Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang
e-mail: idtriaazahra25@gmail.com
ABSTRAK:
Manusia serta kebudayaan merupakan kedua unsur yang saling keterkaitan satu sama
lain. Dua unsur ini tidak bisa saling berpisah karena selalu beriringan dalam kehidupan sehari-
hari. Definisi manusia adalah makhluk hidup yang memiliki akal pikiran dan budi pekerti yang
luhur serta makhluk sosial yang yang bergantung hidup dengan orang lain. Sedangkan budaya
atau kebudayaan merupakan hasil karya manusia yang melibatkan penciptaan batin seperti budi
pekerti, kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesenian, serta adat istiadat. Dari definisi
tersebut dapat bahwa kebudayaan tercipta karena adanya akal pikiran dan kebatinan dari
manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari
sengan budaya di sekitarnya. Artinya, manusia hidup saling membutuhkan antar individu satu
dengan individu lainnya dalam segala aspek kehidupan. Seiring manusia bertahan hidup dengan
budaya tidak terlepas dari proses kebudayaan itu sendiri. Proses kebudayaan adalah cara atau
metode yang mengiringi budaya itu melebur menjadi satu di dalam kehidupan manusia. Proses
kebudayaannya. Indonesia mempunyai kekayaan yang sangat besar dan tersebar dari Sabang
sampai Merauke, dengan keberagaman agama, suku, ras, hingga mengasilkan suatu budaya yang
beragam. Tidak hanya kekayaan sumber alamnya saja, seperti flora dan fauna, tetapi masyarakat
Indonesia juga kaya akan keberagaman kebudayaan dan suku bangsa yang tersebar luas di
Manusia dan kebudayaan adalah suatu tali yang saling terikat serta keduanya mempunyai
ikatan yang kokoh, sehingga sulit untuk dilepaskan dalam kehidupan. Manusia sebagai makhluk
sosial dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna menghasilkan suatu
kebudayaan mereka sendiri dan dilestarikan secara turun temurun. Budaya tercipta dengan
seiring berjalannya waktu dari aktivitas sehari-hari serta kejadian yang dialami manusia yang
telah ditetapkan Tuhan Ynag Maha Esa. Manusia sebagai makhluk social yang saling
berinteraksi sesamanya dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan dan
berakhir terciptanya budaya yang bisa mereka lakukan bersama dan secara tidak sadar budaya
Kebudayaan ada karena manusia, sedangkan manusia ada karena budaya. Dengan kata
lain, kebudayaan diciptakan oleh manusia dan manusia dapat hidup dengan kebudayaan yang
mereka ciptakan sendiri. Suatu kebudayaan akan tetap hidup jika kebudayaan tersebut dijaga dan
alam semesta mempunyai kebudayaannya sendiri, dan beragam jenis maupun bentuk
kebudayaan memperlihatkan kesamaan fitrah yang sama bagi manusia dari bermacam-macam
suku, ras, budaya, dan bangsa. Kebudayaan mempunyai wadah terendiri dalam masyarakat, yaitu
manusia, mankala manusia dan budaya saling melengkapi dalam kehidupan ini.
BAGIAN INTI
Penyebutan manusia dalam bahasa Inggris yaitu man. Arti dasar dari kata tersebut
tidaklah jelas tetapi pada dasarnya dapat dikaitkan dengan mens (latin) yang mempunyai arti
“ada yang berfikir”. Sama halnya dengan arti kata anthropos (Yunani) juga tidak begitu jelas.
