MAKALAH
DISUSUN OLEH :
1
USAHA PEMERATAAN DI DESA DAN KOTA
MAKALAH
DISUSUN OLEH :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya khususnya bagi penulis sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
geografi.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada guru geografi kami,
yang telah membimbing dan membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dan juga terima kasih atas bantuan dari semua pihak, semoga bantuan yang
diberikan itu mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan YME. Makalah ini
berisi tentang “ Usaha Pemerataan Pembangunan Di Desa Dan Kota”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan yang kami buat ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 6
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 14
3.2. Saran............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 15
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep pembangunan?
2. Bagaimana usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan di desa dan
kota?
3. Bagaimana pembangunan desa dan kota serta interaksi desa kota?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pembangunan.
2. Untuk mengetahui usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan di
desa dan kota.
3. Untuk mengetahui bagaimana pembangunan desa dan kota serta
interaksi desa kota.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
pelayanan dasar, penyediaan bahan baku, bahan setengah jadi dan sumber
daya manusia untuk industri serta kegiatan ekonomi lainnya. Pemenuhan
berbagai kebutuhan tersebut selama ini cenderung ber-langsung dari desa ke
kota saja. Di pihak lain, daerah perdesaan umumnya memiliki kondisi yang
kurang menguntungkan dibandingkan dengan daerah perkotaan.
Keterbatasan inilah, yakni dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, lahan
usaha, serta sarana dan prasarana pelayanan dasar di perdesaan, yang men-
dorong terjadinya migrasi ke kota-kota.
Sudah saatnya persepsi mengenai penanganan permasalahan kota dan
desa diubah. Desa tidak dapat lagi dipandang hanya sebagai wilayah
pendukung kehidupan daerah perkotaan, tetapi sebaliknya, perkembangan
suatu kota atau daerah perkotaan harus pula mampu meningkatkan
perkembangan daerah perdesaan. Oleh karena itu, kota atau daerah
perkotaan harus turut meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi di
daerah perdesaan dalam rangka menjaga momentum pembangunan daerah
perkotaan itu sendiri. Hubungan timbal balik yang saling menguntungkan
ini merupakan dasar bagi pertumbuhan yang serasi antara desa dan kota.
Pembangunan perkotaan dan pembangunan perdesaan harus diusahakan
sekuat tenaga agar tidak saling merugikan, melainkan justru harus saling
mendukung dan saling memperkuat sehingga tercipta pemerataan
pembangunan daerah yang dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat.
Penduduk perdesaan yang cukup besar jumlahnya adalah pasar yang
potensial untuk produk yang dihasilkan oleh kawasan perkotaan.
Sebaliknya, perdesaan juga menyediakan input bagi sektor produksi dan
konsumsi perkotaan. Daerah perkotaan merupakan sumber barang dan jasa
untuk kepentingan produksi di daerah perdesaan. Perkotaan merupakan
sumber inovasi dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas
masyarakat perdesaan. Meningkatnya taraf hidup masyarakat perkotaan di
atas pengorbanan masyarakat desa harus dicegah. Berkembangnya
kesejahteraan masyarakat perkotaan harus turut mengangkat martabat dan
kehidupan masyarakat di pedesaan.
8
daerah yang sebenarnya sangat berpotensi untuk dijadikan objek wisata.
Infrastruktur daerah itulah yang harus dipercepat pembangunanya.
2. Fokus pengembangan wilayah tertinggal dan terpencil
Ini bisa dilakukan meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk
mengembangkan wilayah yang tertinggal dan terpencil. Salah satunya
dengan kegiatan mengirim guru-guru muda (sarjana pendidikan) untuk
mengajari di daerah tertinggal dan terpencil.
3. Mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan
Wilayah-wilayah perbatasan di Indonesia memang kurang mendapatkan
perhatian dibanding dengan wilayah lain. Untuk mengembangkan wilayah
perbatasan itu dapat dilakukan dengan mengubah arah kebijakan
pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi melihat ke dalam
menjadi melihat keluar. Artinya, pemerintah harus bisa melakukan
harmonisasi dengan negara tetangga yang ada di perbatasan tersebut.
4. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan
Emang agak susah untuk menyeimbangkan pembangunan antarkota
metropolitan, besar, menengah dan kecil secara hierarki dalam suatu sistem
pembangunan perkotaan nasional. Namun, pemerintah tetap akan
melakukan usaha terbaiknya untuk bisa menyeimbangkan hal tersebut.
5. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi di pedesaan dan diperkotaan harus ditingkatkan
sekaligus terintegrasi. Karena untuk memudahkan proses produksi,
distribusi, hingga sampai ke tangan masyarakat. Semakin mudah kegiatan
ekonomi antara desa dan kota, maka laju pertumbuhan ekonomi juga akan
semakin membaik.
6. Mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang
Supaya pembangunan itu bisa merata harus melihat kembali ke hierarki
perencanaan (RTRW-Nasional, RTRW-Pulau, RTRW-Provinsi, RTRW
Kabupaten/Kota) sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan
antarsektor dan antarwilayah.
7. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
8. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan
9. Pemerataan kesempatan kerja
9
memberikan desa alokasi dana yang besar, dengan indikasi rata-rata RP 1,4
Miliar per desa per tahun. Program tersebut disebut program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri.
Khusus dalam pelaksanaan tugas dalam menyelenggarakan
pembangunan, pemerintah dituntut untuk mengelolanya berdasarkan asas
transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin
anggaran.
Namun, pada kenyataannya dari hasil penelitian dan telaah data sekunder
dalam pelaksanaan pembangunan di suatu daerah tidak dilaksanakan
berdasarkan asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan
tertib dan disiplin anggaran. Pembangunan pedesaan yang seharusnya
dilaksanakan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) desa dengan
melibatkan peran serta masyarakat ternyata tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Kepala desa sendirilah yang melaksanakan pembangunan.
keberadaan LPM ternyata hanya sebagai tukang tanda tangan dan stempel
saja berkas pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan.
Dominannya peran pemerintah desa, dalam hal ini kepala desa dalam
pelaksanaan pembangunan pedesaan tentu tidak hanya melanggar esensi dari
tujuan dilaksanakannya pembangunan pedesaan, yaitu mensejahteraankan
masyarakat desa tetapi juga telah mengabaikan azas pelaksanaan
pembangunan yaitu transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran yang telah digariskan dalam peraturan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa.
Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan desa.
karena proses pembangunan desa bukan hanya sebatas membangun prasarana
fisik, tetapi proses pembangunan desa merupakan bagian dari pemberdayaan
dan peningkatan kapasitas masyarakat pedesaan.
10
4. Keterlibatan agen pembaharu dari luar komunitas hanya sejauh
memberikan dorongan dan membantu memudahkan atau partisipasi
warga masyarakat dan bukan berperan sebagai pelaku utama.
5. Partisipasi perlu dilaksanakan melalui lembaga-lembaga yang sudah
dikenal atau kelompok yang dibentuk dari prakarsa warga
masyarakat.
Apabila kerangka konsep partisipasi msayarakat dalam pembangunan desa
seperti diatas dapat diterapkan maka diharapkan dapat mewujudkan tujuan dari
pembangunan desa, dengan terwujudnya tujuan pembangunan desa selanjutnya
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Interaksi antara desa dan kota terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang
ada. Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan jalan desa-kota, integrasi atau
pengaruh kota terhadap desa, kebutuhan timbal balik desa-kota telah memacu
interaksi desa-kota.
11
Perdagangan antardesa-kota yang berupa barang-barang hasil kerajinan
tangan dan terutama hasil pertanian dapat terlaksana dengan lancar sehingga para
konsumen di kota masih bisa membeli sayur-mayur dan buah-buahan yang masih
segar. Pasar-pasar kecil juga bermunculan di tempat-tempat tertentu di tepian
kota.
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/30991115/
STUDI_ANALISIS_PARTISIPASI_MASYARAKAT_DALAM_PROG
RAM_NASIONAL_PEMBERDAYAAN_MASYARAKAT_PNPM_
https://cookpierun.wordpress.com/2015/11/16/pembangunan-yang-tidak-merata-
di-indonesia/
https://pemdesbaok.wordpress.com/2014/06/01/dengan-disahkannya-undang-
undang-republik-indonesia-nomor-6-tahun-2014-tentang-desa-kepala-
desa-harus-belajar-pembukuanaccounting/
https://prezi.com/oy_oduizoo7k/interaksi-desa-kota-dalam-pembangunan-
daerah/
https://slideplayer.info/slide/3030816/
http://untungsupraptogeografi14.blogspot.com/2016/06/makalah-geografi-
perkotaan_1.html
https://yohanli.com/upaya-pemerataan-pembangunan/
15