Anda di halaman 1dari 18

UJIAN AKHIR SEMESTER

ANALISIS PROYEK

Disusun oleh:
Yogi Irawan C1051171041
Budi Satrio C1051181021
Dimas Putra Denssa C1051181037
Lina C1051181076

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris. Negara yang memiliki sektor pertanian yang
sangat besar. Penduduk Indonesia pada tahun 2015, sekitar 37,75 juta jiwa mata
pencaharian utamanya adalah sebagai petani. Pembangunan pertanian merupakan salah
satu tulang punggung pembangunan nasional dan implementasinya harus sinergis dengan
pembangunan sector lainnya. Pelaku pembangunan pertanian meliputi departemen teknis
terkait, pemerintah daerah, petani, pihak swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan
(stekholders)lainnya.

Upaya melakukan usahatani, seorang petani akan selalu berusaha meningkatkan


produksi dan pendapatannya, namun fluktuasi harga-harga input dan output menghendaki
penggunaan input secara efisien. Demikian juga pada usaha tani jagung, input yang
terbatas harus dialokasikan secara optimal. Input yang dimaksud meliputi benih, pupuk,
pestisida, tenaga kerja, serta penyusutan alat.

Menurut Soekartawi (2002), usahatani pada hakekatnya adalah perusahaan, maka


seorang petani atau produsen sebelum mengelola usaha taninya akan mempertimbangkan
antara biaya dan pendapatan , dengan cara mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efesien, guna memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang
mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efesien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input).
Jagung sebagai suatu komoditas palawija pengganti beras mempunyai prospek pemasaran
yang cerah.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya usaha peternakan dan industri olahan
jajan.

Suatu teknologi sebelum diterapkan petani harus memenuhi kriteria layak secara
teknis, ekonomi, dan sosial. Teknologi harus dapat memberikan pendapatan yang lebih
besar dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. Oleh karena itu, dalam berusahatani,
petani dihadapkan pada biaya yang perlu diperhitungkan dengan seksama untuk
memperoleh pendapatan yang optimal.

Biaya produksi pada prinsipnya merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya tetap meliputi sewa lahan, peralatan, dan bahan pembantu lainnya.
Biaya variabel meliputi benih, pupuk, pestisida, dan tenaga keria. Produktivitas jagung
yang masih rendah tersebut, menyebabkan usahatani jagung kurang menarik sehingga
banyak petani yang alih usaha ke komoditas yang lain seperti menanam cabe, kacang dan
tanaman semusim lainnya. Penyebab lain rendahnya produktivitas jagung karena harga-
faktor produksi yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan, terutama harga
pupuk buatan (Urea, SP-36, KCL) dan pestisida. Disamping itu, harga jagung saat panen
raya yang tidak menentu dan sering kurang menguntungkan petani. Faktor lain yang
sering dialami sebagian besar petani jagung adalah keterbatasan modal untuk membeli
sarana produksi berupa benih, pupuk dan obat-obatan (Warsana, 2007).

Sebuah usaha tani pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan keuntungan yang
maksimal. Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal petani harus mengalokasikan
input secara efisien. Di lain pihak fluktuasi harga-harga input output menghendaki
penyesuaian sehingga efisiensi usahatani tercapai.

B. Tujuan

 Menganalisis kelayakan usaha tani cabe


 Untuk menganalisis sistem pemasaran usahatani cabe
C. Ruang Lingkup

Pendapatan yang tinggi merupakan harapan setiap masyarakat dalam berusahatani


khususnya jagung.Tinggi rendahnya pendapatan yang diperoleh dipengaruhi oleh
penggunaan faktor produksi oleh petani itu sendiri.Faktor produksi yang mempengaruhi
pendapatan petani jagung dalam memulai usaha ini adalah ketersediaan benih bermutu dan
berlabel masih kurang dipasaran, iklim yang sulit diprediksi, harga bibit dan pupuk mahal.
Modal yang digunakan dalam suatu usahatani berpengaruh terhadap perilaku petani karena
modal merupakan salah satu faktor produksi yang dinamis dalam penggunaanya.

Modal merupakan salah satu faktor produksi dalam pertanian disamping tanah,
tenaga kerja dan pengelolaan. Tetapi secara ekonomi dapat dikatakan bahwa modal
pertanian dapat berasal dari milik sendiri atau pinjaman dari luar.Modal umumnya
digunakan untuk biaya pupuk, pestisida dan tenaga kerja pada usahatani.Prinsip
optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan
faktor produksi tersebut digunakan seefisien mungkin.Faktor produksi yang paling penting
dalam usahatani jagung adalah bibit cabe yang dianjurkan adalah bibit cabe unggul.

