Anda di halaman 1dari 7

Peranan teknologi dalam bidang pertanian

Teknologi Pertanian sering diasumsikan dengan Mekanisasi Pertanian.

maltus (ahli demografi) : jumlah manusai meningkat dengan deret ukur (1,2,4,16)
sedangkan kemampuan manusia dalam penyediaan pangan meningkat berdasarkan
deret hitung (1,2,3,4,5,6). artinya jika kita melihat ini berlaku maka k=penyedia pangan
tdk akan mampu memveri makanan kpd org. krn kecepatan pertambahan manusia itu
2x lipat lebih drpd kec kemampuan anusia dalam penyediaan pangan. tp pd
kenyataanya tidak akan terjadi karena adanya kemajuan teknologi dalam bidang
pertanian.

Tiga Tujuan Utama Penerapan Teknologi Dalam Bid. Pertanian

1. Meningkatkan taraf hidup keluarga tani dengan cara menghasilkan produksi yang
lebih banyak dan lebih berkualitas; kalau teknologi masuk maka penggunaan manusia
sbg tenaga kerja itu bisa berkurang. akan tetapi dengan teknologi itu bisa meningkatkan
taraf hidup keluarga karena produksinya byk dan mengeluarkan upah lebih sedikit
walau modal awalnya besar.

2. Meningkatkan nilai nutrisi dan keamanan produk untuk kesehatan manusia; dan

3. Menjaga kelestarian sumberdaya pertanian. misalnya plasma nuftah.

Meningkatkan taraf hidup keluarga tani dengan cara menghasilkan produksi yang lebih
banyak dan lebih berkualitas

pemuliaan tanaman: hibridisasi, biotekno

perlintan: teknologi aplikasi, penciptaan senyawa baru

mekanisasi: penerapan alat dan mesin

tekno budaya: penerapan terobosan baru dalam bercocok tanam. missal tanah itu tidak
perlu diolah.

caranya: produksi banyakin, karena kalau produksinya banyak, biasanya margin antara
input dan outputnya itu bagus.

Mekanisasi Pertanian

Proses pemanfaatan mesin dalam bidang pertanian untuk menggantikan tenaga


manusia dan hewan sebagai tenaga kerja.

Tujuan :
• Meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

• Meningkatkan produktivitas lahan.

• Menurunkan biaya produksi.

Petani yang memiliki traktor sendiri, produktivitasnya meningkat:

berdasarkan hasil penelitian:

Madras (1975) :

• Padi : dari 4,1 menjadi 28,3%

• Tebu : dari 13,1 menjadi 34,2%

• Kacang tanah : dari 9,8 menjadi 54,8%

Verma (n.d.) :

• Penghasilan petani yang memiliki traktor, 63% lebih besar dibanding petani tradisional

• Laba yang diterima petani pemilik traktor, 152% lebih besar dibanding petani
tardisional

Sejarah Perkembangan Mekanisasi Pertanian

1. Pemanfaatan hewan dan manusia

2. Subsititusi dg mesin menetap (Abad ke-19)

3. Substitusi dg mesin bergerak

4. Substitusi dg pengendalian manusia

5. Adaptasi cara bercocok tanam dg mesin

6. Adaptasi sistem pertanian

7. Adaptasi tanaman

8. Produksi pertanian otomatis

Perkembangan Teknologi Pengolahan Tanah

1. berawal orang orang membajak sawah dengan pacul


2. lalu seiring berkembangnya waktu manusia mulai membajak dengan sapi
3. dan dengan dilanjutnya perkembangan zaman dengan adanya teknologi maka
para petani menggunakan traktor untuk membajak sawahnya.
sebagian besar pertanian indonesia adalah subsistem untuk kebutuhan diri sendiri, atau
untuk kebutuhan pembangunan untuk level yang besar.

kiri atas: dicaplak kanan atas: pake planter

kiri bawah: dibanting2 gabahnya kanan bawah: dengan harvester.

intinya semakin tinggi teknologi semakin besar kemungkinan memperoleh hasil yg baik,
semakin tinggi tk efisieni dan semakin besar keuntungan yang kita peroleh.

penanaman:

planter bermacam2: pada padi dan kentang itu berbeda.

Pertanian (semi) Otomatis

perikanan, peternakan itu termasuk pertanian di luar negri.

Jain Poly House

bangunan besar, semuanya menggunakan mekanisasi. semua dengan menggunakan


teknologi. semua di jain poly house itu terkontrol dan teratur.(semua bisa diatur dari
temperature, kelembapan, disinari brp lama,dll). masuknya ke pertanian industri. dan
butuh modal yang besar.

cth ada di eropa. dan Belanda : membuat 51 Ha rumah kaca untuk tanaman organik
(2000).

Keuntungan Penggunaan Jain Polyhouse:

• Hasil meningkat 5-10 x lebih

• Pertumbuhan tanaman seragam

• Biaya tenaga kerja rendah

• Biaya pupuk rendah

• Irit air

• Bebas OPT

• Tidak terbatasi topografi, kondisi tanah dan iklim

• Mudah dikendalikan
Permasalahan Mekanisasi Pertanian di Indonesia

Teknis :

• Geografis (kondisi lahan)

• Teknologi dan jasa layanan

• Pendidikan petani

kalau lahannya curam itu susah menggunakan traktor, dan tidak mudah untuk
menggunakan traktor/harvester, dan harus menyewa operator yang perlu pendidikan
petani.

Sosial :

• Budaya

• SDM

Dana (modal):

• Kontur lahan

• Kelembagaan

Penerapan Teknologi Modern cenderung merusak lingkungan (A. Angelsen & D.


Kalmowitz, 2001)

tergantung manusianya, kalau menggunakan dengan benar maka tidak akan mudah
rusak dan sebaliknya. tidak sepenuhnya Penerapan Teknologi Modern cenderung
merusak lingkungan, sepanjang aturan nya tetap diawasi lingkungan akan tetap
terjaga.

Beberapa Teknologi Untuk Petani Indonesia

Perkembangan teknologi pertanian modern sulit dan mahal untuk diaplikasikan oleh
pertanian skala kecil Indonesia.

Beberapa Fakta yang hrs dipikirkan:

• Teknologi berkembang sangat pesat, sementara daya adaptasi petani kita sangat
lemah.

• Teknologi pertanian yang dikembangkan tidak memihak petani kecil kita. karena harga
teknologi pertanian cenderung mahal.

• Kebijakan pemerintah  teknologi tepat guna. jgn terlalu tinggi.


• Seharusnya teknologi yang sesuai kondisi lapangan dan bertujuan memecahkan
masalah spesifik lokasi. contoh jika di lahan berbukit jangan beli traktor.

LEISA (Low External Inputs for Sustainable Agriculture)

• Membatasi input eksternal (pupuk anorganik & pestisida),

• Memanfaatkan input lokal, alami, tradisional,

• Mengelola kesuburan tanah, air, OPT, dll.

• Antara lain : – Penangkapan air

– Konservasi tanah dan air

– Pengolahan lahan minimum. jangan digundulin.

– Penggunaan pupuk kandang dan kompos

– Sisa-sisa tanaman

– Pemulsaan

– Rotasi tanaman dan bertanam campuran

– Pengendalian terpadu OPT

Irigasi Tetes untuk Efisiensi Penggunaan Air

• Tanaman tidak membutuhkan pasokan air berlebihan.

• Mencegah gulma

• Irigasi + pemupukan

Sistem penanaman dibawah naungan

• Efisiensi ruang, air, dan pupuk

• Mencegah siraman air hujan

• Mengurangi OPT

• Meningkatkan kualitas produk

• Dll.

ini merupakan sistem di lingkup industri, perusahaan2 besar yang butuh modal besar.
Pertanian Organik

• Hampir mirip dengan LEISA tetapi harus memenuhi kaidah (sertifikasi) sebagai
pertanian organik oleh lembaga sertifikasi.

semua nya organic mulai dari pupuk, pestisida dll. akan tetapi jika menginginkan
kecepatan dalam penyerapan suatu unsurhara / pupuk ke tanah akan lebih cepat dg
menggunakan pupuk biasa seperti urea dll. klo pake pupuk organic prosesnya akan
panjang dan respon tanaman atas ketersediaannya akan lambat sekali dan paling baru
bisa muncul saat penanaman kedua.

• Jelaskan bedanya antara LEISA dg Pertanian Organik!

leisa masi bisa menggunakan pupuk sintetis/anorganik, kalo organic harus semua
organic dan mikroorganismenya jg hrs dr mikroorganisme lokal (mol).

memang lebih mahal harganya kalo yg organic.

Plus dan Minus Pertanian Organik

Keuntungan Pertanian Organik

• Coba kemukakan apa saja keuntungan atau peluang dari sistem budidaya organic

hasil biasanya tdk setinggi pertanian yg organic.

• Bagaimana dengan produktivitas pertanian organic

Tantangan Pertanian Organik

• Apa saja kehawatiran orang dalam menerapkan sistem budidaya organic

yg jelas sumber bhn organic sbg pupuk itu tdk mudah, krn mencari kotoran hewan itu
tdk gampang. tetapi hasilnya lebih sehat.

sepanjang itu diguanakan dg tepat itu tdk masalah jadi tdk perlu khawatir akan itu.

gambar&simpulan

gambar perbandingan unsur biasanya yg organic itu lebih tinggi daripada yang
konvensional.

input pd konvensional lebih besar dan hasil tdk jauh berbeda.

simpulan:
• Teknologi diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas produk
pertanian.

• Tujuan akhirnya – meningkatkan kesejahteraan keluarga petani.

• Teknologi modern belum tentu sesuai dengan kebutuhan petani Indonesia.

• Teknologi harus efektif, efisien, murah, mudah diaplikasikan, sesuai dengan kondisi
pertanian yang setempat.

• Teknologi harus dapat memecahkan persoalan yang dihadapi oleh petani Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai