Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN

PRODUKSI PERTANIAN
(TPTB213101)
ACARA II
PENGENALAN DASAR
ALAT &MESIN PENANAM DAN KALIBRASI SEEDER

DISUSUN OLEH:
Nama : Muhamad Khuldi Mamangkai
Nim : 23/519473/NUGM/01213
Gol :A
Co Ass : Mario Felix Silalahi

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata pertanian memang sudah sangat erat di benak kita dan mungkin tanpa pertanian kita tida
k bias hidup. Salah satu penunjang terjadinya pertanian adalah dengan adanya alat alat pertanian.
Indonesia merupakan negara agraris yang sudah sejak dahulu menjadikan sektor pertanian sebagai
penopang perekonomian negara. Sampai saat ini pun sektor pertanian masihtetap menyumbang de
visa yang cukup besar bagi perekonomian negara. Bahkan pada saatIndonesia dilanda krisis ekono
mi yang menghancurkan perekonomian negara, sektor pertanian melalui agribisnis dan agroindustr
i justru dapat terus berkembang menjadi penyelamat perekonomian negara. Namun, dengan sumbe
r daya yang melimpah proses perkembangan danmodernisasi sektor pertanian Indonesia berjalan s
angat lambat.
Salah satu indikatornya yaitu produktivitas pertanian yang cenderung menurun dan petaniseba
gai ujung tombaknya sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan. $eknologi dalam pertanian
adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan menghasilkan outputyang lebih baik.
Pembangunan pertanian tanpa teknologi ialah hal yang mustahil. Keduanya berjalan secara beririn
gan saling mengikat. Dalam pembangunan pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi keprakt
isan maupun hasiltani apabila petani tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan ia memakai cara
tradisional. teknik pertanian meliputi usaha tani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan perlin
dungan tanaman secara terpadu ) dan pasca panen (pengolahan hasil pengenalan alat perontol yang
dapat menekan kehilangan hasil! penyimpanan hasil pertanian yang dapat meningkatkan kualitas p
roduk pertanian ) dan teknologiyang digunakan dalam pertanian! seperti mesin & mesin.
Berdasarkan pernyataan diatas makakita sebagai mahasiswa pertanian, harus mempelajari ten
tang teknologi pertanian ini karena negara kita Indonesia merupakan negara agraris yang sudah sej
ak dahulu menjadi sektor pertanian sebagai penopang dari perekonomian Indonesia.

1.2 Tujuan
Tujuan diadakanya praktikum acara II berjudul “Pengenalan Dasar Alat dan
Mesin Penanam dan Kalibrasi Seeder” antara lain sebagai berikut:
Pada seeder
1. Mengetahui spesifikasi dari seeder
2. Mengetahui cara kerja dan pengoperasian mesin penanam (seeder)
3. Mengetahui watak laku teknik dari mesin penanam serta cara pengaturan
bagian-bagiannya dalam kaitannya dengan penggunaan mesin penanam
tersebut melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan dosis
penggunaan benih yang tertentu
Pada rice transplanter
1. Untuk mempelajari kinerja mesin penanam padi (rice transplanter) ditinjau
dari aspek mesin, aspek tanaman, serta aspek operasionalnya
2. Dapat menyiapkan bibit yang akan ditanam menggunakan rice transplanter
dalam bentuk dapog

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini kita dapat mengetahui fungsi kegunaan dari masing-masing
alat & mesin penanam dan bagaimana cara kita meng kalibrasi seeder.