Mula-mula anthropos berarti “seseorang yang melihat ke atas”. Saat ini kata tersebut di gunakan
untuk mengartikan “wajah manusia”. Dan pada akhirnya kata homo dalam bahasa Latin yang
artinya “orang yang dilahirkan di atas bumi”. Pada hakikatnya, manusia ialah makhluk individu
yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat dari kehidupan sosial. Manusia adalah
manusia terbentuk atas jiwa dan raga, bersifat perorangan dan sosial dan berkedudukan kodrat
berdiri sendiri serta pada saat yang sama ia adalah makhluk Tuhan. Manusia adalah makhluk
ciptaan Allah SWT yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk lainnya. Manusia dibekali
dengan akal pikiran yang dapat dikembangkan dan diasah untuk mencerdaskan manusia itu
sendiri. Menurut Effendi, kata individu merupakan pecahan kata dari kata in dan divided. Dalam
bahasa Inggris in berarti tidak, sementara divided berarti terbagi. Jadi, manusia adalah suatu
individu yang tak dapat terbagi dan merupakan satu kestuan yang utuh. Dalam konteks ini, dapat
diartikan bahwasannya manusia sebagai makhluk individu merupakan satu kesatuan dalam aspek
jasmani dan rohani, dan apabila kedua aspek tersebut tidak menyatu lagi maka seseorang tersebut
Setiap individu mempunyai karakteristik atau ciri khas tersendiri, individu satu dengan
individu lainnya tidak dapat disamakan dalam dari segi sikap, perilaku, maupun sifatnya. Tidak
ada manusia yang mempunyai karakteristik yang sama persis sekalipun itu anak kembar identik
maupun kembar tak identik. Bisa jadi antar individu memilki kemiripan dalam segi fisik atau
jasmaninya, tetapi dalam segi psikologi atau rohaninya akan ditemukan banyak perbedaan.
Keunikan atau ciri khas ini dinamakan dengan kepribadian seseorang. Dalam pandangan
humanistik, sejatinya manusia mempunyai potensi yang begitu besar, tetapi kebanyakan manusia
sekarang tidak menyadari akan potensi yang ada pada diri sendiri dan pada dasarnya potensi itu
bisa lebih banyak dari apa yang mereka capai. Dapat dijelaskan bahwa apabila individu tersebut
dapat menggali dan membebaskan potensi tersebut, maka masing-masing individu dapat meraih
keadaan eksistensi kehidupan yang ideal yang ditemukannya dalam orang-orang yang
mengaktualisasikan diri.
Menurut Allport definisi kepribadian ialah susunan sitem-sistem psiko fisik yang dinamis
dalam diri suatu individu yang menentukan penyesuaian individu yang unik terhadap
lingkungan. Kata “dinamis” menunjukkan bahwa kepribadian seseorang dapat berubah dan
ditekankan bahwa perubahan tersebut dapat terjadi pada setiap individu. Penyebab perbedaan
kepribadian setiap individu berbeda dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Factor
internal tersebut adalah factor bawaan yang sudah ada sejak ia lahir dan factor ekternal
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Nursid Sumaatmadja dalam Effendi mengatakan bahwa,
kepribadian ialah mencakup semua perilaku individu yang diperoleh dari hasil interaksi potensi-
potensi fisik dan psikis yang merupakan bawaan sejak lahir dengan beragam kondisi lingkungan,
yang terungkap pada tindakan serta perbuatan dan reaksi mental psikologisnya jika memperoleh
rangsangan dari lingkungan. Secara normal, manusia mempunyai potensi dasar mental yang
Potensi-potensi tersebut berkembang jika ada factor pendukung, seperti keadaan yang kondusif,
adanya rangsangan, serta terdapat wadah untuk menyalurkan potensi yang ada. Jika peristiwa
social ini telah tumbuh di lingkungan sekitar, potensi-potensi mental yang normalnya akan terus
berkembang.
Dari potensi-potensi yang ada dalam diri setiap individu, pasti ada dorongan dalam diri
manusia sebagai makhluk individu untuk mencukupi keinginan dan kebutuhannya masing-
masing. Tidak ada manusia yang menginginkan menjadi orang lain, yang tertanam dalam
benaknya pasti keinginan menjadi diri sendiri muncul dalam hati nurani setiap manusia. Setiap
individu pasti akan berusaha menggali potensi diri untuk menemukan jati diri yang
sesungguhnya ia cari. Dengan penemuan jati diri tersebut setiap individu mempunyai ciri
khasnya masing-masing yang digunakan sebagai pembeda antara individu satu dengan individu
lainnya. Tetapi pada kenyataannya pencarian jati diri tidak semudah yang di bayangkan. Ada
sebuah proses yang panjang yang dilalui setiap makhkluk individu dalam penemuan jati diri.
Menurut Zanti Arbi dan Syahrul dalam Sadullah, mengemukakan bahwa setiap orang
bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan perilakunya. Orang tersebut
bisa dikatakan sebagai manusia jika ia telah bertanggung jawab penuh atas dirinya sendiri. Tidak
adanya sangkut paut dalam persoalan ini dengan orang lain. Ia bertanggung jawab atas kata
hatinya sendiri.
Sesungguhnya kodrat manusia tidak hanya sebagai makhluk individu melainkan makhluk
sosial. Mengapa manusia dikatakan makhluk sosial? Karena manusia saling membutuhkan antar
sesama manusia dalam segala aspek kehidupan saling berhungungan atau berinteraksi dengan
manusia lainnya. Adanya interaksi antar individu didasarkan atas kesamaan kepentingan masing-
masing. Manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Dengan adanya interaksi ini manusia
dapat berbicara, bertukar informasi atau pikiran, serta dapat memecahkan suatu permasalahan
Budaya atau kebudayaan secara bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yakni buddayah,
bentuk jamak dari buddi atau tunggal (budi atau akal). Kata kebudayaan sudah terdapat awalan
ke- dan akhiran -an yang dapat diartikan dan dikaitkan dengan budi serta akal manusia.
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, berarti
mengolah atau mengerjakan. Kata culture sudah tidak asing bagi bangsa Indonesia karena kata
Hubungan antara kebudayaan dengan masyarakat sangat erat kaitannya. Menurut Clyde
Kluckhohn, kebudayaan didefinisikan sebagai “total cara hidup suatu bangsa, warisan social
didapat individu dari kelompoknya”. Anggapan Gillin mengenai kebudayaan ialah “kebudayaan
terdiri dari kebiasaan-kebiasaan yang terpola dan secara fungsional saling bertautan dengan
individu tertentu yang membentuk kelompok-kelompok atau golongan system social tertentu.
Pendapat Taylor (Horton dan Chester, 1996, hal. 58) “Kebudayaan ialah kompleks keseluruhan
dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan seluruh kemampuan
serta kebiasaan lainnya yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat”. Menurut
1) Wujud dari kebudayaan menjadikan suatu ide, gagasan, nilai, atau norma.
2) Wujud dari kebudayaan menjadikan suatu aktivitas atau pola tindakan manusia dalam
masyarakat.
Wujud kebudayaan tersebut bersifat konkret sebab termasuk dalam benda-bendadari segala hasil
Kebudayaan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Semua tindakan
yang dilakukan manusia bisa disebut sebagai budaya. Suatu budaya dapat tercipta dari
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat yang secara tidak sadar suatu
kebiasaan tersebut sudah lumrah atau wajar untuk dilakukannya. Unsur-unsur kebudayaan
terkandung pada setiap kebudayaan yang ada pada seluruh manusia di dunia. Tujuh unsur
antropologi.
a. Bahasa
b. Sistem pengetahuan
c. Organisasi social
f. Sistem religi
g. Sistem kesenian
1. Akulturasi
Akulturasi didefinisikan sebagai proses social yang muncul ketika ada sekelompok
budaya baru atau budaya asing secara tidak langsung dengan seiring berjalannya waktu
budaya baru tersebut dapat diterima dan diproses ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menghilangkan keaslian budaya itu sendiri serta kedua budaya tersebut akan melebur
menjadi satu. Kesimpulannya, akulturasi adalah dua kebudayaan yang tidak saling berkaitan
dan asing yang melebur menjadi satu tanpa menghilangkan keaslian dari budaya masing-
masing.
