1. TUJUAN
1. Untuk mengenalkan peralatan mekanis yang digunakan sebagai alat tanam
beberapa biji-bijian
2. Untuk mengetahui karakteristik serta menghitung efisiensi alat tanam
3. Untuk memprediksi biji yang dibutuhkan untuk penanaman suatu lahan
2. DASAR TEORI
a. Pengertian Penanaman (2 Sitasi)
Penanaman adalah kegiatan yang dilakukan oleh petani saat awal budidaya.
Penanaman juga merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada
kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanam didalam
tanah (Aini dan Ichwan, 2017). Penanaman merupakan kegiatan awal yang dilakukan
untuk mealukan produksi. Penanaman merupakan usaha penempatan benih padi atau biji
didalam tanah pada Kedalaman tertentu atau menyebarkan benih diatas permukaan tanah
atau didalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan Perkecambahan serta
pertumbuhan biji yang baik.Penanaman benih dapat dilakukan dengan menggunakan
tangan saja atau dengan alat bantu sederhana seperti tugal (Budiman & Hidayat, 2015).
Perkecambahan ini merupakan permulaan tanaman yang nantinya akan dipanen.
b. Pengertian dan prinsip dasar kerja Alat dan Mesin Penanam (2 sitasi)
Alat penanaman merupakan suatu alat yang digunakan untuk menempatkan benih
tanaman yaitu biji-bijian, bibit, batang atau sebagian tubuh tanaman lain diatas atau
dibawah permukaan tanah (Iskandar et al., 2017). Alat penanaman didesain memiliki
fungsi untuk mempercepat proses penanaman dan mempermudah serta tidak memakan
waktu yang lama. alat dan mesin pertanian merupakan suatu kebutuhan utama dalam
sektor pertanian. Hal ini disebabkan karena alat dan mesin pertanian berfungsi untuk
mengatasi kekurangan tenaga kerja manusia yang semakin langka, meningkatkan efisiensi
usaha tani melalui penghematan tenaga, waktu, dan biaya produksi serta menyelamatkan
hasil dan meningkatkan mutu pertanian (Umar et al. 2017). Melalui penggunaan alat dan
mesin penanaman.
c. Jelaskan 2 perbedaan mendasar penggolongan mesin tanam (untuk Benih dan Bibit) (1 sitasi)
Perbedaan mendasar antara alat dan mesin dapat dibedakan dari hal yang umum.
Kebanyakan mesin memiliki poros sedangkan alat tidak, yang dimana hal ini
mengakibatkan mesin dapat bergerak dengan tenaga manusia maupun otomatis. Mesin
penanam juga memiliki beberapa keunggulan seperti alat yang mudah digunakan,
penggunaan yang praktis yang dapat menanam/memindahkan tanaman dengan mudah,
dan masih banyak lagi (Mardiana et al., 2021).
- Jelaskan definisi dan prinsip kerja dari alat tanam transplanter (2 sitasi)
Transplanter merupakan alat tanam padi yang digunakan pada areal sawah dengan
kondisi lahan yang sudah siap ditanami untuk penanaman bibit padi yang sudahd isemai
dengan umur bibit sekitar 15 hari atau dengan bibit pada ketinggian tertentu (Umar et al.
2017). Transplanter dapat beroperasi pada sawah yang memiliki kedalaman lumpur
Kurang dari 40 cm karena dilengkapi dengan alat pelampung. Mesin ini bekerja dengan
Cara menancapkan bibit padi pada lahan penanaman menggunakan garpu penanam.
Garpu penanam (picker) akan menancapkan bibit secara teratur sesuai dengan gerak
Jalan roda mesin dan akan menancapkan pada satu titik tanam. Mesin ini dioperasikan
Oleh seorang operator dan seorang asisten. Satu unit mesin ini sudah setara dengan 20
Tenaga kerja untuk menanam, sehingga lebih efisien dan menghemat tenaga (Umar dan
Sulha, 2017).
- Sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kekurangan Transplanter (2 sitasi)
Transplanter memiliki kelebihan diantaranya yaitu kapasitas tanam yang tinggi, jarak
tanam dan tingkat kedalaman dapat diatur, penanaman dilakukan denagn akurat, jarak dan
kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat merata dan optimal (Umar et al.,
2017). Walaupun memiliki banyak kelebihan, transplenter juga memiliki kekurangan, yaitu
lebar antar barisannya tidak dapat diubah, tidak bisa dioperasikan pada sawah dengan
kedalaman lebih dari 40 cm, bibit yang digunakan memiliki persyaratan khusus, perlunya
alat angkut untuk membawa alat dari sawah ke tempat lain, dan harganya yang relatif
mahal sehingga tidak terjangkau bagi petani. Menurut Supriadi dan Muqwim (2018), bahwa
transplanter memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan transplanter yaitu penanaman
yang dilakukan efisien dan bisa tepat waktu, cukup mudah dioperasikan, dan jarak tanam
bisa diatur. Sedangkan untuk kekurangan transplanter yaitu harga dari transplanter yang
relatif mahal, banyak petani yang belum terbiasa dengan pengoperasian transplanter, dan
kurang sesuai untuk sawah yang berukuran kecil.
- Definisi dan prinsip kerja dari alat tanam Rotary job plant
Rotary job planter merupakan alat tanam biji-bijian semi mekanis tipe dorong denga
sistem injeksi bergulir. Penggunaan alat ini dalam proses penanaman benih lebih efektif
karena pengoperasian alat ini cukup di dorong dan benih akan keluar dengan sendirinya
(Junda, 2022). Prinsip kerja alat ini adalah dengan memasukkan benih ke dalam hopper
atau bagian atas mesin, menggunakan mekanisme pengumpanan untuk mengatur aliran
benih ke unit penanaman, penanaman yang dilengkapi dengan piringan atau drum
berputar yang memegang benih dan melepaskannya secara teratur ke dalam tanah
(Candra Saputra et al., 2022). Prinsip kerja alat ini sangat membantu petani dalam
menentukan jarak tanam.
- Sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kekurangan Rotary job planter (2 sitasi)
Ada beberapa kelebihan rotary job planter seperti membuat waktu lebih efisien
sehingga mengurangi waktu dan tenaga yang diperlukan, mesin ini juga dapat menanam
benih dengan presisi yang tinggi dan memastikan jarak dan kedalaman tanam konsisten,
mesin ini juga dapat mengurangi pemborosan benih dengan pengaturan yang tepat
(Tatiane Machado, 2017). Kekurangan mesin ini adalah biaya awal yang tinggi mesin ini
umumnya memerlukan investasi awal yang signifikan, jika ingin menggunakan mesin ini
juga memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang teknologi pertanian
modern, mesin ini jugua cenderung memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang teratur
agar tetap berfungsi dengan baik, selain itu mesin ini juga tidak dapat digunakan secara
efisien di daerah atau lahan yang curam atau berbatu dan pada lahan yang terlalu basah
atau yang terlalu kering (Rahman, 2022). Para petani perlu mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari rotary job planter sebagai bahan pertimbangan untuk keperluan pada
lahanya.
-
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam dilaksanakan Pada Hari Rabu, 20
Maret 2024. Waktu pelaksanaan mulai pukul 15.25 hingga 16.00 WIB. Lokasi praktikum
berlangsung di Laboraturium Daya dan Mesin Pertanian yang terletak di Gedung F lantai
1, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.
Kontrol dinyalakan bersamaan dengan stopwatch hingga biji dan pasir berada di ujung
konveyer
- Gambar Tangan
- Gambar Literatur
Berdasarkan data hasil praktikum pada percobaan seed table dengan metering
device 16 mm dan 13 mm, didapatkan perbedaan terhadap besaran jarak tanam dan
jumlah biji yang keluar pada masing-masing percobaan. Pada metering device 13 mm, biji
yang keluar rata-rata jumlahnya 1-2 biji baik pada ulangan 1 dan ulangan 2. Untuk
mendapatkan nilai jarak tanam, caranya dengan mengukur masing-masing jarak dari
tempat biji jatuh. Pada ulangan 1, jarak tanam terpendek adalah 0 cm dan jarak tanam
terpanjangnya adalah 33 cm. sedangkan pada ulangan 2, jarak tanam terpendek adalah 0
cm dan jarak tanam terpanjangnya adalah 20 cm. Waktu rata-rata
didapatkan rata-rata waktu ulangan 1 dan ulangan 2 yaitu 25,245 detik.
