Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EKNOMI MAKRO

Multiplier Perekonomian Terbuka dan Kebijakan Ekonomi Internasional

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro

Dosen Pengampu:

Drs. Nurdin, M.Si

Di susun oleh kelompok 9:

Ni Ketut Sukreni Lestari 2213031072

Ridho Amanda Saputra 2213031063

Anggi Kurnia 2213031043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur ke atas hadirat Allah yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-
Nya, makalah yang berjudul “Metode dalam pengembangan model pembelajaran“ini dapat
kami selesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita
Nabi Agung Nabi Muhammad SAW yang Senantiasa kita nantikan Syafa’atnya di Yaumul
akhir nanti.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Drs.
Nurdin, M.Si . Selaku dosen pengampuh mata kuliah Ekonomi Makro, dan seluruh pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, berdasarkan
pengetahuan dan beberapa referensi yang kami ambil, meskipun tidak komprehensif.

Di samping itu, apabila dalam makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam
pengetikan maupun dalam pembahasanya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik
dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya para
pembaca yang sedang dalam pembelajarannya dan sebagai sarana penunjang proses belajar
mengajar dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Bandar Lampung, 24 Desember 2023

penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................I


BAB I ........................................................................................................................................ II
PENDAHULUAN ......................................................................................................................II
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ III
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... III
BAB II ........................................................................................................................................1
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 1
A. MULTIPLIER DALAM EKONOMI TERBUKA ..................................................... 1
1. Pengertian Multiplier dan faktor Penghambatnya .................................................. 1
2. Pengertian Perekonomian Terbuka ......................................................................... 2
B. Pengertian dan Jenis Kebijakan Ekonomi Internasional ............................................... 5
1. instrumen kebijakan ekonomi internasional ........................................................... 6
2. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional .............................................................. 7
3. Tujuan Kebijakan dalam Perdagangan Internasional ............................................. 7
4. Beberapa Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional ..............................................9
BAB III ..................................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 11
B. Saran .............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

I
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyusun mengangkat masalah Multiplier Ekonomi Terbuka, Kebijakan Ekonomi


Internasional, Uang dan Bankdalam makalah ini untuk mengetahui lebih jauh tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Multiplier atau angka pengganda, adalah suatu koefisien atau angka yang dapat
menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional (Y) sebagai akibat adanya tambahan
variabel-variabel tertentu dalam perekonomian. Sedangkan perekonomian terbuka adalah
perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan internasional (ekspor dan impor)
barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain.

Kebijakan ekonomi internasional merupakan suatu tindakan/kebijakan ekonomi


pemerintah, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah
serta bentuk perdagangan dan pembayaran internasional.

Uang memiliki arti tentang segala sesuatu yang dapat diterima masyarakat umum, dan
dipercaya sebagai alat pembayaran yang sah untuk keperluan transaksi, sebagai satuan hitung
dan sebagai alat penyimpanan nilai. Dengan uang, di samping untuk memudahkan transaksi
juga dapat digunakan untuk unit hitung dalam penilaian aset - aset yang dimiliki individu –
individu di masyarakat dan menyimpan kekayaan yang dibutuhkan seseorang.

Sedangkan bank adalah sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk
bentuk lainnya. Dengan pertimbangan dan alasan itulah penyusun sebagai pelajar, sebagai
bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, mengajak pembaca
untuk mengetahui, mempelajari, memahami dan merasa perlu memperhatikan hal tersebut.
Oleh karena itu penyusun membahasnya dalam makalah ini.

II
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu multiplier dalam ekonomi terbuka?

2. Apa itu kebijakan ekonomi internasional?

3. Apa itu uang dan bank?

C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami tentang multiplier dalam ekonomi


terbuka.
2. Untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami tentangkebijakan ekonomi
internasional.
3. Untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami tentang uang dan bank..

III
BAB II
PEMBAHASAN

A. MULTIPLIER DALAM EKONOMI TERBUKA

1. Pengertian Multiplier dan faktor Penghambatnya

Multiplier atau angka pengganda, adalah suatu koefisien atau angka yang dapat
menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional (Y) sebagai akibat adanya
tambahan variabel-variabel tertentu dalam perekonomian. Dalam perekonomian sendiri
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional (Y) yaitu C, I, G, Tx, Tr, X,
dan M. Maka akan muncul multiplier dari setiap variabel tersebut.

