Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Alat, cara atau metode yang digunakan dalam mengolah bahan pertanian sehingga
menghasilkan hasil pertanian yang berguna, baik berupa produk bahan mentah, setengah jadi,
maupun siap pakai.

Penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian.

Penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka


pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk
kesejahteraan manusia.

AFRA MULYA ALAMSYAH

3 Teknologi baru hendaknya lebih unggul dari sebelumnya.

Untuk menghasilkan sebuah teknologi, teknologi harus memenuhi persyaratan berikut:

Teknologi baru hendaknya lebih unggul dari sebelumnya.

Mudah digunakan.

Tidak memberikan resiko yang besar jika diterapkan.

AFRA MULYA ALAMSYAH

4 LINGKUP TEKNOLOGI PERTANIAN

Lingkup dari teknologi pertanian ialah

Teknik Pertanian

Teknologi Hasil Pertanian/Teknologi Pangan

Teknologi Industri Pertanian

AFRA MULYA ALAMSYAH

5 a. Teknik Pertanian

Teknik pertanian merupakan cakupan dalam bidang penanaman. Teknik pertanian adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan keteknikan yang mendukung suatu proses
pertanian, mulai dari benih atau bibit sampai dengan hasil dari pertanian tersebut (panen atau
limbah). Misalnya traktor, irigasi, alat panen, alat proses untuk hasil panen, pengelolaan
limbah, energi dsb.
AFRA MULYA ALAMSYAH

6 b. Teknologi Hasil Pertanian/Teknologi Pangan

Teknologi pangan merupakan cara dalam mengolah hasil pertanian agar dapat menjadi bahan
pangan. Contohnya adalah teknologi pembuatan tempe, tahu, kecap, yogurt, mentega, minyak
goreng, es krim, pokoknya semua yang berhubungan dengan makanan yang berasal dari
tumbuhan dan hewan (ikan juga termasuk karena belum ada menteri perikanan di Indonesia).

AFRA MULYA ALAMSYAH

7 c. Teknologi Industri Pertanian

Teknologi industri merupakan cara pengolahan hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan sabun, kosmetik, biodiesel, bioetanol dsb, atau pengolahan teknologi
industri lain yang bahan bakunya berasal dari hasil pertanian.

AFRA MULYA ALAMSYAH

8 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Teknologi industri pertanian didefinisikan sebagai disiplin illmu terapan yang


menitikberatkan pada perancangan, perencanaan, pengembangan, evaluasi suatu sistem
terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri
untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan
matematika, fisika, kimia/bikomia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metologi
dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan mengevaluasi hasil
yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri. Sebagai paduan dari dua disiplin, teknik
proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian.

HUJJA TUDDIN

9 BIDANG KAJIAN TEKNOLOGI INDUSTRI

Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan
perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan,
sumberdaya, peralatan dan energi pada pabrik agroindustri.

Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan


perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.
Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan
perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.

Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan


perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk mencapai
taraf mutu yang ditetapkan.

HUJJA TUDDIN

10 Alat-Alat Teknologi Pertanian

Eka Ramadhani

Alat-Alat Teknologi Pertanian

GRAINS SEEDER

Mesin penanam bijian mekanis model GS-JP-FL/01, merupakan prototype yang dirancang
untuk menanam biji jagung atau kedele pada kondisi lahan terolah sedang. Cara
pengoperasian cukup mudah dan ringan, penarikan mesin tanam ini dirancang ganda yaitu
dengan roda 2 (traktor tangan) atau traktor roda 4. Namun demikian kondisi lahan yang dapat
ditanami dengan mesin tanam ini adalah lahan kering yang sudah terolah dengan bajak
singkal + penggaruan, atau rotary sehingga lahan cukup rata dan remah.

11 Maize harvester Eka Ramadhani

Alat ini seperti traktor yang digunakan untuk mengambil batang jagung secara luas, atau
jumlah banyak.

Mesin panen jagung memanen seluruh biomassa tanaman jagung yang berada di atas
permukaan tanah dengan proses pemanenan jagung sebagai berikut:

Mengarahkan batang-batang jagung dalam suatu barisan ke dalam bagian pemotong batang
jagung

Memotong batang-batang jagung

Mengangkut potongan batang-batang jagung

Memisahkan tongkol dan biomassa lainnya seperti batang dan daun

Mencacah biomassa batang dan daun

Menampung tongkol atau meletakkannya di belakang mesin di atas tanah

Mengalirkan cacahan biomassa batang dan daun jagung ke alat / kendaraan angkut di
samping / di belakang mesin.
12 Eka Ramadhani

Rice Transplanter

Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi
penanaman yang seragam..

