Anda di halaman 1dari 24

PENGEMBANGAN USAHA

AGRIBISNIS
Oleh: Dr.Ir. Mustafa Usman, MS

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)

Setelah selesai berlatih peserta mampu memahami Rancangan


Pengembangan Usaha Agribisnis meliputi :

1. Rencana Pengembangan Sektor Industri Hulu/ Agribisnis Hulu


(Up-stream agribisnis),
2. Rencana Pengembangan Subsistem On-Farm
/usahatani/budidaya ( On-Farm Agribisnis),
3. Rencana Pengembangan Subsistem Industri Hilir (Down Stream
Agribisnis)
4. Analisis Kelayakan Usaha
Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK)
1. Menjelaskan Rencana Pengembangan Sektor
Industri Hulu/Agribisnis Hulu (Up-stream
agribisnis)
2. Menjelaskan Rencana Pengembangan
Subsistem On-Farm /usahatani/budidaya ( On-
Farm Agribisnis)
3. Menjelaskan Rencana Pengembangan
Subsistem industri Hilir (Down Stream
Agribisnis)
4. Menjelaskan Analisis Kelayakan Usaha
PENGERTIAN PENGEMBANGAN
USAHA AGRIBISNIS
1. MERUPAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN
TERMASUK JASA PENDUKUNGNYA.
2. MERUPAKAN RANGKAIAN SEMUA KEGIATAN MULAI
DARI PABRIK DAN DISTRIBUSI PRODUK (ALAT-ALAT),
SAMPAI BAHAN UNTUK PERTANIAN, KEGIATAN
PRODUKSI PERTANIAN, PENGOLAHAN,
PENYIMPANAN SERTA DISTRIBUSI KOMODITI
PERTANIAN DAN BARANG-BARANG YANG
DIHASILKANNYA.
TAHAPAN STRATEGI PENERAPAN USAHA
AGRIBISNIS

1. Agribisnis berbasis sumberdaya, sebagai


faktor produksi
2. Agribisnis berbasis investasi, melalui
percepatan industri pengolahan dan
peningkatan keterampilan SDM
3. Agribisnis berbasis inovasi pertanian,
melalui penerapan IPTEK
Pengembangan Usaha Agribisnis
Mencakup 3 Subsistem, yaitu:

1. Sektor Industri Hulu (Agribisnis hulu)


2. Sektor On-Farm (Usahatani/Budidaya)
3. Sektor Industri Hilir (Agribisnis Hilir)
Pengembangan Usaha Agribisnis
Memerlukan Dukungan Sektor Lain:
1. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
2. TEKNOLOGI TEPAT GUNA
3. SUMBERDAYA MANUSIA YANG HANDAL
4. PERBANKAN
5. TRANSPORTASI
6. KEBIJAKAN YANG DIARAHKAN UNTUK MENOPANG
PENGEMBANGAN USAHA
7. SISTEM AGRIBISNIS KOMODITI UNGGULAN DI SUATU
WILAYAH
Dalam Pelaksanaannya, pengembangan usaha
Agribisnis Perlu Kemitraan, Karena:

1. MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR YANG DIBUTUHKAN


AGAR USAHA KECIL MENJADI TANGGUH DAN MANDIRI
2. MERUPAKAN KERJASAMA USAHA ANTARA USAHA KECIL
DAN USAHA MENENGAH/BESAR YANG DISERTAI DENGAN
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLEH USAHA
MENENGAH/BESAR
3. MEMPERHATIKAN PRINSIP YANG SALING MEMERLUKAN,
SALING MEMPERKUAT DAN SALING MENGUNTUNGKAN
Langkah Operasional Rancangan
Pengembangan Usaha Agribisnis
A. Melakukan Identifikasi Masalah dan Peluang Pengembangan Agribisnis
Inovasi Teknologi

