Di susun oleh :
Diana Lukmawati
7316140728
7316140729
Jaelani
7316140738
Pia Nuristiana
7316140740
7316140741
Sutjiati
7316140746
BAHASA
Bahasa adalah ciri khas manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bahasa. manusia
menggunakan
bahasa
untuk
berkomunikasi
dengan
lainnya.
Sebagai
makhluk
sosial,manusia berinteraksi dan membangun budaya. Maka dari itu, bahasa berkaitan
dengan budaya, dan hubungan masyarakat dengan bahasa.
1. Bahasa dan Manusia
Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Bahsa dimiliki oleh manusia untuk
berkomunikasi. manusia mempelajari bahasa sehingga manusia telah memiliki ppiranti
untuk mengakses kemampuan mempelajari bahasa. bahasa merupakan sistem lambang
bunyi yang memungkinkan manusia unyuk berpikir dan menalar guna memecahkan
masalah, berangan-angan dan memikirkan rencana masa depan, menyusun strategi, dan
mengkonstruki kejadian masa lalu yang tidak pernah dialami.
Manusia telah mempelajari bahasa sejak dari lahir ke dunia. Manusia mulai menangis,
dan membunyikan bunyi vokal, dan memberikan sinyal kepada ibunya bahwa
bayi itu
sedang merasa lapar. Lalu, dalam usia balita, telah belajar mengucapkan bahasa seperti
maa untuk memanggil ibunya. Lalu, balita tersebut merekam semua bahasa yang
didapat dari lingkngan sekitarnya sehingga balita gtersebut mulai menirukan dengan
mengucapkan apa yang didengar oleh dirinya. Balita tersebut secara tidak langsung telah
belajar dengan sendirinya (dengan piranti yang dimilikinya) dan bahasa tersebut disebut
dngan bahasa ibu.
Dari waktu ke waktu, manusia melalui bahasa dapat berkembang dan bersosialisasi
dengan lngkungan sekitarnya, dengan lingkungan fisik dan sosialnya. Manusi dapat
menyerap ilmu pengetahuan, sikap, serta nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan manusia belajar dengan cara menirukan dari arahan
lingkungannya. Menurut Brown (2008), dengan perkembangan kognitif, manusia belajar
melalui proses asosiasi, generalisasi, dan atrisi. Dlam hal lain, Piaget dalam Elliot, dkk
(2000) mengemukakan prosese simiasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Paparan di atas
memberikan ilustrasi yang menunukkan betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan
manusia sebagai individu di tengah lingkungan alam dan sosialnya.
2. Bahasa dan Budaya
Eksistensi manusia sebagai makhluk berbudaya sangat tergantung pada kepemilikan
bahasanya. Manusia secara bersama-sama membangun budaya yang mencakupi
berbagai kehidupan, ada istiadat, sistem kepercayaan, sistem ekonomi dan sebagainya
ayng disepakati, dihormati, dan dihidupi masyarakat pemiliknya. Bahasa merupakan
salah satu unsur perkembangan bahasa. bahasa secara lengkap merekam seluruh
budaya suatu komunitas (Mulalel, 2003).
terus-menerus,
berubah,
dan
berkembang secara lambat laun dengna individu atau generasi pemakai bahasa sebagai
pelaku utama. Dalam praktiknya, masyarakat atau komunitas bahasa menentukan apa
yang dikatakan, bagaimana yang mengatakannya, kapan digunakan, kepada siapa
sebagai aturan yang mengikat individu angota masyarakat. Aturan itu mungkin individu
atau kelompok yang mempunyai kekuatan menentukan atau menjadi anutan (Kramsch,
1998).
Bahasa yang terbentuk dan digunakan sebagai sarana komunikasi dan interaksi
interpersonal dalam masyarakat merupakan unsur jatidiri masyarakat itu serta menjadi
perekat yang mengikat danmembentuk masyarakat itu sebagai satu kesatuan.
