Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GEOGRAFI

“Usaha Pemerataan Pembangunan di Desa dan Kota”

Disusun Oleh Kelompok III

1. Indri Lestari

2. Dina Pratami P

3. Elsa Yuliyanti

4. Ade Anggara

Guru Pembimbing : Lazi, S.Pd

SMA NEGERI 2 SUNGAI KERUH


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena


dengan rahmat-NYA kita dilimpahkan taufiq dan hidayah, dan atas segala
kemudahan yang telah diberikan kepada kita, sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Shalawat beriringkan salam semoga abadi
terlimpahkan kepada baginda Rasulullah SAW , keluarga dan sahabat-
sahabatnya, serta para pengikutnya. Semoga syafaatnya selalu menyertai
kehidupan ini. Amiin!!

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
“GEOGRAFI”. Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
memberi arahan dan bimbingan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan
baik.

Setitik harapan dari penulis,semoga makalah ini dapat bermanfaat serta


bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang
penulis miliki tidak terlalu bagus. Untuk itu, penulis mengharapkan dan
menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis
memohon rahmat dan ridhonya.

Jirak, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………………………...………………………………...i

DAFTAR ISI……………………………………………………………..……..ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
D. Manfaat............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan teori..................................................................................................2

B. Konsep pemerataan pembangunan ..................................................................3

C. Upaya Pemerintah dalam pemerataan pembangunan di Desa dan kota............4

D. pembangunan Desa dan kota serta Interaksi di Desa dan kota.........................5

E. pembangunan desa............................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................8

B. Saran................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerataan pembanguan telah digariskan dalam Undang-Undang Dasar 1945
alinea keempat, yang menyatakan bahwa fungsi sekaligus tujuan Negara Indonesia
yakni memajukan kesejahteraan umum. Pembangunan dimaksudkan agar ada perubahan
positif yang terjadi dalam semua bidang, baik segi ekonomi, sosial, budaya, infrastuktur
dan bidang lainnya. Tujuan akhir dari pemerataan pembangunan itu sendiri yakni
tercapai kesejahteraan masyarakat.

Perjalanan pembangunan di indonesia sejak jaman kepemimpinan presiden


Soekarno hingga saat ini, telah banyak menghasilkan perkembangan dan kemajuaan
bagi keberlanjutan pembangunan di Indonesia. Walaupun demikian permasalahan
pembangunan di indonesia masih cukup banyak, angka kemiskinan masih tinggi,
kesenjangan sosial, hutang negara, dan masih banyak lagi. Berbagi upaya untuk
mengatasi permaslahan pembangunan di indonesia telah banyak dilakukan pemerintah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa konsep pembangunan?

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan desa dan kota

3. Bagaimana Interaksi Desa dan Kota.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep pembangunan

2. Untuk mengetahui usaha pemerintah

3. untuk mengetahui bagaimana interaksi desa dan kota


D. Manfaat

1. Manfaat untuk penulis

Dapat memberikan pengalaman penulis dalam membuat karya tulis ilmiah.

2. Manfaat untuk pembaca

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang usaha pemerintah


dalam pemerataan pembangunan desa kota.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Landasan teori

Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-


upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan
yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan (Riyadi dan deddy
supriyadi bratakusumah,2005). Portes (1976) , mendefinisikan pembangunan sebagai
transformasi ekonomi, ssosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang
direncanakan untuk memprediksi berbagai aspek kehuduan masyarakat.

Pemerataan pembangunan adalah sebagai suatu usaha, pembangunan


marupakan tindakan aktif yangharus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka
meningkatkan pendapat perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta
masyarakat, pemerintahan, dan semua elemen yang terdpat dalam satu negara untuk
berpatisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan
pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesajahteraan masyrakat.

Menurut sutarjo karhadikusumo, Desa adalah suaru kesatuan hukum dimana


bermukim suatu masyarakat yang berkuasa dan masyarakat tersebut mengadakan
pemerintah sendiri. Secara GEOGRAFIS , KOTA adalah suatu bentang yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gejala pemusataan penduduk
tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduk individulistis dan materialistis.

B. Konsep Pembangunan

Konsep pemerataan pembangunan daerah menurut Kartasasmita (2003:24)


merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan
berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhka masyarakat, melakukan pemeratan
faselitas umum dan sosial serta pengembangan pembangunan perdesaan dalam upaya
peningkatan derajat masyarakat secara meyeluruh.

Perkembangan pembangunan daerah tidak terlepas dari pekembangan daerah


perkotaan dan perdesaan. Bila diperhatikan proses perkembangan suatu desa jelas
membatasi bahwa kota dan desa saling melengkapi dan membentuk satu sistem yang
terkait. Daerah perdesaan umumnya memiliki kondisi yang kurang menguntungkan
dibandingkan dengan daerah perkotaan. Keterbatasan inilah, yakni dalam hal
penyediaan lapangan pekerjaan, lahan usaha, serta sarana dan prasarana pelayanan dasar
pedesaan, yang mendorong terjadinya migrasi ke kota-kota.

Sudah saatnya persepsi mengebai pananganan permasalahan kota dan desa


diubah. Desa tidak dapat lagi dipandang hanya wilayah pendukung kehidupan daerah
perkotaan, tetapi sebaliknya, perkembangan daerah perkotaan harus pula mampu
meningkatkan perkembangandaerah perdesaan. Oleh karna itu, daerah perkotaan harus
turut meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi di daerah perdesaan dalam rangka
menjaga momentum pembangunan daerah perkotaan itu sendiri. Hubungan timbal balik
yang saling menguntungkan ini merupakan dasar bagi pertumbuhan yang serasi antara
kota dan desa.

Pembangunan perkotaan dan pembangunan perdesaan harus diusahakan sekuat


tenaga agar tidak saling merugiakan, melaikan justru harus saling mendukung dan
saling memperkuat sehingga terciptannya pemerataan pembangunan daerah yang dapatb
dinikmati secara luas oleh masyarakat. Penduduk pedesaan yang cukup besar jumlahnya
adalah pasar potensial untuk produk yang dihasilkan oleh kawasan perkotaan.
Sebaliknya, pedesaan yang meyediakan input bagi sektor produksi dn konsumsi
perkotaan. Perkotaan merupakan sumber inovasi dan teknologi yang dapat
meningkatkan produktivitas masyarakat perdesaan. Meningkatnya taraf hidup
masyarakat perkotaan di atas pengorbanan masyarakat desa harus di cegah.
Berkembangnya kesejahteraan masyarakat perkotaan harus turut mengakat martabat dan
kehidupan masyarakat di pedesaan.

C. Upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan di desa dan kota

Adapun untuk pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah desa dan kota


dilakukakn dengan upaya sebagai berikut:

1. Mendorong percepatan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis yang


selama ini masih belum berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi
motor penggerak bagi wilayah-wilayah tertinggal di sekitanya dalam suatu
sistem wilayah pengembangan ekonomi yang strategis.

2. Meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan wilayah


yang tertinggal dan terpencil sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara
lebih cepat dan dapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dengan
daerah lain.

3. Mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan dengan mengubah arah


kebijakan pembangunan yang selama ini cendrung berorientasi melihat ke
dalam menjadi melihat keluar, sehingga kawasan tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan
dengan negara tetangga, baik mengunakanpendekatan pembangunan melalui
peningkatan kesejahteraan (prosperity approach) maupun keamanan
(security approach).

4. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan antara kota metropolitan,


besar, menengah dan kecil secara hierarki dalam suatu sistem pembangunan
wilayah perdesaan dan perkotaan.

5. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi yang beradah di wilayah


perdesaan dengan wilayah perkotaan.

Untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah, langka prioritas jangka pendek


yang dilakukan menitikberatkan pada percepatan pembangunan infrastuktur dengan cara
sebagai berikut:

1. peyediaan sarana irigasi, air bersih, dan sanitasi dasar terutama di daerah
langka sumber air bersih.

2. pembangunan jalan, jembatan dan dernaga terutama di daerah terisolasi dan


tertinggal

3. Redistribusi sumber dana pada daerah-daerah yang memiliki pendapatan


rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK)

D. Pembangunan Desa dan kota serta Intraksi Desa kota

Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan
dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota
dan desa. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki
tiga prinsip pokok sebagai berikut:
1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih

2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :

3. Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk).

4. Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu


wilayah.

5. Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi  bahan pangan, pakaian, bahan


bangunan dan sebagainya.

6. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru


yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh kota menjadi sasaran urbanisasi serta
terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda.

Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-
unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang
bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga
melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.Interaksi desa dan kota
dapat dilihat dari beralihnya mata pencaharian masyarakat desa dari agraris ke nonagraris,
munculnya pengelaju karena didukung oleh sarana transportasi yang memadai, perdagangan
hasil pertanian dan industri, dan kemajuan dibidang pendidikan. Interaksi kota dan desa
sangat menentukan pola persebaran masyarakat desa dan kota.

Hubungan desa dan kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau dari kepentingan
masyarakat kota, interaksi desa-kota untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan bahan
dasar industri. Interaksi desa-kota mendorong masyarakat desa untuk mencari pekerjaan di
kota dan memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat dalam mencukupi dan
memenuhi kebutuhan hidup, sehingga  masyarakat desa dan kota saling membutuhkan. 
(Bintarto1989).

Dalam peningkatan interaksi juga disebabkan oleh perkembangan di bidang


pendidikan, budaya, teknologi dan ekonomi penduduk. Yang akibatnya interaksi ini
berpengaruh terhadap wilayah satu dengan wilayah yang lain, dampak apakah yang timbul
dari interaksi desa-kota. Interaksi desa-kota bisa menimbulakan dampak positif dan negatif
bagi desa dan kota.
D. Pembangunan Desa

Untuk pembangunan di pedesaan telah diatur oleh undang-undang RI NO.6 tahun


2014 yang disahkan DPR-RI pada tanggal 18 desember 2013 akan memberikan desa alokasi
dana yang besar, dengan indikasi rata-rata Rp 1,4 miliar per desa per tahun. Program tersebut
disebut program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri.

Khusus dalam pelaksanaan tugas dalam menyelnggarakan pembangunan, pemerinth


dituntut mengelolanya berdsarkan asas transpransi,akuntabel,partisipasi serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggran.

Namun, pada kenyatannya dari hasil penelitian dan telah data sekunder dalam
pelaksanaan pembangunan disuatu daerah tidak dilaksanakan berdasarkan asa
transparansi,akutabel,partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggran.
Pembangunan pedesaan yang seharusnya dilaksanakan oleh lembaga pemberdayaan
masyarakat (LPM) desa dengan melibatkan peran serta masyarakat ternyata tidak berjalan
sebagai mestinya. Kepala desa sendirilah yang melaksanakan pembangunan.

Dominasinya peran pemerintah desa, dalam hal ini kepala desa dalam pelaksanaan
pembangunan pedesaan tentu tidak hanya melanggar esensi dari tujuan dilaksankannya
pembangunan pedesaan, yaitu mensejahterakan masyarakat desa tetaoi juga telah
mengabaikan azas pelaksanaan pemanguna yaitu trabspransi, akutabel,partisipatif serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran yang telah digariskan dalam peraturan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan desa.

Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan desa. Karena proses


pembangunan desa bukan hanya sebatas membangun prasaranan fisik, tetapi proses
pembangunan desa meupakan bagian dari pemberdayaan dan peningkatan kapasitas
masyrakat pedesaan.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan maka dapat digunakan


kerngka konsep sebagai berikut:
1. Partisipasi perlu dikembangkan dengan pola prosedural yaitu masyarakat atau
kelompok sasaran diharapakan berperan serta aktif pada berbagai tahap dalam
proses aktifitas pembangunan diri sendiri.

2. Upaya meningkatkan kesadaraan,kemauan,dan kemampuan golongan miskin


untuk berpartisipasi. Hal ini dimaksudkan agar mereka berpatisipasi dan bisa
menolong pereknomian diri sendiri.

3. Program-program pembangunan sosial ekonomi yang hendak dikembangkan


perlu diperhatiakan.

4. Keterlibatan agen pembaharu dari luar komunitas hanya saja sejauh


memberikan dorongan dan membantu memudahkan atau partisipasi warga
masyarakat dan bukan berperan sebagai pelaku utama.

5. Partisipasi perlu dilkasanakan melalui lembaga-lembaga yang sudah dikenal


atau kompak yang dibentuk dari prakarsa warga negara.

Apabila kerangka konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa


seperti dapat diterapkan maka di harapkan dapat mewujudkan tujuan dari
pembangunan desa, dengan terwujudnya tujuan pembangunan desa
selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kesahjahteraan masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemerataan pembangunan adalah sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan


tindakan aktif yang haru dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan
perkapita. Degan, demikain, sangatdibutuhkan peran serta masyarkat, pemerintah, dan semua
elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan.

Perkembangan pembangunan daerah tidak terlepas dari perkembangan daerah


perkotaan dan perdesaan. Bila diperhtikan proses perkembangan suatu desa menjadi kota,
terlihat jelas bahwa desa dan kota saling melengkapi dan membentuk suatu sistem yang
saling berkait.

B. Saran

1. Sebaiknya pemerintah dalam melaksanakan pemerataan pembangunan dilaksanakan


berdasarkan asas transparansi, akuntebel, perisipatif serta dilakukan dengan tertib dan
disiplin anggaran.

2. Pemerintah diharapkan mengusahkan pembangunan secra maksimal dengan membuat


kebijakan-kebijakan yang dapat menunjang kearah pembangunan yang lebih baik.

DAFTAR PUSAKA
https://www.academia.edu/30991115/STUDI_ANALISIS_PARTISIPASI_MASYARA
KAT_DALAM_PROGRAM_NASIONAL_PEMBERDAYAAN_MASYARAKAT_P
NM_

https://cookpierun.wordpress.com/2015/11/16/pembangunan-yang-tidak-merata-di-
indonesia/

https://pemdesbaok.wordpress.com/2014/06/01/dengan-disahkan-undang-undang-
republik-indonesia-nomor-6-tahun-2014-tentang-desa-kepala-desa-harus-belajar-
pembukuanaccounting/

http://untungsupraptogeografi14.blogspot.com/2016/06/makalah-geografi-
perkotaan_1.html

https://yohanli.com/upaya-pemerataan-pemabangunan/

Sujarto,Djoka. 1992. Wawasan Tata Ruang, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,
Edisi Khusus. Bandung

https://www.academia.edu/30991115/STUDI_ANALISIS_PARTISIPASI_MASYARA
KAT_DALAM_PROGRAM_NASIONAL_PEMERDAYAAN_MASYARAKAT_PNP
M_.

Anda mungkin juga menyukai