1. INOVASI TEKNOLOGI (IT) MERUPAKAN KEGIATAN UJI PENYESUAIAN


LOKASI PUAP TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI YANG DIBANGUN DARI
HASIL KARAKTERISASI WILAYAH
2. BERTUJUAN AGAR TEKNOLOGI YANG DIREKOMENDASI KAN DIJAMIN
SESUAI DENGAN KONDISI BIOFISIK DAN SOSIAL EKONOMI WILAAH
SERTA KEBUTHAN PENGGUNA.
3. BERDASARKAN MASALAH DAN KENDALA YANG DIHADAPI PETANI DALAM
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS (KOMODITI, SUMBERDAYA LAHAN DAN
TENAGA) MELALUI DIALOG INTERAKTIF PAKET INOVASI SIAP
DITERAPKAN MENJADI KOMPONEN PENYUSUNAN RPUA DI LOKASI PUAP.
B. Melakukan Identifikasi Kebutuhan
Inovasi
Kebutuhan inovasi merupakan langkah antisipasi yang perlu
dilakukan untuk :
1. Mengatasi masalah yang dihadapi petani dan memanfaatkan peluang
yang tersedia
2. Menetralisir sumber masalah,
3. Menanggulangi konsekuensi yang ditimbulkan oleh masalah yang
dihadapi atau usaha memanfaatkan peluang.
4. Ditelusuri dengan memanfaatkan bagan pohon masalah yang telah
dibuat, dimulai dari masalah, sumber masalah, akar masalah, antisipasi
masalah, kebutuhan inovasi dan alternatif kegiatan inovasi/program
terkait dengan masalahmasalah tersebut.
C. Melakukan Analisis Peluang Inovasi
Peluang inovasi diartikan sebagai kegiatan inovasi yang secara
teknis dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani
walaupun inovasi tersebut belum merupakan kebutuhan petani
karena keterbatasan pengetahuan
Contoh: Inovasi teknologi pasca panen, mampu menekan
kehilangan hasil dapat dianggap sebagai peluang
inovasi walaupun kehilangan hasil panen belum
dianggap petani sebagai suatu masalah karena petani
belum mengetahui besarnya kehilangan hasil panen,
demikian juga dengan kesenjangan hasil antara yang
dicapai petani.
D. Melakukan Analisis Finansial
 Dilakukan untuk seluruh alternatif
kegiatan inovasi yang dilakukan oleh
Tim PRA.
 Analisis finansial tersebut meliputi
kebutuhan dana untuk implementasi
kegiatan inovasi dan dampak finansial
yang ditimbulkan pada tingkat usahatani
dan tingkat rumah tangga petani.
Pengertian Agribisnis Hulu
1. Agribisnis hulu (up-stream agribisnis) adalah ragam kegiatan industri dan
tata niaga/ perdagangan sarana produksi, termasuk kesiapan/ketersediaan
inovasi teknologi.
2. Agribisnis hulu, mencakup industri yang menghasilkan sarana produksi
(input) pertanian, industri agro otomotif (mekanisasi pertanian), dan
industri perbenihan. Prinsipnya, agribisnis hulu secara umum adalah
membangun industri jasa, dan bersifat pendukung dalam pengembangan
subsektor on-farm agribisnis maupun industri hilir (down-stream agribisnis).
3. Manfaat pengembangan sektor industri hulu, memberikan kemudahan bagi
petani dalam mengelola agribisnis komoditi unggulan yang
dikembangkannya. Berkembangnya subsektor industri hulu, menyebabkan
pengelolaan subsektor on-farm lebih efisien dan dapat meningkatkan
produktivitas/produksi komoditi yang dikembangkan.
Tujuan Agribisnis Hulu:
 Untuk mengumpulkan data/informasi
tentang ketersediaan unit-unit
pelayanan dalam pengembangan
sektor industri hulu, sistem
keterkaitan dengan kegiatan
subsistem on-farm
Langkah-langkah Operasional yang Dilakukan
1. Identifikasi di wilayah/lokasi PUAP, baik tingkat desa, kecamatan maupun
kabupaten mengenai ketersediaan sarana produksi (input) pertanian yang
dibutuhkan oleh petani, termasuk agro-kimia (pupuk/pestisida) dan industri
benih serta kebutuhan inovasi teknologinya.
2. Menyediakan akses bagi para petani/masyarakat tani untuk mendapatkan
jasa pelayanan/ pengguna untuk kebutuhan petani
3. Melakukan Identifikasi masalah dan kendala yang dihadapi petani untuk
memperoleh sarana dan prasarana produksi.
4. Komoditas pertanian banyak yang tergantung pada musim, sehingga
ketepatan waktu sesuai dengan kebutuhan maupun jumlah dan jenisnya
sangat penting ditinjau dari aspek jasa pelayanan.
5. Unit-unit industri hulu dikelola secara individu atau secara kelembagaan
dalam memberikan jasa pelayanan kepada para pengguna. Agar optimal.
Pengertian On-Farm Agribisnis
1. On-farm agribisnis (usahatani/ budidaya),
yaitu pertanian dalam arti luas (pro-duction
operations on the farm), yang dalam
kegiatannya menghasilkan produk primer.