BAHASA, BELAJAR BAHASA, DAN PENGAJARAN BAHASA
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbiter dan dipergunakan oleh
para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri oleh karena itu Bahasa sangat penting perannya bagi manusia. bahasa juga
merupakan satu alat komunikasi terbaik yang dimiliki manusia sehingga membedakan
dengan makhluk lain. Sehingga memudahkan kita bertugas sebagai pendidik dalam
melakasanakan pengajaran. dengan bahasa juga kita akan mendapat pengetahuan,
teknologi, dan membangun peradapan dala suatu budaya.
Bahasa mempunyai berbagai cabang ilmu, karena itu banyak sekali definisi yang
lahir terkait dengan bahasa.bahasa menjadi bidang kajian dan menjadi mata pelajaran
semua jenjang sekolah dimanapun juga. Sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa
dipaparakan menjadi. Uraian bahasa, belajar bahasa, dan pengajaran bahasa. Dengan
demikian kita akan mendapatkan informasi memadahi tentang subyek belajar(learner)
pada saat ia belajar disesuaikan dengan kepentingan dan kebutuhan subyek belajar
yaitu pelajar.
1. HAKIKAT BAHASA
dan
kreatif.
Dengan
menggunakan
bahasa
manusia
dapat
1.
2.
pemakaian.
pengendali/regulatory: , mengacu pada arahan terhadap orang lain untuk
3.
4.
lainnya
Personal : bahasa sebagai bagian dirinya sendiri. Sebagai pembentukan diri
5.
6.
7.
pengungkapkan perasaan dan sikap, melainkan juga merupakan unsur diri pribadi
karena pembentukan pribadi terjadi dalam interksi dengan lingkungan melalui
bahasa. Secara umum fungsi bahsa dibagi menjadi :
1. Sosial : sebagai sarana integraif mengikat anggota masayarakat bahasa dalam
kesatuan serta kebersamaan rasa yang akhirnya merupakan salah satu jadi diri
2.
masyarakat
Kultural : pengusung budaya dengan semua
3.
ciri arbiter menunjukan bahawa antara lambang atau bentuk kata dengan makna
yang dilambangkan tidak ada hubungannya.
Contohnya : Untuk binatang yang berkaki empat itu
Bahasa Indonesia
: anjing
Bahasa Inggris
: dog
Bahasa prancis
: le chien.
Tak ada penjelasan mengapa sebutannya menjadi demikian. Ada lagi perbedaan
kata-kata
didasarkan
tiruan
bunyi(onomatopae)
yaitu
kata-kata
berbentuk
2.
permainan
atau
pertanyaan.
Namun
bagaimanapun
intensifnya
dengan mewarisi seperangkat ciri serta kekhasan biologis dan psikologis yang
membentuk prinsip-prinsip yang secara konsisten mengarahkan pertumbuhan
dan perkembangan anak itu; bayi manusia akan tumbuh dan berkembang
menjadi mansia dengan ciri-ciri kemanusian yang diwarisiya.Seperangkat organ
biologis untuk berbicara yaitu paru-paru, brnchus, pita suara, kerongkongan,
rongga hidung, rongga mulut dan sebagainya. Meskipun binatangpun memiliki
beberapa diantara organ-organ tersebut namun berfungsi secara biologis, untuk
bernapas dan untuk makan sedangkan pada manusia organ-organ itu digunakan
juga untuk tujuan linguistic sebagai fungsi sekunder (Mukalle, 2003;6).
Selanjutnya, Mukallel menekankan pentingnya organ pendengaran yang fungsi
primernya sebagai alat panagkap bunyi, termasuk bunyi-bunyi bahasa dari
lingkungan sosialnya yang pertama. Namun selain organ yang oleh Mukallel
tersebut sebagai penyebab eksterior terwujudnya prsoses produksi dan resepsi
bahasa, manusia memiliki otak dan system saraf yang merupakan substratum
yang sesungguhnya untuk bahasa. Kerusakan pada alat-alat bicara hanya akan
menghambat atau megganggu proses produksi atau resepsi sebatas kerusakan
itu,; tetapi kerusakan parah pada otak akan melalui proses latihan menadi lancar
dan berkembang menjadi kebiasaan yang dilakukan seakan-akan tanpa
dipikirkan lagi.