Faktor penghambat proses multiplier:

a. MPS (Marginal Propensity to Saving)


Proses pertambahan pendapatan di masyarakat berangsur-angsur akan semakin
kecil bahkan bisa berhenti sama sekali. Hal ini disebabkan karena tambahan
pendapatan tidak sepenuhnya digunakan untuk kegiatan konsumsi melainkan ada
sebagian yang ditabung, dengan adanya tabungan ini maka ada pendapatan yang
tidak tersalurkan dalam masyarakat sehingga sifatnya akan mengurangi aliran
pendapatan secara keseluruhan.
b. MPM (Marginal Propensity to Import)
Jika terjadi kenaikan pendapatan dan ternyata kenaikan pendapatan ini
mendorong masyarakat untuk menambah pengeluaran mereka dari barang-barang
impor, maka proses multiplier dalam negeri akan terhenti karena tidak adanya aliran
konsumsi dalam negeri sehingga pendapatan nasional pun kemungkinan untuk tidak
bertambah.
c. Leakage
Hal ini akan terjadi apabila pendapatan masyarakat digunakan untuk pelunasan
utang mereka, dan mereka yang berpiutang tidak menggunakan piutang yang
diterimanya untuk kegiatan konsumsi.
d.Full employment (kesempatan tenaga kerja penuh)
Jika dalam full employment terjadi kenaikan pendapatan pada masyarakat, maka akan
mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa, tetapi kenaikan

1
permintaan ini hanya akan berpengaruh pada kenaikan harga tetapi tidak pada produksi
karena kegiatan produksi tidak mungkin diperbesar lagi.

2. Pengertian Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam


perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan
negara-negara lain. Sistem ini memberikan kesempatan bagi masyarakatnya untuk
berinteraksi dalam bidang ekonomi dengan negara lain baik perseorangan, swasta,
ataupun pemerintah. Kegiatan ekonomi tersebut bisa dalam bentuk perdagangan produk
barang dan jasa, pertukaran teknologi, dan sebagainya.

Perekonomian empat sektor disebut juga perekonomian terbuka, untuk


perkeonomian terbuka kesamaan antara pendapatan nasional out put, dan pengeluaran
total nasional tidak lagi berlaku. Kesamaan antara pendapatan nasional dengan out put
nasional masih tetap berlaku selama jumlah pendapatan investasi yang dibayarkan oleh
penduduk negara tersebut kepada para investor asing sama dengan jumlah pendapatan
yang diterima oleh penduduk negara tersebut yang berasal dari penanaman modalnya
diluar negeri.

Keadaan perekonomian seperti inilah yang kita pakai sebagai landasan dalam
menerangkan analisis pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka.
Dalam perekonomian terbuka berarti dalam perekonomian terdapat sektor rumah tangga,
sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor luar negeri. Didalam analisis makro
ekonomi kita melihat kegiatan ekonomi nasional adalah lebih menyeluruh yaitu sebagai
suatu sistim yang terdiri dari empat pasar besar yang saling berhubungan satu sama
lainnya, yaitu :

a) Pasar barang Permintaan total dari masyarakat bertemu dengan seluruh barang
atau jasa yang diproduksikan oleh produsen.
b) Pasar uang Permintaan masyarakat akan uang bertemu dengan jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian.
c) Pasar tenaga kerja Permintaan total akan tenaga kerja dari sektor dunia usaha dan
pemerintah bertemu dengan jumlah angkatan kerja atau angkatan tenaga yang
tersedia.

2
d) Pasar luar negeri Permintaan dunia keluar negeri akan hasil ekspor bertemu
dengan penawaran dari hasil tersebut.

Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional pada perekonomian terbuka ini


sama halnya dengan menghitung pendapatan nasional pada perekonomian yang telah
dibahas sebelumnya, yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran dari sektor-sektor
ekonomi.

Pengeluaran dari sektor luar negeri berupa ekspor (X) dan impor (M) dan selisih
antara nilai ekspor dengan nilai impor (X - M) disebut ekspor neto.Dengan memasukkan
sektor luar negeri dalam model perhitungan pendapatan nasional, berarti kita menambah
dua variabel dalam model tersebut, yaitu ekspor (X) dan variabel impor (M). Dengan
demikian untuk menghitung pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian
terbuka adalah dengan menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi pengeluaran, dimana
pendapatan nasional untuk perkonomian terbuka dapat ditulis dalam persamaan: Y = C +
I + G + (X-M) dimana variabel baru disini adalah X adalah nilai ekspor, dan M adalah
nilai impor

