Anda di halaman 1dari 25

Makalah “Ekonomi Mikro Dan Makro”

Introduction on Macroeconomics

Dosen Pengampu: Dr. Jalaluddin Rum, SE., SH., M.Si

Disusun Oleh: Randy Pratama Makmur


Nim: 2022040204004

Program Studi Ekonomi Syariah


Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Kendari
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada seluruh manusia yang ada di muka bumi.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada baginda Rasulullah SAW. sebagai
tokoh revolusioner yang telah merubah tatanan kehidupan dari kejahiliahan
menjadi hikmah dan tentram.

Rasa syukur tiada hentinya penulis telah menyelesaikan review materi


mata kuliah ekonomi mikro dan makro dengan judul “Introduction on
Macroeconomics”. Dan terima kasih juga kepada dosen pengampu Dr. Jalaluddin
Rum, SE., SH., M.Si yang telah membimbing dan mengajarkan ilmunya pada
mata kuliah Mikro dan Makro sehinggah penulis mampu menyelesaikan tugas
akhir ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan.

Penulis berharap semoga bantuan dan berbagai upaya yang telah


disumbangkan kepada penulis mendapat pahala yang setimpal di sisi Allah SWT
dan tetap mendapat lindungan-Nya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Akhirnya penulis memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala khilaf baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Kendari, 17 Mei 2023

Randy Pratama Makmur

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Ruang Lingkup Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah...................................................................... 2
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. The Science of Macroeconomics (Ilmu Ekonomi Makro)..................... 3
B. Mengukur Nilai Kegiatan Ekonomi: Produk Domestik Bruto...............3
C. Mengukur Biaya Hidup: Indeks Harga Konsumen................................ 5
D. Mengukur Pengangguran: Tingkat Pengangguran................................. 6

A. The Science of Macroeconomics (Ilmu Ekonomi Makro)..................... 3


1. Pengertian Ilmu Ekonomi Makro.......................................................3
2. Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro…................................................4
3. Ruang Lingkup Ekonomi Makro…....................................................4
4. Tujuan Ekonomi Makro…………………………………..................5

B. Mengukur Nilai Kegiatan Ekonomi: Produk Domestik Bruto.................6


1. Pengertian Produk Domestik Bruto.................................................... 6
2. Perbedaan PDB dan PNB.............................................. .. ........................6
3. Sejarah Singkat Produk Domestik Bruto............................................7
4. Komponen Produk Domestik Bruto...................................................7
5. Manfaat Produk Domestik Bruto…………………………………...8
6. PDB Riil dan PDB Nominal.............................................................. 9
7. Rumus Menghitung Produk Domestik Bruto.....................................9
8. Kritik Terhadap Produk Domestik Bruto.......................................... 10

C. Mengukur Biaya Hidup: Indeks Harga Konsumen................................


11
1. Pengertian Indeks Harga Konsumen................................................ 12
2. Cara Menghitung Indeks Harga Konsumen..................................... 12
iii
3. Masalah-masalah dalam perhitungan Biaya Hidup.......................... 13

D. Mengukur Pengangguran: Tingkat Pengangguran...............................14


1. Pengertian Tingkat Pengangguran................................................... 15
2. Formula Tingkat Pengangguran.......................................................15
3. Jenis Pengangguran ......................................................................... 16
4. Penyebab Tingkat Pengangguran.....................................................16
5. Faktor-faktor penyebab dari setiap jenis pengangguran.................. 14

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 18


A. Simpulan dan Saran................................................................................. 18
B. Daftar Pustaka....................................................................................... 18

iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Latar belakang makalah ini adalah untuk menganalisis hubungan antara indeks
harga konsumen, tingkat pengangguran, dan Produk domestik bruto dalam
konteks perekonomian suatu negara.

Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah ukuran yang digunakan untuk memantau
perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. IHK
memberikan gambaran tentang tingkat inflasi dan daya beli masyarakat. Jika IHK
naik, maka harga barang dan jasa meningkat, yang dapat mengurangi daya beli
masyarakat. Sebaliknya, jika IHK turun, maka harga barang dan jasa cenderung
lebih terjangkau.

Pengangguran adalah kondisi ketika seseorang yang mencari pekerjaan tidak


dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan
mereka. Tingkat pengangguran merupakan indikator penting dalam mengukur
tingkat kesehatan perekonomian. Tingkat pengangguran yang tinggi dapat
menunjukkan kelemahan dalam perekonomian, sedangkan tingkat pengangguran
yang rendah biasanya menandakan pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) adalah total nilai semua barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara selama periode tertentu. PDB mencerminkan
ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara dan dapat digunakan untuk mengukur
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan PDB menunjukkan pertumbuhan ekonomi
yang sehat dan meningkatnya potensi pendapatan masyarakat.

Analisis hubungan antara IHK, tingkat pengangguran, dan PDB dapat


memberikan wawasan tentang keadaan perekonomian suatu negara. Misalnya,
jika IHK meningkat sementara tingkat pengangguran naik, hal ini dapat
mengindikasikan adanya inflasi yang tidak seimbang atau ketidakstabilan
ekonomi. Di sisi lain, jika IHK stabil atau turun sementara tingkat pengangguran
rendah dan PDB meningkat, maka dapat menunjukkan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
1
Dalam makalah ini, akan dilakukan analisis mendalam tentang pengaruh dan
interaksi antara ketiga faktor tersebut. Data dan statistik yang relevan akan
digunakan untuk mengidentifikasi pola dan tren yang ada. Tujuannya adalah
untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana IHK,
pengangguran, dan PDB saling memengaruhi dalam konteks perekonomian yang
lebih luas.