masyarakat
2) Masalah unsur-unsur kebudayaan asing mana yang sulit untuk diterima masyarakat
antara unsur-unsur budaya asing dan unsur-unsur budaya sendiri. Dengan begitu, unsur
kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai kebudayaan baru, tetapi sudah dapat diterima
a. Menara Kudus
kebudayaan Islam. Spesifikasi Menara Kudus digunakan sebagai tempat ibadah umat
b. Wayang
Wayang merupakan bentuk fisik akulturasi budaya antara budaya Jawa dengan
budaya India. Dalam wayang tokoh pemeran seperti Semar, Petruk, Gareng, dan
seperti Mahabarata dan Ramayana termasuk dalam kebudayaan India. Wayang juga
cerita-cerita Islam.
c. Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan bentuk nyata dari akulturasi agama Budha dengan
warga daerah Magelang. Fungsi Candi Borobudur sebagai tempat beribadah umat
Seni Kaligrafi atau tulisan indah dalam bahasa Arab merupakan bentuk akulturasi
2. Asimilasi
Asimilasi adalah kombinasi antara kelompok dengan individu yang mempunyai dua atau
lebih kebudayaan yang berbeda. Biasanya suatu kelompok besar yang sudah mempunyai
kebudayaan sendiri dan adanya pendatang baru yang menjadikanya sebagai kaum minoritas
dan membawa kebudayaannya ke dalam kaum mayoritas. Dengan begitu, kebudayaan kaum
mayoritas akan berubah sifat khasnya serta dari masing-masing kaum tadi akan membentuk
unsur-unsur kebudayaan campuran. Proses asimilasi akan berjalan dengan baik jika
kelompok dan individu saling berinteraksi serta adanya keterbukaan dan mempunyai sikap
toleransi.
Faktor pendorong terjadinya asimilasi menurut buku Sosiologi oleh Kun Maryati, antara
lain:
Adanya sikap kurang percaya diri terhadap suatu kelompok tertentu yang lebih tinggi
Perbedaan secara fisik antar kebudayaan, seperti warna kulit, dan ciri fisik lainnya
yang menonjol
a. Pernikahan
Pernikahan antara orang Jawa dengan orang Minangkabau. Dengan pernikahan ini
kebudayaannya sendiri dan melebur menjadi satu serta masing-masing unsur akan
b. Tradisi Selametan
Masyarakat Jawa zaman dahulu ada sesaji berupa makanan dan minuman yang
secara khusus diberikan untuk leluhur yang sudah meninggal dunia pada hari ke 3, 7,
40, dan 100 harinya. Zaman Wali Songo tradisi tersebut diasimilasikan dengan ajaran
Islam tanpa merubah bentuk kebudayaan tetapi merubah makna dari suatu
kebudayaan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan kata maaf dikalangan anak muda sudah
jarang ditemui, namun kata maaf tersebut diganti dengan menggunakan kata “sorry”
(hal.87).
Laily, Iftitah Nurul. 2022. “Asimilasi Adalah: Ciri, Jenis, Faktor Pendorong, dan
Penghambatnya”. https://katadata.co.id/safrezi/berita/61dd69346804c/asimilasi-adalah-
11.15.
Mahyadeni. Muhammad Roihan Alhaddad. Ahmad Syukri Saleh. (2019). “Manusia Dan
Muhni, Djuritna Adi Imam. (1996). “Manusia Menurut Ortega Y. Gasset”. Jurnal Filsafat.
(hal.29).
https://caritahu.kontan.co.id/news/pengertian-akulturasi-budaya-dan-5-contoh-akulturasi?
Rosana, Ellya. (2017). “Dinamisasi Kebudayaan Dalam Realita Sosial”. Vol. XII. No.1. (hal.25-
27).