2. On-farm agribisnis adalah aktivitas pertanian


dengan skala ekonomi dapat secara
individu, maupun berkelompok dalam suatu
kelembagaan.
Tujuannya Adalah:
1. Untuk mengetahui masalah/kendala yang dihadapi di
tingkat pengelolaan usahatani (on-farm agribisnis),
dalam rangka peningkatan produktivitas/produksi.
2. Untuk identifikasi peluang penerapan inovasi
teknologi, termasuk jenis-jenis inovasi teknologi
yang dibutuhkan.
3. Untuk memberikan keterampilan penerapan inovasi
teknologi dan peluang jenis pelatihan yang
dibutuhkan dalam mengelola usaha komoditi
agribisnis unggulan dalam suatu sistem dan usaha
agribisnis.
Langkah Operasional
1. Melakukan Identifikasi komoditas yang dikembangkan
petani/masyarakat tani
2. Melakukan Identifikasi masalah dan kendala yang dihadapi
petani dalam mengembangkan usahanya di subsistem on
farm agribisnis.
3. Melakukan Identifikasi inovasi teknologi yang diperlukan
4. Melakukan Identifikasi kelembagaan internal (kelompok
tani/Gapoktan) dalam kaitannya dengan kebutuhan sarana
produksi
5. Melakukan Identifikasi pola tanam
Pengertian Agribisnis Hilir
1. Subsistem industri hilir (down stream agribusiness) atau subsistem pengolahan
dan pemasaran adakalanya disebut agro industri, termasuk subsistem
pendukungnya (perdagangan/tata niaga, penyediaan kredit, sistem transformasi
dan kebijakan).
2. Agribisnis hilir merupakan kegiatan industri yang mengolah hasil hilir, yaitu
kegiatan industri yang mengolah hasil pertanian menj'adi produk olahan baik
produk antara (intermediate product), maupun produk akhir.
3. Agribisnis hilir/agroindustri diklasifikasikan atas 4 (empat) hasil kegiatan
(transformasi), yaitu (1) kegiatan hanya berupa grading/pengklasan dan
pembersihan, (2) kegiatan penggilingan, pencampuran dan pemotongan,
3)kegiatan pemasakan, pengalengan, dehidrasi, ekstraksi dan pasteurisasi, dan (4)
kegiatan yang menyangkut perubahan kimia dan tekstur.
4. Manfaat aktivitas agribisnis hilir, meningkatkan nilai tambah, produk dapat
dipasarkan dengan mudah, peningkatan daya saing, serta menambah
pendapatan/kesejahteraan petani/masyarakat tani dan membuka peluang tenaga
kerja (penanggulangan pengangguran).
Tujuannya Adalah:
 Untuk mengumpulkan data-data/informasi
tentang pengembangan industri
hilir/agroindustri komoditas yang
diusahakan oleh petani/masyarakat tani
termasuk ketersediaan jasa pendukungnya.

 Data/informasi tersebut dapat digunakan untuk


menyusun program/kegiatan rencana
pengembangan indusri hilir agribisnis PUAP.
Langkah Operasional
1. Melakukan identifikasi di tingkat petani/masyarakat tani secara
individu/kelembagaan kegiatan/level transformasi produk hasil
pertanian yang dilakukan.
2. Mengaitkan industri pengolahan (agribisnis hilir) termasuk jasa
pelayanan dengan bahan baku yang diproduksi masyarakat tani atau
impor.
3. Mengembangkan pelayanan jasa industri mekanisasi pertanian
sesuai dengan kebutuhan petani.
4. Mengembangkan informasi agribisnis hilir terutama proses
distribusi, inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil. Sistem
informasi yang dibangun harus tepat guna, dapat diakses oleh semua
pihak baik pemerintah ataupun masyarakat umum/masyarakat tani.
5. Melakukan Identifikasi masalah dan kendala yang dihadapi petani
dalam pemasaran, pengolahan dan distribusinya.
6. Dalam pengolahan informasi, diperlukan adanya kelembagaan yang
mengelola secara profesional baik dari pemerintah maupun asosiasi
petani/Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Analisis Kelayakan Usaha adalah
 untuk Mengetahui Tingkat Kelayakan Suatu Jenis
Usaha, dengan melihat beberapa parameter atau
Kriteria Kelayakan Tertentu

 KRITERIA KELAYAKAN USAHA MELIPUTI :


1. Kelayakan Teknis atau kelayakan dari
segi teknis
2. Kelayakan Ekonomis
3. Kelayakan Mental
Beberapa Kriteria Umum
1. Kelayakan teknis suatu usaha maksudnya apakah
suatu usaha unit-unitnya memiliki kemampuan
teknis yang wajar. Misal pembuatan keripik pisang
dengan mesin.
2. Kelayakan ekonomis maksudnya menilai kelayakan
dari segi ekonomis. Parameter yang dipakai
biasanya R/C ratio atau perbandingan Penerimaan
Koror (Revenue) dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Kelayakan mental, parameter yang perlu diukur dari
mental nasabah meliputi kejujuran, keadaan rumah
tangga, gaya hidup serta kebiasaan dan sikap
terhadap uang.
Beberapa Kriteria Tambahan Penilaian Kelayakan
Usaha:

1. ASPEK TEKNIS
2. ASPEK PASAR
3. ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL
4. ASPEK MENTALITAS
5. ASPEK PEMBIAYAAN
Terima Kasih
SELAMAT BERJUANG,
SEMOGA SUKSES SELALU
WASSALAMU’ALAIKUM

Manajemen Agribisnis

Anda mungkin juga menyukai