yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui
tentang masalah kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan
masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam
masalah kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai tentang
yang paling tahu tentang kesehatan, sehingga merasa dirinya berperilaku bersih dan
Sikap perasaan bangga atas perilakunya walaupun perilakunya tidak sesuai dengan
konsep kesehatan. hal tersebut berkaitan dengan sikap ethnosentrisme. Contoh : Dalam
upaya perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu, menolak untuk makan daun
ternyata masyarakat bernaggapan daun singkong hanya pantas untuk makanan kambing,
dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.
kesehatan, karena norma yang mereka miliki diyakininya sebagai bentuk perilaku yang
baik. Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak
mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan dan
perilaku individu masyarakat, kerena apa tidak melakukan nilai maka dianggap tidak
berperilaku “ pamali” atau “ Saru “. Nilai yang ada dimasyarakat tidak semua
mendukung perilaku sehat. Nilai-nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang
merugikan kesehatan.
ü Nilai yang merugikan kesehatan à arti anak yang banyak akan membawa rejeki
ü Nilai yang mendukung kesehatan à tokoh masyarakat setiap tutur katanya harus wajib
ditaati oleh kelompok masyarakat, hal ini tokoh masyarakat dapat di pakai untuk
membantu sebagai key person dalam program kesehatan. RRT kalau punya anak lebih
satu didenda
Contoh : masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada beras merah,
padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas merah daripada
diberas putih.
g. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi
Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh terhadap kebiasaan pada
seseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, anak harus mulai diajari sikat gigi, buang air
besar di kakus, membuang sampah ditempat sampah, cara makan/ berpakaian yang baik
sejak awal, dan kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan
bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat mempengaruhi perilaku kesehatan yang
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu perubahan
selalu dinamis artinya setiap perubahan akan diikuti perubahan kedua, ketiga dan
kesehatan masyarakat,maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan
terhadap perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi
yang muncul yang mempengaruhi outcome dari perubahan yang telah direncanakan.
kesehatan harus mampu menjadi contoh dalam perilakukanya sehari-hari. Ada anggapan
bahwa petugas kesehatan merupakan contoh rujukan perilaku hidup bersih sehat,
bahkan diyakini bahwa perilaku kesehatan yang baik adalah kepunyaan/ hanya petugas
Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku
bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam.lingkungan budaya tersebut
kesehatan kepada masyarakat dangan latar budaya yang beraneka ragam, perlu sekali
kesehatan masyarakat.
Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek disebut inovasi,
Syarat inovasi: