Anda di halaman 1dari 6

Inovasi Teknologi Modern Sebagai Pendukung Pertanian

Berkelanjutan

Muhammad Bintang Prakoso

H0222080

ASTRAEA 2

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2022
PENDAHULUAN

Pertanian adalah sektor yang mempunyai peran penting dalam menjalankan


kehidupan manusia. Sandang, pangan, dan papan menjadi hal yang utama
masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Indonesia termasuk negara
agraris yang menjadikan sektor pertanian menjadi tumpuan kehidupan
masyarakat, oleh sebab itu banyak masyarakat indonesia berprofesi sebagai
petani. Pesatnya perkembangan bidang pertanian, ternyata menimbulkan
permasalahan tersendiri. Menurut Kasumbogo-untung (2010) Pertanian
konvensional yang selama ini dilakukan menimbulkan :

1. Penurunan kesuburan tanah

2. Eutrifikasi badan air

3. Peningkatan erosi permukaan, banjir dan tanah longsor

4. Peningkatan pencemaran air dan tanah akibat pupuk kimia, pestisida, limbah
domestik

5. Hilangnya bahan organik tanah

6. Residu pestisida dan bahan-bahan berbahaya lain di lingkungan dan makanan


yang mengancam kesehatan masyarakat dan penolakan pasar

7. Salinasi air tanah dan irigasi serta sedimentasi tanah

8. Hilangnya kearifan tradisional dan budaya tanaman lokal, pemerosotan


keanekaragaman hayati pertanian.

Penerapan pertanian konvensional memang pada awalnya bisa


meningkatkan pangan dan produktivitas secara nyata, sehingga kebutuhan pangan
manusia mampu untuk dipenuhi. Tetapi efisiensi produksi diketahui semakin lama
semakin menurun karena pengaruh umpan balik berbagai dampak samping yang
merugikan. Perkembangan teknologi pertanian seperti alat sabit, cangkul, ani-ani
dan alat lainnya merupakan alat pertanian yang sangat membantu petanipada
zamannya, namun sejak manusia mulai mengembangkan mesin-mesin pertanian,
teknologi pertanian yang sederhana atau konvensional mulai ditinggalkan karena
dianggap tidak produktif. Teknologi memegang peranan penting untuk
pengembangan sumber daya peternakan, sumber daya kehutanan, sumber daya
perikanan, sumber daya tanaman pangan.

Manfaat kemajuan teknologi pertanian untuk para petani, yaitu memperoleh


benih yang unggul, adanya alat pertanian modern, meningkatkan pendapatan para
petani, menghasilkan pupuk kimia terbaik, dan lain-lain. Dari teknologi pertanian
yang baru, pasti akan menghasilkan alat yang modern dan canggih untuk kegiatan
bercocok tanam. Dengan demikian, kemampuan petani akan mengalami
perubahan. Petani dituntut bisa menyesuaikan perkembangan teknologi pertanian
saat ini. Namum pada kenyataanya masih ada petani yang ragu untuk mengadopsi
perkembangan teknologi ini, karena petani menganggap teknologi baru kadang
akan mengganggu sistem norma maupun kebiasaan-kebiasaan yang sudah mereka
anut secara turun temurun. Penyebab lain petani tidak mengadopsi teknologi
karena seringkali teknologi yang direkomendasikan tidak menjawab masalah yang
dihadapi petani sasaran teknologi yang di tawarkan sulit diterapkan petani dan
mungkin tidak lebih baik dibandingkan teknologi lokal yang sudah ada.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Dalam menganalisis peran teknologi baru dalam pembangunan pertanian,


terdapat dua istilah, yaitu inovasi (inovation)dan perubahan teknik (technical
change). Istilah inovasi berarti suatu penemuan baru yang sudah dikenal
sebelumnya atau dari yang sudah ada sedangkan perubahan teknik jelas
menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam distribusi barang-barang dan
jasa-jasa maupun dalam produksi yang menjurus ke arah perbaikan dan
peningkatan produktivitas. Selama budidaya, penanganan pasca panen, dan
pengolahan hasil pertanian, teknologi diperlukan untuk meningkatkan nilai
tambah hasil pertanian. Dapat disimpulkan bahwa teknologi diperlukan sejak
berada di sawah/lahan/kebun sampai disajikan ke konsumen.
Pertanian berkelanjutan sudah menjadi pokok penyusunan standar prosedur
operasi Praktek Pertanian yang Baik (PPB) atau dikenal pula dengan istilah Good
Agricultural Practices (GAP) (Achmad-Suryana, 2005). Beberapa tahun
belakangan ini, untuk menggapai tujuan Good Farming Practices dikembangkan
suatu teknologi rekayasa genetika, bernama Genetic Modified Organism (GMO).
Tanaman hasil rekayasa genetika terbukti dapat menghasilkan hasil panen (sayur
dan buah) yang kualitas, kontinuitas, dan kuantitasnya dapat diandalkan. Bahkan
buah-buahan yang dihasilkan secara sensoris mampu menyediakan keinginan
konsumen. Tetapi sampai saat ini teknologi GMO masih diperdebatkan, karena
beberapa ahli pangan dan kesehatan masih mempertanyakan keamanan produk-
produk hasil rekayasa genetika. Hal yang harus digarisbawahi adalah teknologi
rekayasa genetika dapat menjawab tantangan untuk memenuhi keinginan
konsumen dari suatu produk pertanian. Jika masih ada sebagian ahli yang
mempertanyakan keamanannya, maka teknologi rekayasa genetika perlu
dikembangkan untuk menghasilkan produk-produk yang aman.

indikator prosedur produksi yang baik adalah tidak adanya limbah yang
ditinggalkan oleh industri tersebut (zero waste). Bahkan ada sejenis kesepakatan
tidak tertulis untuk orang-orang yang peduli terhadap lingkungan bahwa mereka
tidak akan mengonsumsi/membeli barang-barang yang dihasilkan suatu industri
yang masih meninggalkan limbah dan merusak lingkungan. Tuntutan Zaman
sekarang yang harus dijawab oleh inovasi teknologi. Teknologi harus terus
dikembangkan untuk meminimalisasi limbah yang dihasilkan dari proses
produksi. Jika proses produksi masih menyisakan limbah, inovasi teknologi harus
mampu mendaur ulang limbah menjadi produk lain yang bermanfaat. Jika limbah
yang dihasilkan tidak bisa didaur ulang, maka inovasi teknologi harus dapat
menemukan limbah tersebut agar tidak berbahaya untuk manusia. Hal ini sesuai
prinsip pengelolaan limbah yang harus dilakukan berurutan, yaitu minimalisasi
limbah, pemanfaatan limbah, dan penanganan limbah.

Good Retailing Practices adalah tahap terakhir dalam menjaga mutu


produk pertanian sampai ke tangan konsumen. Saat ini tuntutan konsumen
terhadap barang sangat beragam. Khusus untuk produk-produk pertanian,
konsumen menginginkan barang yang berkualitas tinggi dan masih segar. Akan
tetapi, lahan pertanian lokasinya biasanya jauh dari konsumen, sehingga
membutuhkan waktu untuk distribusi barang. Dengan demikian, diperlukan
inovasi teknologi untuk menangani masalah tersebut. Sementara itu, untuk
mencegah kerusakan mekanis, diperlukan pengemasan retail yang baik, yang
sanggup melindungi dari gesekan atau tekanan, sekaligus mempercantik
penampilan. Contoh pengemasan retail yang memenuhi kriteria tersebut adalah
pengemas jaring-jaring polysteren pada buah apel atau pir. Pengemasan retail
buah apel dan pir tersebut dapat dijadikan inspirasi atau ide untuk berinovasi
menciptakan pengemas-pengemas retail untuk produk pertanian lainnya.

PENUTUP

Semua yang berhubungan dengan perkembangan teknologi pertanian


memiliki dampak positif maupun negatif. Dari berbagai penjelasan tersebut, tidak
dapat disangkal bahwa teknologi memiliki peran penting dalam kemajuan
pertanian berkelanjutan. Untuk mempercepat tercapainya tujuan dan cita-cita
pertanian berkelanjutan, inovasi-inovasi teknologi, khususnya teknologi yang
dapat diaplikasikan pada bidang pertanian harus terus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, F. (2016, - -).


https://www.academia.edu/28557546/Inovasi_dan_Teknologi_Pertanian.
Retrieved Agustus Jumat, 2022, from http://www.google.com/:
https://www.academia.edu/28557546/Inovasi_dan_Teknologi_Pertanian

Dimas, R. (2011, Maret Selasa). https://rahadiandimas.staff.uns.ac.id/?p=850. Retrieved


Agustus Kamis, 2022, from http://www.google.com/:
https://rahadiandimas.staff.uns.ac.id/?p=850

Anda mungkin juga menyukai