D. kegiatan Aspek Pasar

Permintaan suatu barang di pasar akan terjadi apabila konsumen mempunyai


keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli, pada tahap konsumen hanya
memiliki keinginan atau kemampuan saja maka permintaan suatu barang belum terjadi,
kedua syarat willing dan ability harus ada untuk terjadinya permintaan (Turner, 1971)
dalam (Salma, 2004). Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para
pembeli terhadap suatu barang.Teori permintaan menerangkan tentang ciri-ciri hubungan
antara jumlah permintaan dan harga.

Menurut Sukirno (2005) permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu


barang pada berbagai tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu.Para ahli
ekonomi lainnya yaitu Arsyad (1997), mengemukakan bahwa “Dalam ilmu ekonomi
istilah permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada
periode waktu dan keadaan tertentu”. Permintaan terdiri dari : 1. Permintaan Langsung,
yaitu permintaan akan barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan konsumen secara
langsung. 2. Permintaan turunan, yaitu permintaan barang dan jasa yang digunakan
sebagai input penting dalam pengolahan dan pendistribusian produk lainnya, misalkan
permintaan akan pekerjaan, tenaga penjual, dan lainlain. Sedangkan dari segi kemampuan
dan daya beli maka permintaan dibagi atas : 1. Permintaan potensial, yaitu permintaan
yang hanya menunjukkan adanya intensitas kebutuhan seseorang akan guna barang tanpa
disertai dengan daya beli 2. Permintaan efektif yaitu permintaan selain menunjukkan
adanya intensitas kebutuhan juga disertai dengan daya beli.

Semua kegiatan ekonomi, tidak terkecuali pemasaran, juga menghendaki adanya


efisiensi. Menurut Mubyarto (1989), sistem pemasaran dianggap efisien apabila
memenuhi dua syarat, yaitu:
(1) Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan
biaya serendah mungkin.
(2) Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar
konsumen akhir kepada semua pihak yang telah ikut serta di dalam kegiatan produksi
dan kegiatan pemasaran komoditas tersebut.

Aspek finansial

Aspek finansial dari suatu studi kelayakan adalah untuk menentukan


rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana,
biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam
waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang.
Untuk merealisasikan proyek bisnis dibutuhkan dana untuk investasi. Dana
tersebut diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap berwujud sepertitanah, bangunan,
pabrik, dan mesin-mesin serta aktiva tetap tak berwujud seperti paten, lisensi,
biaya-biaya pendahuluan dan biaya-biaya sebelum operasi. Setelah jumlah dana
yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukan adalah dalam
bentuk apa dana tersebutdidapat, yang jelas, yang akan terpilih adalah sumber
dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi
perusahaan (Umar, 2005).
Analisis kelayakan

Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan
untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan
suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha. Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan
suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti
finansial maupun sosial benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan
resiko kegagalan dalam memasarkan produk dapat dihindari.
BAB II
KEGIATAN PENGELOLAAN PUPUK ORGANIK

A. Pembukaan Lahan Dan pembangunan


Luas lahan untuk penanaman cabe yaitu 1 Ha
B. Pengadaan Bahan Dan Peralatan

Dalam usaha jagung menggunakan beberapa bahan baku sebagai berikut, yaitu:
a. Benih
b. Pupuk
c. Pestisida
Untuk jumlah yang digunakan tersebut untuk 1 tahun saja, karena untuk tahun
selanjutnya mengalami perubahan atau meningkat sesuai dengan peningkatan pemesanan
cabe pada saat pemasaran.
Dalam usaha jagung menggunakan beberapa alat sebagai berikut, yaitu:
a. Pompa air 1 unit
b. Traktor bajak 1 unit
c. Saung sederhana 1 unit
d. Sprayer 2 unit
e. Cangkul 1 unit
f. Garpu 1 unit
g. Parang 1 unit
h. Selang air 100 meter
i. Drum air 4 unit

C. Proses Produksi

Biaya operasional terdiri dari:Benih Pupuk Pestisida Tenaga kerja


a) Benih
b) Pupuk
c) Pestisida
d) Tenaga kerja, dihitung berdasarkan Hari Orang Kerja (HOK), dan dinilai dalam
satuan rupiah.

Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang mempunyai batang berbentuk bulat,
beruas-ruas dan tingginya antara 60 300 cm. Tanaman cabe dapat tumbuh di dataran
rendah sampai dataran tinggi (ketinggian 0 - 1.300 m dpl). Curah hujan yang optimal
adalah antara 85-100 mm/bulan merata sepanjang tahun. Cabe dapat di tanam secara
monokultur atau tumpangsari dengan tanaman lain, misalnya ubi kayu. Jenis cabe yang
ditanam oleh petani dapat berupa cabe komposit atau cabe hibrida. Pengolahan tanah
dapat dilakukan dengan tenaga manusia, ternak atau menggunakan mesin (traktor). Tanah
dibajak dengan kedalaman 15-20 cm yang kemudian diratakan. Penggunaan mesin
mengefisienkan biaya dan waktu pengolahan tanah.

Pada jarak tanam P 35 x L 70 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga
digunakan jarak tanam 80 x 30 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman ini
tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu
musim penghujan atau waktu musim hujan hampirberakhir, benih jagung ini dapat
ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman cabe. Pada
saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Pembuatan
lubang tanaman dan penanaman 100m x 100m memerlukan 15 orang 6 orang membuat
lubang 9 otang melakukan pengisian biji kedalam lobang dan sekalian menutup lubang
kebanyakan apabila menggunakan bibit hibridah tumbuh dengan baik benih jagung.

Jenis pupuk yang diperlukan adalah Urea dengan dosis antara 300-450 kg/ha, TSP 100
kg/ha dan KCl antara 50-100 kg/ha. Pada waktu penanaman diberikan pupuk dasar yang
terdiri dari TSP dan KCl (dosis penuh) dan 1/3 bagian dosis Urea. Kemudian sisa urea
diberikan pada waktu tanaman berumur 3 dan 6 minggu, dengan dosis masing-masing 1/3
bagian.

Bila ada gejala serangan hama atau penyakit, segera dilakukan penyemprotan dengan
pestisida yang telah dianjurkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan setempat. Jenis
pestisida bisa disesuaikan dengan jenis serangan hama dan penyakit

D. Pemasaran

Pemasaran yang efesien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam sistem
pemasaran, dimana sistem pemasarn memberikan kepuasan kepada setiap pihak-pihak
yang terlibat produsen, konsumen, dan lembaga-lembaga pemasaran . Menurut Sudiono
(2001) untuk mengukur efesiensi pemasaran dapat dilakukan pendekatanstruktur,
keragaan, dan tingkahlaku pasar. Upaya perbaikan efesiensi pemasaran dapat dilakukan
dengan meningkatkan output pemasaran dan mengurangi biaya pemasaran.
Pemasaran yang akan kami lakuan nantinya yaitu kami akan menawarkan hasil
produksi cabe kepasaran terdekat dan melakukan pemasaran memalui media sosial dengan
membuat pamflet promosi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan cabe baik untuk
masyarakat dalam kota maupun luar kota.
BAB III
ANALISIS FINANSIAL
A. Pendapatan

Berdasarkan ilmu ekonomi, pendapatan adalah hasil dari kegiatan penjualan barang
atau jasa di sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Sebenarnya tidak hanya hasil dari
penjualan, pendapatan sebuah perusahaan bisa juga berasa dari bunga dari aktiva perusahaan
yang digunakan pihak lain, dividen, dan royalti. Semuanya dijumlahkan dan dicatat dalam
pembukuan perusahaan.

Selain itu, pendapatan juga bisa didefinisikan sebagai biaya yang dibebankan kepada
pelanggan atau konsumen atas harga barang atau jasa. Pendapatan merupakan faktor penting
dalam perusahaan karena merupakan tolak ukur maju atau mundurnya sebuah perusahaan.
Semakin besar pendapatan, perusahaan tersebut dinilai semakin maju, begitu pula sebaliknya.

Jenis-jenis Pendapatan. Dalam perbankan, jenis pendapatan dibagi dua, yaitu pendapatan
operasional dan pendapatan non operasional.

 Pendapatan Operasional, pendapatan operasional merupakan hasil yang didapat langsung


dari kegiatan operasional suatu perusahaan. Pendapatan operasional kembali dibagi 2
(dua) golongan, yakni pendapatan bersih dan pendapatan kotor.
 Pendapatan Kotor, pendapatan dari nilai asli dan faktur penjualan sebelum dikurangi
faktor return barang dan potongan penjualan.
 Pendapatan Bersih, pendapatan dari hasil penjualan barang atau jasa setelah dikurangi
faktor return barang dan potongan penjualan.
 Pendapatan Nonoperasional, pendapatan nonoperasional adalah pendapatan yang
otomatis diterima tanpa adanya kegiatan. penjualan. Pendapatan nonoperasional juga
dibagi menjadi 2 (dua) golongan, yakni hasil sewa dan bunga.
 Hasil Sewa, merupakan hasil yang didapat setelah menyewakan suatu objek, misalnya
menyewakan rumah atau mobil.
 Bunga, merupakan hasil yang didapat setelah meminjamkan uang kepada pihak lain.
Pendapatan Usaha Cabe
Tahun Ke- Cabe (kg) harga jual per (kg) Jumlah Pendapatan
1 18.000 Rp 30.000 Rp 540.000.000
2 18.000 Rp 30.000 Rp 540.000.000
3 18.000 Rp 30.000 Rp 540.000.000
4 18.000 Rp 30.000 Rp 540.000.000
5 18.000 Rp 30.000 Rp 540.000.000

Tabel pendapatan pertahun di targetkan untuk pendapatan usaha selama 5 tahun dan di
asumsikan dari target produksi cabe yang ada pada Pre-Selection yaitu dalam 1 tahun
ditergetkan 2 kali produksi dan setiap 1 kali poduksi menghasilkan 45.000kg Cabe yang
di peroleh dengan asumsi penjualan 3.500 jadi dalam 1 tahun usaha cabe akan
menghasilkan 90.000kg cabe. Perkiraan pendapatan usaha per 10 hektar untuk satu
musim tanam sebesar Rp.157.500.000 atau dalam satu tahun mencapai Rp.315.000.000.

B. Pengeluaran

Komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha budidaya cbe dibedakan menjadi dua yaitu
biaya investasi dan biaya modal kerja. Biaya investasi adalah komponen biaya yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan peralatan dan mesin budidaya cabe. Adapun biaya
modal kerja merupakan gabungan dari biaya tetap (yang diperhitungkan setiap musim tanam)
dan biaya variabel. Biaya modal kerja atau biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk
memulai usaha budidaya jagung akan dipersiapkan pada awal pelaksanaan budidaya.

Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha budidaya cabe per 1 hektar berupa
biaya untuk pengadaan peralatan dan mesin budidaya. Kebutuhannya tergantung pada skala
usaha (luas lahan usaha) budidaya. Kebutuhan biaya investasi untuk usaha budidaya cabe per
1 hektar adalah sebesar Rp.118.000.000 .
No Komponen Biaya Jumlah Harga Satuan Total (Rp)

(Rp)
A Alsintan
1. Pompa Air 1 Unit 2.000.000 2.000.000
2 Traktor bajak 1 Unit 15.000.000 15.000.000
B Peralatan Produksi
1. Saung sederhana 1 Unit 1.000.000 1.000.000
2. Sprayer 2 Unit 100.000 200.000
4. Cangkul 1 Unit 20.000 20.000
5. Garpu 1 Unit 30.000 30.000
6. Parang 1 Unit 70.000 70.000
7. Selang air 100 Meter 2.000 200.000
8. Drum air 4 Unit 300.000 1.200.000
Jumlah Biaya Investasi 18.640.000

Biaya modal kerja dalam usaha budidaya cabe, seperti dijelaskan sebelumnya terdiri dari biaya
variabel (yang tergantung pada skala usaha atau luas lahan yang dikelola) dengan biaya tetap (yang
sebagian tergantung pada skala usaha). Total biaya variabel yang digunakan sebagai biaya modal
kerja usaha budidaya cabe untuk luasan lahan 1 Ha adalah sebesar Rp.56.850.000 per musim tanam
atau Rp.115.850.000 per tahun dengan asumsi 2 kali musim tanam. Komposisi biaya variabel
terbesar adalah untuk sewa lahan yaitu sebesar Rp.50.000.000 per tahun.

Komponen Biaya Total Biaya/MT Total Biaya per


No (Rp) Tahun (Rp)
1 Benih 1.650.000 3.300.000
2 Pupuk 4.000.000 8.000.000
3 Pestisida 1.000.000 2.000.000
4 Sewa Lahan 1.750.000 3.500.000
5 Tenaga Kerja 9.000.000 18.000.000
Total Biaya Operasional 17.400.000 34.800.000

C. Keuntngan/Laba

Laba "Kelebihan pendapatan dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut (profit)." “Selisih lebih antara harga penjualan yang lebih besar
dan harga pembelian atau biaya produksi; keuntungan (yang diperoleh dengan menjual barang
lebih tinggi daripada pembeliannya, membungakan uang, dan sebagainya).”

Istilah lain yang kerap digunakan untuk menggantikan kata laba adalah keuntungan
ataupun profit. Menilik dari sudut pandang ilmu ekonomi murni, definisi laba adalah peningkatan
kekayaan seorang investor sebagai hasil dari penanaman modal setelah dikurangi biaya-biaya
terkait penanaman modal tersebut. Namun, jika melihat dari sudut pandang akuntansi, laba
merupakan selisih harga penjualan dengan biaya produksi.

Pada umumnya, laba kerap kali menjadi ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil
atau tidaknya manajemen suatu perusahan atau badan usaha yaitu dengan melihat laba yang telah
diperoleh dari perusahaan tersebut.

Unsur-Unsur Laba

Untuk menentukan laba bersih dari suatu badan usaha, berikut unsur-unsur dari laba yang perlu
diketahui :

1. Pendapatan

Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikkan aktiva suatu perusahaan atau penurunan
kewajiban yang terjadi dalam suatu periode akuntansi, yang berasal dari aktivitas operasi dalam
hal ini penjualan barang (kredit) yang merupakan unit usaha pokok perusahaan.

2. Beban

Beban adalah aliran keluar atau penggunaan aktiva atau kenaikkan kewajiban dalam suatu
periode akuntansi yang terjadi dalam aktivitas operasi.

3. Biaya

Biaya adalah kas atau nilai equivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang
diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi. Biaya yang telah
kadaluarsa disebut beban, tiap periode beban dikurangkan dari pendapatan pada laporan
keuangan rugi-laba untuk menentukan laba periode.

4. Untung-rugi

Keuntungan adalah kenaikkan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi insidental yang
terjadi pada perusahaan dan semua transaksi atau kejadian yang mempengaruhi perusahaan
dalam suatu periode akuntansi selain yang berasal dari pendapatan investasi pemilik.

5. Penghasilan

Penghasilan adalah hasil akhir penghitungan dari pendapatan dan keuntungan dikurangi beban
dan kerugian dalam periode tersebut.

Keuntungan atau laba mempunyai dua data, yaitu data laba kotor dan laba bersih yang
berdasarkan data yang kami analisis seperti yang ada pada table dibawah.

Tahun Laba kotor Laba bersih (15%)

1 Rp 133.300.000 Rp 19.995.000

2 Rp 251. 300.000 Rp 37.695.000

3 Rp 251. 300.000 Rp 37.695.000

4 Rp 251. 300.000 Rp 37.695.000

5 Rp 251. 300.000 Rp 37.695.000

Total Rp 1.138.500.000 Rp 170.775.000

1. Masa Pengembalian/Payback Period

Masa pengembalian atau payback yang kami analisis berdasarkan data waktu yang dibutuhkan
usaha ini mengembalikan biaya adalah 1 Tahun 5 bulan atau 17 bulan dan itu sangat baik
untuk usaha ini.

IRR 67%
NPV (DF 13%) Rp 594.183.935,74

B/C (DF 13%) 2,54

Payback 1,4 1,4 X 12 = 16,8 = 17 bulan


BAB IV
ANALISIS KELAYAKAN

A. Kelayakan Teknis
Aspek Teknis yang bisa dikaji untuk kelayakan teknis berkaitan dengan segi aspek lokasi
usaha yang didalamnya terdapat lokasi penggilingan padi, akses menuju lokasi,
1. Lokasi Usaha

Lokasi usaha pupuk di Pengolahan Pupuk Organik di Desa Pal Ix Kec. Sungai Kakap
Kab. Kuburaya yang akan dibuat ini berada dipertengahan rumah penduduk di kab.
Kuburay. Banyak faktor yang mempengaruhinya yakni :
 Lokasi usaha pupuk