Penggunaan alat transplanter mensyaratkan beberapa persyaratan teknis diantaranya:

Olah tanah sempurna (lahan rata/datar)

Lahan yang macak-macak (irigasi teknis)

Persemaian sistem dapok (petak-kecil)

13 Combine Harvester Eka Ramadhani

Combine harvester merupakan suatu alat yang praktis untuk digunakan dimana alat ini
mempunyai tiga fungsi yakni memotong ,merontokkan dan mengemaskan padi, namun
combine harvester harus digunakan pada lahan yang luas.

Secara umum fungsi operasional dasar combine harvester adalah sebagai berikut :

Memotong tanaman yang masih berdiri

Menyalurkan tanaman yang terpotong ke selinder

Merontokkan gabah dari tangkai atau batang

Memisahkan gabah dari jerami

Membersihkan gabah dengan cara membuang gabah kosong dan benda asing

14 DAMPAK dari TEKNOLOGI PERTANIAN

YULIZA ZAHARA

15 2. Biaya perawatan grain seeder yang mahal

Dampak positif :

Dampak negatif :

Menanam biji-bijian ( jagung, kedele, kacang tanah) secara mekanis ditarik traktor roda 2
maupun traktor roda 4.
Menggantikan pekerjaan penanaman secara manual dengan tenaga orang meliputi
penugalan /pembuatan lubang, meletakkan benih dan menutup benih.

Dapat digandengkan dengan traktor roda 2 maupun traktor roda 4.

Selain itu Alat Tanam ini menggunakan kontruksi pembuka alur tipe piringan ganda,
sehingga dapat bekerja pada lahan yang kurang bersih, Pengeluaran benih lebih seragam
dalam jumlah maupun jarak tanamnya (missing hill kurangt 5%).

1. Biaya awal lebih mahal.

2. Biaya perawatan grain seeder yang mahal

Yuliza Zahara

16 Maize Harvester Dampak positif : Dampak negatif :

Dapat digandengkan dengan traktor roda 2 maupun traktor roda 4;

Menggunakan kontruksi pembuka alur tipe piringan ganda, sehingga dapat bekerja pada
lahan yang kurang bersih;

Pengeluaran benih lebih seragam dalam jumlah maupun jarak tanamnya

Kapasitas kerja penanaman lebih cepat dibanding dengan penanaman yang menggunakan
tugal

Penurunan pendapatan gabah bagi petani lahan sempit

Bekurangnya kesempatan kerja bagi buruh petani panen

Mematikan roda perekonomian desa dari sector perdagangan

Yuliza Zahara

17 Rice Transplanter Dampak positif : Dampak negatif :

Menghemat Tenaga Kerja

Mudah dioprasionalkan

Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan tanaman lebih optimal

Biayaa produksi lebih terjangkau

Dapat mempercepat waktu tanam


Mesin tanam padi yang ada di Indonesia umumnya masih impor dengan harga yang relatif
mahal.

Mesin masih sangat kurang di Indonesia

Tidak bisa digunakan dilahan sempit

Yuliza Zahara

18 Combine Harvester Dampak positif : Dampak negatif :

Tenaga kerja lebih sedikit

Waktu lebih singkat

Hasil pemotongan padi lebih bersih

Penyusutan jumlah padi yang tercecer berkurang.

Bekurangnya kesempatan kerja bagi burun panen

Harga relatif mahal

Kurangnya pemasokan mesin ini di Indonesia, sedangkan peminatnya ramai

Yuliza Zahara

19 Adanya kemampuan self replicant.

Dampak positif

Dampak Negatif

1. Menghemat biaya produksi serta meningkatkan produktifitas. 2. Merangsang pertumbuhan


akar, batang, daun, bunga dan buah. 3. Mengandung unsur hara makro, mikro dan protein
tinggi sebagai hasil senyawa organik bahan alami nabati dan hewani yang mengandung sel
sel hidup aktif. 4. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit
sekaligus menekan populasi hama dan penyakit tanaman. 5. Mencegah kelayuan dan
kerontokan daun dan buah. 6. Mempercepat panen 7. Aman digunakan karena sangat
bersahabat dengan lingkungan dan tidak membunuh musuh alami 8. Dapat digunakan
bersaman dengan cairan jenis lain(insektisida) 9. Dapat diaplikasikan pada semua jenis
tanaman.

