Anda di halaman 1dari 42

LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN

KAMPUS MEDAN
2019
Agribisnis Perkebunan I

Silabus :
 Pengertian bisnis
 Prinsip-prinsip dan pola pikir bisnis
 Sistem agribisnis perkebunan
 Case study
Sasaran :
Memahami bisnis, prinsip dan pola
pikir bisnis dan sistem agribisnis
perkebunan.
PERANAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN

1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat


2. Penerimaan devisa negara melalui eksport
3. Penyediaan lapangan kerja
4. Pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri
5. Bahan baku industri dalam negeri
6. Perolehan nilai tambah dan daya saing
7. Optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam secara
berkelanjutan
SUB SISTEM SUB SISTEM SUB SISTEM

O1 O2 O3

I1 I3
I2 I4

TANAMAN PENGOLAHAN PEMASARAN


I4 I4

Keterangan :
I1 = Sarana produksi pertanian
I2 = Bahan olah/TBS
I3 = Komoditi perkebunan/CPO
I4 = Uang & Logistik
O1 = Hasil panen/TBS
O2 = Produk perkebunan/CPO
O3 = Uang
AGRIBISNIS

Agricultural Based Business


(Bisnis berbasis usaha Pertanian)

Penerapan aspek-aspek Bisnis


pada Sistem Pertanian
BISNIS

Barang/
Aktivitas Customer
Jasa

Organisasi Berkelanjutan Memperoleh


Usaha Benefit
Pengertian Agribisnis

Suatu model usaha pertanian yang organisasi dan


manajemennya dirancang secara rasional untuk
mendapatkan nilai tambah komersial yang
maksimal, dengan menghasilkan barang atau
jasa yang diminta pasar
Bagaimana Bisnis Berkembang ?

Kelangkaan Kelebihan
(Scarcity) (Surplus)

Kebutuhan
(Need)
- Daya Beli
- Daya Tukar
Transaksi
Permintaan Penawaran
Rangsangan : (Demand) (Supply)
- Peningkatan Income
-Tekanan Sosial
- Media (Periklanan) Transaksi
- Lingkungan hidup Keinginan Penawaran
(Want) (Supply)
Perkembangan Pertanian dan
Agribisnis
Secara sempit pertanian diartikan sebagai suatu kegiatan
produktif yang menghasilkan komoditi pertanian.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumsi.

Perkembangan pertanian dibagi dalam tiga tahap, yaitu :


1. Tahapan dimana manusia menganggap pertanian
sebagai way of life : fase mengambil makanan dari alam
dan ladang berpindah
2. Tahapan budidaya
3. Tahapan dimana petani mulai memasukkan unsur bisnis
(komersialisasi = berdagang)
Perkembangan Agribisnis

Pengumpul/
Ekstraktor

Perkembangan Masyarakat Pola Pertanian


Non-Agraris (Perkotaan) Subsisten
Pengetahuan
Kebutuhan Pangan
Pertanian
Tradisional
Permintaan Pangan Teknologi

Pertanian
Modern
Persaingan Peningkatan Jumlah dan
Surplus
Macam Permintaan (Inovasi)

Agribisnis
Ruang Lingkup Agribisnis

Agribisnis

Penanganan
Penyediaan Input Usahatani Distribusi
Pasca
Dan (Produksi komoditi Dan
Panen dan
Sarana Produksi Pertanian) Pemasaran
Pengolahan
Dimensi Strategis Agribisnis

Pemerintah

Lembaga
Lembaga Pendukung Lembaga
Swadaya
dan Perdagangan Penelitian
Masyarakat

Berbagi Sumberdaya

Pemasok Petani/ Industri Distributor dan


Input Produksi Pelaku usaha Pengolahan Konsumen

Berbagi Tujuan

Kualitas dan Kemampuan Respon Konsumen Keamanan dan


Produktifitas Berinovasi yang Efisien Reliabilitas

Sumber: Wilk and


Fensterseifer
Sektor Pertanian di Indonesia

Sektor Pertanian

Sub Sektor Sub Sektor


Tanaman Peternakan &
Pangan Perikanan

Sub Sektor Sub Sektor


Tanaman Tanaman
Perkebunan Hortikultura

Agribisnis Perkebunan
Perkebunan
Suatu tatanan usaha yang meliputi kebun dan
manusia/karyawan (planters) yang bekerja
sesuai dengan sistem yang baku sehingga
membentuk suatu komunitas dan berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya
Karakteristik Bisnis
Perkebunan
 Produksi sangat tergantung pada kondisi
tanaman dan faktor alam

 Produk dalam jumlah besar, mudah rusak dan


tidak bertahan lama (high risk)

 Ada pada areal yang luas, sementara unit yang


terkecil adalah pohon
Karakteristik Bisnis Perkebunan

 Tanaman adalah makhluk hidup sehingga


memerlukan perlakuan khusus (agronomic)

 Melibatkan tenaga kerja yang banyak dan


bekerja menyebar di area terbuka (agent of
development/labour intensive)

 Umumnya berupa pertanaman monokultur


sehingga mempengaruhi keseimbangan
lingkungan (social and responsibility aspect)
Perbedaan dengan Bidang Usaha Lain

 Berhadapan dengan tanaman sebagai


makhluk hidup

 Sangat ditentukan waktu dan tempat


(agroklimat)

 Mengelola perkebunan sama dengan


mengelola masyarakat
Konsep Dasar Agribisnis
 Berawal pada permintaan pasar
 Semakin mendekati konsumen,
peluang nilai tambah komersial
semakin besar
 Untuk memperoleh efisiensi pada
skala besar
 (daya saing,
 harga,
 cost production)
Sistem Agribisnis (pada awalnya)
Sub Sistem Sub Sistem
Agri Hulu Sub Sistem
Agri Hilir
Usaha Tani

