Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu di mana terjadi
eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Pada masa transisi
dari masa anak-anak ke masa remaja individu mulai mengembangkan ciri-
ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja mulai
memandang diri dengan penilaian dan standar pribadi. Sekitar 1 milyar
manusia atau setiap 1 diantara 6 penduduk dunia adalah remaja. Sebanyak
85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di indonesia, jumlah
remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat pada masa remaja
(Kusmiran, 2014).
Masa remaja adalah masa transisi di mana terjadi perubahan fisik
dan perubahan sistem reproduksi, pada remaja wanita sebagai tanda
kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya
menstruasi untuk pertama kalinya atau yang biasa disebut menarche.
Menstruasi adalah pendarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa
organ kandungan telah berfungsi matang (Kusmiran, 2014).
Menstruasi merupakan proses biologis yang terkait dengan
pencapaian kematangan seks, kesuburan, ketidakhamilan, normalitas,
kesehatan tubuh, dan bahkan pembaharuan tubuh itu sendiri. Secara
Kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ini disebabkan antara
lain oleh konstitusi fisik individual, ras, suku bangsa, iklim, cara hidup,
dan lingkungan. Kondisi fisik yang kurang terjaga atau penyakit yang
dialami seorang remaja puteri dapat memperlambat datangnya menstruasi
(Judha, 2012).
Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda.
Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak
sedikit dari mereka yang mendapatkan menstruasi disertai keluhan
sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan berupa dysmenorrhea.

1
2

Dysmenorrhea adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi


yang dapat menganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang
ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut ataupun panggul
(Judha, 2012).
Nyeri tersebut timbul akibat adanya hormon prostaglandin yang
membuat otot uterus (rahim) berkonstraksi. Bila nyerinya ringan dan
masih dapat beraktivitas berarti masih wajar. Namun, bila nyerinya yang
terjadi sangat hebat sampai menganggu aktivitas ataupun tidak mampu
melakukan aktivitas, maka termasuk pada gangguan menstruasi nyeri,
dapat dirasakan di daerah perut bagian bawah, pinggang bahkan punggung
(Judha, 2012).
Pada dua hari pertama rasa sakit akibat dysmenorrhea merupakan
rasa sakit yang paling parah dan tidak selalu terasa setiap kali menstruasi.
Sebagian perempuan ada yang mengalami rasa sakit yang hebat,
sedangkan sebagian lagi cuma merasakan sakit yang tidak begitu terasa.
Rasa sakit akibat disminorea disebabkan kontraksi intens dari otot-otot
rahim. Secara umum dysmenorrhea bisa bersifat primer atau sekunder
(Bobak, 2004).
Angka kejadian dysmenorrhea di dunia sangat besar. Rata-rata
lebih dari 50% perempuan di setiap dunia mengalaminya. Dari hasil
penelitian, di Amerika persentase kejadian dysmenorrhea sekitar 60%,
Swedia 72% dan di Indonesia 55%. Penelitian di Amerika Serikat
menyebutkan bahwa dismenorea dialami oleh 30%-50% wanita usia
reproduksi dan 10%-15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja,
mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan keluarga. Begitu
pula angka kejadian dismenorea di Indonesia cukup tinggi, namun yang
berobat ke pelayanan kesehatan sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% - 2%
(Siti P, 2010).
Data yang di dapatkan dari Dinas Pendidikan Kota Jambi,
didapatkan data Remaja di SMA Negeri Kota Jambi yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
3

Tabel 1.1. Jumlah Remaja di SMA Negeri Kota Jambi tahun 2015

Jumlah Siswa
No Nama Sekolah Total
X XI XII
1 SMAN 1 Kota Jambi 392 341 277 1010
2 SMAN 2 Kota Jambi 404 496 329 1229
3 SMAN 3 Jambi 397 325 281 1003
4 SMAN 4 Kota Jambi 466 463 398 1327
5 SMAN 5 Kota Jambi 712 600 432 1751
6 SMAN 6 Kota Jambi 392 246 221 859
7 SMAN 7 Kota Jambi 115 133 116 404
8 SMAN 8 Kota Jambi 436 443 357 1236
9 SMAN 9 Kota Jambi 325 288 235 848
10 SMAN 10 Kota Jambi 292 244 198 734
11 SMAN 11 Kota Jambi 309 324 241 874

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Jambi Tahun 2015


Bedasarkan tabel 1.1 di atas di dapatkan data SMAN 5 Kota Jambi
mempunyai siswa terbanyak dengan Jumlah 1751 orang. Paling banyak
dibandingkan SMA Negeri yang ada di Kota Jambi dari 1751 orang
terbagi menjadi siswa laki-laki dan siswi perempuan yang dapat dilihat
dari tabel 1.2 berikut ini :

Tabel 1.2 Pembagian Siswa menurut Jenis Kelamin


Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Kelas 1 319 394 713
2 Kelas 2 262 349 611
3 Kelas 3 177 250 427
Jumlah 758 993 1751
Sumber : SMAN 5 Kota Jambi Tahun 2015-2016

