Anda di halaman 1dari 15

USAHA PEMERATAAN DI DESA DAN KOTA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN GEOGRAFI

YANG DIBINA OLEH BHAKTI ADISYAH,M.PD

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III KELAS XI IPS 1

1. ATILA BERLIAN NINGTIAS {6358}


2. WITRI APRIANDRIANI {6384}
3. LUTFIA NAHDA {6367}
4. SUCI DESTIANTI {6380}
5. RIO ANDIKA PUTRA {6375}
6. ANDI ZAQIRADA {6356}

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 1 EMPANG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
USAHA PEMERATAAN DI DESA DAN KOTA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN GEOGRAFI

YANG DIBINA OLEH BHAKTI ADISYAH,M.PD

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III KELAS XI IPS 1

1. ATILA BERLIAN NINGTIAS {6358}


2. WITRI APRIANDRIANI {6384}
3. LUTFIA NAHDA {6367}
4. SUCI DESTIANTI {6380}
5. RIO ANDIKA PUTRA {6375}
6. ANDI ZAQIRADA {6356}

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 1 EMPANG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya khususnya bagi penulis sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
geografi.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada guru geografi kami,
yang telah membimbing dan membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dan juga terima kasih atas bantuan dari semua pihak, semoga bantuan yang
diberikan itu mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan YME. Makalah ini
berisi tentang “ Usaha Pemerataan Pembangunan Di Desa Dan Kota”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan yang kami buat ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.

Empang, 06 November 2021

Kelompok III Kelas XII IPS.1

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... 1

KATA PENGANTAR............................................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 4

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 5

1.4 Definisi Operasional..................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 6

2.1. Landasan Teori............................................................................ 6

2.1.1 Konsep Pemerataan Pembangunan......................................... 6

2.1.2 Usaha Pemerintah dalam Pemerataan Pembangunan

di Desa dan Kota....................................................................... 8

2.1.3 Pembangunan Desa dan Kota serta Interaksi Desa Kota........ 9

2.1.3.1 Pembangunan Desa............................................................ 9

2.1.3.2 Pembangunan Kota dan Interaksi Desa Kota.................... 10

BAB III PENUTUP................................................................................. 14

3.1. Kesimpulan.................................................................................. 14

3.2. Saran............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 15

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerataan pembangunan telah digariskan dalam Undang-Undang
Dasar 1945 alinea keempat, yang menyatakan bahwa fungsi sekaligus tujuan
Negara Indonesia yakni memajukan kesejahteraan umum. Salah satu proses
pencapaian tersebut adalah melalui pembangunan. Menurut Tjokroamidjojo
(1988) dalam Husna dkk (2011), pembangunan adalah “upaya suatu masyarakat
bangsa yang merupakan suatu perubahan sosial yang besar dalam berbagai bidang
kehidupan ke arah masyarakat yang lebih maju dan baik, sesuai dengan
pandangan masyarakat itu”. Jadi, pembangunan dimaksudkan agar ada perubahan
positif yang terjadi dalam semua bidang, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya,
infrastruktur, dan bidang lainnya. Tujuan akhir dari pembangunan itu sendiri
yakni tercapainya kesejahteraan bagi masyarakat.
Perjalanan pembangunan di Indonesia sejak jaman kepemimpinan
Presiden Sukarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudoyono saat ini, telah
banyak menghasilkan perkembangan dan kemajuan bagi keberlanjutan
pembangunan di Indonesia. Walaupun demikian permasalahan pembangunan di
Indonesia masih cukup banyak, angka kemiskinan masih tinggi, kesenjangan
sosial, hutang negara, distribusi pendapatan serta disparitas antar daerah akibat
ketidakmerataan pembangunan masih menjadi tugas rumah yang harus
diselesaikan oleh pemerintah. Berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan
pembangunan di Indonesia telah banyak dilakukan oleh pemerintah.
Pemerataan pembangunan sampai ke daerah-daerah adalah salah satu
agenda penting pemerintah. Karena pembangunan yang merata berdampak baik
bagi kemajuan ekonomi suatu bangsa. Tujuan pemerataan pembangunan sampai
ke daerah-daerah yang dilakukan pemerintah adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan karena pembangunan (baik itu infrastruktur maupun SDM)
merupakan komponen penting untuk meningkatkan pembangunan ekonomi.
Sementara pembangunan ekonomi sendiri mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep pembangunan?
2. Bagaimana usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan di desa dan
kota?
3. Bagaimana pembangunan desa dan kota serta interaksi desa kota?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pembangunan.
2. Untuk mengetahui usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan di
desa dan kota.
3. Untuk mengetahui bagaimana pembangunan desa dan kota serta
interaksi desa kota.

1.4 Definisi Opeasional

(Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005) Pembangunan :


adalah sumua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya
secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses
perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pem -
bangunan.

Menurut Sutarjo Kartohadikusumo : Desa adalah suatu kesatuan hukum


dimana bermukim sutau masyarakat yang berkuasa dan masyarakat tersebut
mengadakan pemerintah sendiri.

Secara Geografis Kota: adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan


oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan penduduk
tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis
dan materialistis.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Pembangunan adalah sumua proses perubahan yang dilakukan melalui


upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah
proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya
pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005). Portes
(1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial
dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat

Pemerataan Pembangunan adalah Sebagai suatu usaha, pembangunan


merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam
rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang
terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita
mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.

Menurut Sutarjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan


hukum dimana bermukim sutau masyarakat yang berkuasa dan masyarakat
tersebut mengadakan pemerintah sendiri.

Secara Geografis Kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan


oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan penduduk
tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis
dan materialistis.

2.1.1 Konsep Pemerataan Pembangunan


Konsep Pemerataan pembangunan daerah menurut Kartasasmita
(2003:24) merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk
mengembangkan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan
masyarakat, melakukan pemerataan fasilitas umum dan sosial
serta Pengembangan pembangunan perdesaan dalam upaya peningkatan
derajat kehidupan masyarakat secara menyeluruh.
Perkembangan pembangunan daerah tidak terlepas dari perkembangan
daerah perkotaan dan perdesaan. Bila diperhatikan proses perkembangan
suatu desa menjadi kota, terlihat jelas bahwa kota dan desa, atau kawasan
perkotaan dan perdesaan, saling melengkapi dan membentuk satu sistem
yang saling terkait. Di satu pihak, keterkaitan antara perdesaan dan
perkotaan terlihat dalam pe-menuhan bahan pokok pangan, fasilitas dan

7
pelayanan dasar, penyediaan bahan baku, bahan setengah jadi dan sumber
daya manusia untuk industri serta kegiatan ekonomi lainnya. Pemenuhan
berbagai kebutuhan tersebut selama ini cenderung ber-langsung dari desa ke
kota saja. Di pihak lain, daerah perdesaan umumnya memiliki kondisi yang
kurang menguntungkan dibandingkan dengan daerah perkotaan.
Keterbatasan inilah, yakni dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, lahan
usaha, serta sarana dan prasarana pelayanan dasar di perdesaan, yang men-
dorong terjadinya migrasi ke kota-kota.
Sudah saatnya persepsi mengenai penanganan permasalahan kota dan
desa diubah. Desa tidak dapat lagi dipandang hanya sebagai wilayah
pendukung kehidupan daerah perkotaan, tetapi sebaliknya, perkembangan
suatu kota atau daerah perkotaan harus pula mampu meningkatkan
perkembangan daerah perdesaan. Oleh karena itu, kota atau daerah
perkotaan harus turut meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi di
daerah perdesaan dalam rangka menjaga momentum pembangunan daerah
perkotaan itu sendiri. Hubungan timbal balik yang saling menguntungkan
ini merupakan dasar bagi pertumbuhan yang serasi antara desa dan kota.
Pembangunan perkotaan dan pembangunan perdesaan harus diusahakan
sekuat tenaga agar tidak saling merugikan, melainkan justru harus saling
mendukung dan saling memperkuat sehingga tercipta pemerataan
pembangunan daerah yang dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat.
Penduduk perdesaan yang cukup besar jumlahnya adalah pasar yang
potensial untuk produk yang dihasilkan oleh kawasan perkotaan.
Sebaliknya, perdesaan juga menyediakan input bagi sektor produksi dan
konsumsi perkotaan. Daerah perkotaan merupakan sumber barang dan jasa
untuk kepentingan produksi di daerah perdesaan. Perkotaan merupakan
sumber inovasi dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas
masyarakat perdesaan. Meningkatnya taraf hidup masyarakat perkotaan di
atas pengorbanan masyarakat desa harus dicegah. Berkembangnya
kesejahteraan masyarakat perkotaan harus turut mengangkat martabat dan
kehidupan masyarakat di pedesaan.

2.1.2 Usaha Pemerintah dalam Pemerataan Pembangunan di Desa dan Kota

Seringkali pembangunan antara desa dan kota mengalami kesenjangan.


Olehkarena itu, diperlukan upaya pemerataan pembangunan di desa dan di
kota.Upaya pemerataan pembangunan di desa dan kota antara lain :

1. Percepatan pembangunan secara optimal


Pembangunan secara optimal yang dimaksud ialah mendorong
percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah
strategis yang selama ini masih belum berkembang secara optimal. Seperti

8
daerah yang sebenarnya sangat berpotensi untuk dijadikan objek wisata.
Infrastruktur daerah itulah yang harus dipercepat pembangunanya.
2. Fokus pengembangan wilayah tertinggal dan terpencil
Ini bisa dilakukan meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk
mengembangkan wilayah yang tertinggal dan terpencil. Salah satunya
dengan kegiatan mengirim guru-guru muda (sarjana pendidikan) untuk
mengajari di daerah tertinggal dan terpencil.
3. Mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan
Wilayah-wilayah perbatasan di Indonesia memang kurang mendapatkan
perhatian dibanding dengan wilayah lain. Untuk mengembangkan wilayah
perbatasan itu dapat dilakukan dengan mengubah arah kebijakan
pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi melihat ke dalam
menjadi melihat keluar. Artinya, pemerintah harus bisa melakukan
harmonisasi dengan negara tetangga yang ada di perbatasan tersebut.
4. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan
Emang agak susah untuk menyeimbangkan pembangunan antarkota
metropolitan, besar, menengah dan kecil secara hierarki dalam suatu sistem
pembangunan perkotaan nasional. Namun, pemerintah tetap akan
melakukan usaha terbaiknya untuk bisa menyeimbangkan hal tersebut.
5. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi di pedesaan dan diperkotaan harus ditingkatkan
sekaligus terintegrasi. Karena untuk memudahkan proses produksi,
distribusi, hingga sampai ke tangan masyarakat. Semakin mudah kegiatan
ekonomi antara desa dan kota, maka laju pertumbuhan ekonomi juga akan
semakin membaik.
6. Mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang
Supaya pembangunan itu bisa merata harus melihat kembali ke hierarki
perencanaan (RTRW-Nasional, RTRW-Pulau, RTRW-Provinsi, RTRW
Kabupaten/Kota) sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan
antarsektor dan antarwilayah.
7. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
8. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan
9. Pemerataan kesempatan kerja

2.1.3 Pembangunan Desa dan Kota serta Interaksi Desa Kota


2.1.3.1 Pembangunan Desa
Untuk pembangunan di pedesaan telah diatur oleh undang-undang RI
NO. 6 Tahun 2014 yang di sahkan DPR-RI pada 18 desember 2013 akan

9
memberikan desa alokasi dana yang besar, dengan indikasi rata-rata RP 1,4
Miliar per desa per tahun. Program tersebut disebut program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri.
Khusus dalam pelaksanaan tugas dalam menyelenggarakan
pembangunan, pemerintah dituntut untuk mengelolanya berdasarkan asas
transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin
anggaran.
Namun, pada kenyataannya dari hasil penelitian dan telaah data sekunder
dalam pelaksanaan pembangunan di suatu daerah tidak dilaksanakan
berdasarkan asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan
tertib dan disiplin anggaran. Pembangunan pedesaan yang seharusnya
dilaksanakan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) desa dengan
melibatkan peran serta masyarakat ternyata tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Kepala desa sendirilah yang melaksanakan pembangunan.
keberadaan LPM ternyata hanya sebagai tukang tanda tangan dan stempel
saja berkas pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan.
Dominannya peran pemerintah desa, dalam hal ini kepala desa dalam
pelaksanaan pembangunan pedesaan tentu tidak hanya melanggar esensi dari
tujuan dilaksanakannya pembangunan pedesaan, yaitu mensejahteraankan
masyarakat desa tetapi juga telah mengabaikan azas pelaksanaan
pembangunan yaitu transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran yang telah digariskan dalam peraturan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa.
Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan desa.
karena proses pembangunan desa bukan hanya sebatas membangun prasarana
fisik, tetapi proses pembangunan desa merupakan bagian dari pemberdayaan
dan peningkatan kapasitas masyarakat pedesaan.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan maka dapat


digunakan kerangka konsep sebagai berikut :

1. Partisipasi perlu dikembangkan dengan pola prosedural yaitu


masyarakat atau kelompok sasaran diharapkan berperan serta aktif
pada berbagai tahap dalam proses aktifitas pembangunan ekonomi.
2. Upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
golongan miskin untuk berpartisipasi. Hal ini dimaksudkan agar
mereka berpartisipasi dan bias menolong perekonomian diri sendiri.
3. Program-program pembangunan sosial ekonomi yang hendak
dikembangkan perlu diperhatikan.

10
4. Keterlibatan agen pembaharu dari luar komunitas hanya sejauh
memberikan dorongan dan membantu memudahkan atau partisipasi
warga masyarakat dan bukan berperan sebagai pelaku utama.
5. Partisipasi perlu dilaksanakan melalui lembaga-lembaga yang sudah
dikenal atau kelompok yang dibentuk dari prakarsa warga
masyarakat.
Apabila kerangka konsep partisipasi msayarakat dalam pembangunan desa
seperti diatas dapat diterapkan maka diharapkan dapat mewujudkan tujuan dari
pembangunan desa, dengan terwujudnya tujuan pembangunan desa selanjutnya
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.1.3.2 Pembangunan kota dan Interaksi Desa Kota

Pembangunan perkotaan adalah semua pembangunan yang dilakukan


pemerintah, masyarakat dan swasta di wilayah kota dan perkotaan dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu hakekat pembangunan perkotaan
adalah upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat dalam mewujudkan cita-cita
warga kota.

Interaksi antara desa dan kota terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang
ada. Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan jalan desa-kota, integrasi atau
pengaruh kota terhadap desa, kebutuhan timbal balik desa-kota telah memacu
interaksi desa-kota.

Dengan adanya kemajuan di bidang perhubungan dan lalu lintas antar-


daerah, maka sifat isolasi desa berangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang dekat
dengan kota telah banyak mendapat pengaruh kota sehingga persentase penduduk
desa yang bertani berkurang dan beralih dengan pekerjaan nonagraris. Daerah-
daerah pedesaan di perbatasan kota yang dipengaruhi oleh tata kehidupan kota
disebut “rur-ban areas” singkatan dari “rural-urban areas”

Dengan perkembangan di bidang prasarana dan sarana transportasi ada


kemungkinan gejala urbanisasi. Dalam hal ini, perpindahan penduduk desa ke
kota dapat berkurang dan mereka cukup dapat melakukan tugasnya di kota dengan
memanfaatkan angkutan umum dan selanjutnya menjadi penglaju. Perkembangan
ini juga mempengaruhi bidang-bidang lain, seperti pendidikan dan perdagangan.

Gedung-gedung sekolah dapat didirikan juga di desa-desa yang letaknya


jauh dari kota dan para pengajarnya dapat datang bertugas dari kota kecamatan
dan kota kabupaten.

11
Perdagangan antardesa-kota yang berupa barang-barang hasil kerajinan
tangan dan terutama hasil pertanian dapat terlaksana dengan lancar sehingga para
konsumen di kota masih bisa membeli sayur-mayur dan buah-buahan yang masih
segar. Pasar-pasar kecil juga bermunculan di tempat-tempat tertentu di tepian
kota.

Daerah-daerah urban ini makin lama berkembang sebagai desa dagang.


Hasil-hasil bumi dari desa dan hasil industri dari kota diperdagangkan di daerah
rurban ini. Bertambahnya penduduk dan jaringan lalu lintas di daerah ini akan
mempercepat terjadinya suatu kota kecil yang baru.

Wujud interaksi desa-kota:

Adapun wujud interaksi antar desa-kota sebagai berikut.

1) Pegerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya seperti


pemindahan hasi pertanian, produk industri dan barang tambang.
2) Pergerakan gagasan dan informasi terutama dari kota ke desa.
3) Pergerakan manusia dalam bentuk rekreasi, urbanisasi, mobilitas
penduduk baik yang sifatnya sirkulasi maupun komutasi.
Interaksi antara desa-kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa
maupun bagi kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang
dimiliki desa maupun kota, dan adanya persamaan kepentingan.

Gambar tentang interaksi antara desa dan kota

12
13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemerataan Pembangunan adalah Sebagai suatu usaha, pembangunan


merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka
meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran
serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu
negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.

Perkembangan pembangunan daerah tidak terlepas dari perkembangan daerah


perkotaan dan perdesaan. Bila diperhatikan proses perkembangan suatu desa
menjadi kota, terlihat jelas bahwa kota dan desa, atau kawasan perkotaan dan
perdesaan, saling melengkapi dan membentuk satu sistem yang saling terkait.

Pembangunan perkotaan dan pembangunan perdesaan harus diusahakan


sekuat tenaga agar tidak saling merugikan, melainkan justru harus saling
mendukung dan saling memperkuat sehingga tercipta pemerataan pembangunan
daerah yang dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat.

3.2 Saran

1. Sebaiknya pemerintah dalam melaksanakan pemerataan pembangunan


dilaksanakan berdasarkan asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
2. Pemerintah diharapkan mengusahakan pembangunan secara maksimal
dengan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menunjang kearah
pembangunan yang lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30991115/
STUDI_ANALISIS_PARTISIPASI_MASYARAKAT_DALAM_PROG
RAM_NASIONAL_PEMBERDAYAAN_MASYARAKAT_PNPM_

https://cookpierun.wordpress.com/2015/11/16/pembangunan-yang-tidak-merata-
di-indonesia/

https://pemdesbaok.wordpress.com/2014/06/01/dengan-disahkannya-undang-
undang-republik-indonesia-nomor-6-tahun-2014-tentang-desa-kepala-
desa-harus-belajar-pembukuanaccounting/

https://prezi.com/oy_oduizoo7k/interaksi-desa-kota-dalam-pembangunan-
daerah/

https://slideplayer.info/slide/3030816/

http://untungsupraptogeografi14.blogspot.com/2016/06/makalah-geografi-
perkotaan_1.html

https://yohanli.com/upaya-pemerataan-pembangunan/

15

Anda mungkin juga menyukai