Anda di halaman 1dari 22

RANTAI NILAI DAN MANAJEMEN

PEMASARAN AGRIBISNIS

Marinda Ayu Nurazizah (190810101132)


Ekonomi Wilayah dan Agribisnis
Kelas A
Rantai Nilai

 Rantai nilai merupakan semua aktivitas yang dilakukan sampai


pada distribusinya pada konsumen akhir (Campbell 2008 dalam
Sukayana 2013).

 Kaplinsky dan Morris (2000) dalam Dzanjal (2013)


mendefinisikan rantai nilai sebagai berbagai kegiatan yang
diperlukan untuk membawa produk atau layanan dari konsepsi,
melalui fase yang berbeda dari produksi, pengiriman ke
konsumen akhir dan pembuangan akhir setelah digunakan.
Manajemen Pemasaran Agribisnis
a) Pengertian
Kotle dan Amstrong (2001:1) menyatakan manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi,
dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli dengan sasaran demi mencapai tujuan organisasi.
Agribisnis berasal dari kata agribusiness, di mana agri = agriculture artinya pertanian dan business artinya usaha
atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau
kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi profit.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran dalam agribisnis adalah suatu kegiatan
dalam bentuk perencanaan, kepemimpinan, mengorganisasi, mengkoordinasi, memotivasi, mengendalikan, merancang,
promosi dan distribusi produk, dan menetapkan harga yang bertujuan untuk memuaskan konsumennya dan mencapai
tujuan organisasi perusahaan dalam jangka panjang yang produknya berkaitan dengan hasil pertanian yang berorientasi
pada profit.
A. Pasar Alternatif Agribisnis

 Pasar agribisnis, dimana tempat terjadinya interaksi antara penjual dan


pembeli komoditas pertanian, sehingga dalam pasar ini bisa terjadi
kesepakatan nilai, jumlah produk, spesifikasi produk, cara pengiriman dan
pembayaran.
 Pemasar agribisnis adalah seseorang yang mencari barang pertanian atau
sebagai jasa perdagangan, dimana barang pertanian tersebut ditawarkan
atau dipasarkan ke konsumen. Pemasar agribisnis dapat berfungsi sebagai
pembeli atau penjual. Pemasaran agribisnis adalah sejumlah kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk memberi kepuasan dari barang komoditi atau
jasa perdagangan komoditi tersebut kepada konsumen.
Lanjutan

●Pemasaran agribisnis adalah suatu proses


pemasaran yang mengaplikasikan konsep-konsep dasar
sistem pemasaran (tataniaga) pada suatu komoditas dan
manajemen pemasaran pada organisasi pelaku
agribisnis. Dalam hal ini mencakup serangkaian jasa
jasa dan fungsi fungsi dalam menjalankan distribusi
barang dagangan dari produsen sampai ke konsumen.
B. Pasar Domestik dan
Internasional
Agribisnis
Pasar Domestik Agribisnis
 Di dalam ekonomi, pasar merupakan suatu mekanisme yang mengizinkan masyarakat melakukan jual beli. Maka bisa
diartikan bahwa pasar domestik adalah seluruh kegiatan perdagangan yang berlangsung di suatu negara di luar ekspor impor.
Kekuatan pasar domestik adalah kekuatan utama perekonomian Indonesia.

 Pasar domestik kurang berpengaruh jangka pendek terhadap masuknya investasi asing langsung, hal ini terlihat dari t-statistik
rendah, dan walaupun pasar domestik terus meningkat, dalam periode tahun tertentu investasi asing langsung juga keluar
Indonesia, artinya pada saat pasca krisis keuangan di Indonesia yaitu tahun 2000- 2004 sebagian besar investor asing langsung
keluar dari Indonesia, walaupun pasar domestik tetap meningkat.

 Peluang sektor usaha agribisnis didorong oleh besarnya permintaan pasar domestik. Berbagai komoditas lokal memiliki berbagai
macam kegunaan baik untuk industri pangan maupun non-pangan. Pengembangan produk utama, produk turunan, dan produk
samping dari kelapa ditujukan untuk mengejar perolehan nilai tambah domestik (retained domestic value added) secara
maksimal.
Pasar Internasional Agribisnis

 Proses perdagangan intemasional muncul akibat perbedaan sumber daya


yang dimiliki setiap negara di dunia. Dengan asumsi bahwa seluruh
faktor produksi domestik seperti lahan, tenaga kerja, dan modal adalah
konstan, maka suatu negara yang memiliki sumberdaya melimpah akan
memperoleh keuntungan dengan mengekspomya ke negara lain, serta
mengimpor sumberdaya yang langka dari negara lain.

 Dengan perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengglobal, untuk


mampu bertahan di perdagangan intemasional, kegiatan agribisnis di
suatu negara tidak lagi hanya bisa mengandalkan faktor produksi
domestik semata. Dengan demikian diperlukan strategi yang lebihj itu
untuk tetap eksis dan, jika mungkin, meningkatkan peran agribisnis
Indonesia dalam perdagangan intemasional.
7 (tujuh) institusi untuk menjembatani sektor swasta agribisnis Indonesia dalam
perdagangan intemasional, yaitu:

Bank Ekspor-Impor Kelembagaan Atase Badan Perdagangan

Perdagangan Internasional
Agribisnis Luas
Negeri

Komisi Perdagangan Badan Investasi Komisi Perdagangan


Internasional Swasta Indonesia
C. Rantai Pemasaran Agribisnis
Contoh Rantai Pemasaran Agribisnis
Rantai Pemasaran Cabai Dari Petani ke dalam/luar kota

Umumnya saat petani panen cabai, dia langsung menjual ke


pedagang kecil yang beroperasi di sekitar area produksi. Kemudian
pedagang kecil yang menerima cabai dari banyak petani (jumlah bisa
puluhan) ini mengirimkan ke pedagang besar yang ruang operasinya
lebih luas, di dalam kota atau luar kota.
Kemudian pedagang besar di daerah tadi mengirim ke pasar induk
di luar kota yang permintaan cabainya tinggi namun produksinya tidak
mencukupi. Kemudian pedagang pasar induk menjual ke pedagang
eceran di pasar tradisional, hingga sampailah pada konsumen akhir.
D. Pemasaran oleh Petani atau Kelompok Petani

Pemasaran adalah sejumlah kegiatan bisnis


yang tujuan utamanya adalah untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen dari barang atau
jasa yang ditawarkan. Dengan harapan barang
atau jasa tersebut sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen.
Ada 3 komponen dalam pemasaran agribisnis

Pasar Agribisnis Pemasar Agribisnis Pemasaran Agribisnis

Tempat terjadinya interaksi antara Seseorang yang mencari barang Sejumlah kegiatan bisnis yang
penjual dan pembeli komoditas pertanian atau sebagai jasa ditujukan untuk memberi
pertanian, sehingga dalam pasar ini perdagangan, dimana barang kepuasan dari barang komoditi
bisa terjadi kesepakatan nilai, pertanian tersebut ditawarkan atau atau jasa perdagangan komoditi
jumlah produk, spesifikasi produk, dipasarkan ke konsumen. Pemasar tersebut kepada konsumen.
cara pengiriman dan pembayaran agribisnis dapat berfungsi sebagai
pembeli atau penjual.
Untuk komoditi pertanian, Seringkali diketemukan pemasaran sangat
dipengaruhi dengan kebutuhan hidup petani sehari-hari, karena petani sangat
memerlukan uang kontan selekas-mungkin (untuk membayar utang, biaya sekolah
anaknya dan lain-lain), maka petani akan segera memasarkan produksi
pertaniannya walaupun pada kondisi yang kurang menguntungkan. Namun
sebaliknya, khusus petani komersial, mereka memasarkan produksinya bila harga
menguntungkan baginya. Namun ada pula dijumpai adanya petani menjual hasil
pertanian karena adanya peraturan yang mengharuskan walaupun kondisi harga
tidak begitu menguntungkan.
Rantai pemasaran hasil pertanian yang panjang dan produsen (petani) sering dirugikan dapat
disebabkan karena beberapa hal