Adanya kemampuan self replicant.

NANO TEKNOLOGI
20 HASIL DARI PENGGUNAAN ALAT TEKNOLOGI PERTANIAN

Penggunaan alat teknologi memberi dampak atau hasil yang cukup signifikan dalam
kehidupan. Misalnya teknologi pertanian yang mempermudah para petani melakukan
pekerjaannya.

WINDY LESTARI

21 Hasil dari penggunaan alat teknologi pertanian antara lain:

Membantu kegiatan pertanian menjadi lebih efektif

Memperpercepat proses pengerjaan, baik menanam maupun memanen hasil pertanian.


Misalnya menanam padi menggunakan transpalter dan memanen (memotong, memisahkan
butir padi dari tangkai dan memasukkannya dalam karung dalam sekali kerja) dengan
menggunakan alat combine harvester.

Menghasilkan hasil pertanian yang bermutu dengan penggunaan nanoteknologi

Memanfaatkan lahan yang ada, misalnya dengan menggunakan teknologi pertanian aqua
ponik

WINDY LESTARI

22 LANGKAH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PANGAN: 1

LANGKAH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PANGAN: 1. Pengadaan


proyek pertanian berbasis modern yang menggunakan alat-alat berteknologi.

2. Memberikan peluang dan stimulan kepada para pengusa-pengusaha besar dan pemilik
modal untuk membuka proyek pertanian berskala besar yang menggunakan sistem modern.

3. Mengembangkan teknologi sumber daya genetik dengan membuka badan penelitian


pertanian di setiap daerah.

4. Pengadaan alat-alat pertanian berbasis modern yang telah mendapatkan subsidi dari
pemerintah.

WINDY LESTARI

23 5. Melakukan berbagai riset untuk pengembangan pertanian dalam negeri.


6. Memfokuskan anggaran pertanian pemerintah dalam hal akselerasi penerapan teknologi
pertanian yang aplikatif dan terjangkau.

7. Pengadaan berbagai penyuluhan kepada petani lokal di setiap daerah tentang penerapan
teknologi pertanian dan keuntungannya.

8. Mendukung dan memfasilitasi berbagai penelitian dan penemuan alat-alat teknologi baru
yang ditemukan.

9. Mengadakan sayembara dan pameran tahunan tentang teknologi pertanian untuk umum,
sehingga para peneliti dan para penemu merasa dihargai dan diapresiasi serta merasa terpacu
untuk menemukan teknologi-teknologi baru.

WINDY LESTARI

24 Teknologi Nano dalam Bidang Pertanian

Pertama kali konsep teknologi nano diperkenalkan oleh Richard Feynman pada sebuah pidato
ilmiah yang diselenggarakan oleh American Physical Society di Caltech (California Institute
of Technology), 29 Desember 1959, dengan judul “There’s Plenty of Room at the
Bottom”.Richard Feynman adalah seorang ahli fisika dan pada tahun 1965 memenangkan
hadiah Nobel dalam bidang fisika.

CICIA

25 Dilihat dari pengembangan suku katanya nanoteknologi dibagi menjadi 2 suku kata yaitu
nano dan teknologi, nano berasal dari bahasa yunani yang berarti kecil/kerdil . Jadi sesuai
dengan namanya nanoteknologi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol
zat,material pada sistem skala nanometer , sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum
pernah ada.ukuran 1 nanometer adalah 1 per satu milyar meter ( 0, m ) yang berarti kali lebih
kecil dari ukuran rambut manusia .

26 Perkembangan Nano Teknologi di Indonesia

Tahun 2014 menjadi awal pengembangan nanoteknologi dalam skala industri (komersial) di
Indonesia. Produk-produk nanoteknologi yang dihasilkan para peneliti tidak lagi sekadar
menjadi pajangan di kantor BB Pascapanen, tetapi dapat dikembangkan dan dipasarkan. “Ini
karena laboratorium yang sudah lama kami impikan, akhirnya selesai dibangun dan siap
digunakan untuk menunjang riset dan pengembangan nanoteknologi,” kata Rudy . Komisi
Inovasi Nasional (KIN) dalam rapat Maret 2014, sepakat menunjuk laboratorium di BB
Pascapanen tersebut sebagai Pusat Nanoteknologi Pangan dan Pertanian. Pusat Nanotek yang
akan dimanfaatkan khusus untuk riset bidang pangan dan pertanian itu merupakan pusat
nanoteknologi pertama dan terlengkap di Indonesia.
27 Penerapan Nano Teknologi Pra Panen

1.Pupuk Hayati Ultra Gen atau Bravo nature

Pupuk Bio Active Bravo Nature adalah pupuk yang menggunakan teknologi nano yang
bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan hara, perlindungan tanaman, serta meningkatkan
hasil produktifitas tanaman dengan efisiensi dan penghematan sumberdaya lahan.
Mengandung komposisi unsur hara makro mikro, serta zat pengatur tumbuh yang
diformulasi dan diproduksi sesuai untuk kebutuhan semua jenis tanaman. Pupuk organik cair
Nanoteknologi Bravo nature bekerja dengan sistem pelepasan hara, memanfaatkan bagian -
bagian tanaman dan enkapsulasi dalam partikel nano. Pelepasan pupuk dengan lambat dan
terkendali berpotensi menambah efisiensi penyerapan hara.

28 2.Hidrogel

Hidrogel merupakan benda berupa serbuk cristal atau berbentuk butiran bulat merupakan
kristal polimer yang berfungsi menyerap dan menyimpan air dan nutrisi untuk tanaman dalam
jumlah besar .

29 Penerapan Nanoteknologi pada Pengolahan Pasca Panen

1. Smart Packaging Masa Depan

Nanoteknologi kedepan adalah pengembangan

kemasan yang dapat mengoptimalkan masa kadaluarsa produk. Sistem kemasan pintar atau
“smart packaging” merupakan hasil pengolahan yang akan menjadi andalan kemasan masa
depan. Sistem kemasan ini dapat memperbaiki sendiri kerusakan pada

kemasan, mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan (kelembaban dan suhu), dan
mampu memberi tanda atau peringatan pada konsumen jika produk telah terkontaminasi.
Sifat kemasan juga dapat dimodifikasi sehingga lebih tahan panas, tahan bahan kimia serta
tahan mikroorganisme.

30 2. Nanosensor Menjamin Keamanan Produk

Faktor keamanan (safety) merupakan suatu hal yang penting dan sangat

dipertimbangkam oleh konsumen saat membeli suatu produk. Faktor keamanan

memang sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Suatu produk makanan yang sudah
kadaluarsa dapat dipastikan akan mengancam kesehatan apabila dikonsumsi. Teknologi nano
mengembangkan cara untuk menjamin keamanan suatu produk.

Penerapan “nanosensor” pada plastik yang digunakan untuk pengemasan,

memungkinkan untuk mendeteksi gas yang keluar dari makanan dan produk yang

sudah rusak ataupun produk pertanian segar yang banyak mengandung pestisida. Gas

tersebut akan memicu nano sensor sehingga nanosensor akan memberi respon berupa

perubahan warna pada kemasan. Dengan perubahan warna kemasan tersebut maka

konsumen akan tahu bahwa produk yang ada dalam kemasan tersebut sudah tidak

layak untuk dikonsumsi.

Istilah smart farming atau pertanian cerdas saat ini semakin populer di masyarakat.
Pemanfaatan layanan Big data berbasis cloud, Internet of Things, GPS dan Drone dalam
sektor pertanian diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dalam
industri agrikultur. Selain itu dengan adanya digitalisasi pertanian dapat membantu
mempermudah dan memperlancar seluruh proses pertanian dari produksinya hingga
pemasarannya.

Penerapan smart farming 4.0 bukan hanya sekedar tentang penerapan teknologi semata, tetapi
kunci utamanya adalah data yang terukur. Data ini yang nantinya akan dibaca dan digunakan
sebagai parameter bagi pelaku pertanian untuk mendapatkan acuan dan rekomendasi dalam
praktek pertaniannya, sehingga diharapkan lebih efisian dan efektif dalam mengoptimalkan
seluruh sumber daya alam yang dimilikinya.

Pemerintah mendukung penggunaan teknologi smart farming 4.0 untuk mewujudkan


ketahanan pangan nasional. Pemerintah menargetkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan
Dunia pada Tahun 2045. Dengan meningkatnya kapasitas produksi regional diharpakan
kedaulatan dan ketahanan pangan nasional dapat tercapai, sehingga peluang ekspor pangan ke
pasar Internasional juga semakin besar.

