Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH ANTROPOLOGI LINGUISTIK

DISUSUN OLEH:

ANACE YULIANA FIOBETAUW


NIM:20170311024006

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS CENDERAWASIH
PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL
JAYAPURA
2020
SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan:


a. Bahasa
Bahasa merupakan alat kominikasi yang memiliki symbol bunyi yang berguna
dan bermakna yang dimiliki oleh manusia atau suatu kelompok masyarakat
tertentu untuk menyampaikan maksud dengan mengunakan bahasa merekah yang
dapat dimengerti oleh kelompok tertentu.
b. Linguistic
sebuah bidang ilmu yang mengkaji dan memepelajari sesuatu tentang bahasa
mulai dari bentuk (from), fungsi (function), makna (meaning), nilai (value),
wacana (discourse) secara ilmiah.
c. Kebudayaan
Menurut Levo-Henriksson (1994) budaya meliputi semua aspek kehidupan kita
setiap hari, terutama pandangan hidup maupun system nilai dalam masyarakat.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal) yang diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

d. Antropologi linguistic
Ernest Cassirer (1951:32) mengatakan bahwa manusia mahluk yang paling mahir
dalam menggunkan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum
karena itulah manusia dapat berbahasa berbicara dan melakukan gerakan-gerakan
lainnya yang juga banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan
manusia.tidak hanya mengenai cara orang berkomunikasi,tetapi juga tentang
bagaimana memahami dunia luar. Sedangkan menurut Duranti (1997: 2-4), pakar
yang berbasis disiplin ilmu antropologi, berpendapat bahwa antropologi linguistik
adalah studi tentang bahasa sebagai sumber kebudayaan dan “berbicara”
merupakan praktik kebudayaan. Antropologi Linguistik memiliki tujuan umum,
yaitu memberikan pema-haman tentang berbagai aspek bahasa sebagai
serangkaian praktik kebudayaan, yaitu sebagai sistem komunikasi yang
memperhitungkan representasi antarpsikologis (antar-individu) dan
intrapsikologis (pada individu yang sama) dari tatanan sosial dan membantu orang
menggunakan representasi seperti itu untuk melakukan tindak sosial. Selain itu,
bagi Duranti, Antropologi Linguistik bukan sekadar studi bahasa yang dilakukan
para antropolog dan juga tidak sama dengan kumpulan teks “eksotik” yang
dikumpulkan dan dipelajari antropolog, yakni teks yang biasanya dihasilkan oleh
masyarakat yang secara teknologi belum maju dan nonliterat. Hal yang mem-
bedakan antropolog linguistik de-ngan pakar lain yang sama- sama mengkaji
bahasa ialah tidak hanya pada ketertarikan dalam penggu-naan bahasa, tetapi juga
fokus ka-jian. Antropolog linguistik memu-satkan perhatian pada bahasa sebagai
serangkaian sumber sim-bolik. Antropologi linguistik harus dipandang sebagai
bagian dari bidang yang lebih luas dari antropologi bukan karena disiplin ilmu ini
merupakan jenis linguistik yang dipraktikkan di jurusan antropo-logi, tetapi
karena antropologi linguistik meneliti bahasa melalui “teropong” antropologi.
Sementara itu, Foley, pakar yang

2. Bahasa dan kebudayaan memiliki hubungan yang serta(koordinatif) artinya bahasa dan
kebudayaaan saling mempengaruhi atau saling mengisi. Jelaskaan dengan contoh
kongkrit menegenai peryataan diatas ?

Jawab : Levi-Strauss (1963: 92) hubungan bahasa dan kebuda-yaan merupakan salah
satu hal paling rumit yang pernah ada. Pada awalnya kita bisa memper-lakukan bahasa
sebagai sebuah produk kebudayaan karena sebuah bahasa yang ada pada masyarakat
merefleksikan kebudayaan masya-rakat itu secara umum. Namun, dalam pengertian lain,
bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa membentuk salah satu di antara
sekian elemen (kebuda-yaan). Kita juga bisa memper-lakukan bahasa sebagai kondisi
kebudayaan, dan dengan gelar ganda, yakni diakronis karena dengan cara berbahasalah
individu lebih memperoleh kebudayaan dari kelompoknya. Bahasa juga tampak sebagai
kondisi kebudayaan dalam pengertian bahwa kebudayaan memiliki arsitektur yang sama
dengan arsitektur bahasa. Levi-Strauss (1963: 94)
Contohnya : masyarakat sentani dalam menyampaikan sesuatu kepada kelompok nya
bahwa barang itu sudah tidak baik ( bele hambum himi) jadi masyarakt sentani yang
mendengarkan pesan yang disampaikan tadi langsung tidak jadi mengambilnya.