Dari tabel 1.2 di ketahui jumlah total keseluruhan siswi di SMAN 5


Kota Jambi kelas 1 dan 2 adalah berjumlah 1.324 siswi, dan populasi pada
penelitian ini adalah 743 siswi putri.
Penelitian Kurniawati dan Kusumawati (2011), menunjukan bahwa
ada hubungan antara dysmenorrhea dengan penurunan aktitifitas siswi.
menunjukan 15% dari subyek penelitian menyatakan bahwa dysmenorrhea
4

telah mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan harus absen


dari sekolah antara 1 sampai 7 hari dalam sebulah dan dysmenorrhea
dianggap sebagai penyebab utama dari ketidakhadiran sekolah. Selain itu
menurut Bobak, dkk (2004), wanita Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja
setiap bulan akibat dysmenorrhea.
Kebanyakan wanita yang mengalami dysmenorrhea lebih banyak
mengatasinya dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang
beredar di pasaran. Sumber informasi, tingkat pengetahaun, dan sikap
sangat mempengaruhi bagaimana cara perilaku perempuan dalam
menangani kejadian dysmenorrhea yang dialaminya (Bobak, 2004).
Berbagai masalah yang timbul pada menstruasi merupakan
masalah ginekologi yang sering dikeluhkan pada remaja, seperti
ketidakteraturan menstruasi, menoragia, dismenorea, dan gejala lain yang
berhubungan. Di antara keluhan tersebut, dismenorea yang paling umum
dilaporkan, terjadi pada 60%-90% remaja, dan merupakan penyebab
paling sering alasan ketidakhadiran di sekolah dan pengurangan aktivitas
sehari-hari.
Remaja putri membutuhkan informasi atau pendidikan tentang
proses dan kesehatan selama menstruasi, terutama tentang penanganannya.
Remaja putri akan mengalami kesulitan menghadapi menstruasi jika
sebelumnya mereka belum pernah mengetahui atau membicarakannya baik
dengan teman sebaya atau dengan ibu atau keluarga. Namun tidak
selamanya ibu dapat memberikan informasi tentang menstruasi karena
terhalang tradisi yang menganggap tabu untuk membicarakan tentang
menstruasi, sehingga akan mempengaruhi terhadap kualitas kesehatan
selama menstruasi pada remaja (Kusmiran, 2011). dilaporkan bahwa orang
tua khususnya adalah ibu tidak pernah mendidik anak perempuannya
tentang berbagai hal terutama tentang menstruasi, awal menstruasi,
perawatan menstruasi dan bagaimana menjaga kesehatan wanita selama
masa menstruasi. Untuk itu penelitian ini penting dilaksanakan karena
terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya diketahui oleh para
5

remaja putri tentang kesehatan menstruasi dengan kenyataan yang terjadi


sehingga jelas akan berpengaruh terhadap masalah kesehatan khususnya
kesehatan menstruasi terutama dalam menghadapi dysmenorrheal (Andam
2010).
Survey awal yang dilakukan di SMAN 5 Kota Jambi dengan
melakukan wawancara kepada 10 siswi SMAN 5 Kota Jambi kelas X pada
tanggal 16 Maret 2016 8 dari 10 orang siswi mengatakan jika siswi nyeri
siswi tidak bisa melakukan aktifitas apa-apa dan siswi tidak tahu apa itu
dysmenorrhea dan cara penanganan nya, 2 dari 10 siswi yang lain
mengatakan mereka mengatakan nyeri biasanya hilang sendiri jika
dibiarkan saja, dan biasanya jika terasa nyeri mereka hanya bisa
menghentikan nya dengan mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli
diapotek untuk pereda nyerinya, mereka tidak mengetahui apa saja hal
yang harus dilakukan jika terasa nyeri.
Bedasarkan fenomena dan data tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Dan
Sikap Remaja Putri Tentang Penanganan dysmenorrhea Di SMAN 5
Kota Jambi Tahun 2016?”.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah Terdapat
Gambaran Pengetahuan dan Sikap remaja putri tentang penanganan
dysmenorrhea di SMAN 5 Kota Jambi Tahun 2016”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Diketahuinya Gambaran Pengetahuan remaja putri tentang
penanganan dysmenorrhea di SMAN 5 Kota Jambi Tahun 2016.
2. Diketahuinya Gambaran Sikap remaja putri tentang penanganan
dysmenorrhea di SMAN 5 Kota Jambi Tahun 2016.
6

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan bagi
institusi pendidikan kesehatan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya
remaja putri.
1.4.2 Bagi Siswi SMAN 5 Kota Jambi
Sebagai tambahan informasi sehingga pengetahuan siswi
tentang dysmenorrhea bertambah.
1.4.3 Bagi Peneliti lain
Sebagai data awal bagi peneliti untuk meneliti untuk
mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang
penanganan dysmenorrhea di SMAN 5 Kota Jambi Tahun 2016.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini merupakan rancangan kuantitatif deskriptif untuk
mengetahaui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang
penanganan disminorhea di SMA N 5 Kota Jambi. Data diperoleh dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Dengan populasi 743 dan dengan
jumlah sampel sebanyak 85 responden. Pengambilan sampel pada
penelitian ini dengan tehnik Statifiedrandom sampling dengan jumlah atau
besar sampel diambil dari jumlah populasi kelas 1 dan 2 siswi SMA N 5.
Selanjutnya dilakukan analisa univariat.

Anda mungkin juga menyukai