A. Ruang Lingkup Masalah


Dalam makalah ini, ruang lingkup permasalahan adalah seputar Pendapatan
Domestik Bruto, Indeks Harga Konsumen dan Tingkat Pengangguran

B. Tujuan Penulisan Makalah


Selain untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Mikro, makalah ini kami
susun untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa, tenaga pengajar,
maupun masyarakat mengenai Produk Domestik Bruto, Indeks Harga Konsumen
dan Tingkat Pengangguran.

C. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang dan batasan masalah diatas, kami dapat
mengemukakan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini.
Antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan Pendapatan Domestik Bruto,Indeks Harga
Konsumen dan Tingkat Pengangguran

2. Bagaimana contoh dan gambaran singkat mengenai Produk Domestik Bruto,


Indeks Harga Konsumen dan Tingkat Pengangguran .

2
BAB II KAJIAN
TEORI

A. Ilmu Ekonomi Makro

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ekonomi adalah ilmu mengenai
asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang atau harta, seperti keuangan,
perdagangan, dan perindustrian.
Sedangkan apa itu makro merujuk pada jumlah atau ukuran yang besar. Maka dari itu, bisa
disimpulkan bahwa makro ekonomi adalah bahasan ilmu ekonomi berskala besar.
Dengan kata lain, ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi seputar ekonomi secara
keseluruhan, termasuk kinerja, perilaku, hingga proses pengambilan keputusan. Ini juga
masih berkaitan dengan penggunaan faktor produksi secara efisien agar tercipta kesejahteraan
masyarakat yang maksimal.
Menurut bapak ekonomi dunia, Adam Smith, makro ekonomi adalah sebuah upaya
untuk menganalisis suatu fenomena atau peristwa, biasanya guna mengetahui sebab akibat
dari peristiwa tersebut.
Sementara itu, menurut Budiono penulis buku Ekonomi Makro, apa itu ekonomi makro
merujuk pada cabang ilmu untuk mengetahui pertumbuhan perekonomian suatu negara serta
pokok-pokok ekonominya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Karena ekonomi makro adalah studi ekonomi secara menyeluruh dan dalam skala besar,
sehingga ini sering dipakai sebagai instrumen analisis untuk merancang berbagai kebijakan
terkait pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, inflasi, hingga keseimbangan neraca negara.

Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro


Seperti yang disebutkan tadi, praktik ekonomi makro dipakai untuk membuat suatu
kebijakan. Beberapa kebijakan dalam ekonomi makro adalah sebagai berikut.
1. Kebijakan moneter
Kebijakan pertama dari ekonomi makro adalah kebijakan moneter. Kebijakan ini juga
menjadi pembeda antara ekonomi makro dan mikro. Dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
Bank Indonesia sebagai bank sentral negara.
Kebijakan moneter mencakup tentang langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat, mulai dari mempengaruhi penawaran atau peredaran uang di
masyarakat hingga mengubah tingkat bunga pada periode tersebut.

3
Singkatnya, kebijakan moneter ditujukan untuk mengukur banyaknya dana yang dikeluarkan
bank sentral di suatu negara. Sebab, perputaran uang dalam bank sentral berpengaruh pada
tinggi rendahnya tingkat inflasi.
Oleh sebab itu, peran kebijakan moneter dalam ekonomi makro adalah untuk menjaga laju
pertumbuhan ekonomi negara.
2. Kebijakan fiskal
Dalam mempengaruhi pengeluaran agregat atau jalannya perekonomian suatu negara,
pemerintah menerapkan kebijakan fiskal melalui langkah-langkah untuk mengatur
pemasukan dan pengeluaran negara.
Peran kebijakan fiskal dalam ekonomi makro adalah guna mempengaruhi pendapatan
nasional, tingkat investasi nasional, distribusi pendapatan nasional, dan sebagainya.
3. Kebijakan segi penawaran
Kebijakan terakhir dalam ekonomi makro adalah kebijakan segi penawaran yang lebih
menekankan pada keseimbangan neraca keuangan negara atau perusahaan.
Kebijakan segi penawaran juga digunakan dalam peningkatan efisiensi kegiatan produksi
suatu usaha dan gairah untuk bekerja dengan cara mengurangi pajak pendapatan rumah
tangga.
Umumnya, pemerintah melaksanakan kebijakan ini melalui pemberian insentif pada
perusahaan-perusahaan yang terus berinovasi, menggunakan teknologi terbaru, dan
melakukan pengembangan kualitas produknya.

Ruang Lingkup Ekonomi Makro


Dalam penerapannya, ada tiga ruang lingkup utama ekonomi makro, di antaranya:
1. Kebijakan pemerintah
Dari ketiga kebijakan pemerintah yang telah disebutkan tadi merupakan bentuk upaya
pemerintah dalam mengatasi permasalahan inflasi, pengangguran, atau persoalan ekonomi
makro lainnya.
2. Menentukan perekonomian negara
Ruang lingkup kedua yang dijelaskan dalam ekonomi makro adalah kemampuan
produksi produk ataupun jasa dari suatu negara. Rincian pembahasannya yaitu mulai dari
pengeluaran pemerintah, pengeluaran perusahaan atau investasi, pengeluaran konsumsi
rumah tangga, serta ekspor dan impor.

4
3. Pengeluaran agregat atau menyeluruh
Ruang lingkup terakhir yang dibahas dalam ekonomi makro adalah tingkat
pengeluaran agregat atau secara menyeluruh. Jika tingkat pengeluaran agregat tidak ideal,
maka akan muncul masalah perekonomian lainnya.

