DISUSUN OLEH:
d. Antropologi linguistic
Ernest Cassirer (1951:32) mengatakan bahwa manusia mahluk yang paling mahir
dalam menggunkan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum
karena itulah manusia dapat berbahasa berbicara dan melakukan gerakan-gerakan
lainnya yang juga banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan
manusia.tidak hanya mengenai cara orang berkomunikasi,tetapi juga tentang
bagaimana memahami dunia luar. Sedangkan menurut Duranti (1997: 2-4), pakar
yang berbasis disiplin ilmu antropologi, berpendapat bahwa antropologi linguistik
adalah studi tentang bahasa sebagai sumber kebudayaan dan “berbicara”
merupakan praktik kebudayaan. Antropologi Linguistik memiliki tujuan umum,
yaitu memberikan pema-haman tentang berbagai aspek bahasa sebagai
serangkaian praktik kebudayaan, yaitu sebagai sistem komunikasi yang
memperhitungkan representasi antarpsikologis (antar-individu) dan
intrapsikologis (pada individu yang sama) dari tatanan sosial dan membantu orang
menggunakan representasi seperti itu untuk melakukan tindak sosial. Selain itu,
bagi Duranti, Antropologi Linguistik bukan sekadar studi bahasa yang dilakukan
para antropolog dan juga tidak sama dengan kumpulan teks “eksotik” yang
dikumpulkan dan dipelajari antropolog, yakni teks yang biasanya dihasilkan oleh
masyarakat yang secara teknologi belum maju dan nonliterat. Hal yang mem-
bedakan antropolog linguistik de-ngan pakar lain yang sama- sama mengkaji
bahasa ialah tidak hanya pada ketertarikan dalam penggu-naan bahasa, tetapi juga
fokus ka-jian. Antropolog linguistik memu-satkan perhatian pada bahasa sebagai
serangkaian sumber sim-bolik. Antropologi linguistik harus dipandang sebagai
bagian dari bidang yang lebih luas dari antropologi bukan karena disiplin ilmu ini
merupakan jenis linguistik yang dipraktikkan di jurusan antropo-logi, tetapi
karena antropologi linguistik meneliti bahasa melalui “teropong” antropologi.
Sementara itu, Foley, pakar yang
2. Bahasa dan kebudayaan memiliki hubungan yang serta(koordinatif) artinya bahasa dan
kebudayaaan saling mempengaruhi atau saling mengisi. Jelaskaan dengan contoh
kongkrit menegenai peryataan diatas ?
Jawab : Levi-Strauss (1963: 92) hubungan bahasa dan kebuda-yaan merupakan salah
satu hal paling rumit yang pernah ada. Pada awalnya kita bisa memper-lakukan bahasa
sebagai sebuah produk kebudayaan karena sebuah bahasa yang ada pada masyarakat
merefleksikan kebudayaan masya-rakat itu secara umum. Namun, dalam pengertian lain,
bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa membentuk salah satu di antara
sekian elemen (kebuda-yaan). Kita juga bisa memper-lakukan bahasa sebagai kondisi
kebudayaan, dan dengan gelar ganda, yakni diakronis karena dengan cara berbahasalah
individu lebih memperoleh kebudayaan dari kelompoknya. Bahasa juga tampak sebagai
kondisi kebudayaan dalam pengertian bahwa kebudayaan memiliki arsitektur yang sama
dengan arsitektur bahasa. Levi-Strauss (1963: 94)
Contohnya : masyarakat sentani dalam menyampaikan sesuatu kepada kelompok nya
bahwa barang itu sudah tidak baik ( bele hambum himi) jadi masyarakt sentani yang
mendengarkan pesan yang disampaikan tadi langsung tidak jadi mengambilnya.
3. Hubungan bahasa dan kebudayaan pada tinggkat perilaku manusia dapat di jelaskana
lewat sikap,perkataan dan perbuatan yang terdapat dalam diri manusia. Jelaskana dengan
contoh masing-masing 3 buah dari setiap aspek perilaku manusia
Mama- mama sentani dalam hal menyapaikan sesuatu yang cukup bahaya
bagi anaknya misalnya orang jahat itu ada mencari saya maka mama akan
segara mengerakan mata dan expresi wajahnya berubah seperti panic jika
melihat orang itu datang.
Masyarakat indonesia jika dalam suatu pertemuan atau rapat dimana
dalam rapat tersebut ada Bahasa yang salah atau tidak sesuai yang di
sampaikan maka mereka akan saling mengore kaki dan saling bertatapan
muka sambal expresi wajahnya berubah
Pada masyarakat pengunungan pada suku ME jika dalam suata acara
merekah saling ketemu maka merekah langsung salam petik jari kipo moti
hal yng di lakukan ini merpakan sikap senang jika mereka saling bertemu
dicara yang sama.
b. Perkataan (3 contoh) s
ecara terpisah, kinesik dan proksimik ini merupakan alat komunikasi juga yaitu
alat komunikasi non verbal atau alat komunikasi nonlinguistik, yang biasa
dibedakan dengan alat komunikasi verbal atau alat komunikasi linguistik. Dalam
kontak langsung, biasanya kedua alat komunkasi ini digunakan untuk mencapai
kesempurnaan interaksi.