1. Indri Lestari
2. Dina Pratami P
3. Elsa Yuliyanti
4. Ade Anggara
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
“GEOGRAFI”. Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
memberi arahan dan bimbingan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan
baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………………………...………………………………...i
DAFTAR ISI……………………………………………………………..……..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
D. Manfaat............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan teori..................................................................................................2
E. pembangunan desa............................................................................................6
A. Kesimpulan......................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerataan pembanguan telah digariskan dalam Undang-Undang Dasar 1945
alinea keempat, yang menyatakan bahwa fungsi sekaligus tujuan Negara Indonesia
yakni memajukan kesejahteraan umum. Pembangunan dimaksudkan agar ada perubahan
positif yang terjadi dalam semua bidang, baik segi ekonomi, sosial, budaya, infrastuktur
dan bidang lainnya. Tujuan akhir dari pemerataan pembangunan itu sendiri yakni
tercapai kesejahteraan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.Landasan teori
B. Konsep Pembangunan
1. peyediaan sarana irigasi, air bersih, dan sanitasi dasar terutama di daerah
langka sumber air bersih.
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan
dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota
dan desa. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki
tiga prinsip pokok sebagai berikut:
1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-
unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang
bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga
melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.Interaksi desa dan kota
dapat dilihat dari beralihnya mata pencaharian masyarakat desa dari agraris ke nonagraris,
munculnya pengelaju karena didukung oleh sarana transportasi yang memadai, perdagangan
hasil pertanian dan industri, dan kemajuan dibidang pendidikan. Interaksi kota dan desa
sangat menentukan pola persebaran masyarakat desa dan kota.
Hubungan desa dan kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau dari kepentingan
masyarakat kota, interaksi desa-kota untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan bahan
dasar industri. Interaksi desa-kota mendorong masyarakat desa untuk mencari pekerjaan di
kota dan memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat dalam mencukupi dan
memenuhi kebutuhan hidup, sehingga masyarakat desa dan kota saling membutuhkan.
(Bintarto1989).
Namun, pada kenyatannya dari hasil penelitian dan telah data sekunder dalam
pelaksanaan pembangunan disuatu daerah tidak dilaksanakan berdasarkan asa
transparansi,akutabel,partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggran.
Pembangunan pedesaan yang seharusnya dilaksanakan oleh lembaga pemberdayaan
masyarakat (LPM) desa dengan melibatkan peran serta masyarakat ternyata tidak berjalan
sebagai mestinya. Kepala desa sendirilah yang melaksanakan pembangunan.
Dominasinya peran pemerintah desa, dalam hal ini kepala desa dalam pelaksanaan
pembangunan pedesaan tentu tidak hanya melanggar esensi dari tujuan dilaksankannya
pembangunan pedesaan, yaitu mensejahterakan masyarakat desa tetaoi juga telah
mengabaikan azas pelaksanaan pemanguna yaitu trabspransi, akutabel,partisipatif serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran yang telah digariskan dalam peraturan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan desa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSAKA
https://www.academia.edu/30991115/STUDI_ANALISIS_PARTISIPASI_MASYARA
KAT_DALAM_PROGRAM_NASIONAL_PEMBERDAYAAN_MASYARAKAT_P
NM_
https://cookpierun.wordpress.com/2015/11/16/pembangunan-yang-tidak-merata-di-
indonesia/
https://pemdesbaok.wordpress.com/2014/06/01/dengan-disahkan-undang-undang-
republik-indonesia-nomor-6-tahun-2014-tentang-desa-kepala-desa-harus-belajar-
pembukuanaccounting/
http://untungsupraptogeografi14.blogspot.com/2016/06/makalah-geografi-
perkotaan_1.html
https://yohanli.com/upaya-pemerataan-pemabangunan/
Sujarto,Djoka. 1992. Wawasan Tata Ruang, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,
Edisi Khusus. Bandung
https://www.academia.edu/30991115/STUDI_ANALISIS_PARTISIPASI_MASYARA
KAT_DALAM_PROGRAM_NASIONAL_PEMERDAYAAN_MASYARAKAT_PNP
M_.