Tujuan Ekonomi Makro


Selain menciptakan perekonomian yang seimbang dan ideal, tentunya masih ada banyak
tujuan lainnya. Beberapa tujuan dari kebijakan makro ekonomi adalah sebagai berikut.
1. Menciptakan pertumbuhan ekonomi
Tujuan pertama dari kebijakan ekonomi makro adalah untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal tersebut akan meningkatkan pendapatan nasional
secara otomatis. Sehingga kegiatan perekonomian pun akan meningkat dalam jangka
panjang.
2. Meningkatkan pendapatan nasional
Tingginya pendapatan nasional menunjukkan adanya peningkatan pula dalam
kegiatan produksi suatu negara. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada meningkatnya
kesejahteraan dan pendapatan per kapita negara tersebut.
3. Menstabilkan keadaan perekonomian
Selanjutnya, tujuan ekonomi makro adalah untuk menstabilkan perekonomian negara.
Dapat dikatakan stabil adalah ketika ekonomi suatu negara bisa mencapai keseimbangan pada
neraca pembayaran dan permintaan persediaan barang.
Kestabilan ekonomi ini penting karena akan menjadi cerminan kondisi dan kemampuan
ekonomi negara di mata pelaku ekonomi dari negara lainnya.
4. Meratakan distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan yang merata bisa dikatakan sebagai impian semua negara,
sebab ketika distribusi pendapatan ini merata, maka kemakmuran masyarakat juga akan
tercapai.
5. Mengembangkan kapasitas produksi nasional
Dengan mengembangkan kapasitas produksi, negara juga akan mampu meningkatkan
pertumbuhan serta pembangunan ekonominya.
6. Membuat neraca pembayaran seimbang

5
Tujuan selanjutnya dari analisis ekonomi makro adalah membuat neraca pembayaran
luar negeri seimbang agar tidak terjadi defisit, serta meningkatkan devisa negara lewat
peningkatan kegiatan ekspor.

7. Meningkatkan kesempatan kerja


Peningkatan produktivitas nasional tidak hanya berpengaruh pada kapasitas produksi,
namun juga membuka peluang kesempatan kerja yang lebih tinggi.
8. Mengendalikan inflasi
Tujuan terakhir dari analisis ekonomi makro adalah sebagai upaya untuk
mengendalikan inflasi. Hal tersebut dilakukan dengan menekan harga yang berlaku
seminimal mungkin lewat beberapa kebijakan, seperti cash ratio politik pasar terbuka, hingga
politik diskonto.

B. Mengukur Nilai Kegiatan Ekonomi: Produk Domestik Bruto


o Pengertian PDB

Produk Domestik Bruto yang dapat disingkat PDB, adalah jumlah barang dan jasa yang
diproduksi di suatu wilayah oleh produsen selama periode waktu tertentu. Dalam bahasa
internasional, PDB dikenal sebagai Gross Domestic Product atau GDP.
Produk Domestik Bruto atau biasa disingkat PDB adalah salah satu indikator untuk menilai
perkembangan ekonomi suatu negara. Istilah yang dalam bahasa Inggris disebut dengan GDP
(Gross Domestic Product) ini pada praktiknya dapat menjadi acuan sebagai dasar
pengambilan sebuah keputusan ataupun penetapan kebijakan nasional.
Produk Domestik Bruto atau PDB adalah sebuah istilah yang seringkali disebut pada
bahasa internasional yaitu GDP atau Gross Domestic Product. Secara umum, PDB adalah
jumlah produksi baik itu barang atau jasa yang sudah dihasilkan oleh unit produksi di suatu
daerah pada waktu tertentu. Dengan kata lain, PDB dapat dijadikan tolok ukur dari
pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Selain itu, dapat dikatakan PDB adalah sebagai
indikator ekonomi negara dalam mengukur jumlah total nilai produksi, yang mana jumlah
total ini dihasilkan oleh seluruh individu atau perusahaan baik itu yang dimiliki dalam negeri
maupun negara asing.

o Perbedaan PDB dan PNB

6
Seperti dijelaskan di awal, PDB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh semua unit
usaha dalam sebuah negara tertentu, atau jumlah nilai barang dan jasa final yang dihasilkan
oleh semua unit ekonomi.

Sedangkan PNB adalah PDB yang ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri.
Pendapatan neto sendiri adalah pendapatan yang dihasilkan atas faktor produksi (tenaga kerja
dan modal) milik masyarakat Indonesia yang diperoleh dari luar negeri lalu dikurangi oleh
pendapatan yang sama milik masyarakat negara asing yang diterima di Indonesia.

o Sejarah singkat PDB

Pada sejarahnya, awal mula pembuatan PDB adalah sebagai respon atas terjadinya depresi
besar yang dialami oleh perekonomian Amerika Serikat kala itu. Setelah dilakukan berbagai
macam penelitian oleh para ahli ekonomi, pada akhirnya lembaga riset ekonomi Amerika
Serikat menciptakan langkah baru untuk mengukur tingkat perekonomian sebuah negara.

Cara yang diusulkan oleh lembaga ahli tersebut adalah Produk Nasional Bruto (PNB)
atau Gross National Product (GNP). Akan tetapi, sesudah dilaksanakannya konferensi
Bretton Woods pada tahun 1944, sistem yang diusulkan untuk mengukur perekonomian
global justru merupakan PDB.
Meskipun AS pada kala itu mengusulkan yang menjadi tolok ukur perekonomian
internasional adalah PDB, namun AS sendiri justru lebih berminat untuk menggunakan cara
PNB, sampai akhirnya istilah itu diganti menjadi PDB pada tahun 1991.

o Komponen PDB

Komponen dari PDB dapat dibagi menjadi 4, yakni;


1. Konsumsi privat
Komponen ini menghitung konsumsi dari individu atau rumah tangga untuk sejumlah jenis
barang, di antaranya:
o Durable Goods yaitu barang tahan lama atau tidak mudah rusak yang biasanya memiliki
umur relatif panjang atau lebih dari 3 tahun. Contohnya motor, mobil, alat elektronik dan
lain-lain namun tak termasuk pembelian rumah baru.
o Non-Durable Goods yaitu barang yang seketika dikonsumsi dan habis manfaatnya. Misalnya,
makanan, minuman, obat dan lain sebagainya.

7
o Service yaitu konsumsi yang jasanya dimanfaatkan. Contohnya, jasa dokter, jasa pelayanan
publik, dan sebagainya.
2. Investasi
Lalu, komponen kedua dari PDB adalah investasi yang menghitung suatu pengeluaran untuk
barang modal. Misalnya pembelian rumah, pembangunan pabrik baru, program baru, dan
beberapa jenis investasi lainnya.
3. Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintah atau government spending adalah komponen yang menghitung
seluruh pengeluaran pemerintah. Contohnya membayar gaji PNS atau ASN, membeli
alutsista militer, membangun infrastruktur dan lain-lain.
4. Ekspor bersih
Kemudian, komponen terakhir penyusun PDB adalah ekspor bersih yang menghitung selisih
antara total ekspor yang didapat lalu dikurangi dengan total impor.

o Manfaat PDB

PDB memberikan berbagai macam manfaat sebagai alat ukur perekonomian suatu negara.
Berikut ini 4 manfaat yang dihasilkan dari PDB adalah:

1. Indikator laju perkembangan ekonomi nasional


Dengan menggunakan PDB, negara akan mampu memperoleh informasi riil terkait
pertumbuhan perekonomiannya. Selain itu, negara juga dapat menganalisis data terkait
faktor-faktor apa saja yang bisa dimaksimalkan dan perlu ditingkatkan kembali.

2. Memahami struktur perekonomian suatu negara


Manfaat kedua dari hasil PDB adalah negara akan mampu mengukur dan menganalisa terkait
sektor-sektor apa saja yang perlu diperbaiki dan harus ditingkatkan.

3. Membandingkan kemajuan ekonomi antar negara


Perlu Anda ketahui bahwa setiap negara tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Tanpa adanya alat ukur perekonomian yang baik, wujud kelebihan dan
kekurangan tersebut pastinya akan susah untuk dibuktikan.
Dengan pengukuran yang dilakukan PDB, berbagai negara di penjuru dunia akan mampu
menentukan siapa yang lebih unggul dan belum unggul. Hasilnya, apa yang sekarang kita

8
ketahui dengan istilah sebutan negara G7 dan G20 yang di dalamnya meliputi daftar beberapa
negara dengan tingkat perekonomian sangat kuat.

4. Dasar perumusan kebijakan pemerintah


Manfaat terakhir dari PDB adalah dapat menjadi dasar perumusan kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah negara agar bisa diandalkan. Dengan memanfaatkan data yang tersedia di
PDB, minimal pemerintah dapat memperoleh bantuan dalam membuat kebijakan-kebijakan
penting.

o PDB riil dan PDB nominal

Produk Domestik Bruto (PDB) riil diproyeksikan sebagai nilai moneter dari total jumlah
penghasilan yang telah disesuaikan dengan perubahan harga. Hal tersebut diukur dengan
menggunakan harga konstan. Sehingga hasil nilainya akan mengacuhkan dampak inflasi atau
deflasi di akhir nilai.

Oleh karena itu, adanya perubahan dari waktu ke waktu memproyeksikan adanya perubahan
kuantitas hasil. Dengan alasan tersebut, maka persentase perubahan yang ada di PDB riil
mampu mengukur pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

Lain halnya dengan PDB nominal, di dalamnya tidak dilakukan penyesuaian perubahan harga
sebab PDB ini memanfaatkan harga sekarang untuk rumus perhitungannya, yang mungkin
meningkat ketika inflasi atau menurun ketika deflasi.

Maka dari itu, nilainya pun pastinya akan berubah-ubah karena adanya perubahan kuantitas,
harga, dan atau gabungan antara keduanya. Dari alasan tersebutlah negara tidak menjadikan
PDB nominal sebagai alat ukur pertumbuhan ekonomi.

o Rumus menghitung PDB

Berikut ini cara menghitung dan rumus PDB adalah:

PDB = C + I + G + (X-M)
Keterangan:
PDB: Produk Domestik Bruto
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi

9
G : Konsumsi pemerintah
X : Ekspor
M : Impor

Agar Anda semakin memahami arti dari rumus di atas, berikut contoh PDB secara sederhana:

Indonesia memiliki sumber ekonomi dari memproduksi, menjual dan juga mengonsumsi
jeruk. Tahun lalu, tercatat ada sekitar 1 miliar jeruk yang telah terjual dalam ekonomi negara
Indonesia, dimana setiap jeruk dihargai 500 rupiah. Maka, PDB Indonesia di tahun lalu dapat
dinilai sejumlah Rp 500 miliar.

Lalu untuk tahun ini, Indonesia memproduksi 1,3 miliar jeruk, 1,1 miliar jeruk untuk
dikonsumsi masyarakat. Maka, tersisa 200 juta jeruk, sisa tersebut selanjutnya diekspor
(dijual) ke negara tetangga.

Semua jeruk yang telah terjual dihargai 650 rupiah per buah. Sehingga dapat dikatakan
bahwa PDB Indonesia saat ini adalah Rp 715 miliar. Bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan
PDB Indonesia kurang lebih 40% mengingat tahun lalu PDB adalah Rp 500 miliar dan tahun
ini meningkat ke Rp 715 miliar.

o Kritik terhadap PDB

PDB adalah alat ukur perekonomian sebuah negara semenjak puluhan tahun lalu, hal itu
tentunya tidak lepas dari adanya kritikan dari berbagai pihak. Berikut beberapa kritik
terhadap PDB, di antaranya:

1. Terbatas dalam satu wilayah saja


Saat ini, perbatasan suatu negara menjadi hal yang makin lama semakin menipis. Berbagai
perusahaan domestik mulai banyak yang melakukan ekspansi bisnisnya ke negara lain.
Akan tetapi, PDB tidak bisa menilai semua laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang pergi
dari negara asalnya. Hal tersebut dapat memicu perbedaan signifikan ketika nilai PDB
dibandingkan dengan nilai PNB.

2. Tidak mengukur aktivitas perekonomian lain


PDB diukur dengan melibatkan kegiatan belanja, investasi, ekspor serta impor sebuah negara.
Padahal, semua yang masuk ke dalam perhitungan tersebut hanyalah yang tercatat saja.

10
Nyatanya, terdapat kegiatan lain yang berpeluang tidak tercatat, seperti kegiatan pedagang
kaki lima dan UMKM.
3. Tidak memperhitungkan nilai kesejahteraan
Dalam perhitungan PDB, semakin tinggi nilai transaksi negara, maka semakin tinggi pula
nilai PDB-nya. Tetapi, nilai transaksi tersebut belum tentu mampu menggambarkan
kesejahteraan sebenarnya kepada masyarakat negara tersebut.
Terlepas dari kritik-kritik dari berbagai pihak terhadap PDB, tetap saja PDB adalah alat ukur
perekonomian yang paling sering digunakan oleh negara-negara di penjuru dunia.

Hal itu dikarenakan belum ada cara lain yang bisa menghasilkan perhitungan lebih
komprehensif dari PDB. Oleh karena itu, PDB tetap digunakan oleh negara-negara
internasional hingga sekarang.

C. Mengukur Biaya Hidup: Indeks Harga Konsumen;

Menghitung Biaya Hidup


Dalam bab ini kita akan menelaah bagaimana para pakar ekonomi mengukur keseluruhan
biaya hidup. Indeks Harga konsumen digunakan untuk mengamati perubahan dalam biaya
hidup sepanjang waktu. Ketika indeks harga konsumen naik, keluarga biasa harus
menghabiskan pengeluaran yang lebih banyak untuk menjaga standar yang sama.
Pakar ekonomi mengiakan istilah inflasi untuk menggambarkan situasi saat tingkat harga
perekonomian secara keseluruhan meningkat.

Indeks harga konsumen


Indeks harga konsumen (IHK-consumer Price index [CPI]) adalah ukuran biaya keseluruhan
barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
Bagaimana menghitung indeks harga konsumen :
1. Menentukan harga-harga mana yang paling penting bagi konsumen tertentu, harga yang
paling penting harus diberikan bobot dalam mengukur biaya hidup.
2. Temukan harga-harganya.
Menemukan harga setiap barang dan jasa untuk setiap masa waktu.
3. Menghitung harga keseluruhan tempat barang dan jasa.
Menggunakan data harga-harga untuk menghitung jumlah keseluruhan isi tempat barang
dan jasa dari waktu ke waktu.

11
4. Memilih tahun basis dan menghitung indeksnya,.
Memilih satu tahun sebagai tahun basis yang merupakan tolak ukur yang menjadi
bandingan tahun-tahun yang lainnya.
Untuk menghitung indeksnya,keseluruhan harga barang dan jasa untuk setiap tahun
dibagi dengan keseluruhan harga pada tahun basis, perbandingan ini kemudian dikalikan
100.
5. Menghitung laju inflasi
Menggunakan indeks harga konsumen untuk menghitung laju inflasi (inflation rate) yang
merupakan perubahan persentase pada indeks harga dari periode sebelumnya.

Pada masa kini, seringkali kita mengeluh tentang ‘beban hidup’ yang semakin tua semakin
banyak bebannya. Salah satu permasalahan utamanya ialah persoalan biaya hidup yang selalu
berubah setiap harinya. Namun, kita saja masih belum tahu bahwa hal itu dibahas dalam salah
satu cabang ilmu pengetahuan, yaitu ekonomi makro. Kata ‘makro’ sendiri memiliki arti
besar menurut KBBI, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekonomi makro merupakan salah
satu cabang dari ilmu ekonomi yang mencakup faktor-faktor ekonomi secara keseluruhan.

Saat ini, setiap orang masih belum paham dalam mengukur biaya hidupnya secara efektif dan
efisien. Padahal dalam ekonomi makro hal itu dibahas terkait penggunaan faktor produksi
yang efisien demi menciptakan kesejahteraan yang maksimal. Jika kita menginginkannya,
ada salah satu cara untuk mengetahui perubahan yang terjadi di dalam biaya hidup seseorang
menggunakan indeks harga konsumen (IHK). Hal itu dapat dilakukannya dengan mengikuti
beberapa cara dan tahapan dalam mengetahui ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang
dibeli konsumen.
Perubahan yang terjadi pada IHK, bisa naik ataupun turun, dapat menentukan konsumen
dalam mengalokasikan pendapatannya. Hal itu juga bisa dipengaruhi oleh laju inflasi yang
terjadi, beserta kebijakan yang dihasilkannya (kebijakan moneter, fiskal, dan penawaran)
dalam konsep ekonomi makro. Adapun cara yang bisa lakukan untuk mengetahui dan
menghitung IHK (Indeks Harga Konsumen) dalam mengukur biaya hidup, antara lain:
1. Menentukan isi keranjang untuk menentukan kebutuhan prioritas dalam harga;
2. Menemukan harga barang atau jasa yang tepat pada setiap waktunya;
3. Menghitung harga isi dari keseluruhan keranjang;
4. Memilih tahun dasa dan indeksnya sebagai pembanding di kedua tahun tersebut;
5. Menghitung laju inflasi sebagai perubahan persentase indeks harga sebelumnya.