Lokasi usaha pupuk akan mempengaruhi produksi beras yang dihasilkan, dilihat dari
faktor iklim, jikalau lokasi penggilingan sesuai maka diharapkan produksi cebe dan hasil
lainnya akan sesuai dan bisa lebih maksimal, dan juga apabila dibangun penggilingan cae
di sekitar area lokasi pascapanen yang cukup besar membuka peluang usaha penggilingan
untuk meningkatkan produksi dan produktifitasnya.. Sehingga dengan kemudahan input
tersebut lokasi penggilingan padi dapat berkembang dengan baik.
 Akses Menuju Lokasi

Jikalau Akses menuju lokasi dapat diakses dengan baik dan cepat, maka perputaran
pendapatan dari produksi diharapkan seimbang hingga maksimal, karna akses dibuat
dengan kondisi yang memudahkan para petani dan dapat dijangkau oleh transportasi, dan
biaya transportasi juga tidak keluar banyak untuk para petani membawa hasil gabah ke
lokasi penggilingan karena aksesnya yang tidak terlalu jauh Lokasi usaha pupuk yang
dekat dengan jalan raya juga memudahkan para pengumpul dan masyrakat untuk
pengangkutan hasil giling mereka ke tempat mereka memasarkan hasil gilingan mereka.
 Letak tempat yang dituju

Pasar sebagai tempat yang dituju untuk dari beras hasil penarikan biaya sewa yang
diberikan kepada pengumpul atau masyrakat yang menggunakan jasa usaha pembuatan
pupuk adalah masyarakat sekitar usaha pengelolaan pupuk. Usaha pupuk hanya menjual
produk pupuk mereka kepada masyrakat sekitar. Dimana masyarakat lansung datang ke
tempat usaha pengelolaan untuk membeli pupuk dengan menggunakan alat transportasi
mereka sendiri.
B. Kelayakan Lingkungan

Usaha pengelolaan pupuk akan memberikan dampak yang positif pada lingkungan
sekitarnya. Dampak positif yang diberikan bisa membantu masyarkat dalam pengurangan
sampah disekitas laingkungannya, khusunya sampah organik. Petani dan masyarakat
sekitarnya terbantu dalam proses pembenahan tanah dan harga lebih murah. Aktifitas
usaha pengelolaan pupuk juga tidak menimbulkan dampak negatif ke lingkungan
sekitar.Untuk bunyi dari mesin pengolahan pupuk tidak mengganggu masyarakat sekitar
karena sudah diberi peredam suara dibagian pembuangannya sehingga tidak terdengar
keluar, hanya di ruang mesin penggilingan saja. Ruangan mesin penggilingan juga
dibatasi oleh area pembusukan pupuk yang luas disekitarnya sehingga membuat suara
bising mesin penggilingan tidak terdengar oleh masyarakat. Untuk mesin pengelolaan
pupuk sendiri dipilih oleh pemilik yang tidak memiliki suara yang keras sehingga tidak
menimbulkan suara bising ketika proses penggilingan dilakukan
C. Kelayakan Finansial

1. NPV

Nilai NPV yang kami dapatkan sebesar 594.183.935,74 dan nilai menunjukan bahwa
Usaha cabe menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

NPV (DF 13%) Rp

594.183.935,74

2. IRR

Nilai IRR yang kami dapatkan sebesar 67% dengan nilai yang segini maka lebih
tinggi dari bunga yang kami gunakan yaitu 15%dan nilai menunjukan bahwa Usaha
cabe menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

IRR 67%
3. B/C RASIO

Nilai B/C Rasio sebesar 2,54. Nilai B/C ratio > 0 menunjukkan usaha ini
menguntungkan.

B/C (DF 13%) 2,54


BAB V
KESIMPUL
AN

Berdasarkan analisis yang kami lakukan bahwa usahatani cabe dapat di simpulkan
sebagai berikut: Nilai NPV yang kami dapatkan sebesar Rp.594.183.935,74/ tahun dan nilai
menunjukan bahwa Usaha cabe menguntungkan dan layak untuk dikembangkan sedangkan Nilai
IRR yang kami dapatkan sebesar 67% dengan nilai yang segini maka lebih tinggi dari bunga
yang kami gunakan yaitu 15%dan nilai menunjukan bahwa Usaha cabe menguntungkan dan
layak untuk dikembangkan dan Nilai B/C Rasio sebesar 2,54. Nilai B/C ratio > 0 menunjukkan
usaha ini menguntungkan. Pemasaran memalui media sosial dengan membuat pamflet promosi
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan permintaan jagung baik untuk masyarakat dalam kota
maupun luar kota.

Anda mungkin juga menyukai