Anda di halaman 1dari 15

FITRA YUSAFRIYANI

(D1B020105)
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI

2
PENGEMBANGAN
AGROTEKNOLOGI
DI INDONESIA
A.SELAYANG
PANDANG

Agreoteknologi adalah salah satu program studi dari fakultus pertanian,


Agereoteknologi adalam program studi dari gabungan beberapa program studi Ilmu Hama
dan Penyakit Tumbuhan,Ilmu Tanah,Pemuliaan Tanaman ,Agronomi
,Hortikultura,Penyuluhan pertanuian ,Agribisnis Yang sekarang dipersempit menjadi
Agroekoteknologi,namunpada dasarnya juga ada penjurusan.Dan dengan adanya program
studi baru ini,harap sektor pertanian di indonesia dapat berkembang .

4
B. Agroteknologi Dalam Kaitannya
Dengan Upaya Mengembangkan
Usahatani
Penerapan teknologi terkini dalam bidang pertanian penting peranannya dalam pengembangan
pertanian. Keadaan soio ekonomi petani dan sistem pemasaran juga turut menentukan tingkat
kemajuan pembangunan bidang pertanian. Keadaaan sosio ekonomi dan pemasaran hasil-hasil
pertanian akan menentukan minat petani untuk mengadopsi teknologi. Pada gilirannya nanti teknologi
yang diterapkan dalam usahatani dapat meningkatkan produktifitas yang tinggi.
Pengembangan agroteknologi sejalan dengan program pembangunan pertanian di Indonesia yaitu
diversifikasi pertanian. Teknologi termasuk di dalamnya penggunaan alat dan mesin pertanian(alsintan)
perlu terus dikembangkan untuk diterapkan dalam bidang pertanian guna mendukung realitas program
diversifikasi di lapangan. . Menurut Dalrymple(1968) diversifikasi pertanian diartikan sebagai suatu
pemilihan atau adopsi dari beberapa tambahan tipe untuk menghasilkan komoditas yang berorientasi
pasar melalui kegiatan budidaya pertanian secara modern pada tingkat nasional maupun regional .
Sumarto dan Karsono(1995) menjelaskan pada dasarnya menurut tujuannya usahatani dapat
digolongkan menjadi 5(lima) tingkatan yaitu tingkatan sub-sistem penuh, tingkatan sub-sistem
fakultatif, tingkat prakomersial, tingkat semi-komersial, dan tingkat komersial penuh.

5
Pada prakteknya masing-masing tingkatan tersebut sulit dibedakan satu dengan yang lain secara tegas
mengingat terjadinya perubahan perkembangan yang bersifat gradual. Gambaran nyata untuk masing-masing
tingkatan usahatani dikemukakan berikut ini:
1.Usahatani Tingkat Subsistem Penuh
Usahatani pada tingkat subsistem penuh ditandai oleh kegiatan petani yang hanya mengumpulkan/menanam
dan memanen hasil tanaman yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. Uahatani dapat
ditingkatkan dengan cara memberikan motivasi pada petani agar giat berupaya meningkatkan cara produksi tanaman
penghasilan karbohidrat (jagung, padi, umbi-umbian), pisang, dan buah-buahan tropis.

2.Usahatani Tingkat Sub-Sistem Fakultatif


Usahatani tingkat sub-sistem fakultative ini pada dasarnya masih subsistem hanya saja telah ada kegiatan
ekonomi. Komponen teknologi pendukung usahatani tingkat subsistem fakultatif diperlukan guna kepentingan
optimalisasi yang tinggi dalam sistem bercocoktanam secara tumpangsari dengan jarak tanam dan populasi yang tepat.
Jenis teknologi yang digunakan yaitu teknologi dengan masukan rendah. Dilakukan introduksi tanaman sumber
sumber karbohidrat, tanaman sumber protein, buah-buahan setempat dan sayur-sayuran dengan cara penanamannya
mudah. Adanya upaya perbaikan budidaya yang tidak membutuhkan biaya tunai,seperti perbaikan cara
penyiapanlahan, penyiangan, dan pembubunan tanaman,dan pengenalan varietas unggul yang sesuai/adaptif atau
varietas lokal yang terbaik.

6
3.Usahatani Tingka Pra-Komersial
Usahatani tingkat ini telah berorientasi pada pasar namun masih lebih berat pada komoditas yang
biasa mereka tanam dan mereka makanTeknologi yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan
usahatani pada tingkat ini ialah teknologi yang dapat mengoptimalisasi produksi dengan perbaikan pola
tanam tumbangsari pada tanaman pangan,pemilihan komoditas laku-jualyang dapat ditumbangsarikan pada
tanamanpanagn dan pekarangan, penggunaan pupuk, baik pupuk organik(pupuk kandang,kompos) maupun
pupuk anorganik, pengenalan varietas unggul yang adaptif terutama komoditas laku-jual seperti buah-
buahan, sayuran,ikan, dan ternak
4.Usahatani Tingkat Semi-Komersial
Usahatani tingkat semi-komersial dijalankan menggunaka masukan optimal guna optimalisasi
produksi,namun pemilihan komoditas utama masih tetap tanaman pangan diikuti tanaman yang
menghasilkan uang tunai Teknologi yang dibutuhkan untuk usahatani pada tingkat iniyaitu teknologi yang
dapat meningkatkan produktifitas dan mutuserta dapat meningkatkan efisiensi masukan
5.Usahatani Tinggkat Komersial Penuh
Usahatani tingkat komersial penuh sudah barang tentu dilakukan dengan selalu mempertimbangkan
dengan cermat permintaan pasar, kesempatan untuk memperoleh keuntungan maksimal, serta penghindaran
kemungkinan rugi. Teknologi yang dibutuhkan untuk mengembangkan usahatani tingkat komersial penuh
ialah teknologi yang paling menguntungkan meskipun mungkin dibutuhkan modal usaha yang lebih besar.
Komoditas yang ditanam dapat saja berubah-ubah tergantung kepada prospek pasar yang berwawasan
agrobisnis/agroindustri.

7
C.Alat Dan Mesin Pertanian
(Alsintan) Komponen Penting Dalam
Pengembangan Agroteknologi
Pengembangan alat dan mesin pertanian(alsintan) dalam pertanian atau sering dikenal
sebagai mekanisme pertanian dewasa ini mulai digalakkan hampir seluruh negara agraris di
dunia.kata”Mekanisme Pertanian” memiliki arti jangkauan yang sangat luas dapat mencakup
penggunmaan alat-alt pertanian yang sifatnya masih sederhana samapai alat dan mesin
pertanian(alsintak) yang dapat dikatakan rumit dari sudut penerapan teknologi. Alat dan mesin
pertanian(alsintan) sifatnya dapat rusak. Dikatakan alsintan mempunyai umur teknis tertentu.
Ketika alsintan tersebut telah mencapai umur teknis menjadi tidak dapat digunakan lagi atau
seringkali rusak ketika seringkali dicoba untuk difungsikan. Tetapi adapula alsintan rusak bahkan
tidak dapat difungsikan lagi sebagaimana semestinya meskipun umur teknis belum dicapai. Hal
ini tergantung kepada pemakaian alsintan dan perawatan. Sangat mungkin alsintan menjadi
diperpanjang umur teknisnya dengan adanya perawatan yang baik dan penggantian spare part
yang aus atau rusak.
8
Untuk menggerkkan alsintan diperlukan energi dengan jumlah yang cukup. Energi
untuk alsintan seperti dikemukakan oleh J.Pmakeham dan R.L.Malcom(1991)
yaitu berasal dari :
•Pangan yang dikonsumsi manusia untuk menghasilkan energi untuk kgiatan-
kegiatan manusia.
•Tenaga ternak seperti sapi, kerbau, kuda, gajah, dan lain-lain.
•Kayu, jerami dan limbah pertanian.
•Bahan bakar fosil seperti bensin, minyak, batubara.
•Tenaga matahari.
•Listrik.

9
D. Pengembangan Alsintan di Indonesia
D. Pengembangan Alsintan di Indonesia
1.Kebijaksanaan Pengembangan Alsintan
Di era globalisasi sektor industri menempati prioritas utama. Berkaitan dengan kondisi tersebut
tepat kiranya pembangunan sektor pertanian di Indonesia perlun di imbangi dengan pengembangan
penggunaan alsintan dalan usahatani.moens dan Wanders(1981) memperhitungkan bahwa produksi
pertanian biji-bijian di Indonesia akan meningkat jika sumberdaya(dalam usahtani) ditingkatkan.
Peningkatan sumberdaya tersebut termasuk penambahan penggunaan alsintan. Uraian ini sejalan
dengan Habibie (1986) memasukkan alsintan dalam menggenjot pengembangan usahatani agar
diperoleh efisiensi yang tinggi dan kualitas hasil pertanian yang seseuai dengan diharapkan bersama.
Namun demikan Prastowo,dkk.(1991) menyarankan sebaiknya arah kebijakan pengembangan alsintan
dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal seperti jenis alat dan mesin yang akan dikembangkan,
partisipasi petani/pemakai, mutu alsintan yang akan digunakan, dan dukungan suku cadang dan
pelayanan lainnya.
Lebih lanjut Prastowo,dkk(1991) mengemukakan jenis alsintan yang dikembangkan hendaknya
dapat mengisi sekaligus mencipakan lapangan kerja, menekan biaya masukan produksi (cost
production), dan menarik permintaan (calon pemakai). Dengan demikian penggunaan alsintan di
daerah yang bersangkutan dapat memecahkan masalah-masalah riil yang dihadapi daerah tersebut
dalam mengusakan pertanian.
10
2. Kendala Pengembangan Alsintan
Terdapat kendala-kendala yang menghambat pengembangan alsintan diantaranya ditinjau dari
aspek kebutuhan petani dalam usahatani, aspek bengkel/induksi alsintan, aspek wujud alsintan itu
sendiri, dan aspek pengawasan dan pengendalian multi standar.
Ditinjau dari aspek kebutuhan petani dalam usahatani pengembangan alsintan tidak
dipertimbangkan dengan skala usahatani atau dengan pernyataan lain kurang adanya konsolidasi dalam
hal operasional alsintan dengan lahan(Abdullah, 1991). Dengan demikian belum terjadi keseimbangan
dalam kegiatan usahatani. Permasalahan seperti itu diatasi dengan penelitian pengembangan prototipe
alsintan dengan menitik beratkan pada segi pengguanaan di lapangan sehingga aspek sosial ekonomi
tidak dikesampingkan.
Disisi lain untuk lebih mengembangankan di daerah diharapkan alsintan yang diproduksi oleh
industri perakitan dan bengkel-bengkel alsintan memenuhi perasyaratan seperti harganya relatif murah,
berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan kondisi agroekosistem di daerah. Oleh karena itu alsintan
perlu dilakukan modifikasi yang sesuai dengan agrosistem setempat agar alsintan yang digunakan jadi
lebih familiar bagi petani dapat meningkatakan efisien usahatani di daerah tersebut.

11
Pembuatan alsintan harus diawasi sehingga tidak menyebabkan penurunan hasil
kualitas terhadap hasil produksi misalnya penggunaan alsintan berupa mesin perontok
padi tidak dikehendaki menyebabkan terjadinya peningkatan persentase beras pecah.
Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang baik terhadap pembuatan(industri)
alsintan dalam pengemabangan usahatani di Indonesia. Hal itu telah digariskan dalam
undang-undang No.12 tahun 1992, pasal 43 ayat 1 yang berbunyi “jenis dan standar
alat dan mesin budidaya tanaman, produksi, dan peredarannya diawasi oleh
pemerintah”. Dengan demikian menjadi kuat landasan pengembangan alsintan di
Indonesia. Pada gilirannya nanti kedepan usahatani di Indonesia mampu
memproduksi hasil dengan efisien yang tinggi dan dengan kualitas produk yang dapat
dijadikan andalan oleh masyarakat di dunia, tidak hanya di Indonesia.

12
3. Peluang Pengembangan Alsintan
Peluang pengembangan alsinta di Indonesia masih terbuka sangat lebar. Namun perlu
diperhatikan alsintan yang dikembangkan harus memenuhi kriteria ketepatangunaan dengan
didukung penelitian yang memadai. Kriteria yang demikian itu harus dipenuhi agar
penggunaan alsintan dapat meningkat efisiensi dan produktivitas usahatani, nilai tambah
hasil pertanian, pengendalian limbah dan pemnfaatannya.
Kehadiran alsintan dalam usahatani dapat mengatasi keterbatasan manusia dan ternak.
Selain itu penggunaan alsintan dapat menurunkan biaya produksi, meningkatkan mutu hasil
produksi pertanian dan mendatangkan nilai tambah dari usaha. Nilai tambah yang diperoleh
petani dari pennggunaan alsintan akan digunakan oleh petani untuk memperbaiki usahatani
mereka termasuk meningkatkan efisiensinya. Sementara itu limbah yang dihasilkan dalam
usahatani dapat diolah menggunakan alsintan yang sesuai menjadi produk
bermanfaatlainnya yang selanjutnya digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk tanaman.
Dengan demikian petani mendapatkan nilai tambah dari usahatani yang dijalankan dan
kelestarian lingkungan senantiasa dapat terjaga dengan baik.
13
4. Biaya-biaya Alsintan
Penggadaan energi untuk menggerakkan alsintan diperlukan biaya-biaya.
Contohnya penggunaan mesin traktor pada pembukaan lahan perkebunan
dibutuhkan sejumlah biaya untuk pengadaan bahan bakar, minyak pelumas,
reparasi, tenaga kerja, penyudutan, asuransi, dan gudang. . Selain biaya-biaya
tersebut terdapat biaya-biaya khusus seperti:
a. Biaya tetap, berupa biaya penyusutan
b. Biaya variable merupakan biaya agak konstan per jam kerja
c. Biaya menurut ketepatan waktu, alsintan yang tidak digunakan pada tepat
waktu dapat menyebabkan kehilngan pendapatan.
d. Biaya opurtunitas (oppartunity cost) dari alsintan dihitung dari bunga tahunan
bagi nilai modak yang tersimpan pada alsintan selama umur alsintan tersebut.
e. Standar operasi sebuah alsintan penting diperhatikan sebagai pertimbangan
untuk memutuskan pengguanaan jenis alsintan.

14
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

15

Anda mungkin juga menyukai