12
Setelah mengetahui konsep dari biaya hidup melalui IHK sebagai salah satu indikator dari
cabang ilmu ekonomi makro, maka konsumen dapat merasakan manfaatnya. Hal itu dapat
dibuktikan dari tujuan yang diharapkan dari kebijakan ekonomi makro ini, sebagai berikut:

1. Menciptakan pertumbuhan ekonomi, konsumen dapat lebih bijak dalam mengetahui


perbedaan harga sehingga berdampak pada kebutuhan jangka panjang;
2. Meningkatkan pendapatan nasional, semakin tingginya kesadaran masyarakat maka
hal itu dapat membantu memberikan keseimbangan pada permintaan barang;
3. Mengendalikan inflasi, tujuan dari ekonomi makro sendiri berfungsi untuk
mengendalikan inflasi melalui kebijakan-kebijakannya;
4. Meningkatkan kesempatan kerja, hal ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih
produktif dan meningkatkan peluang dalam berkarier.

MASALAH-MASALAH DALAM PERHITUNGAN BIAYA HIDUP

Target dari indeks harga konsumen adalah mengukur perubahan-perubahan pada


biaya hidup. Dengan kata lain, indeks harga konsumen mencoba untuk mengukur berapa
banyak penghasilan yang harus dinaikkan guna memelihara standar hidup yang konstan.
Namun indeks harga konsumen bukanlah ukuran biaya hidup yang sempurna.
Tiga (3) Permasalahan dengan indeks sudah diketahui dengan luas, tetapi masih sulit
dilepaskan.
1. Permasalahan pertama (1) disebut dengan bias substitusi.
Ketika harga-harga berubah dari satu tahun ke tahun yang lain, harga-harga tersebut
tidak berubah secara seimbang : ada harga yang naik lebih tinggi dari harga-harga
lainnya.
Sehingga para konsumen merespons perubahan harga yang berbeda ini dengan
membeli lebih sedikit barang-barang yang harganya naik tinggi dan membeli barang-
barang yang harganya naik sedikit atau bahkan yang harganya mungkin turun.
Dengan kata lain, konsumen beralih pada barang-barang yang relatif lebih tidak
mahal.
Jika indeks harga dihitung dengan mengasumsikan keseluruhan barang tetap, indeks
harga ini akan menghilangkan kemungkinan institusi yang dilakukan oleh konsumen

13
sehingga terlalu melebih-lebihkan kenaikan biaya hidup dari satu tahun ke tahun
berikutnya.
2. Permasalahan kedua (2) yaitu munculnya barang-barang baru.
Pada saat sebuah produk baru diperkenalkan ke pasar, konsumen jelas menjadi lebih
kaya pilihan.

3. Permasalahan ketiga (3) yaitu adanya perubahan kualitas yang tidak teratur.
Jika kuantitas satu barang menurun dari satu tahun ke tahun berikutnya, maka nilai
atau daya beli uang pun sesungguhnya turun, meskipun harga barang tersebut tetap.

Demikian pula sebaliknya, kalau kualitas satu barang meningkat dari satu tahun ke tahun
berikutnya, nilai uang pun meningkat.

D. Mengukur Pengangguran: Tingkat Pengangguran


(Tingkat Pengangguran: Konsep, Formula, Jenis, Penyebab, dan Efek)

Tingkat pengangguran (unemployment rate) adalah persentase angkatan kerja yang saat ini
menganggur. Ekonom mendefinisikan angkatan kerja sebagai bagian dari populasi usia kerja
yang saat ini bekerja ditambah mereka yang menganggur tetapi secara aktif mencari
pekerjaan.
Tingkat pengangguran terkait erat dengan siklus bisnis. Itu menurun selama ekspansi
ekonomi dan meningkat selama resesi.
Meskipun ekonomi sedang makmur, pengangguran tidak pernah mencapai nol karena ada
beberapa alasan yang dapat memengaruhinya:

Ketidaksesuaian keterampilan: Terdapat kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh


para pencari kerja dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Jika keterampilan yang dimiliki
tidak sesuai dengan permintaan industri atau terjadi perubahan teknologi yang cepat, pencari
kerja mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

Struktur industri: Meskipun ekonomi secara keseluruhan tumbuh, beberapa sektor industri
atau wilayah geografis mungkin mengalami penurunan atau perubahan struktural. Pekerja

14
yang terkena dampak perubahan ini mungkin mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan
baru dalam waktu singkat.

Siklus bisnis: Ekonomi mengalami siklus naik-turun secara alami. Selama periode
perlambatan ekonomi atau resesi, tingkat pengangguran cenderung meningkat karena
perusahaan mengurangi produksi dan pemotongan anggaran, yang berdampak pada
pemotongan tenaga kerja.

Faktor demografi: Perubahan dalam struktur demografi suatu negara atau wilayah juga dapat
memengaruhi tingkat pengangguran. Contohnya adalah peningkatan jumlah lulusan baru
yang memasuki pasar kerja setiap tahunnya, yang dapat menyebabkan persaingan yang lebih
ketat untuk mendapatkan pekerjaan.