•Industri bibit/benih •Usaha tanaman •Industri makanan


•Industri agro-kimia pangan dan minuman
•Industri mekanisasi/ •Usaha peternakan •Industri serat alam
agro-otomotif dan perikanan •Industri farmasi
•Industri estetika/
•Usaha hortikultura
agrowisata
•Usaha perkebunan
•Industri energi

Sub Sistem Jasa dan Pendukung


•Bank dan asuransi
•Penelitian dan pengembangan
•Pendidikan dan penyuluhan
•Transportasi dan pergudangan
•Perdagangan/Pemasaran
SISTEM AGRIBISNIS
Pengembangan Sistem Agribisnis
Skala Sasaran Pendekatan
• Menghasilkan • Dukungan
Makro pajak dan devisa kebijakan,
(Nasional, sub • Penyediaan teknologi,
sektor, industri) lapangan kerja agriservices, dll
• Peningkatan • Pengaturan tata-
kesejahteraan niaga domestik dan
masyarakat ekspor
• Proteksi industri
domestik
• Meningkatkan • Peningkatan
Mikro profitabilitas kualitas SDM
(Perusahaan, unit • Efektifitas
usaha) organisasi dan
SISTEM AGRIBISNIS
 Tingkatkan kesadaran bahwa kebun adalah pelaku bisnis
perkebunan yang berada dalam suatu sistem agribisnis
 Kesadaran Paradigma / Pola pikir / Cara pandang
Pertimbangan dalam Perilaku
Sikap dan perilaku

 Keberhasilan sistem sangat tergantung perilaku subsistem


 Keterpaduan sistem

 Nilai tambah

 Nilai keadilan
Pendekatan Sistem dalam Agribisnis

Mengapa Pendekatan Sistem?

Pendekatan Sistem diperlukan untuk memahami


kompleksitas “ agribisnis sebagai : suatu
sistem, praktek bisnis, paradigma
pembangunan pertanian, keilmuan” sehingga
tujuan agribisnis dapat tercapai
SEKTORALISASI AGRIBISNIS
PERKEBUNAN DI INDONESIA

Industri & Pertania


Perdaganga
n
n

Agribisnis Perkebunan
Ruang Lingkup Agribisnis di Indonesia
Sektor Pertanian

Sub Sektor
Sub Sektor Tnm. Peternakan &
Pangan Perikanan

Sub Sektor
Sub Sektor Tanaman
Perkebunan Hortikultura

Agribisnis Perkebunan
KEPEMILIKAN AREAL KELAPA SAWIT INDONESIA

1970 1980 1990 2000 2009


URAIAN
Luas % Luas % Luas % Luas % Luas %
Rakyat - - 6 2 291 26 1.167 28 3.013 40
PTPN 86 65 200 68 372 33 588 14 608 8
Swasta 47 35 89 30 463 41 2.403 58 3.885 52
Jumlah 133 100 295 100 1.126 100 4.158 100 7.506 100
Produksi & Areal Minyak Sawit vs Minyak Lain

35
Average yield of Palm Oil Increasing Demand -
vs Substitutes traditional
 Rising world population
0,3  Higher consumer purchasing
power in fast growing
0,4 consumer markets such as
China and India
Oils

0,6
 Year round harvest
New Demand – CPO
3,7 derivative product
 Bio-fuel alternative
 Bio-degradable plastic, etc
0 1 2 3 4 Lowest Cost Vegetable Oil
Yield (ton/ha)  Highest yield per ha of all oil
Soybean Sunflower Rapeseed Palm seed bearing crops
Source: www.fedepalma.org  Lower per unit production
36
costs
Harga Minyak Sawit vs Minyak Lain
Cooking oil prices (Rp/liter)
120
Thousand Rupiahs

110
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Source: Market Survey at Hypermart, Jakarta


37
Tabel 2.6 Perbandingan Produktivitas Pekerja Indonesia, ASEAN dan Beberapa
Negara Lain
PROSES PENAMBAHAN NILAI (Value Adding Process)

Rp X Rp (X+A1+M) Rp (X+A1+A2+M) Rp (X+A1+A2+A3+M) Rp (X+A1+A2+A3+A4+M)


Uang
Produk
Bahan Produ Produk (revenue
setenga
tanam k akhir ) dan
h
dasar value
jadi
lainnya

A1 A2 A3 A4
• Uang : modal • Uang • Uang • Uang
• Unsur-unsur alam • Bahan- • Bahan- • Sistem dan
bahan bahan teknologi
• Bahan-bahan pem-
pembantu pembantu pemasaran
bantu & penunjang
& &
• Unsur manusia : penunjang penunjang • Unsur
pengetahuan, manusia
• Teknologi • Teknologi
keahlian,
pengolaha pengolaha
sikap/budaya kerja,
n dasar n lanjutan
sistem, mana-
jemen, organisasi, • Unsur • Unsur
inovasi dan manusia manusia
kreativitas, visi, dll
PRINSIP PROSES PENAMBAHAN NILAI

• Dalam setiap tahap proses, faktor input yang


selalu ada ialah “uang” dan “unsur manusia”
• Dalam setiap tahap proses, sudah seharusnya
terjadi pertambahan nilai produk
• Semakin ke arah “ujung kanan” proses, tingkat
keuntungan yang diperoleh semakin besar.
• Ujung kanan proses adalah pasar
akhir/pelanggan akhir (end market/end
consumer).
• Semakin ke kanan, faktor input makin
intangible/-unmeasurable, sehingga ukurannya

Anda mungkin juga menyukai