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Alat Penanam


Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada
kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan didalam
tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang
baik (Umar, 2017).
Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menempatkan benih,
tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah disiapkan baik di dalam ataupun di atas
permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh
perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman Alat mesin penanam
dibedakan menjadi dua, yaitu seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990).
Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah
tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali
(Ciptohadijoyo, 1991,)
Alat dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan
tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam memperluas
garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu (Alihamsyah 1991,).
Kemampuan suatu benih untuk tumbuh setelah ditanam bergantung pada varietas benih,
kondisi tanah dan air serta lingkungan hidupnya. Apabila tanah ditanam dengan menggaunakan
alat tanam, maka mekanisme kerja dan alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanah
yaitu berpengaruh pada kedalama tanaman, jumlah benih per lubang, jarak antar lubang dalam
baris dan jarak antar baris (Kadirman, 2017).
Disamping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih dalam alat tanam.
Hal ini tentu saja harus dihindari. Terdapat macam-macam jenis tanaman yang berupa biji-bijian
seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacanng hijau dan lain-lain, yang masing-masing memiliki
bentuk, ukuran dan kekuatan serta kebutuhan agronmis yang berbeda –beda. Beragam sifat
tersebut menyebabkan dibuthakan alat tanam yang mempunyai kemampuan yang berbeda
pula.Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pertanian
sekarang ini telah dekembangkan berbagi jenis mesin penanam biji-bijian yang dimaksudkan
untuk membantu petani dalam memudahkan proses penanaman sehingga dapat menghasilkan
kinerja efektif dan efisien dengan keuntungan yang lebih besar pula (Kadirman, 2017).

2.2 Seeder
Alat penanam biji-bijian (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada
kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat
penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah. Bila benih dengan menggunakan alat tanam
dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan
benih didalam tanam, yaitu berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang jarak
antar lubang dalam baris, dan jarak antar baris. Di samping itu ada kemungkinan kerusakan benih
dalam proses aliran benih dalam alat tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian ada bermacam-
macam, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacang hijau, dll, yang masing-masing memiki
bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan alat tanam yang
memiliki kekuatan tanam yang berbeda pula. Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat
tanam, yaitu ukuran, bentuk, keseragaman bentukdan ukuran, density per satuan volume, dan
tekanan terhadap tekanan dan gesekan (Ananto, 1997).
Menurut Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (2015), Penebaran benih dan pola
pertanaman dengan alat penanam biji-bijian (seeder) ini dapat digolongkan menjadi 5 macam
metode diantaranya :
1. Disebar (Broadcasting), benih disebar pada permukaan tanah.
2. Drill seeding, penempatan atau penutupan benih secara acak pada alur dalam barisan
dan
3. Pesicion drilling, penempatan biji-bijian yang tepat dengan jarak tanam yang sama
dalam barisan.
4. Hill dropping, penempatan sekelompok biji-bijian secara acak dengan jarak yang sama
dalam barisan.
5. Check row planting, penempatan yang tepat dan berpedoman pada sekelompok biji-
bijian yang diberikan dalam arah tegak lurus satu sama lainnya.
Dalam alat mesin tanam (seeder) terdapat beberapa bagian pokok diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Hopper (Kotak Benih)
Hopper merupakan bagian dari komponen mesin tanam yang berada di atas yang berfungsi
sebagai kotak penampung benih sebelum disalurkan atau ditanam pada tanah. Hopper mempunyai
peranan penting dalam proses berjalannya benih karena apabila desain hopper tidak bagus maka
akan terjadi penumpukan benih yang akan menghambat proses penanaman.
2. Seed Matering Device (SMD)
Seed matering device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah
ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih dapat jatuh
dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai dengan
aturan yang berlaku dalam penanaman benih.
Jenis-Jenis Seed Matering Device :
a. Horizontal Feed/Rotor matering devices
b. Vertical Feed/Rotor matering devices
3. Feed Tube
Feed tube berada pada posisi dibawah hopper yang berfungsi sebagai penyalur pengeluaran
benih dari hopper sehingga dapat masuk/tertanam pas pada lubang tanam yang telah dibuat oleh
furrow opener. Dalam pengalirannya diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang
sama dan kontinu.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran benih :
a. Panjang saluran
b. Tingkat kekerasan alat
c. Pemantulan pada dinding alat
d. Hambatan pada dinding alat
4. Furrow Opener (Alat Pembuat Alur)
Furrow opener berfungsi sebagai pembuka alur tanam yang akan dimasuki oleh oleh benih
(biji-bijian) sehingga benih dapat cepat tumbuh terlindung dari panasnya sinar matahari serta
binatang penganggu.
Faktor-faktor penentu kedalam benih yang akan ditanam :
a. Jenis tanaman
b. Kelengasan tanah
c. Temperature tanah
Macam –macam Furrow Opener :
a. Runner digunakan pada tanah gembur, halus dan rata.
b. Hoe digunakan pada tanah keras berbatu, dan banyak akar.
c. Disk digunakan jika penanaman dilakukan pada lahan yang luas, dimana sangat
dibutuhkan kecepatan tinggi dalam proses penanaman.
5. Covering Device (Alat Penutup Alur)
Corvering device berfungsi untuk menutup alur tanam sehingga tidak terjadi kavitsi
lengas (tanah yang kering padat dan cepat menguap) yang bisa menyebabkabkan benih
tidak dapat tumbuh dengan baik/tidak tumbuh
Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk menceaah macet
karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar aliran benih dapat
kontinyu.Kadang-kadang suatau roda bercoak (fluted wheel) digunakan sebagai penjatah
benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian dijatuhkan pada piringan yang berputar, karena
bentuk dari piringan ini, benih tersebut akan dipercepat dan dilempar mendatar karena
akanya gaya sentrifugal. Lebar sebaran tergantung pada diamter piringan, bentuk
penghalang,dan desitas dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran yang
berlawanan (counter disk spinning) dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran lebih lebar.
Laju benih dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran.
Centrifugal spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat dipergunakan
untuk menyebar dan material lain yang berupa butiran (Kadirman, 2017).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 Seeder
1. Mesi penanam (seeder)
2. Timbangan
3. Roll meter
4. Hand counter
5. Stop watch
6. Penampung benih
7. Gabah (benih padi)
3.1.2 Rice transplanter
1. Mesin penanam
2. Gabah, air, pupuk
3. Meteran

3.2 Cara kerja


3.2.1 Cara Kerja Seeder

Mekanisme kerja grain seeder adalah pembuka laur tipe piringan ganda membuat alur di
lahan yang akan ditanami,kemudian benih dijatuhkan dari penakar benih tipe inclined disk.
Penakar benih berbentuk piringan pipih yang pada sekeliling tepinya terdapat lubang-
lubang bediameter sama dengan biji yang akna ditanam.saat penakar benih diputar,lubang-
lubang tersebut akan terisi biji-bijian yang terdapat diatas piringan penakar benih.Benih
akan jatuh melalui lubang penyalur benih berputar saat roda penggerak yang ada di baigan
belakang bergerak. Brikut tahapanya :

1. mengisi penampung benih dengan gabah (benih padi)


2. penampung benih sebanyak tujuh buah di letakkan pada ujung pengeluaran
tabung penyalur
3. memutar roda penggerak SMD sebanyak 10 kali putaran dan pada saat
bersamaan stop watch diaktifkan
4. mematikan stop watch ketika roda selesai berputar pada putaran ke sepuluh
5. mencatat waktu selama 10 kali putaran

6. Mengulangi langkah 2,3,4,5,dan 6 untuk 5 kali ulangan dan 3 variasi


pembukaan SMD(1/3, 2/3, 3/3) sehingga jumlah putaran total sebanyak 150
kali putaran
7. Merekap dan menganalisa data yang terkumpul

3.2.2 Cara Kerja Rice Transplanter

1. Dipastikan posisi tuas operasi pada posisi netral semua (lock)

2. Diputar saklar on/ off tempatkan tuas kopling utama pada posisi mati dan Ditarik chooke
bila diperlukan.

3. Mesin di starter dengan menarik tali starter

4. Dipanaskan mesin lebih kurang 5 menit dan Diatur posisi ketinggian mesin sesuai denga
n kondisi lapangan

5. Ditarik tuas kopling utama pada posisi nyala maka mesin penanam akan bergerak.

6. Pada saat di lahan sawah,Dipastikan posisi awal untuk dilakukan penanaman bibit padi.

7. Ditempatkan bibit padi pada rak penampung dan meja penanam (tray).
8. Atur tuas hidrolik pada posisi sesuai dengan kedalaman lahan, posisi fix merupakan
posisi standar pelampung pada saat penanaman.
9. Buat tanda/tandai posisi awal dan akhir operasional mesin pada lahan sawah
10. Atur posisi tanda batas jarak tanaman (rulling mark) pada mesin untuk menandai jarak
tanam antar baris tanaman.
11. Setelah mesin dinyalakan, atur kecepatan putar engine pada putaran antara 3100 rpm -
3600 RPM. Kopling utama berada pada posisi netral, setelah siap tuas perlahan-lahan
dipindahkan pada posisi maju.
12. Perlahan-lahan tarik tuas kopling utama, tuas maju dan penanam pada posisi ON.
13. Posisi operator harus pada posisi tegak lurus dan memperhatikan mascot tengah
14. Pada saat akan belok, tuas penanam ditarik pada posisi OFF
15. Perhatikan rulling mark pada saat belok dan memulai menanam pada baris selanjutnya.

3.3 Cara Analisa Data


3.3.1 Anova Satu Arah

Diketahui:
n = jumlah ulangan (5)
v = jumlah variasi bukaan SMD =
3
dbv = v – 1 = 3 – 1 = 2
dbu = v(n – 1) = 3(5 – 1) = 12
a. Faktor Koreksi 𝐹𝐾 = ∑ 𝑋𝑖 15 𝑖=1 𝑛𝑣 = (∑ ∑ 𝑋𝑖( 1 3 ) + ∑ ∑
𝑋𝑖( 2 3 ) + ∑ ∑ 𝑋𝑖( 3 3 ) ) 𝑛𝑣
b. Jumlah Kuadrat Total 𝐽𝐾𝑇 = (X ) + (X ) + (X ) − FK 2 3 / 3 2 2 / 3 2 1/
3
c. Jumlah Kuadrat Antara 𝐽𝐾𝐴 = (X1/ 3 + X2 / 3 + X3 / 3 )− FK
d. Jumlah Kuadrat Dalam 𝐽𝐾𝐷 = |𝐽𝐾𝑇 − 𝐽𝐾𝐴|
e. KTV 𝐾𝑇𝑉 = 𝐽𝐾𝐷 𝑑𝑏𝑣
f. KTU 𝐾𝑇𝑈 = 𝐽𝐾𝐴 𝑑𝑏𝑢
g. F Perhitungan 𝐹 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐾𝑇𝑉 𝐾𝑇𝑈
h. F Tabel 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹(5%; (𝑣 − 1); 𝑣(𝑛 − 1))
Hipotesa
Ho: 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3 H1: 𝜇1 ≠ 𝜇2 ≠
𝜇3
Jika F Hitung < F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak Jika F Hitung > F
tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima

Keterangan:

Ho = variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih


setiap seed tube

H1 = variasi bukaan mempengaruhi keseragaman


pengeluaran benih pada setiap seed tube

3.3.2 Anova Dua Arah

a. ∑ 𝑇𝑖2 = ∑(𝑥1 + ⋯ + 𝑥7) 2 + ∑(𝑥8 + ⋯ + 𝑥14) 2 + ∑(𝑥15 + ⋯ +


𝑥21) 2 = (∑∑ 𝑥𝑖 7 𝑖=1 ) 2 + (∑∑ 𝑥𝑖 14 𝑖=8 ) 2 + (∑∑ 𝑥𝑖 21 𝑖=15 )
2 b. ∑ 𝑇𝑗2 = ∑(𝑥1 + 𝑥8 + 𝑥15) 2 + ⋯ + ∑(𝑥7 + 𝑥14 + 𝑥21) 2 =
(∑∑𝑥1)
2 + (∑∑𝑥2) 2 + ⋯ + (∑∑𝑥7) 2
c. ∑ 𝑇𝑖𝑗2 = (∑ 𝑥1 ) 2 + (∑ 𝑥2 ) 2 + ⋯ + (∑ 𝑥21) 2
d. ∑ 𝑇𝑖𝑗𝑘2 = ∑(𝑋1,1 2 + 𝑋1,2 2 +........+𝑋15,7 2 )
e. 𝐶 = 100002 𝑛.𝑣.𝑡𝑢𝑏𝑒 Dimana: n (jumlah ulangan) = 5 v (jumlah
variasi bukaan SMD) = 3 tube (jumlah tube) = 7
f. Jarak Kuadrat Antar Baris 𝐽𝐾𝐴 = | ∑ 𝑇𝑖2 3 × 𝑆𝑀𝐷𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 − 𝐶|
Keterangan: SMD baris = 7
g. Jarak Kuadrat Antar Observasi dalam Baris 𝐽𝐾𝐵 = | ∑ 𝑇𝑗2 3 ×
𝑆𝑀𝐷𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝐶| Keterangan: SMD percobaan = 5
h. Jarak Kuadrat 𝐽𝐾 = |∑𝑇𝑖𝑗𝑘2 − 𝐶|
i. Jarak Kuadrat Sesatan 𝐽𝐾𝑆 = |∑𝑇𝑖𝑗𝑘2 − ∑ 𝑇𝑖𝑗2 3 |
j. 𝐽𝐾𝐴𝐵 = |𝐽𝐾 − 𝐽𝐾𝐴 − 𝐽𝐾𝐵 − 𝐽𝐾𝑆|
k. Pernyataan Analisa Hipotesa Variabel A = SMD Variabel B =
keseragaman 𝑑𝑏𝑣 = (𝑣 − 1) 𝑑𝑏𝑢 = (𝑢 − 1) 𝑑𝑏𝑖 = (𝑣 − 1)(𝑣 − 1) 𝑑𝑏𝑣
= 𝑣. 𝑢(𝑛 − 1) Variasi (v) = 3 Ulangan (u) = 5 n = 7
l. SMD vs Keseragaman 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔1 = 𝐽𝐾𝐴 𝑑𝑏𝑣 ⁄ 𝐽𝐾𝐵 𝑑𝑏𝑢 ⁄ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙1 =
𝐹(5%; 𝑑𝑏𝑣; 𝑑𝑏𝑢)
m. Keseragaman vs Interaksi 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 𝐽𝐾𝐴 𝑑𝑏𝑢 ⁄ 𝐽𝐾𝐵 𝑑𝑏𝑖 ⁄
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 = 𝐹(5%; 𝑑𝑏𝑢; 𝑑𝑏𝑖)
n. Interaksi vs Sesatan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔3 = 𝐽𝐾𝐴𝐵 𝑑𝑏𝑖 ⁄ 𝐽𝐾𝑆 𝑑𝑏𝑠 ⁄ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙3 =
𝐹(5%; 𝑑𝑏𝑖; 𝑑𝑏𝑠)

Hasil Analisa Tabel

Hipotesa

Ho: 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3

H1: 𝜇1 ≠ 𝜇2 ≠ 𝜇3

Lalu dengan cara yang sama dengan anova 1 arah, dicari nilai F
tabel 1, F tabel 2, dan F tabel 3.

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak


Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima

Pernyatan Analisa Hipotesa:

a. Menentukan kecepatan mesin penanam Drill Seeder


Diameter roda (D), jumlah putaran (n), rerata waktu tiap
variasi bukaan (𝑡1/3 𝑡2/3
𝑡3/3 ¯)¯ , dan lebar kerja (B)
¯¯, ¯,¯
dicari ukurannya. Rumus kecepatan mesin penanam:
Bukaan 1/3 : 𝑉1/3 = 𝜋𝐷𝑛 𝑡1/3 ¯¯¯¯¯¯ Bukaan 2/3 : 𝑉2/3 = 𝜋𝐷𝑛
𝑡2/3 ¯¯¯¯¯¯ Bukaan 3/3 : 𝑉3/3 = 𝜋𝐷𝑛 𝑡3/3 ¯¯¯¯¯¯
b. Menentukan Kebutuhan (berat) benih per ha (kg/ha) 1)
SMD 1/3 𝑥1/3 = 𝑥¯1¯/ ¯ 10 𝑁1/3 = 10000. 𝑥1/3 𝜋.𝐷. 𝐵
𝑔𝑟/ℎ𝑎 2) SMD 2/3 𝑥2/3 = 𝑥 ¯/¯ ¯3¯ 10 𝑁2/3 = 10000. 𝑥2/3
𝜋.𝐷. 𝐵 𝑔𝑟/ℎ𝑎 3) SMD 3/3 𝑥3/3 = 𝑥
𝑥3/3 𝜋.𝐷. 𝐵 𝑔𝑟/
BAB IV
HASIL PENGAMATAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Pengatur
Jumlah
an Berat Benih per seed tube per 10 X Putaran Waktu
No Putaran Ulangan
pembuka (s)
Roda 1 2 3 4 5 6 7
an SMD
1 16 52 30 0 33 28 39 31,94
2 18 58 30 0 42 31 48 26,82
I 1/3 10 X 3 21 64 35 53 36 29 43 17,45
4 21 54 34 53 31 33 37 16,42
5 21 62 33 57 57 33 33 14,03
1 24 68 42 68 53 41 49 16,03
2 21 66 38 56 47 42 42 14,02
II 2/3 10 X 3 21 71 38 65 53 45 39 13
4 21 69 37 70 44 43 37 14,15
5 17 68 37 75 47 42 53 13,55
1 26 97 50 109 17 76 84 13,2
2 22 95 53 111 4 69 83 11,89
III 1 10 X 3 24 101 56 112 58 77 79 11,94
4 26 91 61 117 36 67 79 12,63
5 17 60 38 87 36 60 59 10,52
gambar dan fungsi bagian seeder diletakkan dipembahasan (karena di form cuma ada transplanter)
4.2 Analisa Data

4.1.1 Anova Satu Arah

Berat benih per seed tube per 10 kali (gr) Jumlah


SDM Jml ptrn Ulangan Wkt (s) Jumlah Rerata
rerata
1 2 3 4 5 6 7
1 1 16 52 30 0 33 28 39 198 28,2857
2 2 18 58 30 0 42 31 48 227 32,4286
1/3 10x 3 3 21 64 35 53 36 29 43 281 40,1429 180,714
4 4 21 54 34 53 31 33 37 263 37,5714
5 5 21 62 33 57 57 33 33 296 42,2857
1265 36,143
1 1 24 68 42 68 53 41 49 345 49,2857
2 2 21 66 38 56 47 42 42 312 44,5714
2/3 10x 3 3 21 71 38 65 53 45 39 332 47,4286 235,571
4 4 21 69 37 70 44 43 37 321 45,8571
5 5 17 68 37 75 47 42 53 339 48,4286
1649 47,114
1 1 26 97 50 109 17 76 84 459 65,5714
2 2 22 95 53 111 4 69 83 437 62,4286
1 10x 3 3 24 101 56 112 58 77 79 507 72,4286 319,571
4 4 26 91 61 117 36 67 79 477 68,1429
5 5 17 60 38 87 36 60 59 357 51
2237 63,914

Sumber
ragam Db FK JKT JK KT F hitung F tabel
dbv dbu JKA JKD KTV KTU
Variasi 2 12 1768853 1578575,951 1768706 190130 95065,1 147392 0,64498 3,2594463

n 5
v 3

Hipotesa
Ho: µ1 = µ2 = µ3
H1: µ1 ≠ µ2 ≠ µ3

Kesimpulan
F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga variasi bukaan berpengaruh terhadap keseragaman benih yang keluar dari tube

Keterangan:
Ho=variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih setiap seed tube
H1=variasi bukaan mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada setiap seed tube
4.1.2 Anova dua arah

Berat benih per seed tube per 10 kali (gr)


SDM Jml ptrn Ulangan Wkt (s) ΣTi
1 2 3 4 5 6 7
1 31,94 16 52 30 0 33 28 39 198
2 26,82 18 58 30 0 42 31 48 227
1/3 10x 3 17,45 21 64 35 53 36 29 43 281
4 16,42 21 54 34 53 31 33 37 263
5 14,03 21 62 33 57 57 33 33 296
ΣTij 97 290 162 163 199 154 200 1265
2
ΣTij 9409 84100 26244 26569 39601 23716 40000 249639
1 16,03 24 68 42 68 53 41 49 345
2 14,02 21 66 38 56 47 42 42 312
2/3 10x 3 13 21 71 38 65 53 45 39 332
4 14,15 21 69 37 70 44 43 37 321
5 13,55 17 68 37 75 47 42 53 339
ΣTij 104 342 192 334 244 213 220 1649
2
ΣTij 10816 116964 36864 111556 59536 45369 48400 2719201
1 13,2 26 97 50 109 17 76 84 459
2 11,89 22 95 53 111 4 69 83 437
1 10x 3 11,94 24 101 56 112 58 77 79 507
4 12,63 26 91 61 117 36 67 79 477
5 10,52 17 60 38 87 36 60 59 357
ΣTij 115 444 258 536 151 349 384 2237
2
ΣTij 13225 197136 66564 287296 22801 121801 147456 856279
ΣTj 316 1076 612 1033 594 716 804 5151
2
ΣTj 99856 1157776 374544 1067089 352836 512656 646416 4211173

2
ΣTij total 3825119 1/3 54219
ΣTijk2 2/3 86413
1 175555
total 316187
Sumber variasi db Jml kuadrat kuadrat rata-rata F rerata hitung F tabel
SMD 2 508400,24 254200,12 1,07 6,94
Keseragaman 4 952271,02 238067,75 3,75 3,84
Interaksi 8 1783330 222916,25
235,39 2,04
Sesatan 90 958852,67 10653,92

ΣTi2 9323595
u (jumlah ulangan) 5
v (variasi) 3
n 7
C 952380,95
SMD baris 7
SMD percobaan 5
JK 636193,95

Hipotesa
Ho µ1 = µ2 = µ3
H1 µ1 ≠ µ2 ≠ µ3

Kesimpulan
SMD vs Keseragaman
Fhitung < Ftabel, maka H1 ditolak, sehingga perlakuan variasi bukaan dan keseragaman jumlah total benih keluar dari tube tidak berpengaruh satu sama lain
Keseragaman vs Interaksi
Fhitung < Ftabel, maka H1 ditolak, sehingga perlakuan variasi ulangan dan keseragaman jumlah total benih keluar dari tube tidak berpengaruh satu sama lain
Interaksi vs Sesatan
Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima, sehingga tidak ada interaksi variasi bukaan dan ulangan dengan benih yang keluar dari tube

Pernyataan Analisis Hipotesa


a. menentukan kecepatan mesin penanam drill seeder
Bukaan 1/3 V 1/3 1,03
Bukaan 2/3 V 2/3 1,55
Bukaan 3/3 V 3/3 1,83

b. menentukan kebutuhan (berat) benih per ha (kg/ha)


SMD 1/3
X 1/3 3,61
N 1/3 5869,71 5,8697085 kg/ha

SMD 2/3
X 2/3 4,71
N 2/3 7651,50 7,6515015 kg/ha

SMD 3/3
X 3/3 6,39
N 3/3 10379,87 10,379872 kg/ha
4.3 Pembahasan
Alat dan mesin penanam seeder memiliki bagian-bagian seperti Seed matering
devices (SMD) yang berfungsi sebagai pembagi benih dalam jumlah tertentu dengan
persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanaman, lalu tabung penyalur(seed tube)
yang berfungsi sebagai penyalur benih dari tabung benih ke alur yang dibuat, alat
pembuat alur berfungsi sebagai pembuka alur dalam tanah tempat biji akan di tanam,
dan ada penyetelan untuk mengatur seeding rate sesuai dengan yang diperhitungkan.
Alat dan mesin rice transplanter memiliki bagian-bagian seperti seeding box untuk
tempat peletakkan benih, gear box untuk tempat gear dan pelindung gear dari material
asing, tuas kopling utama untuk mengoperasikan dan mengatur kecepatan, tuas hidrolik
untuk mengatur ketinggian dari mesin dan kedalaman penanaman, planting pinset untuk
alat pengambilan dan penanaman bibit, tuas persneling untuk mengatur pergerakan
mesin maju atau mundur, gear to gear untuk menyalurkan dan menahan gerakan, dan
levelling board untuk pelampung agar mesin tidak tenggelam saat air di lahan terlalu
banyak.
Alat dan mesin seeder merupakan jenis mesin penanam dril seeding yang jenis alat
pengeluaran benihnya horizontal feed dengan tabung penyalur spiral, di ikuti dengan
alat pembuat alur disk dan penutup dragchain. Lebar kerja dari alat ini adalah 280
dengan jarak tanam 28 dengan jenis tanaman biji-bijian.
Cara pengaplikasian seeder dengan cara menyiapkan tabung penampung benih dan
isi dengan benih yang akan di tanam, ketika seeder dijalankan roda depan pada seeder
atau alur pembuka akan mengangkat tanah sehingga benih dapat dimasukkan kedalam
tanah, kemudian roda kecil yang ada pada seeder akan menutup benih dengan tanah
dan tanah diratakan oleh roda belakang.
Penggunaan rice transplanter menyiapkan dapog yang sudah ada bibit padi,
kemudian menjalankan mesin dengan menurunkan tuas persnelling lalu dapat mengatur
kecepatan nya dengan tuas kopling utama, dan mengatur ketinggiannya dengan tuas
hidrolik, lalu turunkan tuas planting pinset untuk mulai menanam.
Jenis lainnya adalah Mesin Tanam Padi Jajar Legowo Tipe Riding dan Robot Tanam
padi dengan sistem kendali jarak jauh (remote). Mesin ini telah mengaplikasikan
Internet of Thing (IoT) melalui GPS mampu bekerja secara mandiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat simpulkan bahwa kita dapat mempelajari dan
memahami cara penggunaan alat dan mesin seeder dan rice transplanter, dapat
mengetahui spesifikasi dan fungsi dari setiap bagian dari seeder dan transplanter.
5.2 Saran
Tidak ada saran, praktikum berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Alihamsyah, T.1991. Analisis Biaya dan Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian dalam Suatu
Usahatani. Dalam Kumpulan Materi Latihan Peningkatan Keterampilan Pelaksanaan Pe
nelitian Pengembangan Sistem Usahatani. Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang S
urut dan Rawa (SWAMP-Il)
Ananto, E.E., Ahmad, D.R., Alihamsyah, Trip. 1997. Alat Tanam Padi Tebar Langsung Tipe
Drum. Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP. Badan Penelit
ian dan Pengembangan Pertanian
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.2015. Mesin Penanam Biji-Bijian (Grains S
eeder).Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. SerpongTangerang-Banten.
Kadirman. 2017. Mengoperasikan Alat Mesin Budidaya Tanaman,Pemeliharaan Tanaman, D
an Pasca Panen. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru D
an Tenaga Kependidikan.
Purwadi, T. 1999. Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Ma
da; Jogjakarta.
Umar, S., Hidayat, A.R., Pangaribuan, S.2017. Pengujian Mesin Tanam Padi Sistim Jajar Leg
owo (Jarwo Transplanter) Di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Teknik Pertanian Lamp
ung
REVIEW JURNAL

PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENANAM


Judul
DAN KALIBRASI SEEDER
Jurnal Mesin produksi pertanian
Volume dan hala
Vol
man
Tahun 2023
Penulis
Reviewer
Tanggal 13 Oktober 2023

Abstrak
Pengantar
Pembahasan
Simpulan
Kekuatan P
enelitian
Kelemahan
Penelitian

Anda mungkin juga menyukai