Tangisan pertama anak saat lahir merupakan tanda kehidupan yang penting.
Selanjutnya mengelurakan berbagai bunyi acak dan seiring kali tidak jelas
selanjutnya mulai meraban/memproduksi rangkaian bunyi yang sepintas mirip
kata-kata dalam bahasa ibunya. Periode ini disebut periode pralinguistik yaitu
periode perilaku yang ditunjukkan anak bersifat refleksif, tanpa belajar dan
merupakan merupakan landasan yang penting unruk perkembangan produksi
bahsa yans sebenarnya (Mukallel, 2003;8)
Pada taraf selanjunya anak mulai memahami kata-kata tertentu dan
merespons dengan benar bila ia diminta menunjukkan katanya. Dengan
demikian ia telah memiliki kemampuan bahasa secara reseptif/proses belajar
dari lingkungan sosialnya yang terdekat dan bukan bersifat refleksif.Kemampuan
reseptif itu terus meningkat yang pada taraf selanjutnya, anak memproduksi
kata pertamanya, yaitu kata yang diucapkan secara konsistern setiap kali hal
yang sama muncul, seperti ucapan Mama setiap kali ibunya muncul hal ini
disebut periode linguistik secara produktif. Selanjutnya kemapuan reseptif
maupun produktifnya meningkat terus melalui prose belajar dalam bentuk
interktisi dengan lingkungan sosial.Jadi jelas bahwa berdasarkan perilaku
tertentu
manusia
hasur
belajar,
terus
menerus
berlatih,
dan
proses
pembentukan
kebiasaan.
Bahasa
melintasi
batas-batas
Behaviorisme/Empirisme
Aliran ini berpandangan bahwa terdapat kesinambungan antara manusia dengan hewan
dari cara belajar melalui hubungan asosiatif antara stimulus (S) dan respon (R). menurut
teori ini, semua perilaku baik yang eksplisit maupun implisit terjadi dalam rangkaian
asosiatif. Semua rangkaian asosiatif ini merupakan pembentukan kebiasaan. Terkait dengan
aliran ini, perlu disimak konsep-konsep mengenai classical conditioning, operant
conditioning, dan multiple response learning. (Pavlov, B. F. Skinner)
Bloomfield menyatakan, The command of alanguage is amatter of practice language
learning is overlearning: anything else is of no use. Sementara itu, Hadley memberikan
ringkasan tentang teori belajar Behaviorisme, yaitu ada kemiripan cara belajar antara
manusia dan hewan; anak adalah tabula rasa; data psikologis hanya terbatas pada hal-hal
yang dapat diamati terjadi sebagai rantai asosiatif; pengondisian melibatkan pemantapan
asosiasi antara S R melalui penguatan; dan bahasa manusia adalah sistem respon yang
canggih yang dipelajari melalui operant conditioning.
Aliran behaviorisme dalam bidang linguistik mewujud sebagai aliran strukturalisme yang
melahirkan pendekatan struktural serta metode audio-lingual dalam pengajaran bahasa.
Rasionalisme/Nativisme
Chomsky memungut pandangan kaum mentalis yang erat terkait dengan prinsip-prinsip dan
keyakinan aliran psikologi kognitif. Teorinya yang terkenal ialah Tata Bahasa Universal yang
mencakup seperangkat unsur Tata Bahasa dasar (prinsip-prinsip abstrak yang pasti) yang
terdapat dalam semua bahasa manusia.
Ringkasan Teori Tata Bahasa Universal
1. Bahasa adalah suatu kapasitas yang hanya dimiliki oleh manusia dan ditentukan secara
genetis.
2. Belajar bahasa ditentukan oleh mekanisme biologis.
3. Bentuk tertinggi bahasa manusia adalah fungsi universal bahasa yaitu seperangkat
prinsip abstrak yang pasti merupakan bawaan lahir.