Ketidakseimbangan informasi: Terkadang, kesenjangan informasi antara pencari kerja dan


perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan dapat menyebabkan kelambanan dalam
pencocokan antara keterampilan dan permintaan pekerjaan yang ada.

Meskipun ekonomi sedang makmur, faktor-faktor ini dapat mempengaruhi tingkat


pengangguran dan menjaga agar tingkat pengangguran tidak pernah mencapai nol.

o Formula tingkat pengangguran

Menghitung tingkat pengangguran adalah mudah. Anda hanya perlu membagi jumlah
pengangguran dengan total angkatan kerja (labor force).

Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran / Angkatan Kerja


Anda dapat menemukan angkanya di badan statistik nasional atau departemen tenaga kerja.
Untuk komparasi antar negara, anda dapat mencarinya di lembaga seperti World Bank,
OECD, IMF, atau di website penyedia statistik seperti ceic.com dan
tradingeconomics.com,om.

o Jenis pengangguran

Ekonom mengklasifikasikan pengangguran menjadi empat kelompok, yaitu:

15
- Pengangguran structural (structural unemployment). Pengangguran ini muncul karena mereka
tidak memiliki keterampilan. Atau, mereka memiliki keterampilan tetapi tidak cocok dengan
permintaan yang ada. Penyebabnya adalah karena perubahan struktur ekonomi, misalnya,
karena perubahan teknologi.

- Pengangguran friksional (frictional unemployment). Seringkali, individu mengambil waktu


sebelum menemukan pekerjaan yang tepat. Saat aktif mencari pekerjaan, mereka
dikategorikan sebagai pengangguran.

- Pengangguran siklikal (cyclical unemployment). Selama siklus bisnis, tidak hanya PDB riil
yang berfluktuasi, tetapi juga tingkat pengangguran. Meskipun penawaran tenaga kerja tetap
tidak berubah, permintaan tenaga kerja berubah selama fase siklus bisnis. Jadi, ada periode
ketika permintaan tinggi (pengangguran siklikal rendah) dan ada periode ketika permintaan
rendah (pengangguran siklikal tinggi).

- Pengangguran musiman (seasonal unemployment). Ini seperti pengangguran siklis, tetapi


masalahnya berasal dari faktor musiman dan bukan disebabkan oleh naik turunnya aktivitas
ekonomi. Misalnya, selama kedua periode, permintaan pekerjaan tertentu selama hari libur
seringkali lebih tinggi dari musim normal.

- Pengangguran struktural ditambah pengangguran friksional membentuk tingkat pengangguran


alami (natural rate of unemployment). Mereka akan tetap ada seiring waktu, meskipun
perekonomian berada pada full employment (PDB berada pada tingkat potensialnya). Jadi,
tingkat pengangguran tidak pernah sama dengan nol.

o Penyebab tingkat pengangguran

Pengangguran terjadi ketika permintaan tenaga kerja lebih tinggi daripada penawaran tenaga
kerja. Permintaan mengacu pada berapa banyak lapangan kerja tersedia. Ketika itu rendah,
ketersediaan pekerjaan tidak cukup untuk menyerap pasokan tenaga kerja, mengakibatkan
tingkat pengangguran tinggi.Sebaliknya, ketika permintaan tinggi, orang mudah menemukan
pekerjaan dan tingkat pengangguran turun.

16
Permintaan tenaga kerja tergantung pada prospek keuntungan perusahaan. Prospek laba yang
lebih baik mendorong mereka untuk meningkatkan produksi. Mereka akan merekrut lebih
banyak tenaga kerja. Permintaan tinggi ketika ekonomi sedang makmur (ekspansi ekonomi).

Tetapi, ketika prospek keuntungan memburuk, mereka akan mengefisienkan operasional.


Mereka tidak hanya berhenti untuk merekrut tetapi mungkin memecat karyawan. Itu biasanya
terjadi selama resesi ekonomi.

Pasokan tenaga kerja merujuk pada jumlah orang yang tersedia dan siap untuk bekerja.
Pasokan tenaga kerja tergantung pada pertumbuhan populasi, tingkat partisipasi angkatan
kerja dan imigrasi bersih.

Perlu anda ingat, permintaan-penawaran tenaga kerja tidak hanya berbicara tentang kuantitas,
tetapi kualitas tenaga kerja. Beberapa jenis pekerjaan menuntut pekerja dengan keterampilan
lebih tinggi daripada yang lain. Jadi, meskipun permintaan tenaga kerja tinggi, tingkat
pengangguran mungkin tetap tinggi karena sebagian besar pekerja tidak memenuhi
kualifikasi.

Faktor-faktor penyebab dari setiap jenis pengangguran.

- Penyebab pengangguran struktural

Orang-orang menganggur karena mereka tidak memiliki keterampilan yang diminta oleh
bisnis. Masalah mungkin berasal dari perubahan mendasar dalam perekonomian, yang mana
mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti teknologi, persaingan, atau kebijakan
pemerintah.

Misalnya, ketika ekonomi beralih dari berbasis industri ke berbasis layanan, beberapa
individu menganggur. Kuantitas pekerja mungkin masih sama, tapi kualitasnya tidak
memenuhi persyaratan bisnis.

Misalnya, bisnis meminta pekerja yang dapat mengoperasikan komputer. Pekerja yang
memiliki keterampilan manual kemungkinan besar akan tetap menganggur. Mereka tidak
memenuhi kualifikasi. Kecuali, mereka mengambil kursus untuk meningkatkan keterampilan

17
mereka. Jadi, solusi untuk mengatasi pengangguran struktural adalah adalah dengan melatih
kembali para pekerja.