a. Pendapatan nasional keseimbangan


Untuk perekonomian terbuka berarti masyarakat suatu negara telah melakukan
atau membuka diri dalam hubungan yang terorganisir maupun yang tidak
terorganisir, atau khususnya hubungan ekonomi dengan negara lain. Dalam
perekonomian terbuka terdapat unsur pengeluaran konsumsi masyarakat,
perusahaan-perusahaan, pemerintah, dan luar negeri yang dalam persamaan
dapat ditulis : Y = C + I + G + X – M dimana X = ekspor, M = Impor
Nilai ekspor ( X ) dikurang nilai impor ( M ) sama dengan nilai ekspor neto
( Nx), maka dalam persamaan dapat ditulis : Y = C + I + G + Nx oleh
karena Y = C + S
maka, C + S = C + I + X - M atau C + S = C + I + Nx menjadi S + M = I + X ,
yang berarti bahwa syarat keseimbangannya perekonomian ialah kesamaan nilai
( S + M ) dengan ( I + X), jadi disini saving tidak harus sama lagi dengan
investasi.
Demikian pula nilai ekspor tidak perlu sama dengan nilai impor.
Perekonomian yang tengah memiliki neraca perdagangan yang positif,

3
yaitu neraca perdagangan dimana X lebih besar dari M, akan mencapai keadaan
keseimbangan justru dimana I lebih kecil dari S demikian sebaliknya. Dalam
model ini I dan X keduanya diperlukan sebagai variable yang eksogen,
sedangkan S dan M masing-masing diperlukan sebagai variable endogen dengan
persamaan sebagai berikut :
S = So + sY dan M = Mo + mY
Dimana :
So :Besarnya saving pada tingkat pendapatan nasional sebesar nol. So disini
menggantikan nilai ( -a ) seperti pada persamaan S = -a + ( 1-c ) Y.
s: ΔS / ΔY adalah marginal propensity to save, s disini menggantikan ( 1 – c )
pada persamaan S = -a + ( 1-c ) Y.
Mo: besarnya impor pada tingkat pendapatan nasional sebesar nol
m: ΔM / ΔY adalah marginal propensity to impor. Dengan memasukan
persamaan S = So + sY dan M = Mo + mY kedalam persamaan keseimbangan S
+ M = I + X akan menjadi :
So + sY + Mo + mY = I + X
sY + mY= I + X - So - Mo

( s + m ) Y= I + X - So - Mo, maka :
Y = I + X- So- Mo/s + m

b. Angka-angka pengganda
Dalam perekonomian terbuka angka pengganda disebut angka pengganda
perdagangan luar negeri atau foreign trade multiplier, yang dapat diturunkan dari
persamaan pendapatan nasional keseimbangan yaitu : Y = 1+X-So-Mo/s+m
Misal, naiknya ekspor dari semula sebesar X berubah dengan ΔX menjadi ( X +
ΔX ) mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari semula sebesar Y
berubah dengan ΔY menjadi sebesar ( Y + ΔY ) maka secara matematik dapat
ditulis :

4
B. Pengertian dan Jenis Kebijakan Ekonomi Internasional

Kebijakan ekonomi atau politik ekonomi (economic policy), yaitu cara-cara yang
ditempuh atau tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah dengan maksud untuk
mengatur kehidupan ekonomi nasional dan internasional guna mencapai tujuan-tujuan
tertentu.

Masalah konkret yang dihadapi dalam politik ekonomi ialah bahwa tujuan-tujuan
tersebut belum tentu dapat dicapai bersama-sama. Sebab kerap kali usaha untuk
mencapai tujuan yang satu terpaksa sedikit banyak harus mengorbankan tujuan yang lain.
Misalnya, untuk menciptakan lapangan pekerjaan diperlukan investasi dalam jumlah

5
yang besar. Tetapi investasi besar-besaran mudah menimbulkan inflasi dan
memberatkan Neraca Pembayaran karena memperbesar impor. Demikian pula usaha
menstabilkan harga beras sering bertolak belakang dengan usaha memajukan sektor
pertanian dan pemerataan pendapatan bagi petani. Untuk menjawab tantangan itu
memang diperlukan kebijaksanaan.

Kebijakan yang dibuat pemerintah harus bekerja sama dengan instansi lain/yang
terkait karena kebijakan yang diambil biasanya akan berimbas pada instansi lain.
Kebijakan ekonomi yang dapat dilakukan antara lain menaikkan tarif bea import bagi
barang-barang yang di negara kita sudah ada sehingga masyarakat akan lebih memilih
produk kita, memberikan bantuan modal untuk produk yang mempunyai keunggulan
komparatif dengan bunga ringan dan jangka waktu panjang sehingga produk tersebut
dapat masuk di pasar dunia. Dalam hal ini pemerintah dapat bekerja sama dengan bank,
depnaker, dinas pajak dan lain-lain.

Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah tindakan ekonomi


pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi,
arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Sedangkan dalam
arti sempit adalah kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi
perdagangan dan pembayaran internasional.

1. instrumen kebijakan ekonomi internasional

1. Kebijakan perdagangan internasional Merupakan kebijakan berupa tindakan


pemerintah untuk rekening transaksi sedang berjalan dari neraca pembayaran
internasional,

khususnya tentang ekspor impor barang maupun jasa.


Contoh: tarif impor, bilateral trade agreement
2. Kebijakan pembayaran internasional Merupakan kebijakan yang berbentuk
tindakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran
internasional. Contoh: pengawasan lalu lintas devisa (exchange control)
3. Kebijakan bantuan luar negeri Merupakan kebijakan berupa tindakan pemerintah
dengan bantuan luar negeri.
Contoh: bantuan untuk rehabilitasi, pembangunan dan bantuan militer.

6
2. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional

1. Autarky (closed economy), untuk mencegah pengaruh-pengaruh dari negara lain


baik ekonomi, politik dan militer.
2. Kesejahteraan, dengan adanya perdagangan internasional suatu negara akan
memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi.
3. Proteksi, untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor.
4. Keseimbangan neraca pembayaran, yaitu stabilisasi ekonomi dalam negeri agar
tidak terjadi masalah pada neraca pembayaran internasionalnya.
5. Pembangunan ekonomi.

3. Tujuan Kebijakan dalam Perdagangan Internasional

a. Melindungi kepentingkan ekonomi nasional dari pengaruh buruk atau negatif dan
dari kondisi ekonomi perdagangan internasional yang tidak baik atau tidak
menguntungkan.
b. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri.
c. Melindungi lapangan kerja.
d. Menjaga keseimbangan dan stabilisasi neraca pembayaran internasional (BOP).
e. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil.
f. Menjaga stabilitas nilai tukar/ kurs valas.

Kebijakan perdagangan internasional dapat berupa kebijakan di bidang ekspor dan


impor. Di bidang ekspor diartikan sebagai berbagi tindakan dan peraturan yang
dikeluarkan pemerintah

baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan mempengaruhi struktur,
komposisi, dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa ekspor
suatu Negara.

Kebijakan di bidang ekspor dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Kebijakan ekspor di dalam negeri

1) Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan, keringanan, pengembalian


pajak ataupun pengenaan pajak.

7
2) Fasilitas kredit perbankan yang murah untuk mendorong peningkatan ekspor
barangbarang tertentu.
3) Penetapan prosedur/ tata laksana ekspor yang relatif mudah.
4) Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor. Pembentukan
asosiasi eksportir.
5) Pembentukan kelembagaan seperti Kawasan Berikat Nusantara (bounded
warehouse), bounded island Batam, export processing zone,dll.
6) Larangan/ pembatasan ekspor, misalnya larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO)
oleh Menperindag.

b. Kebijakan ekspor di luar negeri

1) Pembentukan International Trade Promotion Centre (ITPC) di berbagai negara,


seperti di Jepang, Eropa, AS,dll.
2) Pemanfaatan General System of Preferency (GSP), yaitu fasilitas keringanan bea
masuk yang diberikan negara-negara industri untuk barang manufaktur yang
berasal dari negara yang sedang berkembang.
3) Menjadi anggota Commodity Association of Producer, seperti OPEC dan lain-
lain.
4) Menjadi anggota Commodity Agreement between Producer and Consumer,
seperti ICO, MFA,dll.

Kebijakan perdagangan internasional selanjutnya adalah di bidang impor yang


diartikan sebagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah baik secara
langsung maupun tidak langsung yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan
kelancaran usaha serta mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan penghematan
devisa.

Secara umum penerapan kebijakan perdagangan selalu dikemukakan sebagai suatu


alat yang perlu diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan nasional. Kenyataannya
hal tersebut bertolak dari kepentingan sepihak kelompok-kelompok tertentu yang
memang paling diuntungkan oleh pemberlakuan hambatan-hambatan perdagangan.

8
4. Beberapa Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional

Umumnya negara sedang berkembang lebih memilih kebijakan ekonomi terbuka,


yaitu melakukan hubungan ekonomi dengan luar negeri. Kebijakan ini akan membuka
akses pasar ekspor bagi produk-produk mereka, sekaligus membuka sumber pengadaan
barang modal dan bahan baku industri dari negaranegara lain. Secara teoretis, jika
pengelolaan baik dan transparan, kebijakan ekonomi terbuka dapat mempercepat
pembangunan ekonomi. Kebijakan perdagangan internasional terdiri atas kebijakan
promosi ekspor, kebijakan substitusi impor, dan kebijakan proteksi industry, secara lebih
rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Kebijakan Promosi Ekspor

Selain menghasilkan devisa, kebijakan promosi ekspor dapat melatih dan


meningkatkan daya saing atau produktivitas para pelaku ekonomi dornotik. Umumnya
negara sedang berkembang mengekspor hasil-hasil sektor primer (pertanian dan
pertambangan) atau hasil-hasil industri yang telah ditinggalkan negara-negara yang lebih
dahulu maju.

Thailand misalnya, sangat terkenal sebagai negara yang mampu menghasilkan


devisa dari ekspor hasil pertanian. Sementara Indonesia, memperoleh devisa yang besar
dari ekspor tekstil. Saat ini mereka tidak pernah lagi menambah perhatian pada sektor-
sektor tersebut, melainkan berkonsentrasi pada industri yang pada ilmu pengetahuan,
misalnya komputer dan peralatan komunikasi canggih atau peralatan militer modern. Hal
ini dikarenakan nilai tambah dari penjualan produk-produk tersebut lebih tinggi dari
yang dihasilkan industri mobil atau tekstil.
2. Kebijakan Substitusi Impor

Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan untuk memproduksi barangbarang


yang diimpor. Tujuan utamanya adalah penghematan devisa. Di Indonesia,
pengembangan industri tekstil pada awalnya adalah substitusi impor. Jika tahap
substitusi impor terlampaui, biasanya untuk tahap selanjutnya menempuh strategi
promosi ekspor.

9
3. Kebijakan Proteksi Industri

Kebijakan proteksi industri umumnya bersifat sementara, sebab tujuannya untuk


melindungi industri yang baru berkembang, sampai mereka mampu bersaing. Jika
industri tersebut sudah berkembang, maka perlindungan dicabut. Perlindungan yang
diberikan biasanya adalah pengenaan tarif dan atau pemberian kuota untuk barang-
barang produk negara lain yang boleh masuk ke pasar domestik.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Multiplier atau angka pengganda, adalah suatu koefisien atau angka yang dapat
menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional (Y) sebagai akibat adanya
tambahan variabel-variabel tertentu dalam perekonomian. Dalam perekonomian sendiri
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional (Y) yaitu C, I, G, Tx, Tr, X,
dan M. Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan
negara-negara lain. Sistem ini memberikan kesempatan bagi masyarakatnya untuk
berinteraksi dalam bidang ekonomi dengan negara lain baik perseorangan, swasta,
ataupun pemerintah. Kegiatan ekonomi tersebut bisa dalam bentuk perdagangan produk
barang dan jasa, pertukaran teknologi, dan sebagainya.

Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan atau
kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah yang secara langsung maupun tidak
langsung akan memengaruhi segala bentuk perdagangan dan pembayaran internasional
baik dari sisi komposisi, arah, dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasanya kebijakan
ini tidak berfokus pada tarif, quota, namun juga mencakup kebijakan pemerintah dalam
negeri yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda
perdagangan serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran
kebijakan moneter. Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni
sebuah tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan
dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional.

B. Saran

Penyusun tentunya masih menyadari jika dalam makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penyusun akan memperbaiki
makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari
para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Malik, N. (2017). Ekonomi Internasional. UMMPress.

Minarsih, M. M. (2011). Kebijakan Ekonomi Indonesia dan Internasional Serta


Tantangannya di Era Globalisasi. Dinamika Sains, 9(20).

HERISPON, S. AKADEMI KEUANGAN & PERBANKAN RIAU SEKOLAH TINGGI


ILMU EKONOMI RIAU Pekanbaru.

Grubel, H. C. 1977. International Economics. Homewood. Illinois.

Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan


Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Halwani, Hendra. 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Ghalia


Indonesia. Jakarta.

Jeffrey Edmund Curry. 2001. International Economics. PPM. Jakarta.

Kreinin, M.E. 1979. Internasional Economics: A Policy Approach. Harcourt Brace


Jovanovich. New York..

Lindert, Peter H. 1982. International Economics. Homewood. Illinois.

Nopirin. 1995. Ekonomi Internasional. BPFE. Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 1995. Pengantar Teori Makro Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Dornbusch, Rudiger dan Fischer, Stanley. 1997. Makroekonomi. Erlangga. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 1999. Pengantar Teori Makro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai