Anda di halaman 1dari 13

RESUME

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Metodologi


Pengajaran Bahasa Dan Sastra
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Sabarti Akhadiah, M.Pd.

Di susun oleh :
Diana Lukmawati

7316140728

Dwi Arie Megawati

7316140729

Jaelani

7316140738

Pia Nuristiana

7316140740

Siti Nur Asiah

7316140741

Sutjiati

7316140746

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015

BAHASA
Bahasa adalah ciri khas manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bahasa. manusia
menggunakan

bahasa

untuk

berkomunikasi

dengan

lainnya.

Sebagai

makhluk

sosial,manusia berinteraksi dan membangun budaya. Maka dari itu, bahasa berkaitan
dengan budaya, dan hubungan masyarakat dengan bahasa.
1. Bahasa dan Manusia
Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Bahsa dimiliki oleh manusia untuk
berkomunikasi. manusia mempelajari bahasa sehingga manusia telah memiliki ppiranti
untuk mengakses kemampuan mempelajari bahasa. bahasa merupakan sistem lambang
bunyi yang memungkinkan manusia unyuk berpikir dan menalar guna memecahkan
masalah, berangan-angan dan memikirkan rencana masa depan, menyusun strategi, dan
mengkonstruki kejadian masa lalu yang tidak pernah dialami.
Manusia telah mempelajari bahasa sejak dari lahir ke dunia. Manusia mulai menangis,
dan membunyikan bunyi vokal, dan memberikan sinyal kepada ibunya bahwa

bayi itu

sedang merasa lapar. Lalu, dalam usia balita, telah belajar mengucapkan bahasa seperti
maa untuk memanggil ibunya. Lalu, balita tersebut merekam semua bahasa yang
didapat dari lingkngan sekitarnya sehingga balita gtersebut mulai menirukan dengan
mengucapkan apa yang didengar oleh dirinya. Balita tersebut secara tidak langsung telah
belajar dengan sendirinya (dengan piranti yang dimilikinya) dan bahasa tersebut disebut
dngan bahasa ibu.
Dari waktu ke waktu, manusia melalui bahasa dapat berkembang dan bersosialisasi
dengan lngkungan sekitarnya, dengan lingkungan fisik dan sosialnya. Manusi dapat
menyerap ilmu pengetahuan, sikap, serta nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan manusia belajar dengan cara menirukan dari arahan
lingkungannya. Menurut Brown (2008), dengan perkembangan kognitif, manusia belajar
melalui proses asosiasi, generalisasi, dan atrisi. Dlam hal lain, Piaget dalam Elliot, dkk
(2000) mengemukakan prosese simiasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Paparan di atas
memberikan ilustrasi yang menunukkan betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan
manusia sebagai individu di tengah lingkungan alam dan sosialnya.
2. Bahasa dan Budaya
Eksistensi manusia sebagai makhluk berbudaya sangat tergantung pada kepemilikan
bahasanya. Manusia secara bersama-sama membangun budaya yang mencakupi
berbagai kehidupan, ada istiadat, sistem kepercayaan, sistem ekonomi dan sebagainya
ayng disepakati, dihormati, dan dihidupi masyarakat pemiliknya. Bahasa merupakan
salah satu unsur perkembangan bahasa. bahasa secara lengkap merekam seluruh
budaya suatu komunitas (Mulalel, 2003).

3. Bahasa dan Masyarakat


Hubungan bahasa dengan masyarakat merupakan pokok kajian sosiolinguistik. Ahasa
harus dikaji dan diteruskan melalui pendidikan. Manusia merupakan individu, anggota
suatu masyarakat. Manusia mempelajari bahasa secara lamiah dengan meniru,
memungut bahasa, dan menyerap dan melalui interaksi yang terjadi di lingkungannya.
Dengan demikian, terbentuklah hubungan antara anak/manusia sebagai indvidu,
masyarakat, dan bahasa (Mukalel, 2003) disebut sebagai suatu hubugnan trikotomi.
Trikotomi: Individu, Masyarakat, dan Bahasa.
Hubungan tiga komponen tersebut berlangsung

terus-menerus,

berubah,

dan

berkembang secara lambat laun dengna individu atau generasi pemakai bahasa sebagai
pelaku utama. Dalam praktiknya, masyarakat atau komunitas bahasa menentukan apa
yang dikatakan, bagaimana yang mengatakannya, kapan digunakan, kepada siapa
sebagai aturan yang mengikat individu angota masyarakat. Aturan itu mungkin individu
atau kelompok yang mempunyai kekuatan menentukan atau menjadi anutan (Kramsch,
1998).
Bahasa yang terbentuk dan digunakan sebagai sarana komunikasi dan interaksi
interpersonal dalam masyarakat merupakan unsur jatidiri masyarakat itu serta menjadi
perekat yang mengikat danmembentuk masyarakat itu sebagai satu kesatuan.
BAHASA, BELAJAR BAHASA, DAN PENGAJARAN BAHASA

Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbiter dan dipergunakan oleh
para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri oleh karena itu Bahasa sangat penting perannya bagi manusia. bahasa juga
merupakan satu alat komunikasi terbaik yang dimiliki manusia sehingga membedakan
dengan makhluk lain. Sehingga memudahkan kita bertugas sebagai pendidik dalam
melakasanakan pengajaran. dengan bahasa juga kita akan mendapat pengetahuan,
teknologi, dan membangun peradapan dala suatu budaya.
Bahasa mempunyai berbagai cabang ilmu, karena itu banyak sekali definisi yang
lahir terkait dengan bahasa.bahasa menjadi bidang kajian dan menjadi mata pelajaran
semua jenjang sekolah dimanapun juga. Sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa
dipaparakan menjadi. Uraian bahasa, belajar bahasa, dan pengajaran bahasa. Dengan
demikian kita akan mendapatkan informasi memadahi tentang subyek belajar(learner)
pada saat ia belajar disesuaikan dengan kepentingan dan kebutuhan subyek belajar
yaitu pelajar.
1. HAKIKAT BAHASA

Menurut para ahli bahasa Brown(1964),Finnochiaro(1964), Mario Pei(1966),


Wardaugh dan Webster(1972), bahasa dapat didefinisikan sebagai sistem lambang
bunyi yang memungkinkan semua orang dalam komunitas budaya tertentu
berkomunikasi dan berinteraksi. Hal ini disederhanakan oleh Brown(1964) Bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang digunakan dalam komunikasi anatar manusia.
Dari berbagai definisi itu Brown(1994) mengemukakan beberapa hal yang tersirat
didalamnya, yaitu:
(1). Bahasa bersifat sistematis dan generative
(2). Bahasa merupakan seperangkat symbol arbiter
(3). Symbol-simbol itu pada dasarnya merupakan symbol bunyi, tetapi mungkin
visual
(4). Symbol-simbol itu memilki makna berdasarkan kesepakatan
(5). Bahasa dipergunakan untuk berkomunikasi
(6). Bahasa berfungsi dalam masyarakat bahasa atau budaya
(7). Bahasa merupakan cirri esensial manusia
(8). Terdapat cirri-ciri universal antara bahasa-bahasa dan cara belajar bahasa
Kesimpulan dari Brown mencakup aspek bentuk, unsure, ciri, wujud, dan
fungsi bahasa. Salah satu ciri yang penting ada dua yaitu ciri generative dan kreatif.
a. Generatif yaitu dari satu kata bentukan, aksara > beraksara>keberaksaraan;
akasara > mengakasara >pengakasaran.
b. Kreatif menurut Steinberg(1998) menyebutkan sebagaithe single most important
characteristic of human languageyaitu bahasa sebagai lambang bunyi yang
berwujud kata-kata dapat disimpan, diolah, diperluas melalui penggabungan
serta perangkaian untuk mengungkapakan berbagai peristiwa, gagasan,
perasan, dan sikap manusia itu sendiri.
Dengan demikian dapat dikatakan manusia dapat menggunakan kata
menjadi kalimat dalam berbagai bentuk, menyatakan hubungan dan gagasan.
Kareakteristik tersebut juga memberi peluang kekpada manusia untuk berpikir
generatif

dan

kreatif.

Dengan

menggunakan

bahasa

manusia

dapat

mengembangkannya dari satu gagasan ke dalam subgagasan . Melalui proses


morfologi manusia bisa membentuk suatu kata yang nantinya akan terbentuk kata
turunannya dan mengkombinasikan untuk menyatakan maksud yang sama serta
gagasan dalam bentuk bahasa artificial seperti pada Jabberwocky.
Selain itu , bahasa juga mempunyai fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan budaya.Brown(2008). Fungsi bahasa bersifat jamak. Dalam
hal ini Halliday(1976:18-19) mengangkat pernyataan Bernestein bahwa kegagalan
pendidikan kerap mreupakan kegagalan bahasa dan penjelasannya perlu dicari
melalui bahasa. Jadi fungsi bahasa dimulai dari bahasa anak. Jadi fungsi bahasa
antara lain

1.

fungsi instrumental : mengacu

2.

pemakaian.
pengendali/regulatory: , mengacu pada arahan terhadap orang lain untuk

3.

melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak anak.


Interksional; sebagai alat untuk berinteraksi antara manusia satu dengan yang

4.

lainnya
Personal : bahasa sebagai bagian dirinya sendiri. Sebagai pembentukan diri

5.
6.
7.

pribadi terjadi dalam interaksi dengan lingkungan bahasa (Halliday, 2001)


Heuristik: tahapan mencari dan mengumpulna sumbr-sumber yang relevan
Imajinatif: sebagai sarana mengungkapkan gagasan perasaan dan imajinasi
Representasioal: sebagai mewakili pengungkapan prasan sikapdll.
Halliday,2001

pada pemakaian bahasa sebagai sarana

menyatakan bahasa bukan sekedar menjadi sarana

pengungkapkan perasaan dan sikap, melainkan juga merupakan unsur diri pribadi
karena pembentukan pribadi terjadi dalam interksi dengan lingkungan melalui
bahasa. Secara umum fungsi bahsa dibagi menjadi :
1. Sosial : sebagai sarana integraif mengikat anggota masayarakat bahasa dalam
kesatuan serta kebersamaan rasa yang akhirnya merupakan salah satu jadi diri
2.

masyarakat
Kultural : pengusung budaya dengan semua

3.

penerus budaya suatu masyarakat


Komunikatif : mencakup sosial, budaya dan interpersonal. Halliday menyebutnya

aspeknya sekaligus sebagai

sebagai fungsi interktif.


Caine mengatakan bahwa fungsi bahasa lebih daripada sekedar wahana
komunikasi tapi terkait erat dengan proses nalar. Untuk itu manusia harus berfikir.
Dan apakah berfikir dapat dilakukan tanpa bahasa?. Caine mengutip hipotesi Jenkins
dalam Language and Thought (1969) :
1. Pikiran tergantung pada bahasa
2. Pikiran adalah bahasa
3. Bahasa tergantung pada pikiran.
Mueller lebih tegas menyatakan tiada nalar tanpa bahasa da tiada bahasa tanpa
nalar. Sedangkan Hnnah Arendt dan Ludwig Wittgenstein yang dikutip Caine(1999)
mengatakan ada hubungan bahasa dengan pikiran. Piaget memberikan pendapat
yang berbeda bahwa bahasa dan pikiran merupakan hal yang berbeda didasarkan
pada kenyataan proses mental anak-anak awal usia dini terlah terjadi sebelum
mereka mampu berbahasa walau dalam periode selanjutnya berjalan seiring.
Proses belajar memerlukan bahasa sebagai sarana utamanya sebgai
kegiatan mental dalam berpikir dan bernalar. Dalam pendidikan formal bahasa
merupakan sarana komunikasi sebagai alat untuk menyampaikan informasi tentang
berbagai pengetahuan, mengaktifkan siswa sebagai subjek belejar. Bahasa sebagai

ciri arbiter menunjukan bahawa antara lambang atau bentuk kata dengan makna
yang dilambangkan tidak ada hubungannya.
Contohnya : Untuk binatang yang berkaki empat itu
Bahasa Indonesia
: anjing
Bahasa Inggris
: dog
Bahasa prancis
: le chien.
Tak ada penjelasan mengapa sebutannya menjadi demikian. Ada lagi perbedaan
kata-kata

didasarkan

tiruan

bunyi(onomatopae)

yaitu

kata-kata

berbentuk

berdasarkan pengindraan manusia terhadap peristiwa alam.


Mukallel (2003) membahas bahasa dari aspek pisikologi yaitu sebagai
perilaku verbal, pertumbuhan biologis, perangkat kebiasaan, prilaku kreatif, dan
sarana komunikasi bahasa
1. Sebagai prilaku verbal.
Penganut aliran psikologi menganggap bahasa sebagi prilaku verbal dalam
kontek pola prilaku setimulus-response-reinforcement. Mukallel menyatakan
Perilaku verbal manusia adalah perilaku yang bertujuan sesuai dengan bentukbentuk perilaku lainnya jadi tidak sama dengan interaksi intra manusia anggota
masyarakat seperti prilaku fisik. Jadi perilaku perval dilakukan denggan
menggunakan sesuatu yang ada dalam dirinya yaitu bahasa yang integral
dengan perkembangan kepribadian manusia dan merupakan suatu rentangan
yang berkesinambungan sepanjang hayat.

2.

Aspek Pertumbuhan Biologis


Bahasa tidak hanya merupakan fenomena biologis namun, kemampuan
berbagasa tidak mungkin berkembang tanpa dukungan biologis yang normal
berkembang tahap demi tahap seiring dengan pertumbuhan biologis manusia
Pada anak yang lahir normal, perkembangan bahasa dimulai dengan
mengeluarkan bunyi-bunyi melalui mulutnya yang berv ariasi. Pada usia sekitar
tiga bulai mulai meraban. Kemudian reseptif anak-anak mulai memahami
bahasa yang digunakan oleh lingkungannnya. Ia memberi respons yang tepat
terhadap suatu ucapanorang lain yang rajin menanyakan suatu kepada anak itu
melalui

permainan

atau

pertanyaan.

Namun

bagaimanapun

intensifnya

mendorong atau latihan dilakukan jika persyaratan neurobiologis yang


diperlukan belum tercapai, dorongan dan latihan itu tidak akan berhasil. Dengan
demikian jelas bahwa pertumbuhan kemempuan bahasa pada manusia berjalan
seiring dengan pertumbuhan biologis yang menyangkut pertumbuhan otak serta
alat-alat bicara. Mukalael (2003) mengemukakan bahwa pemerolehan bahasa
dapat digambarkan sebagai pertumbuhan biologis. Setiap anak manusia lahir

dengan mewarisi seperangkat ciri serta kekhasan biologis dan psikologis yang
membentuk prinsip-prinsip yang secara konsisten mengarahkan pertumbuhan
dan perkembangan anak itu; bayi manusia akan tumbuh dan berkembang
menjadi mansia dengan ciri-ciri kemanusian yang diwarisiya.Seperangkat organ
biologis untuk berbicara yaitu paru-paru, brnchus, pita suara, kerongkongan,
rongga hidung, rongga mulut dan sebagainya. Meskipun binatangpun memiliki
beberapa diantara organ-organ tersebut namun berfungsi secara biologis, untuk
bernapas dan untuk makan sedangkan pada manusia organ-organ itu digunakan
juga untuk tujuan linguistic sebagai fungsi sekunder (Mukalle, 2003;6).
Selanjutnya, Mukallel menekankan pentingnya organ pendengaran yang fungsi
primernya sebagai alat panagkap bunyi, termasuk bunyi-bunyi bahasa dari
lingkungan sosialnya yang pertama. Namun selain organ yang oleh Mukallel
tersebut sebagai penyebab eksterior terwujudnya prsoses produksi dan resepsi
bahasa, manusia memiliki otak dan system saraf yang merupakan substratum
yang sesungguhnya untuk bahasa. Kerusakan pada alat-alat bicara hanya akan
menghambat atau megganggu proses produksi atau resepsi sebatas kerusakan
itu,; tetapi kerusakan parah pada otak akan melalui proses latihan menadi lancar
dan berkembang menjadi kebiasaan yang dilakukan seakan-akan tanpa
dipikirkan lagi.
Tangisan pertama anak saat lahir merupakan tanda kehidupan yang penting.
Selanjutnya mengelurakan berbagai bunyi acak dan seiring kali tidak jelas
selanjutnya mulai meraban/memproduksi rangkaian bunyi yang sepintas mirip
kata-kata dalam bahasa ibunya. Periode ini disebut periode pralinguistik yaitu
periode perilaku yang ditunjukkan anak bersifat refleksif, tanpa belajar dan
merupakan merupakan landasan yang penting unruk perkembangan produksi
bahsa yans sebenarnya (Mukallel, 2003;8)
Pada taraf selanjunya anak mulai memahami kata-kata tertentu dan
merespons dengan benar bila ia diminta menunjukkan katanya. Dengan
demikian ia telah memiliki kemampuan bahasa secara reseptif/proses belajar
dari lingkungan sosialnya yang terdekat dan bukan bersifat refleksif.Kemampuan
reseptif itu terus meningkat yang pada taraf selanjutnya, anak memproduksi
kata pertamanya, yaitu kata yang diucapkan secara konsistern setiap kali hal
yang sama muncul, seperti ucapan Mama setiap kali ibunya muncul hal ini
disebut periode linguistik secara produktif. Selanjutnya kemapuan reseptif
maupun produktifnya meningkat terus melalui prose belajar dalam bentuk
interktisi dengan lingkungan sosial.Jadi jelas bahwa berdasarkan perilaku

refleksif, perilaku bahasa berkembang menjadi kebiasaan yang dipelajari.


Potensi biologis untuk belajar berbahasa yang dimiliki manusia tidak mengacu
pada bahasa tertentu.Organ-organ, sistem mikro-muskular, serta intelek
merupakan penentu untuk semua bahasa di muka mumi, tetapi untuk menguasai
bahasa

tertentu

manusia

hasur

belajar,

terus

menerus

berlatih,

dan

menumbuhkan kebiasaan menggunakan keterampilan dalam bahsa (Mukallel,


2003;9)
Dengan demikianbahasa tidak sesederhana berhubungan S-R seperti
yang dikemukakan oleh kaum behavioris. Perilaku berbahasa tidak dapat
dipisahkan dari perilaku kognitif dan kreativitas maupun proses berfikir.
3. Bahas Sebagai Perilaku Kreatif
Namun, bahasa bukan sekedar kebiasaan. Perkembangan bahasa bukan
sekedar

proses

pembentukan

kebiasaan.

Bahasa

melintasi

batas-batas

kebiasaan dan memasuki cakrawala pengalaman kreatif yang tidak terhingga,


demikian Mukalles menepis pendapat kaum behavioris mengenai bahasa.
Selanjutnya Mukallel menyatakan bahwa aspek kreativitas bahasa pernah
diperkenalkan oleh aliran gramatika tradisional kemudian diabaikan selama
beberapa dekade, sampai aliran gramtika trasnformasi generatif mengankatnya
kembali. Peran kreativitas bahasa mendudukkan kembali status dan martabat
manusia sebagai manusia, bagaimana bahasa merupakan pengalaman yang
hanya dimiliki oleh manusia (Mukallel, 2003; 9-10)
Clark & Clarks (1977) menyebut aspek tersebut sebagai kreativitas leksikal
(lexical creativit). Manusia dapat membentuk berbagai frase baru dengan katakata yang sudah ada, berbagai kalimat dalam jumlah yang secara teoretis tidak
terbatas. Bahkan manusia dapat membentuk kata-kata dan kalimat artifisial
dengan tetap menerapkan aturan gramatikal yang ada dalam bahasa tertentu.
Jabberwocky merupalan kumpulan puisi yang ditulis pada pertengahan abad ke19. Dalam puisi itu pengarang secara kreatif mengganti semua kata isi (content
word) dengan kata-kata artifisial dengan tetap menerapkan aturan morfologis dan
sintaksis yang berlaku.
Contoh dalam bahasa Indonesia
Usas yang berbubu melelas angitku di mona dami
Melelas ua tamiku yang sandau

Sandau akan bubu di tona rimata


Usas bersasis membaba sinta bubu
Tamiku dami
(untuk Bubu, di Rina Bubu, 22-12-1)
Untuk memahami puisi itu, perluditemukan kata-kata arifisial yang sama dan
mencoba menafsirkan maknanya dalam konteks setiap lirik. Tentu ada kemungkinan tafsiran
yang berbeda oleh orang yang berbeda. Namun hal itu tidak menjadi masalah selama
tfsirannya menghasilkan suatu kesatuan.
2. Belajar Berbahasa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam rentang waktu, betapapun pendeknya.
Suatu proses belajar menghasilkan perubahan perilaku positif dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, kecakapan, atau sikap bagi subjek belajar. Batasan konsep belajar menurut
Brown dalam beberapa karakteristik, antara lain belajar adalah pemerolehan atau proses
mendapatkan; belajar adalah retensi informasi atau keterampilan; retensi menyangkut
sistem penyimpanan informasi, ingatan, dan organisasi kognitif; belajar melibatkan
pemusatan perhatian secara sadar dan aktif serta tindakan terhadap peristiwa di dalam
maupun di luar organisme; belajar relatif bersifat permanen tetapi tidak terhindar dari
kemungkinan lupa; belajar melibatkan jenis latihan tertentu dan mungkin latihan yang
dihasilkan oleh penguatan; dan belajar selalu mengakibatkan perubahan perilaku.
Sementara itu, prinsip-prinsip yang berlaku dalam belajar, antara lain: belajar adalah
tanggung jawab yang belajar; sesuai dengan kemapuan yang belajar; penguatan langsung
akan menghasilkan belajar yang lebih baik; penguasaan yang sempurna pada setiap
langkah yang dilakukan membuat proses belajar lebih bermakna; motivasi belajar meningkat
jika pelajar diberi kepercayaan dan tanggung jawab; dan belajar terjadi melalui berbagai
proses.
Teori Belajar
Beberapa teori muncul dalam aliran-aliran filsafat yang berkembang dalam berbagai ilmu
dan bidang pendidikan. Awal kemunculannya terdapat dua aliran yang bertentangan, yaitu
empirisme dan rasionalisme (nativisme/mentalistik). Terkait dengan kedua kubu tersebut
dikenal aliran behaviorisme (perilaku) yang empiris dan tata bahas universal yang
rasionalistis. Kemudian berkembang teori-teori yang didukung oleh kelompok yang lebih
cenderung pada rasionalisme Chomsky seperti teori monitor (Krashen). Selain itu, ada yang
tumbuh di antara keduanya tetapi lebih cenderung empiris atau rasionalistis, yaitu aliran
koneksionisme dengan teori PDP dan aliran kognitif dengan teori kognitif.
Terkait dengan aliran-aliran itu dalam pengajaran bahasa lahir pendekatan-pendekatan
struktural yang behavioristis, tata bahasa terjemahan, pendekatan audio-lingual, pendekatan
alamiah, pendekatan fungsional, pendekatan kontekstual, pendektan humanistik, dan
pandangan bahasa holistik (whole language).

Behaviorisme/Empirisme
Aliran ini berpandangan bahwa terdapat kesinambungan antara manusia dengan hewan
dari cara belajar melalui hubungan asosiatif antara stimulus (S) dan respon (R). menurut
teori ini, semua perilaku baik yang eksplisit maupun implisit terjadi dalam rangkaian
asosiatif. Semua rangkaian asosiatif ini merupakan pembentukan kebiasaan. Terkait dengan
aliran ini, perlu disimak konsep-konsep mengenai classical conditioning, operant
conditioning, dan multiple response learning. (Pavlov, B. F. Skinner)
Bloomfield menyatakan, The command of alanguage is amatter of practice language
learning is overlearning: anything else is of no use. Sementara itu, Hadley memberikan
ringkasan tentang teori belajar Behaviorisme, yaitu ada kemiripan cara belajar antara
manusia dan hewan; anak adalah tabula rasa; data psikologis hanya terbatas pada hal-hal
yang dapat diamati terjadi sebagai rantai asosiatif; pengondisian melibatkan pemantapan
asosiasi antara S R melalui penguatan; dan bahasa manusia adalah sistem respon yang
canggih yang dipelajari melalui operant conditioning.
Aliran behaviorisme dalam bidang linguistik mewujud sebagai aliran strukturalisme yang
melahirkan pendekatan struktural serta metode audio-lingual dalam pengajaran bahasa.
Rasionalisme/Nativisme

Chomsky memungut pandangan kaum mentalis yang erat terkait dengan prinsip-prinsip dan
keyakinan aliran psikologi kognitif. Teorinya yang terkenal ialah Tata Bahasa Universal yang
mencakup seperangkat unsur Tata Bahasa dasar (prinsip-prinsip abstrak yang pasti) yang
terdapat dalam semua bahasa manusia.
Ringkasan Teori Tata Bahasa Universal

1. Bahasa adalah suatu kapasitas yang hanya dimiliki oleh manusia dan ditentukan secara
genetis.
2. Belajar bahasa ditentukan oleh mekanisme biologis.
3. Bentuk tertinggi bahasa manusia adalah fungsi universal bahasa yaitu seperangkat
prinsip abstrak yang pasti merupakan bawaan lahir.
4. setiap bahasa memiliki parameter masing-masing yang settingnya dipelajari berdasarkan
data linguistic.
5. Ada tata bahasa inti sejlaan dengan prinsip-prinsip universal, dan tata bahasa peripheral,
yang meliputi fitur-fitur yang tidak merupakan bagian dari tatabahasa universal.
6. Kaidah-kaidah tata bahasa inti dianggap relative lebih mudah dipelajari daripada kaidahkaidah peripheral.

Teori Monitor Krashen


Teori ini dikemukakan oelh Stephen Foster Kreshen dan juga dikenal sebagai model monitor
terkait dengan pemerolehan B1 dan B2. Teori itu secara ringkas menyatakan:
1. Perbedaan pemerolehan-pembellajaran.
2. Hipotesis urutan alamiah.
3. Hipotesis monitor.
4. Hipotesis masukan.
5. Hipotesis saringan afektif.

Teori Kognitif
Teori ini dilahirkan oleh aliran kognitif. Aliran tersebut menganut pandangan yang merupakan
konvergensi antara pandangan empiris dan pandangan navitis (Larsen Freeman and
Long, 1991, dalam Hadley, 2001).
Koneksionisme
Rulegoverned and that language learners, therefore, develop complex, internalized rule
system that can be represented symbolically (Gasser, 1990, dalam Hadley, 2001: 71). Aliran
ini menghasilkan model-model kognisi rasionalis. Namun ada yang menyatakan bahwa teori
koneksionisme merupakan aliran empiris yang cenderung pada nativis. Rumelhart dan
McClelland dalam Hadley menyatakan There is probably a good deal of genetic
specification of neural connection, and there is a good deal of plasticity. In the pattern of
connectives after birth.

HAKIKAT PENGAJARAN BAHASA


PROSES, PENDEKATAN, METODE, STRATEGI DAN TEKNIK PENGAJARAN

Proses Pengajaran
Proses pengajaran tercakup serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dua pihak yang
terkait dengan belajar dan mengajar dan diharapkan menghasilkan perubhan yang positif
sebagai hasil belajar. Proses belajar harus sesuai dengan proses mengajar, guru harus
memahami dengan baik bagaimana proses belajar yang mungkin terjadi pada siswa pada
waktu siswa tersebut belajar tentang sesuatu
Pendekatan
Konsep pendekatan merupakan landasan filosofis yang mencakupi seperangkat teori dan
prinsip-prinsip, sedangkan metode merupakan rancangan procedural untuk menyajikan dan

mengajarkan bahasa dan teknik untuk melibatkan strategi untuk melaksanakan rancangan
pengajaran.
kata strategi dimaknai lebih luas dalam bidang kemiliteran sebagai segala cara termasuk
sarana untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Berbagai pendekatan dalam pengajaran bahasa
Pengajaran terkait erat dengan proses yang terjadi karena kegiatan mengajar. Namun,ada
yang memandang pengajaran sebagai seni, ilmu dan ada pula yang memandang sebagai
gabungan keduanya.
Perilaku guru di dalam kelas lebih bersifat intuitif tidak dirancang berdasarkan teori ilmiah.
Penguasaan berbagai ketrampilan dan strategi yang diperlukan untuk menjadi guru yang
berhasil dapat dan harus dipelajari dengan cermat. Calon guru harus mempelajari teori-teori
yang terkait denganpengajaran seperti ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi
perkembangan dan khusus calon guru bahasa harus juga mempelajari ilmu-ilmu lain seperti
psikolinguistik dan sosiolinguistik.
Mengajar bukanlah sekedar berbagi pengetahuan dengan siswa, melainkan suatu profesi
yang kompleks yang penuh tantangan. Seorang guru harus bisa mentrasformasikan
pengetahuan menjadi kegiatan belajar dan memotivasi siswa untuk belajar.

Pengajaran yang efektif


pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang memberikan dampak positif berupa nilai
tambah bagi siswa sebagai hasil belajar yang telah dialaminya, sesuai dengan rancangan
pengajaran yang disusun.
Agar dapat melaksanakan sesuatu pengajaran yang efektif, guru dituntut untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memiliki kemampuan merancang pembelajaran dengan baik


Menguasai bidang studi dan metodologi pengajarannya
Memahami kondisi dan karakteristik siswa
Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Mengetahui berbagai sumber belajar
Menyusun perencanaan pembelajaran
Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar

Pengajaran yang dirancang guru harus berpusat pada siswa dan berorientasi pada
kebutuhan siswa. Karena itu guru harus memahami dengan baik kondisi dan karakteristik
siswanya, yaitu tentang apa yang dibutuhkan, bagaiman kondisi kognitifnya, gaya
belajarnya, serta tentang berbagai faktor yang personal dan sosial budaya yang
berpengaruh erhadap proses belajar siswa.

Agar dapat menguasai bidang studinya dengan baik, seorang guru secara berkelanjutan
harus terus mengikuti perkembangan keilmuan terkait dengan bidang studinya. Dalam hal
ini ia harus bisa mengakses informasi baru mengenai ilmu tersebut melalui berbagai
sumber. Pada masa kini hal ini menuntutnya untuk menguasai ICT

Anda mungkin juga menyukai