Baru-baru ini, perubahan teknologi juga berpotensi meningkatkan pengangguran struktural di


masa depan. Mereka yang tidak memiliki keahlian di bidang teknologi akan terpinggirkan.
Bahkan mereka yang memiliki keterampilan juga dapat menganggur karena tingginya
redundansi pekerjaan.

- Penyebab pengangguran friksional

Badan Pusat Statistik mengkategorikan individu sebagai pengangguran karena mereka tidak
memiliki pekerjaan, walaupun mereka secara aktif mencari pekerjaan. Jadi, pengangguran
friksional terjadi karena transisi dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Atau, lulusan baru
tidak beruntung dan tidak dapat menemukan pekerjaan yang tepat.

Orang-orang pindah ke pekerjaan lain karena berbagai alasan, termasuk peluang, upah,
tunjangan yang lebih baik. Atau, mereka tidak puas dengan pekerjaan sebelumnya.

Pengangguran friksional terjadi karena pasar tenaga kerja tidak sempurna. Apa itu artinya?

Pekerja tidak memiliki informasi yang sempurna tentang penawaran, permintaan, atau bahkan
upah di pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, meskipun seseorang telah menemukan pekerjaan
yang tepat, ia harus menegosiasikan gaji. Karena dia tidak mengetahui upah ekuilibrium di
pasar, mereka mungkin meminta gaji lebih rendah atau lebih tinggi.

Tidak hanya upah, ketidakcocokan penawaran dan permintaan juga datang dari keterampilan,
waktu kerja, lokasi, sikap, atau selera. Tentu saja, itu memperlama mereka menganggur.

- Penyebab pengangguran siklikal

Pengangguran siklis berhubungan dengan siklus ekonomi. Itu adalah naik turunnya aktivitas
ekonomi. Selama ekspansi ekonomi, permintaan tenaga kerja tinggi. Bisnis perlu
meningkatkan produksi.

18
Selama periode itu, mereka melihat prospek laba yang lebih kuat karena permintaan
konsumen yang kuat. Jadi, mereka ingin meningkatkan output. Untuk itu, mereka
mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Sebagai hasilnya, pengangguran siklis rendah
selama periode ini.

Sebaliknya, selama kontraksi ekonomi atau resesi, permintaan tenaga kerja menurun. Bisnis
memangkas produksi karena prospek keuntungan mereka memburuk. Mereka tidak hanya
berhenti merekrut pekerja baru tetapi juga memilih untuk memecat karyawan yang ada
sejalan dengan program efisiensi. Itu mengakibatkan pengangguran yang tinggi selama resesi.

- Penyebab pengangguran musiman

Pengangguran musiman tinggi selama musim normal dan jatuh selama musim puncak.
Musim puncak adalah waktu terbaik bagi pengusaha untuk menghasilkan lebih banyak
pendapatan dan keuntungan. Karena alasan ini, mereka akan merekrut lebih banyak pekerja.

Permintaan pekerjaan di industri tertentu lebih bersifat musiman daripada yang lain.
Pariwisata dan rekreasi, konstruksi, pertanian, dan ritel adalah beberapa di antaranya.
Misalnya, pemetik buah sangat banyak dipekerjakan selama musim panas. Demikian pula,
pekerjaan ritel adalah prospektif selama pra-Natal daripada di hari-hari normal.

Dampak tingkat pengangguran terhadap perekonomian


Mereka yang menganggur tidak mendapatkan gaji. Oleh karena itu, ketika tingkat
pengangguran tinggi, itu menunjukkan semakin banyak rumah tangga yang memiliki sedikit
uang.

Sebagai akibatnya, mereka mengurangi belanja terhadap barang dan jasa. Ketika permintaan
konsumen melemah, bisnis mengurangi produksinya. Itu semakin memperlambat
pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan pengangguran siklis yang lebih tinggi.

Pengangguran juga bertanggung jawab atas masalah sosial seperti kemiskinan dan kejahatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Barro, R. J., & Sala-i-Martin, X. (2003). Economic Growth. MIT Press.


 Buku yang fokus pada teori dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, termasuk peran PDB dalam mengukur pertumbuhan
ekonomi.

Blanchard, O. (2017). Macroeconomics. Pearson.


 Buku teks yang mencakup teori dan aplikasi ekonomi makro, membahas topik
seperti PDB, inflasi, dan pengangguran.

Gregory, M., & Stuart, R. (2013). Principles of Economics. Cengage Learning.


 Buku yang mencakup konsep-konsep dasar dalam ekonomi, termasuk
penjelasan tentang PDB, IHK, dan pengangguran.

Mankiw, N. G. (2014). Macroeconomics. Cengage Learning.


 Buku teks yang umum digunakan dalam pengantar ekonomi makro,
menjelaskan konsep dasar dan prinsip ekonomi makro secara komprehensif.

Parkin, M., & Bade, R. (2016). Economics: Canada in the Global Environment.
Pearson.
 Buku yang menjelaskan prinsip-prinsip ekonomi dalam konteks global,
termasuk penjelasan tentang PDB, IHK, dan pengangguran.

Rangkuti, F. (2016). Ekonomi Mikro dan Makro. Gramedia Pustaka Utama.


 Buku yang memberikan pemahaman tentang dasar-dasar ekonomi mikro dan
makro, termasuk pengenalan PDB, IHK, dan tingkat pengangguran.

Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D. (2015). Economics. McGraw-Hill Education.

20
 Buku teks yang memberikan pengantar komprehensif tentang prinsip-prinsip
ekonomi, termasuk topik seperti PDB, IHK, dan tingkat pengangguran.

21

Anda mungkin juga menyukai