3. Hubungan bahasa dan kebudayaan pada tinggkat perilaku manusia dapat di jelaskana
lewat sikap,perkataan dan perbuatan yang terdapat dalam diri manusia. Jelaskana dengan
contoh masing-masing 3 buah dari setiap aspek perilaku manusia

a. Sikap (3 contoh) Gerak-gerik fisik dalam etika kinesik adalah antara lain gerakan


mata, perubahan ekspresi wajah, perubahan posisi kaki gerakan tangan bahu,
kepala dan sebagainya. Gerakan mata adalah alat yang sangat penting di dalam
etika berbahasa.

 Mama- mama sentani dalam hal menyapaikan sesuatu yang cukup bahaya
bagi anaknya misalnya orang jahat itu ada mencari saya maka mama akan
segara mengerakan mata dan expresi wajahnya berubah seperti panic jika
melihat orang itu datang.
 Masyarakat indonesia jika dalam suatu pertemuan atau rapat dimana
dalam rapat tersebut ada Bahasa yang salah atau tidak sesuai yang di
sampaikan maka mereka akan saling mengore kaki dan saling bertatapan
muka sambal expresi wajahnya berubah
 Pada masyarakat pengunungan pada suku ME jika dalam suata acara
merekah saling ketemu maka merekah langsung salam petik jari kipo moti
hal yng di lakukan ini merpakan sikap senang jika mereka saling bertemu
dicara yang sama.
b. Perkataan (3 contoh) s
ecara terpisah, kinesik dan proksimik ini merupakan alat komunikasi juga yaitu
alat komunikasi non verbal atau alat komunikasi nonlinguistik, yang biasa
dibedakan dengan alat komunikasi verbal atau alat komunikasi linguistik. Dalam
kontak langsung, biasanya kedua alat komunkasi ini digunakan untuk mencapai
kesempurnaan interaksi.

 Mama pada masyarakat sentani dalam meyuruh anaknya untuk mengambil


sesuatu disana cukup dengan berkata ambil yang sana cukup
menggunakan Bahasa sentani bele hambum rikena roy bha dengan Bahasa
sepriti begitu anaknya akan melakukannya
 Dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat sentani dalam hal saling
menyapa mama pada pagi hari cukup dengan berkata Ana renofoy mama
jika mendengar Bahasa ini akan senang dan langsung membalasnya
dengan senunyma dan sapaan balik.
 Jika dalam acara pelantikan ondofolo maka ada perkatan khsus yang akan
di sampaikan oleh Yoyo maloyo ( kepada ondofolo dan ondofolo sudah
tahu maksud dan tujuan dari perkataan Yoyo maloyo.
c. Perbuatan (3 contoh)
 Masyarakat sentani memiliki hukum adat tersendiri dimana jika di salah
satu kampung ada pemudah yang sengaja melakukan persinaan maka
pemuda itu akan mendenda keluarga perempuan dan pemuda tersebut
akan diusir keluar dari kampung itu.
 Jika terjadi pembunuhan di dalam budaya masyarakat sentani maka
pelaku akan di bahwa ke para-para adat untuk menyelesaikan perbuatan
yang sudah dilakukan dengan membayar kepala korban , jika pelaku
menolak membayar kepala maka pelaku siap menerima hukuman yaitu
dengan darah ganti darah.
 Dalam kebudayaan orang jika ondofolo melakukan perkawinan lebih dari
5 kali tidak jadi masalah karena masyarakat sentani sudah tahu bahwa dia
seorang ondofolo jadi pantas memiliki istri lebih dari 1.

Anda mungkin juga menyukai