Pada percobaan dengan metering device 16 mm, jumlah biji yang keluar rata-rata
jumlahnya 1-3 biji baik pada ulangan 1 dan ulangan 2. Jarak tanam terpendek pada
ulangan 1 adalah 0 cm dan jarak tanam terpanjangnya adalah 63,5 cm dan pada ulangan
2 jarak terpendeknya adalah 0 cm dan jarak terpanjangnya adalah 32,5. Jarak tanam
terpanjang pada ulangan 1 adalah 63,5 cm dengan jumlah biji 2 dan pada ulangan 2
sebesar 32,5 cm dengan jumlah biji 2. maka didapatkan rata-rata waktu pada ulangan 1
dan ulangan 2 yaitu 24,66 detik.
h=
( s
x ) =
( 0,17955 m ) 34,363
6 ,17 m
= =5,569 lubang
s 6 ,17 m 6 , 17
d. Panjang Alur Lahan Total
h=
( s
x ) =
( 0,1673 m ) 36,879
6 ,17 m
= =5,977 lubang
s 6 ,17 m 6 , 17
d. Panjang Alur Lahan Total
e. Grafik
2.5
2
Jumlah Biji
1.5
0.5
0 15 .5 .5 .5 .5 19 21 16 .5 .5 17 29 .5
15 16 16 14 12 18 32
Jarak Tanam
2.5
Jumlah Biji
1.5
0.5
0 18 17 16 18 14 17 16 16 18 16 17 18 16 17 17 15 16 17 16 18 15 20 15 17 17 16 15 17 17 18 15 17
Jarak Tanam
g. Hubungan Antara Diameter Metering Device Terhadap Jumlah Biji yang Keluar Dibandingkan
Dengan Literature (2 Sitasi)
Hubungannya apabila biji yang dikeluarkan memiliki ukuran yang lebih kecil
daripada ukuran metering devicenya maka biji yang keluar akan semakin banyak begitu
pun sebaliknya, apabila biji memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan metering
device maka biji sulit untuk keluar. Menurut Ahmad (2015) yang mengatakan semakin
besar ukuran diameter maka jumlah biji yang keluar akan semakin banyak. Sedangkan
menurut Mu’minin (2018) metering device dirancang untuk mengatur jumlah benih yang
akan jatuh pada lubang tanam serta jarak tanam yang seragam untuk memaksimalkan
pembudidayaan tanaman. Ukuran diameter metering device juga dapat mempengaruhi
jumlah biji yang keluar. Kecuali ada masalah pada mesin yang digunakan.
h. Hubungan antara rpm terhadap jarak tanam, waktu, dan jumlah biji yang keluar (minimal
1 sitasi)
Jika rpm di percepat makan akan berpengaruh terhadap kinerja mesin yang nantinya
memengaruhi hasil keluaranya. Dengan meningkatnya kerja mesin maka waktu yang
diperlukan pun sedikit tetapi tidak memengaruhi jumlah biji yang dikeluarkan. Hal ini
didukung dengan pendapat Suhendrata (2014) bahwa penambahan kecepatan rpm, yang
lebih cepat dapat mempercepat waktu untuk pengeluaran biji di dalam mulut mekanis
namun tidak akan memengaruhi jumlah biji yang keluar.
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adlah penanaman merupakan
usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau
menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau menanamkannya di dalam tanah.
Penggunaan alat dan mesin tanam dapat mempermudah penanaman dan menjadikannya
lebih efektif serta efisien. Jarak tanam juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman karena jika pada jarak tanam nya sempit maka tanaman akan bersaing dalam
mendapatkan unsur hara dan juga cahaya begitu juga sebaliknya, Dan pada jarak tanam
yang sesuai, tanaman akan lebih mudah mendapatkan nutrisi karena mendapatkan serapan
cahaya matahari dan kelembaban tanah yang proporsional sehingga energi untuk
pertumbuhan generative dan juga vegetative-nya besar dan mendapatkan hasil produksi
yang maksimal.
b. Saran
Ahmad, A.R., 2015. Desain Dan Kinerja Roda Penggerak Matering Device Mesin
Penanaman Kedelai. Fakultas Teknologi Pertanian Bogor. IPB.
Aini, F.N Dan Ichwan, M.Y. 2017. Mesin Penanam Dan Alat Penanam Tradisional. Gresik:
Universitas Muhammadiyah.
Budiman, D. A., Dan Hidayat, M. 2015. Evaluasi Kinerja Mesin Tanam Benih Padi Untuk
Lahan Sawah. In Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi
Pertanian.
Candra Saputra, R., Aldio, R. Z., Anwar, I., Hastuti, K., Rahman, J., & Saragih, S. A.
(2022). Modifikasi Dan Evaluasi Performa Dari Mesin Penyemai Benih Sayur,
Seeder. Journal Of Renewable Energy And Mechanics, 5(1): 44–51.
Https://Doi.Org/10.25299/Rem.2022.Vol5.No01.5641
Erwin, S., Ramli, Adrianton. 2015. Pengaruh Berbagai Jarak Tanam Pada Pertumbuhan
Dan Produksi Kubis (Brassica Oleracea L.) Di Dataran Menengah Desa Bobo
Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. J. Agrotekbis 3 (4) : 491-497.
Iskandar, M., Syafriandi., Dan Mustaqimah. 2017. Desain Dan Pengujian Alat Tanam
Benih Jagung. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah, 2(1): 314-319.
Junda, R. (2022). Uji Kinerja Alat Tanam Semi Mekanis Biji-Bijian (Seeder) Model Ky 12R
Untuk Budidaya Tanaman Jagung. Universitas Hasanuddin, 4, 1–23.
Kartika, T. 2018. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung
(Zea Mays L) Non Hibrida Di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu (ATP). Jurnal
Ilmiah Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,15 (2). DOI
10.31851/Sainmatika.V15i2.2378.
Mardiana, A., Rusnandi, E., & Susanti, D. (2021). Implementasi Alat Bantu Pertanian Man-
Tools Knm Desa Tejamulya Universitas Majalengka. BERNAS: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(4), 997–1001. Https://Doi.Org/10.31949/Jb.V2i4.1617
Mu'minin, M.A., Caronge, M.W., & Kadirman, K., 2018. Modifikasi Alat Tanam Tipe
Dorong Untuk Memaksimalkan Pembudidayaan Wortel (Daucus Carrota). Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian, 4(2): 21-26.
Novikov, A., Ersson, B.T., Malyshev, V.V., Petrishchev, E.P., & Ilunina, A.A. (2020).
Mechanization Of Coniferous Seeds Grading In Russia: A Selected Literature
Analysis. IOP Conference Series: Earth And Environmental Science, 595.
Siswanto, E. 2015. Modul Diklat Pkb Guru Alat Mesin Pertanian: Alat Mesin Budidaya
Tanaman. Cianjur : Pusat Pengembangan Penataran Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Pertanian.
Suhendrata, T., 2014. Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi Dalam
Rangka Mengatasi Kelangkaan Tenaga Kerja Tanam Bibit Padi. Sepa, 10(1): 1-
97.
Tatiane Machado. (2017). Mesin Penanam Dan Alat Penanam. 549(14111004): 40–42.
Umar, S Dan Sulha, P. 2017. Evaluasi Penggunaan Mesin Tanam Bibit Padi (Rice
Transplanter) Sistem Jajar Legowo Di Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung, 6(2): 105-114.
Umar, S., A.R. Hidayat., Dan Sulha, P. 2017. Pengujian Mesin Tanam Padi Sistim Jajar
Legowo (Jarwo Transplanter) Di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung, 6(1): 63-72.