Keterlibatan Teknologi
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini mempermudah dalam hal inovasi
teknologi pertaian. Berikut adalah teknologi-teknologi yang dapat mendukung
pengembangan konsep smart farming.

Teknologi Penginderaan

Selama ini petani mengandalkan asumsi untuk untuk mengukur kualitas tanah. Dengan
adanya teknologi sensor cerdas petani dapat mengatahui kandungan tanah yang
sesungguhnya. Mulai dari kelembaban, kandungan air dan manajemen suhu. Semua
terintegrasi dengan teknologi Internet of Things (IoT) yang memungkinkan petani dapat
memantau kondisi lahan tanpa harus pergi ke lahan.

Software/Aplikasi

Aplikasi dapat membantu mempermudah mengelola, mengolah data dan informasi yang
dihasilkan dari alat sensor cerdas. Fungsinya sebagai antarmuka bagi petani supaya data
tersebut lebih mudah dibaca dan dipahami.

Teknologi Komunikasi

Perangkat telekomunikasi seluler dapat digunakan untuk mengirimkan informasi terkait


kondisi lahan pertanian dan sebagai pengingat aktivitas pertanian.

Teknologi GPS

Perangkat GPS dapat digunakan untuk pemetaan lahan. GPS menerima sinyal satelit yang
mengorbit ke bumi kemudian digunakan sebagai navigasi alat-alat pertanian. Mulai dari
mengetahui lokasi lahan yang sudah atau belum dipupuk hingga mengetahui produktivitas
suatu lahan.

Perangkat Keras/Hardware

Perangkat keras membantu pekerjaan secara otomatis dan terukur. Di negara-negara seperti
Amerika dan Australia sudah menggunakan teknologi Robot dan Drone dalam praktek
pertaniannya. Hal ini dilatarbelakangi beberap faktor, antara lain aktivitas pertanian yang
monoton, memiliki resiko tinggi atau berbahaya, luasnya lahan memerlukan banyak tenaga
kerja. Seperti Robot RIPPA yang dikembangkan oleh University of Sydney yang mampu
mendeteksi tanaman, buah, atau gulma, dan kemudian dapat secara otomatis menghilangkan
tanaman yang tidak diinginkan atau menyemprotkan produk pada tanaman. Dengan
menggunakan Robot diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas sarana
produksi.

Analisa Data

Semua data on farm akan dianalisa secara menyeluruh oleh sistem aplikasi dan digunakan
sebagai acuan untuk pengambilan keputusan dan prediksi pertanian kedepan. Hasil analisa
juga dapat digunakan oleh petani untuk mendapatkan solusi terkait dengan budidaya
pertanian.

smartfarm tools

Sumber : Beecham Research, teknologi yang terlibat dalam smart farming.

Peran Petani Muda

Teknologi sangat erat dengan generasi milenial. Pembaharuan teknologi khususnya di sektor
pertanian akan lebih optimal apabila ada peran aktif generasi muda. Generasi milenial saat
ini telah terbiasa dengan teknologi digital. Dalam penerapan teknologi smart farming
bukanlah hal yang sulit bagi mereka. Kaum muda kini mulai sadar bahwa pertanian tak lagi
identik dengan lumpur dan upah yang minim. Mereka bahkan berlomba-lomba untuk
menciptakan startup pertanian yang menjaanjikan. Bahkan startup yang mereka kembangkan
banyak yang berhasil mendapatkan pendanaan dari investor-investor besar.

Saat ini jumlah petani di Indonesia masih didominasi oleh generasi tua. Berdasarakan data
BPS Tahun 2013 menyebutkan bahwa 62% petani di Indonesia berusia lebih dari 45 tahun.
Sementara itu jumlah petani muda, yakni berusia kurang dari 35 tahun hanya 12% .
Berdasarkan hasil survey LIPI hampir tidak ada anak petani yang ingin menjadi petani.
Hanya sekitar 4% pemuda usia 15-35 tahun yang berminat menjadi petani. Sisanya, sebagian
besar tergiring industrialisasi.

Di era revolusi industry 4.0 ini seharusnya bisa menjadi momentum tepat bagi pemerintah
untuk melibatkan generasi muda dalam penerapan teknologi smart farming 4.0 dalam upaya
mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional

Anda mungkin juga menyukai