DI SUSUN OLEH:
Aditia: 161110013443120
Ahmad nur: 161110013443098
Desy setyorini: 161110013443021
Nadira widya pratiwi: 161110013443120
Silva humaira: 161110013443023
MANAJEMEN MALAM
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
Mata kuliah: Ekonomi pembangunan
Dosen: Beatrix Tandirung, S.E., M.Si
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tahap tahap
pertumbuhan ekonomi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang tahap tahap pertumbuhan ekonomi ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................
A. Teori Tahap-tahap Perumbuhan Ekonomi Menurut W.W Rostow .......................... 5-11
B. Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ..................................................................... 11-13
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi .................................. 13-14
BAB III Penutup ........................................................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15-17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dilihat dengan ukuran agregat yang biasanya
diukur dengan pertumbuhan ekonomi. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran untuk
menilai pertumbuhan ekonomi output suatu bangsa namun sering digunakan sebagai tolak ukur
majunya suatu bangsa. Pendapatan nasional bukan hanya berguna untuk menilai perkembangan
ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu, tetapi juga membandingkan dengan negara lain. Selain
itu dari pendapatan nasional selanjutnya dapat pula diperoleh turunannya seperti pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan perkapita.
Pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya mengalami peningkatan, salah satunya dibuktikan
dengan ketergantungan penerimaan devisa pada minyak bumi semakin berkurang dan semakin
berperannya sektor swasta. Beberapa faktor yang memungkinkan perekonomian Indonesia tumbuh
pesat sepanjang kurun pembangunan jangka panjang pertama yang lalu, antara lain adalah
keberhasilan merehabilitasi sarana dan prasarana pada masa pemulihan 1966-1968, termasuk
reformasi dalam bidang perbankan dan penanaman modal. Meskipun sempat terganjal oleh
dampak resesi dunia pada awal 1980-an, namun berkat kesigapan pemerintah meluncurkan
berbagai kebijakan deregulatif berhasil memulihkan situasi yang didukung oleh kemantapan
situasi pangan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut rostow dalam masyarakat tradisional ini produksi perkapita masih sangat terbatas dan
sumber daya produksi utama adalah sektor pertanian, sehingga sangat kecil kemungkinan untuk
mengadakan mobilitas vertikal dikarenakan kedudukan masayarakat tidak akan jauh berbeda
dengan kedudukan ayahnya dan sistem mobilitasnya umumnya berdasarkan sistem warisan
(pemeberian).
Dalam segi politik masayarakat tradisional umunya tuan tanahlah yang memiliki otoritas
tertinggi hal itu tidak lain karena pemilik tanah merupakan stratifikasi tertinggi dalam masayarakat
tradisonal. Kalau dilihat sistem ilmu pengetahuan dalam masyarakat ini cenderung menyelsaikan
persoalan dengan cara-cara yang kurang rasional dan masih menggunakan cara berpikir budayawi
dari tradisi turun temurun.
5
2. Tahap prasayarat Lepas Landas (The Procondition for Take Off)
Tahap prasyarat lepas landas ini adalah masa transisi dimana ketika suatu masyarakat telah
mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan dari luar untuk mencpai pertumbuhan yang mempunyai
kekuatan untu terus berkembang. Tahap prasyarat lepas landas ini dibagi menjadi dua tipe oleh
Rostow:
Yang pertama adalah tahap yang dilakukan dengan mengubah masyarakat tradisional yang
telah ada, sedangkan yang kedua adalah brown free yaitu Amerika, Kanada, Australia, Selandia
baru,
Yang ke dua mereka tidak perlu merubah sistem tradisional dikarenakan masyarakat itu
terdiri dari imigran-imigran yang diperlukan sebagai tahap masa prasyarat lepas landas.
Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff),
yang ditandai dengan:
1.) Berkurangnya Sikap Mental Tradisional
Pada tahap ini sikap mental tradisional secara perlahan-lahan mulai
berkurang. Proses ini biasanya diawlai dengan munculnya kelompok elit baru yang
mempunyai gagasan bahwa modernisasi ekonomi adalah sesuatu yang mungkin
dan bahkan sangat didambakan. Kemajuan ekonomi merupakan syarat penting
untuk mencapai tujuan lain yang dianggap terbaik, misalnya kebanggaan nasional,
keuntungan pribadi, kesejahteraan umum, atau kehidupan yang lebih baik bagi anak
cucu. Kelompok elit baru ini mau bekerja keras, meningkatkan tabungan dan
mengambil resiko dalam mengejar keuntungan modernisasi.
Sebagian anggota masyarakat sudah mulai berpikir rasional menyusul
semakin meluasnya pendidikan, sekurang-kurangnya bagi beberapa orang tertentu.
Perkembangan sektor pendidikan ini adalah untuk memenuhi berbagai kebutuhan
dalam kehidupan modern.
2.) Peningkatan Saving dan Investasi
Pada periode ini bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan bermunculan
seiring dengan meningkatnya saving dan investasi secara teratur dan mendasar
hingga melampaui laju pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan sektor perbankan/ lembaga keuangan, saving, investasi dan
pendapatan masyarakat saling menunjang. Perkembangan sektor perbankan/
6
lembaga keuangan, memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk menabung
dan memperoleh dana yang diperlukan untuk invetasi sehingga memacu
peningkatan saving, investasi dan pendapatan masyarakat..
Rostow menyarankan supaya investasi pemerintah diarahkan kepada
perluasan Social overhead capital (prasarana produksi) terutama untuk
membangun jaringan transportasi. Pengembangan jaringan transportasi ini sangat
besar peranannya dalam memperluas pasar, menggarap sumber daya alam secara
lebih produktif, dan untuk memungkinkan negara memerintah secara lebih efektif.
Kebijaksanaan ini juga membantu terwujudnya stabilitas politik dan integrasi
nasional, yang merupakan prasyarat pula bagi pertumbuhan ekonomi selanjutnya.
3) Pengenalan Teknologi Maju
Berkurangnya sikap mental tradisional, kemudian dalam bidang pendidikan
serta peningkatan saving dan investasi merangsang berkembangnya usaha-usaha
untuk memperbaiki serta memperkembangkan lebih lanjut alat-alat dan metode
produksi. Penyebaran teknologi maju ini diiringi oleh berbagai rupa kegiatan
pelatihan atau training untuk menggunakannya. Akibatnya, bermunculanlah
berbagai rupa lembaga-lembaga pendidikan nonformal/ kursus-kursus
keterampilan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Adapun
tujuannya adalah untuk mengenalkan teknologi baru kepada para pekerja melalui
paket kegiatan pelatihan dan penataran. Dengan demikian lembaga-lembaga
pendidikan nonformal ini merupakan pelopor penyebaran teknologi maju ke dalam
masyarakat.
4.) Berkembangnya Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsaan yang biasanya muncul sebagai reaksi terhadap
intervensi dan dominasi asing, berfungsi sebagai kekuatan potensial dalam
melahirkan masa transisi tersebut.
Di Indonesia yang sejak awal abad 17 mulai dijajah oleh Belanda, pada abad
ke 19 mulai muncul berbagai gerakan kebangsaan untuk menentang kekuasaan
Belanda. Pada awal abad 20 gerakan kemerdekaan tersebut semakin terorganisir
dan terarah dan semakin intensif masa penjajahan Jepang (1942-1945) berakhir.
Cita-cita perjuangan kemerdekaan itu kemudian dirumuskan sedemikian rupa
7
dengan tujuan akhirnya adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan
makmur.
8
Kedua, sektor pertumbuhan suplementer (supplementary growth sector),
yaitu sektor yang berkembang pesat sebagai akibat langsung dari pertumbuhan
sektor primer. Misalnya pembangunan sistem perkereta-apian (sektor primer)
merangsang perluasan industri di bidang besi, batu bara dan baja. Dalam kasus ini
industri besi, batu bara dan baja adalah sektor suplementer.
Ketiga, sektor pertumbuhan turunan atau terkait (derivativegrowth sector),
yaitu sektor yang berkembang seirama dengan kenaikan pendapatan, penduduk dan
produksi sektor industri atau beberapa variabel lain yang secara keseluruhan
meningkat agak cepat. Misalnya industri makanan dan perumahan yang erat
kaitannya dengan penduduk.
(c) Hadirnya secara cepat suatu kerangka politik, sosial dan organisasi yang
menampung hasrat ekspansi di sektor modern dan menumbuhkan daya
dorong kepada pertumbuhan
Persyaratan take off yang terakhir adalah hadir atau munculnya kerangka
budaya yang mendorong perluasan sektor modern. Syarat penting untuk itu adalah
kemampuan perekonomian untuk meningkatkan tabungan dari pendapatan yang
semakin meningkat.Hal ini diperlukan untuk meningkatkan permintaan efektif
terhadap barang-barang manufaktur, dan kemampuan untuk menciptakan manfaat
eksternal melalui ekspansi leading growth sector Menurut Rostow untuktake
off suatu masyarakat memerlukan seperangkat prasyarat besar-besaran, sampai ke
jantung ekonomi, politik dan tatanan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
tersebut.
Dalam tahap ini, orang-orang yang ingin mempermodernkan perekonomian
(kelompok elit) biasanya meraih kemajuan yang pesat dan nyata dalam bidang
sosial, ekonomi dan budaya dibandingkan dengan kelompok tradisional.Secara
keseluruhan, kelompok elit ini mendorong masyarakat untuk menyebarluaskan
rahasia teknologi modern ke luar sektor yang telah dipermodernkan selama
masa take-off tersebut.
4. Gerakan Kearah Kedewasaan (The Drive To Maturity)
9
Pada masa ini masyarakat masyarakat sudah secara efektif menggunakan
teknologi modern pada sebagian faktor produksi dan kekayaan alamnya.Periode ini
memerlukan waktu sekitar 40 atau 50 tahun. Karakteristik periode ini adalah
sebagai berikut:
Kematangan Teknologi
Penggunaaan ataupun pemaikan teknologi sudah menyebar di berbagai penjuru,
dan terknologi sangat berpengaruh dalam berbagai kegiatan.
Perubahan Struktur dan Keahlian Tenaga Kerja
Kemajuan teknologi menimbulkan perubahan yang berarti terhadap struktur
ekonomi dan keahlian tenaga kerja. Peranan sektor industri meningkat, sementara
peranan sektor pertanian berkurang. Tenaga kerja berubah menjadi terdidik.
Kemajuan dalam bidang pendidikan ini selanjutnya menyebabkan upah nyata
pekerja meningkat dan mereka mengorganisasikan diri untuk mendapatkan jaminan
sosial dan ekonomi lebih besar.
Manajemen Usaha
Kepemimpinan dalam dunia usaha (perusahaan) mengalami perubahan, dimana
peranan manajer semakin penting dan terpisah-pisah dari pemilik (the
owner).Perubahan ini mendorong lahirnya para manajer profesional yang
mempunyai kedudukan yang semakin penting.Watak para pengusaha (manajer)
berubah dari pekerja keras dan kasar menjadi manajer yang halus dan sopan.
Kejenuhan Masyarakat
Adanya gejala kebosanan masyarakat terhadap kemajuan yang diciptakan oleh
industrialisasi, dan mulai ada kritik-kritik terhadap industrialisasi tersebut. Ada
kecenderungan bahwa masyarakat selalu menginginkan sesuatu yang lebih baru,
mendorong terjadinya perubahan lebih lanjut.
5. Tahap Konsumsi Tinggi ( The Age Of High Massconsumption)
Pada tahap ini perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-
masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi
kepada masalah produksi. Karakteristiknya sebagai berikut :
10
Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;
Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran
Dalam tahap ini terdapat tiga tujuan utama masyarakat yang diperebutkan dalam
memperoleh sumberdaya yang tersedia dan dukungan politik, yaitu:
Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara keluar negari dan kecenderungan ini
berwujud penakhlukan negara lain.
Menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata bagi penduduk
dengan cara melakukan pemerataan pendapatan.
Mempertinggi tingkat konsumsi masayarakat diatas konsumsi keperluan utama
yang sederhana seperti, makanan, pakaian, perumahan menjadi barang tahan lama
dan mewah.
B. Perekonomian di Indonesia
Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi sejak
kemerdekaan sampai sekarang, peralihan dari masa orde lama ke orde baru ini memberikan
iklim politik yang dinamis, apalagi ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan, berikut merupakan penjelasannya
11
2. Masa Orde Baru (1966 - 1997)
Pada masa peralihan orde lama ke orde baru, ditandai dengan kondisi
perekonomian yang tidak menentu, antara lain:
Ketidakmampuan pemerintah untuk memenuhi kewajiban utang luar negeri
kurang lebih sebesar US $ 2 miliar
Penerimaan devisa ekspor hanya setengah dari pegeluaran untuk impor barang dan
jasa
Ketidakmampuan pemerintah mengendalikan anggaran belanja dan memungut
pajak
Percepatan laju inflasi mencapai 30 – 40 % perbulan
Buruknya kondisi prasarana perekonomian serta penurunan kapasitas produksi
sektor industri dan ekspor
12
berjalan. Selain itu industri substitusi impor ini telah membawa perekonomian Indonesia
menjadi rentan terhadap perubahan kurs mata uang dan tingkat suku bunga uang luar
negeri. Apa yang terjadi pada tahap ini adalah sama dengan tahap ktiga dari Rostow yaitu
tahap lepas landas namun kita terpeleset dan perekonomian kita terpuruk karena ternyata
dasar fundamental ekonomi makro kita tidak kuat.
13
Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada, dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri semakin mahal
Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan
berpihak pada dasar
Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehinga
mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilakan nilai rupiah
Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah
dan tingkat suku bunga ini juga harus antisipatif dan dapat diterima pasar
Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan
mampu membiayai pengeluaran pemerintah (tidak defisit)
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses tranformasi suatu masyarakat
tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multidimensional. Pembangunan
ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi juga ditunjukan oleh
peranan sector pertanian dan peranan sektor industri.
Menurut Rostow, proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap yaitu
mesyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions
for take-off), tinggal landas (the take-off), menuju kedewasaan (the drive to maturity), dan masa
konsumsi tinggi (the age of higt mass-consumtion).
15
Kelemahan:
1. Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan
oleh teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi
oleh pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat
lanjutannya adalah sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui
tahap tinggal landas.
2. Dengan dasar teori ini, seringkali negara harus melakukan mobilisasi seluruh
kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat
investasi produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu
adalah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan
mentah, tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan
berkelanjutan di masa yang akan datang. Kerusakan alam justru berakibat pada
penurunan ekonomi masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya
penyakit, kerawanan sosial, dsb.
3. Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal
dari investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan
prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini
biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari
lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC (Multi
Natioanl Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara
berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat
terdapat ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut
berposisi sebagai debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah
kreditor. Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak,
pemerintah Negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari
Negara asing atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda
politik maupun ekonominya di Negara yang sedang berkembang. Negara
berkembang juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan
persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit menuju kemajuan yang
diharapkan.
16
4. Tahap lepas landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang
disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana
mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak
memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek
negatif dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya
efek kesenjangan sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali
justru berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang misalnya terjadi
di Indonesia..
17
DAFTAR PUSTAKA
http://aksaput.blogspot.com/2016/04/tahap-tahap-pertumbuhan-ekonomi.html
http://beilmin.blogspot.com/2017/10/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
https://miswarymyusuf.blogspot.com/2015/10/makalah-tahap-tahap-pertumbuhan-
ekonomi.html
http://titosuasono.blogspot.com/2015/01/tahap-tahap-pertumbuhan-ekonomi.html
https://dininst.blogspot.com/2014/12/kelemahan-teori-lima-tahap-pembangunan.html
18