Anda di halaman 1dari 11

Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata kuliah Perencanaan Pembangunan II

Kelas A

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Endah Kurnia Lestari, S.E., M.E.

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Amalia Fakhrun Nisa (190810101131)

Marinda Ayu Nurazizah (190810101132)

Anti Baidilah (190810101140)

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah kelompok berjudul “Perencanaan Pembangunan Daerah” tepat
waktu. Makalah “Perencanaan Pembangunan Daerah” disusun untuk memenuhi tugas Ibu Dr.
Endah Kurnia Lestari, S.E., M.E. pada mata kuliah Perencanaan Pembangunan II di Universitas
Jember. Selaian itu, kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada Ibu Dr. Endah Kurnia Lestari,
S.E., M.E. selaku dosen pengampu Perencanaan Pembangunan II. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terma demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 18 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

A. PENDAHULUAN...................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................5

1.4 Manfaat.............................................................................................................................5

B. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................6

2. 1 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan....................................................................6

2. 2 Konsep Pembangunan.......................................................................................................6

2. 3 Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah...............................................................7

C. METODE................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan merupakan sebuah proses pengembangan kapasitas masyarakat
dalam jangka panjang sehingga memerlukan perencanaan yang tepat dan akurat. Untuk
mencapai keberhasilan pembangunan tersebut, maka banyak aspek atau hal-hal yang
harus diperhatikan, di antaranya adalah partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Partisipasi masyarakat yang dimaksud adalah keterlibatan masyarakat secara utuh dalam
semua proses pembangunan yang diawali dari proses perencanaan pembangunan.
Partisipasi masyarakat mengenai kondisi dan kebutuhannya. Selain itu, masyarakat akan
lebih memercayai program pembangunan jika merasa dilibatkan dan tumbuhnya rasa
memiliki yang tinggi untuk ikut mengawasi jalannya suatu pembangunan, sehingga
pembangunan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.
Keikutsertaan masyarakat adalah sangat penting di dalam keseluruhan proses
pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan selayaknya
mencakup keseluruhan proses mulai dari awal sampai tahap akhir. Apakah masyarakat
telah terlibat sepenuhnya dalam proses pembuatan kebijakan pembangunan atau peran
masyarakat hanya sekedar sebagai pelengkap kegiatan seremonial semata.
Pelibatan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan pembangunan diatur
secara bertahap sesuai dengan Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas. Kondisi ini menunjukkan
bahwa proses penyusunan kebijakan pembangunan bersifat elitis, dalam arti
pemerintahlah yang menjadi penentu kebijakan pembangunan, sedangkan masyarakat
berperan memberikan masukan kepada pemerintah tentang apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
Salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh daerah adalah urusan
perencanaan pembangunan dalam pasal 150 undang-undang nomor 23 tahun 2014
tentang pemerintahan daerah secara tegas menyatakan bahwa dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah, disusun dalam perencanaan pembangunan daerah
sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Untuk
menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif efesien dan bersasaran serta
menjamin tercapainya tujuan negara, maka ditetapkan undang-undang Nomor 25 tahun
2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan
nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap
perubahan (pasal 2 ayat (2) undang-undang nomor 5 tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja upaya untuk melibatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
2. Apa pengertian dari konsep pembangunan ?
3. Apa saja mekanisme perencanaan pembangunan daerah ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui apa saja upaya untuk melibatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
2. Untuk mengetahui pengertian dari konsep pembangunan.
3. Untuk mengetahui apa saja mekanisme perencanaan pembangunan daerah.

1.4 Manfaat
1. Secara teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan kajian, baik
bagi peneliti maupun kepada seluruh pembaca maupun kepada masyarakat untuk
mengetahui bagaimana perencanaan pembangunan daerah.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta bisa juga
dijadikan sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan
Pembangunan II di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Jember. Selain itu, penelitian ini sangat bermanfaat bagi
peneliti sebagai buah karya ilmiah.
B. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Dalam upaya untuk melibatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
pemerintah melalui Musrenbang sesuai amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004,
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Daerah, Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2006 tentang Tatacara
Penyusunan Rencana Pembangunan, Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah, Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga,
pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Kedua peraturan tersebut mengamanatkan
bahwa perencanaan pembangunan daerah dilakukan berdasarkan peran dan kewenangan
masing-masing stakeholders guna mewujudkan integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas
pembangunan, antarpemangku kepentingan (stakeholders).
Dalam pelaksanaannya, keterlibatan masyarakat dalam perencanaan
pembangunan hanya sebatas pada pengusulan program/kegiatan yang dilakukan melalui
musyawarah di tingkat desa dan kemudian disampaikan pada forum di tingkat kecamatan
(Musrenbang Kecamatan). Pada tahapan berikutnya seringkali program kegiatan yang
menjadi usulan masyarakat (bottom up) hilang dan digantikan dengan program/kegiatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau program/kegiatan legislatif yang bersifat
teknokratis, politis, dan top down.

