PRODUKSI PERTANIAN
(TPTB213101)
ACARA II
PENGENALAN DASAR
ALAT &MESIN PENANAM DAN KALIBRASI SEEDER
DISUSUN OLEH:
Nama : Muhamad Khuldi Mamangkai
Nim : 23/519473/NUGM/01213
Gol :A
Co Ass : Mario Felix Silalahi
1.2 Tujuan
Tujuan diadakanya praktikum acara II berjudul “Pengenalan Dasar Alat dan
Mesin Penanam dan Kalibrasi Seeder” antara lain sebagai berikut:
Pada seeder
1. Mengetahui spesifikasi dari seeder
2. Mengetahui cara kerja dan pengoperasian mesin penanam (seeder)
3. Mengetahui watak laku teknik dari mesin penanam serta cara pengaturan
bagian-bagiannya dalam kaitannya dengan penggunaan mesin penanam
tersebut melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan dosis
penggunaan benih yang tertentu
Pada rice transplanter
1. Untuk mempelajari kinerja mesin penanam padi (rice transplanter) ditinjau
dari aspek mesin, aspek tanaman, serta aspek operasionalnya
2. Dapat menyiapkan bibit yang akan ditanam menggunakan rice transplanter
dalam bentuk dapog
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini kita dapat mengetahui fungsi kegunaan dari masing-masing
alat & mesin penanam dan bagaimana cara kita meng kalibrasi seeder.
BAB II
DASAR TEORI
2.2 Seeder
Alat penanam biji-bijian (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada
kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat
penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah. Bila benih dengan menggunakan alat tanam
dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan
benih didalam tanam, yaitu berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang jarak
antar lubang dalam baris, dan jarak antar baris. Di samping itu ada kemungkinan kerusakan benih
dalam proses aliran benih dalam alat tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian ada bermacam-
macam, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacang hijau, dll, yang masing-masing memiki
bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan alat tanam yang
memiliki kekuatan tanam yang berbeda pula. Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat
tanam, yaitu ukuran, bentuk, keseragaman bentukdan ukuran, density per satuan volume, dan
tekanan terhadap tekanan dan gesekan (Ananto, 1997).
Menurut Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (2015), Penebaran benih dan pola
pertanaman dengan alat penanam biji-bijian (seeder) ini dapat digolongkan menjadi 5 macam
metode diantaranya :
1. Disebar (Broadcasting), benih disebar pada permukaan tanah.
2. Drill seeding, penempatan atau penutupan benih secara acak pada alur dalam barisan
dan
3. Pesicion drilling, penempatan biji-bijian yang tepat dengan jarak tanam yang sama
dalam barisan.
4. Hill dropping, penempatan sekelompok biji-bijian secara acak dengan jarak yang sama
dalam barisan.
5. Check row planting, penempatan yang tepat dan berpedoman pada sekelompok biji-
bijian yang diberikan dalam arah tegak lurus satu sama lainnya.
Dalam alat mesin tanam (seeder) terdapat beberapa bagian pokok diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Hopper (Kotak Benih)
Hopper merupakan bagian dari komponen mesin tanam yang berada di atas yang berfungsi
sebagai kotak penampung benih sebelum disalurkan atau ditanam pada tanah. Hopper mempunyai
peranan penting dalam proses berjalannya benih karena apabila desain hopper tidak bagus maka
akan terjadi penumpukan benih yang akan menghambat proses penanaman.
2. Seed Matering Device (SMD)
Seed matering device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah
ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih dapat jatuh
dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai dengan
aturan yang berlaku dalam penanaman benih.
Jenis-Jenis Seed Matering Device :
a. Horizontal Feed/Rotor matering devices
b. Vertical Feed/Rotor matering devices
3. Feed Tube
Feed tube berada pada posisi dibawah hopper yang berfungsi sebagai penyalur pengeluaran
benih dari hopper sehingga dapat masuk/tertanam pas pada lubang tanam yang telah dibuat oleh
furrow opener. Dalam pengalirannya diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang
sama dan kontinu.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran benih :
a. Panjang saluran
b. Tingkat kekerasan alat
c. Pemantulan pada dinding alat
d. Hambatan pada dinding alat
4. Furrow Opener (Alat Pembuat Alur)
Furrow opener berfungsi sebagai pembuka alur tanam yang akan dimasuki oleh oleh benih
(biji-bijian) sehingga benih dapat cepat tumbuh terlindung dari panasnya sinar matahari serta
binatang penganggu.
Faktor-faktor penentu kedalam benih yang akan ditanam :
a. Jenis tanaman
b. Kelengasan tanah
c. Temperature tanah
Macam –macam Furrow Opener :
a. Runner digunakan pada tanah gembur, halus dan rata.
b. Hoe digunakan pada tanah keras berbatu, dan banyak akar.
c. Disk digunakan jika penanaman dilakukan pada lahan yang luas, dimana sangat
dibutuhkan kecepatan tinggi dalam proses penanaman.
5. Covering Device (Alat Penutup Alur)
Corvering device berfungsi untuk menutup alur tanam sehingga tidak terjadi kavitsi
lengas (tanah yang kering padat dan cepat menguap) yang bisa menyebabkabkan benih
tidak dapat tumbuh dengan baik/tidak tumbuh
Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk menceaah macet
karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar aliran benih dapat
kontinyu.Kadang-kadang suatau roda bercoak (fluted wheel) digunakan sebagai penjatah
benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian dijatuhkan pada piringan yang berputar, karena
bentuk dari piringan ini, benih tersebut akan dipercepat dan dilempar mendatar karena
akanya gaya sentrifugal. Lebar sebaran tergantung pada diamter piringan, bentuk
penghalang,dan desitas dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran yang
berlawanan (counter disk spinning) dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran lebih lebar.
Laju benih dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran.
Centrifugal spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat dipergunakan
untuk menyebar dan material lain yang berupa butiran (Kadirman, 2017).
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 Seeder
1. Mesi penanam (seeder)
2. Timbangan
3. Roll meter
4. Hand counter
5. Stop watch
6. Penampung benih
7. Gabah (benih padi)
3.1.2 Rice transplanter
1. Mesin penanam
2. Gabah, air, pupuk
3. Meteran
Mekanisme kerja grain seeder adalah pembuka laur tipe piringan ganda membuat alur di
lahan yang akan ditanami,kemudian benih dijatuhkan dari penakar benih tipe inclined disk.
Penakar benih berbentuk piringan pipih yang pada sekeliling tepinya terdapat lubang-
lubang bediameter sama dengan biji yang akna ditanam.saat penakar benih diputar,lubang-
lubang tersebut akan terisi biji-bijian yang terdapat diatas piringan penakar benih.Benih
akan jatuh melalui lubang penyalur benih berputar saat roda penggerak yang ada di baigan
belakang bergerak. Brikut tahapanya :
2. Diputar saklar on/ off tempatkan tuas kopling utama pada posisi mati dan Ditarik chooke
bila diperlukan.
4. Dipanaskan mesin lebih kurang 5 menit dan Diatur posisi ketinggian mesin sesuai denga
n kondisi lapangan
5. Ditarik tuas kopling utama pada posisi nyala maka mesin penanam akan bergerak.
6. Pada saat di lahan sawah,Dipastikan posisi awal untuk dilakukan penanaman bibit padi.
7. Ditempatkan bibit padi pada rak penampung dan meja penanam (tray).
8. Atur tuas hidrolik pada posisi sesuai dengan kedalaman lahan, posisi fix merupakan
posisi standar pelampung pada saat penanaman.
9. Buat tanda/tandai posisi awal dan akhir operasional mesin pada lahan sawah
10. Atur posisi tanda batas jarak tanaman (rulling mark) pada mesin untuk menandai jarak
tanam antar baris tanaman.
11. Setelah mesin dinyalakan, atur kecepatan putar engine pada putaran antara 3100 rpm -
3600 RPM. Kopling utama berada pada posisi netral, setelah siap tuas perlahan-lahan
dipindahkan pada posisi maju.
12. Perlahan-lahan tarik tuas kopling utama, tuas maju dan penanam pada posisi ON.
13. Posisi operator harus pada posisi tegak lurus dan memperhatikan mascot tengah
14. Pada saat akan belok, tuas penanam ditarik pada posisi OFF
15. Perhatikan rulling mark pada saat belok dan memulai menanam pada baris selanjutnya.
Diketahui:
n = jumlah ulangan (5)
v = jumlah variasi bukaan SMD =
3
dbv = v – 1 = 3 – 1 = 2
dbu = v(n – 1) = 3(5 – 1) = 12
a. Faktor Koreksi 𝐹𝐾 = ∑ 𝑋𝑖 15 𝑖=1 𝑛𝑣 = (∑ ∑ 𝑋𝑖( 1 3 ) + ∑ ∑
𝑋𝑖( 2 3 ) + ∑ ∑ 𝑋𝑖( 3 3 ) ) 𝑛𝑣
b. Jumlah Kuadrat Total 𝐽𝐾𝑇 = (X ) + (X ) + (X ) − FK 2 3 / 3 2 2 / 3 2 1/
3
c. Jumlah Kuadrat Antara 𝐽𝐾𝐴 = (X1/ 3 + X2 / 3 + X3 / 3 )− FK
d. Jumlah Kuadrat Dalam 𝐽𝐾𝐷 = |𝐽𝐾𝑇 − 𝐽𝐾𝐴|
e. KTV 𝐾𝑇𝑉 = 𝐽𝐾𝐷 𝑑𝑏𝑣
f. KTU 𝐾𝑇𝑈 = 𝐽𝐾𝐴 𝑑𝑏𝑢
g. F Perhitungan 𝐹 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐾𝑇𝑉 𝐾𝑇𝑈
h. F Tabel 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹(5%; (𝑣 − 1); 𝑣(𝑛 − 1))
Hipotesa
Ho: 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3 H1: 𝜇1 ≠ 𝜇2 ≠
𝜇3
Jika F Hitung < F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak Jika F Hitung > F
tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima
Keterangan:
Hipotesa
Ho: 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3
H1: 𝜇1 ≠ 𝜇2 ≠ 𝜇3
Lalu dengan cara yang sama dengan anova 1 arah, dicari nilai F
tabel 1, F tabel 2, dan F tabel 3.
Sumber
ragam Db FK JKT JK KT F hitung F tabel
dbv dbu JKA JKD KTV KTU
Variasi 2 12 1768853 1578575,951 1768706 190130 95065,1 147392 0,64498 3,2594463
n 5
v 3
Hipotesa
Ho: µ1 = µ2 = µ3
H1: µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Kesimpulan
F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga variasi bukaan berpengaruh terhadap keseragaman benih yang keluar dari tube
Keterangan:
Ho=variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih setiap seed tube
H1=variasi bukaan mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada setiap seed tube
4.1.2 Anova dua arah
2
ΣTij total 3825119 1/3 54219
ΣTijk2 2/3 86413
1 175555
total 316187
Sumber variasi db Jml kuadrat kuadrat rata-rata F rerata hitung F tabel
SMD 2 508400,24 254200,12 1,07 6,94
Keseragaman 4 952271,02 238067,75 3,75 3,84
Interaksi 8 1783330 222916,25
235,39 2,04
Sesatan 90 958852,67 10653,92
ΣTi2 9323595
u (jumlah ulangan) 5
v (variasi) 3
n 7
C 952380,95
SMD baris 7
SMD percobaan 5
JK 636193,95
Hipotesa
Ho µ1 = µ2 = µ3
H1 µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Kesimpulan
SMD vs Keseragaman
Fhitung < Ftabel, maka H1 ditolak, sehingga perlakuan variasi bukaan dan keseragaman jumlah total benih keluar dari tube tidak berpengaruh satu sama lain
Keseragaman vs Interaksi
Fhitung < Ftabel, maka H1 ditolak, sehingga perlakuan variasi ulangan dan keseragaman jumlah total benih keluar dari tube tidak berpengaruh satu sama lain
Interaksi vs Sesatan
Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima, sehingga tidak ada interaksi variasi bukaan dan ulangan dengan benih yang keluar dari tube
SMD 2/3
X 2/3 4,71
N 2/3 7651,50 7,6515015 kg/ha
SMD 3/3
X 3/3 6,39
N 3/3 10379,87 10,379872 kg/ha
4.3 Pembahasan
Alat dan mesin penanam seeder memiliki bagian-bagian seperti Seed matering
devices (SMD) yang berfungsi sebagai pembagi benih dalam jumlah tertentu dengan
persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanaman, lalu tabung penyalur(seed tube)
yang berfungsi sebagai penyalur benih dari tabung benih ke alur yang dibuat, alat
pembuat alur berfungsi sebagai pembuka alur dalam tanah tempat biji akan di tanam,
dan ada penyetelan untuk mengatur seeding rate sesuai dengan yang diperhitungkan.
Alat dan mesin rice transplanter memiliki bagian-bagian seperti seeding box untuk
tempat peletakkan benih, gear box untuk tempat gear dan pelindung gear dari material
asing, tuas kopling utama untuk mengoperasikan dan mengatur kecepatan, tuas hidrolik
untuk mengatur ketinggian dari mesin dan kedalaman penanaman, planting pinset untuk
alat pengambilan dan penanaman bibit, tuas persneling untuk mengatur pergerakan
mesin maju atau mundur, gear to gear untuk menyalurkan dan menahan gerakan, dan
levelling board untuk pelampung agar mesin tidak tenggelam saat air di lahan terlalu
banyak.
Alat dan mesin seeder merupakan jenis mesin penanam dril seeding yang jenis alat
pengeluaran benihnya horizontal feed dengan tabung penyalur spiral, di ikuti dengan
alat pembuat alur disk dan penutup dragchain. Lebar kerja dari alat ini adalah 280
dengan jarak tanam 28 dengan jenis tanaman biji-bijian.
Cara pengaplikasian seeder dengan cara menyiapkan tabung penampung benih dan
isi dengan benih yang akan di tanam, ketika seeder dijalankan roda depan pada seeder
atau alur pembuka akan mengangkat tanah sehingga benih dapat dimasukkan kedalam
tanah, kemudian roda kecil yang ada pada seeder akan menutup benih dengan tanah
dan tanah diratakan oleh roda belakang.
Penggunaan rice transplanter menyiapkan dapog yang sudah ada bibit padi,
kemudian menjalankan mesin dengan menurunkan tuas persnelling lalu dapat mengatur
kecepatan nya dengan tuas kopling utama, dan mengatur ketinggiannya dengan tuas
hidrolik, lalu turunkan tuas planting pinset untuk mulai menanam.
Jenis lainnya adalah Mesin Tanam Padi Jajar Legowo Tipe Riding dan Robot Tanam
padi dengan sistem kendali jarak jauh (remote). Mesin ini telah mengaplikasikan
Internet of Thing (IoT) melalui GPS mampu bekerja secara mandiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat simpulkan bahwa kita dapat mempelajari dan
memahami cara penggunaan alat dan mesin seeder dan rice transplanter, dapat
mengetahui spesifikasi dan fungsi dari setiap bagian dari seeder dan transplanter.
5.2 Saran
Tidak ada saran, praktikum berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah, T.1991. Analisis Biaya dan Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian dalam Suatu
Usahatani. Dalam Kumpulan Materi Latihan Peningkatan Keterampilan Pelaksanaan Pe
nelitian Pengembangan Sistem Usahatani. Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang S
urut dan Rawa (SWAMP-Il)
Ananto, E.E., Ahmad, D.R., Alihamsyah, Trip. 1997. Alat Tanam Padi Tebar Langsung Tipe
Drum. Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP. Badan Penelit
ian dan Pengembangan Pertanian
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.2015. Mesin Penanam Biji-Bijian (Grains S
eeder).Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. SerpongTangerang-Banten.
Kadirman. 2017. Mengoperasikan Alat Mesin Budidaya Tanaman,Pemeliharaan Tanaman, D
an Pasca Panen. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru D
an Tenaga Kependidikan.
Purwadi, T. 1999. Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Ma
da; Jogjakarta.
Umar, S., Hidayat, A.R., Pangaribuan, S.2017. Pengujian Mesin Tanam Padi Sistim Jajar Leg
owo (Jarwo Transplanter) Di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Teknik Pertanian Lamp
ung
REVIEW JURNAL
Abstrak
Pengantar
Pembahasan
Simpulan
Kekuatan P
enelitian
Kelemahan
Penelitian