4. setiap bahasa memiliki parameter masing-masing yang settingnya dipelajari berdasarkan
data linguistic.
5. Ada tata bahasa inti sejlaan dengan prinsip-prinsip universal, dan tata bahasa peripheral,
yang meliputi fitur-fitur yang tidak merupakan bagian dari tatabahasa universal.
6. Kaidah-kaidah tata bahasa inti dianggap relative lebih mudah dipelajari daripada kaidahkaidah peripheral.
Teori Kognitif
Teori ini dilahirkan oleh aliran kognitif. Aliran tersebut menganut pandangan yang merupakan
konvergensi antara pandangan empiris dan pandangan navitis (Larsen Freeman and
Long, 1991, dalam Hadley, 2001).
Koneksionisme
Rulegoverned and that language learners, therefore, develop complex, internalized rule
system that can be represented symbolically (Gasser, 1990, dalam Hadley, 2001: 71). Aliran
ini menghasilkan model-model kognisi rasionalis. Namun ada yang menyatakan bahwa teori
koneksionisme merupakan aliran empiris yang cenderung pada nativis. Rumelhart dan
McClelland dalam Hadley menyatakan There is probably a good deal of genetic
specification of neural connection, and there is a good deal of plasticity. In the pattern of
connectives after birth.
Proses Pengajaran
Proses pengajaran tercakup serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dua pihak yang
terkait dengan belajar dan mengajar dan diharapkan menghasilkan perubhan yang positif
sebagai hasil belajar. Proses belajar harus sesuai dengan proses mengajar, guru harus
memahami dengan baik bagaimana proses belajar yang mungkin terjadi pada siswa pada
waktu siswa tersebut belajar tentang sesuatu
Pendekatan
Konsep pendekatan merupakan landasan filosofis yang mencakupi seperangkat teori dan
prinsip-prinsip, sedangkan metode merupakan rancangan procedural untuk menyajikan dan
mengajarkan bahasa dan teknik untuk melibatkan strategi untuk melaksanakan rancangan
pengajaran.
kata strategi dimaknai lebih luas dalam bidang kemiliteran sebagai segala cara termasuk
sarana untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Berbagai pendekatan dalam pengajaran bahasa
Pengajaran terkait erat dengan proses yang terjadi karena kegiatan mengajar. Namun,ada
yang memandang pengajaran sebagai seni, ilmu dan ada pula yang memandang sebagai
gabungan keduanya.
Perilaku guru di dalam kelas lebih bersifat intuitif tidak dirancang berdasarkan teori ilmiah.
Penguasaan berbagai ketrampilan dan strategi yang diperlukan untuk menjadi guru yang
berhasil dapat dan harus dipelajari dengan cermat. Calon guru harus mempelajari teori-teori
yang terkait denganpengajaran seperti ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi
perkembangan dan khusus calon guru bahasa harus juga mempelajari ilmu-ilmu lain seperti
psikolinguistik dan sosiolinguistik.
Mengajar bukanlah sekedar berbagi pengetahuan dengan siswa, melainkan suatu profesi
yang kompleks yang penuh tantangan. Seorang guru harus bisa mentrasformasikan
pengetahuan menjadi kegiatan belajar dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pengajaran yang dirancang guru harus berpusat pada siswa dan berorientasi pada
kebutuhan siswa. Karena itu guru harus memahami dengan baik kondisi dan karakteristik
siswanya, yaitu tentang apa yang dibutuhkan, bagaiman kondisi kognitifnya, gaya
belajarnya, serta tentang berbagai faktor yang personal dan sosial budaya yang
berpengaruh erhadap proses belajar siswa.
Agar dapat menguasai bidang studinya dengan baik, seorang guru secara berkelanjutan
harus terus mengikuti perkembangan keilmuan terkait dengan bidang studinya. Dalam hal
ini ia harus bisa mengakses informasi baru mengenai ilmu tersebut melalui berbagai
sumber. Pada masa kini hal ini menuntutnya untuk menguasai ICT