2. 2 Konsep Pembangunan
Dikutip dari Abidin (2008: 21-22), menurut Katz bahwa pembangunan sebagai
“dynamic change of a whole society form one state of national being to another, with the
connotation that the state is preferable”. Dalam konsep ini, ada empat aspek yang perlu
dicatat. Pertama, pembangunan adalah perubahan yang bersifat dinamis (a dynamic
change). Kedua, perubahan tidak hanya terjadi pada sekelompok orang atau sesuatu
wilayah saja, tetapi berlangsung dalam seluruh masyarakat (a whole society). Ketiga,
perubahan berlangsung secara bertahap, dari suatu keadaan ke keadaan yang baru. Dan
keempat, keadaan yang baru lebih disukai daripada keadaan sebelumnya.
Pembangunan partisipatif adalah pembangunan yang memposisikan masyarakat
sebagai subjek atas program pembangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan mereka
sendiri. Pelibatan masyarakat mulai dari tahap perencanaan-pelaksanaanpengawasan-
evaluasi. Selain itu pengerahan massa diperlukan jika program berupa padat karya
(Cahyono, 2006: 1).
Menurut Assauri (2003), kualitas adalah faktorfaktor yang terdapat dalam suatu
barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan
untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Sehingga pembangunan
sebagai sebuah perubahan akan lebih disukai karena dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.

2. 3 Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah


Penyusunan perencanaan pembangunan daerah dilakukan melalui beberapa
tahapan yang harus dilalui oleh para perencana. Secara garis besar, tahapan pernyusunan
perencanaan pembangunan daerah menurut PP No. 8 Tahun 2008, dilakukan melalui 4
(empat) tahapan, yaitu:
1. Penyusunan Rancangan Awal
Pada proses penyusunan rancangan awal rencana pembangunan dilakukan
oleh Bappeda. Rancangan awal RPJP Daerah memuat visi, misi dan arah
pembangunan daerah dan mengacu pada RPJP provinsi (untuk kabupaten/kota)
serta RPJP Nasional. Selain itu dalam penyusunan RPJP Daerah yang dilakukan
oleh Bappeda memintammasukan dari SKPD dan pemangku kepentingan.
Penyusunan rancangan awal rencana pembangunan untuk RPJM Daerah
yang dilakukan oleh Bappeda memuat visi, misi dan program kepala daerah
terpilih dengan tetap berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM
Nasional, kondisi lingkungan strategis, serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan
RPJM Daerah sebelumnya. Pola seperti ini diharapkan bisa dijalin
kesinambungan antara program pembangunan yang telah dilaksanakan oleh
kepala daerah sebelumnya. Untuk penyusunan RPKD maka rancangan awal
disusun dengan cara menjabarkan dari RPJM Daerah dengan
mengkoordinasikannya dengan rancangan Rencana Kerja SKPD. Rancangan awal
RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta perkiraan maju
dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif. Pagu
indikatif merupakan jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program dan
kegiatan tahunan. 2 Rancangan tersebut nantinya akan menjadi bahan dalam
menyelenggarakan Musrenbang RKPD.
2. Musrenbang
Tahapan berikutnya adalah pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) yang merupakan media partisipasi publik yang
digunakan untuk menjaring dan menampung aspirasi masyarakat dalam proses
penyusunan perencanaan pembangunan. Kegiatan Musrenbang diawali dari
tingkat bawah yaitu desa/kelurahan. Berbagai usulan yang muncul pada
Musrenbang tersebut disusun skala prioritas berdasarkan urgensi yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Kegiatan yang bisa dijalankan oleh desa/kelurahan secara mandiri
akan dilaksanakan oleh desa/kelurahan. Sedangkan usulan kegiatan yang tidak
bisa dilakukan oleh desa/kelurahan maka dibawa ke Musrenbang tingkat
kecamatan. Musrenbang kecamatan dilakukan setelah pelaksanaan
Musrenbang desa/kelurahan selesai. Musrenbang kecamatan dilakukan untuk
mengkoordinasikan rencana kegiatan desa/kelurahan dalam lingkup wilayah
kecamatan yang bersangkutan dan dalam forum tersebut dilakukan pemilahan
terhadap usulan-usulan program/kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan oleh
desa/kelurahan.
Setelah melalui Musrenbang Kecamatan, dilanjutkan dengan musyawarah
Forum SKPD. Forum ini dimaksudkan sebagai forum koordinasi dalam rangka
mensinkronkan Rencana Kerja (Renja) SKPD dengan hasil Musrenbang
kecamatan.
Hasil-hasil musyawarah dalam Forum SKPD tersebut akan dibawa ke
dalam Forum Musrenbang kabupaten/kota dimana Musrenbang ini dilaksanakan
untuk keterpaduan rancangan Renja antar SKPD dan antar Rencana Pembangunan
Kecamatan.
Pelaksanaan Musrenbang dalam proses penyusunan rencana pembangunan
daerah untuk skala kabupaten/kota yang akan menghasilkan RKPD
kabupaten/kota hanya dilaksanakan hingga pada Musrenbang Kabupaten/kota.
Untuk penyusunan rencana pembangunan provinsi maka akan dilanjutkan dengan
Musrenbang provinsi.
3. Perumusan Rancangan Akhir
Setelah proses pelaksanaan Musrenbang kabupaten/kota selesai maka akan
dilanjutkan dengan perumusan rancangan akhir yang dilakukan oleh Bappeda
berdasarkan hasil Musrenbang RKPD. Rancangan akhir RKPD tersebut
dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju.
4. Penetapan Rencana
Penetapan rencana merupakan proses akhir dalam penyusunan rencana
pembangunan. RKPD kabupaten/kota merupakan rencana pembangunan dalam
skala kabupaten/kota yang memiliki jangka waktu tahunan, menurut PP No.8
Tahun 2008 pasal 23 ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.
Peraturan Bupati/Walikota tentang RKPD Kabupaten/Kota tersebut kemudian
disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri.
RKPD yang telah ditetapkan tersebut nantinya dipergunakan sebagai dasar dalam
penyusunan Rancangan APBD.

C. METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Sumber data berasal dari dokumen yaitu mencari jurnal
penelitian terdahulu. Teknik pengumpulan data dari dokumentasi (jurnal-jurnal peneliti
terdahulu).
D. STUDI KASUS
Dalam pelaksanaannya, keterlibatan masyarakat dalam perencanaan
pembangunan hanya sebatas pada pengusulan program/kegiatan yang dilakukan melalui
musyawarah di tingkat desa dan kemudian disampaikan pada forum di tingkat kecamatan
(Musrenbang Kecamatan). Pada tahapan berikutnya seringkali program kegiatan yang
menjadi usulan masyarakat (bottom up) hilang dan digantikan dengan program/kegiatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau program/kegiatan legislatif yang bersifat
teknokratis, politis, dan top down. Memang benar, pemerintah kabupaten telah
melibatkan masyarakat desa melalui forum Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
(Musrenbangdes) yang selanjutnya akan dirumuskan kembali melalui Musrenbang
Kecamatan. Akan tetapi hal tersebut hanya sebatas “formalitas” atau sebagai alat
legitimasi suatu perencanaan yang melibatkan rakyat.
Karena pada umumnya, setelah masuk ke pemerintah kabupaten (Dinas/SKPD),
partisipasi masyarakat seringkali dikurangi. Akibatnya isi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) pun lebih banyak kepentingan penguasa daripada kepentingan
masyarakat. Meskipun programnya baik tetapi tidak kompatibel dengan asas manfaat
yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga tidak heran apabila masyarakat juga kurang
peduli dalam mendukung program ini. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh
(Marbyanto, 2008). Menurut Marbyanto (2008) bahwa pendekatan partisipatif di dalam
perencanaan melalui mekanisme Musrenbang masih menjadi retorika. Oleh sebab itu,
perencanaan pembangunan masih didominasi oleh kebijakan kepala daerah, hasil reses
DPRD, dan program SKPD. Kondisi ini pada akhirnya berimplikasi timbulnya akumulasi
kekecewaan di tingkat desa dan kecamatan yang sudah memenuhi kewajiban membuat
rencana.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, M., Wahyunadi, & Hailuddin. (2015). Analisis Perencanaan Pembangunan Daerah Di
Kabupaten Lombok Utara (Studi Kasus Perencanaan Partisipatif Tahun 2009-2013). Jurnal
Ekonomi & Kebijakan Publik, 6(2), 163–180.
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/ekp/article/view/354

Osrinda, N., & Delis, A. (2016). Analisis Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran serta
Implikasinya terhadap Capaian Target Kinerja pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Merangin (Analysis of the consistency of planning and budgeting and its
implications on the achievemen. Jurnal Perspektif Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah,
3(3), 151–162.

Tim Kajian PKP2A III LAN Samarinda. (2010). Efektifitas Perencanaan Pembangunan Daerah
di Kalimantan. Jurnal Borneo Administrator: Media Pengembangan Paradigma Dan
Inovasi Sistem Administrasi Negara, 6(1), 1–21.

Wartika, I., & Fitriyah, Z. (2017). Peran Pemerintah Dan Partisipasi Masyarakat Dalam
Perencanaan Pembangunan Daerah. Neo Bis, 1(1), 28–40. http://journal.trunojoyo.ac.id/neo-
bis/article/view/2952

Wirawan, R., Mardiyono, & Nurpratiwi, R. (2015). Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan
Pembangunan Daerah. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 4(2), 1–87.

Anda mungkin juga menyukai