Pada intinya, teknologi tepat guna adalah teknologi yang tepat sasaran dan berguna
bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan tepat sasaran adalah teknologi tersebut telah
sesuai untuk menjawab permasalahan yang ada di masyarakat. Sedangkat yang
dimaksud dengan berguna adalah teknologi tersebut dapat dimanfaatkan dan mampu
memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat.
Produk – produk yang termasuk dalam kategori ‘teknologi tepat guna’, tidak hanya
sekedar teknologi baru yang tidak bermanfaat. Teknologi baru ini khusus diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan teknologi namun dengan lebih mudah
dan efisien.
Teknologi yang diciptakan harus dibuat dan diciptakan dengan sumber daya yang
sudah ada di lingkungan tersebut
Teknologi yang dibuat sesuai, cocok dan dapat diterima oleh masyarakat sesuai
nilai nilai yang berlaku
Teknologi yang dibuat mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat di lingkungan tersebut
Masyarakat bisa mempelajari, mengoperasikan dan memelihara alat teknologi tepat
guna tersebut.
Contoh
1. Traktor
Contoh teknologi Tepat Guna adalah traktor. Teknologi ini sangat tepat jika
digunakan dan dikembangkan di daerah pedesaan, khususnya didaerah yang
mayoritas masyarakatnya mengandalkan hasil bertani atau berkebun.
Dengan memanfaatkan teknologi traktor, para petani tidak perlu lagi menggunakan
tenaga hewan ternak seperti kerbau untuk membajak sawah, atau tenaga petani itu
sendiri untuk mencangkul. Jadi selain lebih efektif dan efisien, tentu saja
penggunaan traktor ini juga menguntungkan.
Pompa Hydraulic Ram merupakan salah satu teknologi tepat guna yang saat ini
banyak dikembangkan di pedesaan dengan memanfatkan air. Teknologi pompa ini
bisa ditemui di beberapa kawasan pegunungan atau pedesaan yang memiliki tekstur
tanah berbukit. Contohnya daerah Puncak, Jawa Barat.
Pompa ini bekerja sebagai transformator air hidrolik, di mana ketika air masuk ke bagian
dalam pompa yang memiliki bagian ‘Hydraulic Head’ dan jumlah debit tertentu, maka air
yang dihasilkan akan lebih tinggi dengan debit yang cenderung lebih kecil.
Teknologi ini juga merupakan teknologi yang cukup ramah lingkungan karena tidak
menggunakan minyak ataupun gas sebagai bahan bakarnya.
Terbukti dengan ditemukannya salah satu Teknologi Tepat Guna yang sudah banyak
dimanfaatkan ini, yaitu mesin penebar pupuk. Mesin ini akan memudahkan petani untuk
menabur pupuk dengan lebih cepat dan merata.
Berbeda dengan pompa air yang kebanyakan menggunakan mesin diesel atau tenaga listrik,
teknologi yang satu ini hanya memanfaatkan tenaga manusia.
Source (https://lp2m.uma.ac.id/2022/05/14/teknologi-tepat-guna-definisi-syarat-
dan-manfaatnya/)
2. Pola tanam sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu pola tanam monokultur dan
pola tanam polikultur. Pola tanam monokultur adalah pertanian dengan menanam
tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja.
Sedangkan pola tanam Polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman
pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek
lingkungan yang lebih baik. Pola tanam ini memiliki kelebihan antara lain dapat
mengurangi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), hal ini dikarenakan
tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya, selain itu siklus hidup
hama atau penyakit dapat terputus.
Selain itu dengan pola tanam polikultur, petani bisa Memperoleh hasil panen yang
beragam. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan menghasilkan panen yang
beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapat
ditutup oleh harga komoditas lainnya.
Namun ada pula beberapa kelemahan dalam pola tanam polikultur, seperti
terjadinya persaingan penyerapan unsur hara antar tanaman ataupun benyaknya
OPT sehingga lebih sulit dalam pengendaliannya.
Pola tanam polikultur sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu tumpang sari
(intercropping), tumpang gilir (multiple cropping), tanaman bersisipan (relay
cropping), tanaman campuran (mixed cropping) dan tanaman bergiliran (sequential
planting).
3a.Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan hingga lahan menjadi siap untuk ditanami.Pengolahan dilakukan melalui
proses pembajakan atau dicangkul lalu dihaluskan hingga tanah menjadi gembur. Pembajakan dapat
dilakukan dengan cara tradisional ataupun mekanisasi.
Dalam persiapan benih penanaman, benih yang akan ditanam harus sudah disiapkan sebelumnya.
Umumnya, benih tanaman pangan ditanam langsung tanpa didahului dengan penyemaian, kecuali
untuk budi daya padi di lahan sawah. Pilihlah benih yang memiliki vigor atau sifat-sifat benih yang
baik serta tanam sesuai dengan jarak tanam yang dianjurkan untuk setiap jenis tanaman pangan.
Benih ditanam dengan cara ditugal atau pelubangan pada tanah, sesuai jarak tanam yang dianjurkan
untuk setiap tanaman.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan nutrisi yang cukup bagi tanah serta pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pemupukan dilakukan setelah benih ditanam. Pupuk dapat diberikan
secara sekaligus pada saat tanam atau sebagian diberikan saat tanam dan sebagian lagi setelah
beberapa minggu setelah tanam. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan dengan tepat baik
dari segi cara, dosis, jenis, dan waktu pengaplikasian.
Tepat waktu
Tepat waktu artinya diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, stadia tumbuh tanaman, serta kondisi
lapangan yang tepat.
Tepat dosis
Tepat dosis artinya jumlah yang diberikan sesuai dengan anjuran atau rekomendasi spesifik lokasi.
Tepat cara aplikasi artinya disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan kondisi lapangan.
Pemeliharaan
Panen adalah tahap terakhir dari budi daya tanaman pangan. Setelah
panen, hasil panen akan memasuki tahapan pasca panen.