Lemahnya posisi
produsen (petani) untuk
melakukan penawaran
Lemahnya informasi untuk mendapatkan
pasar harga yang baik

1928 1959 1998

1938 1965
Produsen (petani)
Pasar yang tidak Lemahnya produsen melakukan usahatani
bekerja secara (petani) tidak berdasarkan pada
sempurna memanfaatkan permintaan pasar,
peluang pasar melainkan karena
usahatani yang
diusahakan secara turun
menurun
E. Pemasaran Pengolah
■ Teknologi pengolahan hasil pertanian artinya
memanfaatkan teknologi untuk
mempermudah dan meningkatkan kualitas
serta kuantitas pengolahan hasil pertanian.
Fungsi pengolahan harus pula dipahami
sebagai kegiatan strategis yang menambah
nilai dalam mata rantai produksi dan
menciptakan keunggulan kompetitif.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan pengolahan hasil pertanian

Sifat produk pertanian yang mudah rusak sehingga diperlukan teknologi


pengemasan dan transportasi yang mampu mengatasi masalah tersebut

Sebagian besar produk pertanian bersifat musiman dan sangat


dipengaruhi oleh kondisi iklim sehingga aspek kontinuitas
produksi agroindustri menjadi tidak terjamin,

Kualitas produk pertanian yang dihasilkan pada umumnya masih rendah sehingga
mengalami kesulitan dalam persaingan pasar baik didalam negeri maupun di pasar
internasional
F. Pasar Berjangka
Komoditi Pertanian
Pemerintah menerapkan adanya PLKA (Pasar Lelang
Komoditi Agribisnis) dengan tujuan penyelenggaraan PLKA antara
lain adalah untuk menciptakan sistem perdagangan yang baik
melalui mekanisme penentuan harga yang transparan, meningkatkan
efisiensi dan efektivitas sistem perdagangan, mencukupi kebutuhan
antar daerah, serta menciptakan insentif bagi peningkatan kualitas
dan kuantitas produk komoditi agribisnis / pertanian di Indonesia.
Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem perdagangan Komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur,
yang baik melalui mekanisme penentuan harga yang buah, ikan dan daging memiliki peran strategis dalam mendukung
transparan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem perekonomian nasional. Dengan dijadikannya PLKA sebagai acuan
perdagangan, serta menciptakan insentif bagi peningkatan pengembangan agribisnis maka akan mendorong peningkatan mutu dan

kualitas dan kuantitas produk komoditi agribisnis/pertanian di produksi pertanian karena akan timbul persaingan yang sehat antara

Indonesia sesama pelaku pasar lelang secara berkelanjutan sehingga kegiatan


agribisnisnya dapat tumbuh berkembang dan berkelanjutan

Kegiatan PLKA (Pasar Lelang Pengembangan Produksi dan


Komoditi Agribisnis) Distribusi Komoditi
 Pengelolaan PLKA oleh pihak swasta diarahkan dengan penerapan 3 (tiga) pola
lelang, yaitu cash, spot, dan forward.
 Perbedaan dari ketiga pola itu terletak pada jangka waktu penyerahan barang/
komoditi dari penjual ke pembeli. Dengan pola cash, penyerahan barang/komoditi
dilakukan pada saat terjadi transaksi. Pada pola spot, penyerahan barang/komoditi
terjadi paling lambat 1 sampai dengan 7 hari setelah transaksi. Sedangkan pada
pola forward, penyerahan barang/ komoditi terjadi paling lambat 7 hari sampai
dengan 3 bulan setelah transaksi.
 

Pengelolaan PLKA
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai