Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Teknologi Tepat Guna


Menurut Impres No. 3 Tahun 2001, Teknologi tepat guna adalah teknoogi yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak
merusak lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah, serta
menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup.

Pada intinya, teknologi tepat guna adalah teknologi yang tepat sasaran dan berguna
bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan tepat sasaran adalah teknologi tersebut telah
sesuai untuk menjawab permasalahan yang ada di masyarakat. Sedangkat yang
dimaksud dengan berguna adalah teknologi tersebut dapat dimanfaatkan dan mampu
memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat.

Produk – produk yang termasuk dalam kategori ‘teknologi tepat guna’, tidak hanya
sekedar teknologi baru yang tidak bermanfaat. Teknologi baru ini khusus diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan teknologi namun dengan lebih mudah
dan efisien.

Syarat-syarat Teknologi Tepat Guna:


Suatu alat dapat dikatakan sebagai teknologi tepat guna jika memiliki 4 kriteria yang
bisa dijadikan acuan. Berikut penjelasannya

 Teknologi yang diciptakan harus dibuat dan diciptakan dengan sumber daya yang
sudah ada di lingkungan tersebut
 Teknologi yang dibuat sesuai, cocok dan dapat diterima oleh masyarakat sesuai
nilai nilai yang berlaku
 Teknologi yang dibuat mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat di lingkungan tersebut
 Masyarakat bisa mempelajari, mengoperasikan dan memelihara alat teknologi tepat
guna tersebut.

Contoh
1. Traktor
Contoh teknologi Tepat Guna adalah traktor. Teknologi ini sangat tepat jika
digunakan dan dikembangkan di daerah pedesaan, khususnya didaerah yang
mayoritas masyarakatnya mengandalkan hasil bertani atau berkebun.

Dengan memanfaatkan teknologi traktor, para petani tidak perlu lagi menggunakan
tenaga hewan ternak seperti kerbau untuk membajak sawah, atau tenaga petani itu
sendiri untuk mencangkul. Jadi selain lebih efektif dan efisien, tentu saja
penggunaan traktor ini juga menguntungkan.

2. Pompa Hydraulic Ram

Pompa Hydraulic Ram merupakan salah satu teknologi tepat guna yang saat ini
banyak dikembangkan di pedesaan dengan memanfatkan air. Teknologi pompa ini
bisa ditemui di beberapa kawasan pegunungan atau pedesaan yang memiliki tekstur
tanah berbukit. Contohnya daerah Puncak, Jawa Barat.
Pompa ini bekerja sebagai transformator air hidrolik, di mana ketika air masuk ke bagian
dalam pompa yang memiliki bagian ‘Hydraulic Head’ dan jumlah debit tertentu, maka air
yang dihasilkan akan lebih tinggi dengan debit yang cenderung lebih kecil.

Teknologi ini juga merupakan teknologi yang cukup ramah lingkungan karena tidak
menggunakan minyak ataupun gas sebagai bahan bakarnya.

3. Mesin Penebar Pupuk


Masyarakat di pedesaan sudah semakin sadar akan manfaat teknologi. Namun sayangnya
belum semua warga pedesaan di Indonesia memiliki kesadaran yang sama.

Terbukti dengan ditemukannya salah satu Teknologi Tepat Guna yang sudah banyak
dimanfaatkan ini, yaitu mesin penebar pupuk. Mesin ini akan memudahkan petani untuk
menabur pupuk dengan lebih cepat dan merata.

4. Pompa Air Menggunakan Tenaga Sepeda


Pompa air yang memanfaatkan tenaga sepeda pompa ini merupakan penemuan dari seorang
insinyur Inggris bernama John Leary. Pada awalnya, teknologi pompa air ini digunakan untuk
irigasi serta distribusi air di daerah Guatemala.

Berbeda dengan pompa air yang kebanyakan menggunakan mesin diesel atau tenaga listrik,
teknologi yang satu ini hanya memanfaatkan tenaga manusia.

Source (https://lp2m.uma.ac.id/2022/05/14/teknologi-tepat-guna-definisi-syarat-
dan-manfaatnya/)

2. Pola tanam sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu pola tanam monokultur dan
pola tanam polikultur. Pola tanam monokultur adalah pertanian dengan menanam
tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja.

Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Kelebihan


sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam
maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Sedangkan kelemahan sistem ini adalah
tanaman relative mudah terserang hama maupun penyakit.

Sedangkan pola tanam Polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman 
pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek
lingkungan yang lebih baik. Pola tanam ini memiliki kelebihan antara lain dapat
mengurangi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), hal ini dikarenakan
tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya, selain itu siklus hidup
hama atau penyakit dapat terputus.

Keuntungan lain adalah bisa menambah kesuburan tanah. Misalnya dengan


menanam tanaman yang mempunyai perakaran berbeda, misalnya tanaman berakar
dangkal ditanam berdampingan dengan tanaman berakar dalam, maka tanah
disekitarnya akan lebih gembur.

Selain itu dengan pola tanam polikultur, petani bisa Memperoleh hasil panen yang
beragam. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan menghasilkan panen yang
beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapat
ditutup oleh harga komoditas lainnya.

Namun ada pula beberapa kelemahan dalam pola tanam polikultur, seperti
terjadinya persaingan penyerapan unsur hara antar tanaman ataupun benyaknya
OPT sehingga lebih sulit dalam pengendaliannya.

Pola tanam polikultur sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu tumpang sari
(intercropping), tumpang gilir (multiple cropping), tanaman bersisipan (relay
cropping), tanaman campuran (mixed cropping) dan tanaman bergiliran (sequential
planting). 

3a.Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan hingga lahan menjadi siap untuk ditanami.Pengolahan dilakukan melalui
proses pembajakan atau dicangkul lalu dihaluskan hingga tanah menjadi gembur. Pembajakan dapat
dilakukan dengan cara tradisional ataupun mekanisasi.

Persiapan Benih dan Penanaman

Dalam persiapan benih penanaman, benih yang akan ditanam harus sudah disiapkan sebelumnya.
Umumnya, benih tanaman pangan ditanam langsung tanpa didahului dengan penyemaian, kecuali
untuk budi daya padi di lahan sawah. Pilihlah benih yang memiliki vigor atau sifat-sifat benih yang
baik serta tanam sesuai dengan jarak tanam yang dianjurkan untuk setiap jenis tanaman pangan.
Benih ditanam dengan cara ditugal atau pelubangan pada tanah, sesuai jarak tanam yang dianjurkan
untuk setiap tanaman.

Pemupukan

Pemupukan bertujuan memberikan nutrisi yang cukup bagi tanah serta pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pemupukan dilakukan setelah benih ditanam. Pupuk dapat diberikan
secara sekaligus pada saat tanam atau sebagian diberikan saat tanam dan sebagian lagi setelah
beberapa minggu setelah tanam. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan dengan tepat baik
dari segi cara, dosis, jenis, dan waktu pengaplikasian.

Standar pemupukan adalah sebagai berikut.

Tepat waktu

Tepat waktu artinya diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, stadia tumbuh tanaman, serta kondisi
lapangan yang tepat.
Tepat dosis

Tepat dosis artinya jumlah yang diberikan sesuai dengan anjuran atau rekomendasi spesifik lokasi.

Tepat cara aplikasi

Tepat cara aplikasi artinya disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan kondisi lapangan.

Pemeliharaan

Yang termasuk dalam kegiatan pemeliharaan adalah penyulaman,


penyiraman, dan pembumbunan. Penyiraman dilakukan untuk menjaga
agar tanah tetap terjaga kelembabpannya. Penyulaman adalah kegiatan
menanam kembali yang bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh atau tumbuh tapi secara tidak normal. Pembumbunan dilakukan
untuk menutup pangkal batang dengan tanah.

Standar pemeliharaan tanaman adalah seperti berikut.

1. Tanaman pangan harus dipelihara sesuai karakteristik dan


kebutuhan spesifik tanaman agar dapat tumbuh dan berproduksi
optimal serta menghasilkan produk pangan bermutu tinggi.
2. Tanaman harus dijaga agar terlindung dari gangguan hewan ternak,
binatang liar dan atau hewan lainnya.

Pengendalian OPT (Organisme pengganggu tanaman)

Pengendalian OPT harus disesuaikan dengan tingkat serangan yang ada.


Kita dapat melakukan pengendalian OPT secara manual maupun dengan
pestisida. Jika menggunakan pestisida, harus dilakukan dengan tepat jenis,
tepat mutu, tepat dosis, tepat konsentrasi atau dosis, tepat waktu, tepat
sasaran (OPT target dan komoditi), serta tepat cara dan alat aplikasi.

Panen dan Pasca Panen

Panen adalah tahap terakhir dari budi daya tanaman pangan. Setelah
panen, hasil panen akan memasuki tahapan pasca panen.

4.Komoditas perkebunan merupakan salah satu andalan bagi pendapatan


nasional dan devisa negara Indonesia, yang dapat dilihat dari kontribusi
subsektor perkebunan pada tahun 2013 mencapai US$ 45,54 milyar atau
setara dengan Rp.546,42 trilliun (asumsi 1 US$ = Rp. 12.000,-) yang
meliputi ekspor komoditas perkebunan sebesar US$ 35,64 milyar, cukai
hasil tembakau US$ 8,63 millyar dan bea keluar (BK) CPO dan biji kakao
sebesar US$ 1,26 milyar. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 kontibusi
subsektor perkebunan mengalami peningkatan sebesar 27,78% atau naik
sebesar US4 9,90 milyar.

Anda mungkin juga menyukai