(HIJAU)
R=0 G=153 B=0
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANISASI PERTANIAN
“IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM”
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
MATERI
IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM
1. TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan praktikum mekanisasi pertanian ini yaitu untuk
memperkenalkan peralatan mekanis yang dimanfaatkan sebagai alat tanam dari
beberapa biji-bijian, karakteristiknya, perhitungan efisiensi alat tersebut, dan prediksi
jumlah biji yang dibutuhkan saat penanaman di sebuah lahan.
2. DASAR TEORI
a. Pengertian Penanaman (2 Sitasi)
c. Sebutkan dan Jelaskan Jenis Alat Tanam berdasarkan Sumber Tenaga Penggerak
(2 Sitasi)
- Sumber Tenaga Manusia
Alat ini dapat dikatakan masih lebih tradisional. Namun dengan kondisi lahan di
Indonesia yang mayoritas berukuran sempit, alat ini masih terbilang cukup membantu.
Alat ini juga cenderung lebih murah bagi perekonomian petani di Indonesia yang
masih sangat rendah. Alat tanam yang memanfaatkan tenaga manusia dapat
dibedakan menjadi dua yaitu alat penanam semi mekanis dan alat penanam
tradisional. Alat penanam tradisional merupakan alat yang sering disebut tugal
(Iskandar et al., 2017). Penanam biji jagung dengan sistem doorng memiliki 4 fungsi
sekaligus, sebagai pembuat lubang pada tanah, penabur biji, penutup lubang, dan
pengatur jarak maupun lebar tanam. Alat ini juga dilengkapi dengan roda berukuran
kecil yang memudahkan alat beroperasi di atas pematang saat di dorong (Ansar et
al., 2020)
- Sumber Tenaga Traktor
Meski masih membutuhkan sedikit tenaga manusia, alat ini jauh lebih
memudahkan urusan petani. Alat tanam yang dimanfaatkan tenaga traktor tangan
termasuk mesin serba guna karena mampu dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak
bagi alat-alat lain seperti gandengan (trailer), alat prosesing, pompa air, dan lain
sebagainya (Pangalila et al., 2020). Traktor juga dapat dimanfaatkan sebagai tenaga
penggerak yang menghasilkan pengaturan kedalaman tanam, jalur tanam yang lurus,
dan meminimalisir waktu belok (Hidayat dan Budiman, 2015).
Jarak tanam dapat menjadi salah satu tumpuan dasar dalam penentuan jumlah
dari sebuah produksi pada tanaman. Jarak tanam dapat disesuaikan dengan
karakteristik tumbuh tanaman yang akan di budidayakan atau dapat pula disesuaikan
dengan kebutuhan produksi. Jarak tanam yang maksimal dan efisien akan
meningkatkan keuntungan. Keuntungan tersebut dapat dicapai dari pupuk yang
terserap maksimal, ukuran buah atau sayur yang seragam, dan terpenuhinya target
jumlah produksi sesuai pesanan distributor atau konsumen.
Pengaruh jarak tanam pada pertumbuhan tanaman ditemukan berbeda-beda
tergantung dengan jenis dan kebutuhan tanamn. Bahkan ditemukan pula jarak tanam
tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara signifikan. Pada pengamatan yang
dilakukan Himma dan Purwoko (2013), jarak tanam tidak mempengaruhi bobot panen
per petak maupun per tanaman dan pertumbuhan vegetative pada tanaman kemangi
dan tanaman katuk. Sedangkan jarak tanam berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif
pada tanaman kenikir yaitu pertumbuhan jumlah cabang dan jumlah daun,
meningkatkan bobot panen per tanaman maupun per petak. Pada pengamatan
Febriyono et al. (2017), jarak tanam meningkatkan hasil berat segar akar dan indeks
panen pada beberapa penanaman. Hal itu menunjukkan bahwa kebutuhan dari
tanaman di temukan berbeda-beda. Oleh sebab itu, sebelum menanam komoditas
tertentu akan lebih baik jika melakukan reset mendalam dan terkhusus pada komoditas
tersebut
e. Definisi Transplanter dan Jelaskan Prinsip Kerja Alat tanam Transplanter (2 sitasi)
Jarwo transplanter merupakan alat atau mesin tanam pada tanaman padi yang
menggunakan jajar legowo 2 : 1 sebagai sistem tanamnya, dimana hal itu terbuti dapat
menghemat waktu tanam hingga 10 kali lebih cepat dan efisien karena hanya
membutuhkan tenaga 2 – 3 orang dengan selang waktu 5 – 6 jam kerja (Hertanto et al.,
2016). Rice transplanter ialah jenis dari mesin penanam padi yang difungsikan sebagai
penanam bibit padi yang sudah disemai pada tempat dan umur tertentu. Pada tanah
sawah dengan kondisi siap tanam, mesin dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat
pengapung agar sesuai dengan lahan berlumpur (puddle) (Suharno et al., 2017).
Mesin transplanter memiliki mekanisme kerja sumber tenaga yang berasal dari
motor bensin. Energi yang didapatkan dari engine dimanfaatkan untuk menggerakkan
poros melalui kopel, putaran yang dihasilkan lalu dihubungkan ke dua macam gear.
Gear yang bergerak kanan kiri untuk menjalankan papan benih dan gear yang
Rice transplanter adalah mesin tanam pindah bibit padi yang menghasilkan
keuntungan bagi para petani seperti menghemat waktu, tenaga, dan meningkatkan
efisiensi produksi karena biaya tanam yang murah (Setiawan dan Afrizal, 2019).
Menurut Jajuli (2018), mesin ini juga bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas
tanam, jarak tanam dalam barisan dapat diatur, jumlah tanaman dalam satu lubang
berkisar 2-4 tanaman, dan jarak serta kedalam yang seragam.
Mesin rice transplanter juga mempunyai kekurangan yaitu mesin ini sulit untuk
digunakan pada lahan pegunungan (berbukit) (Setiawan dan Afrizal, 2019). Sedangkan
menurut Jajuli (2018), kelemahan yang ada pada mesin ini yaitu jarak antar barisan
tidak dapat diubah, tidak dapat dioperasionalkan pada kedalaman sawah lebih dari 40
cm, diperlukan alat angkut untuk membawa mesin ke sawah atau ke tempat lain, peerlu
bibit dengan persyaratan khusus, dan harga relatif mahal.
- Seed Table
e. Grafik
h. Jika RPM dipercepat apa yang akan terjadi terhadap jarak, waktu, dan jumlah biji yang
keluar? (Minimal 1 sitasi)
b. Saran
Ansar, A., Sukmawaty, S., Sabani, R., & Murad, M. 2020. Penerapan Alat
Tanam Biji Jagung Sistem Dorong di Desa Gumantar Kabupaten
Lombok Utara-NTB. Jurnal Ilmiah Abdi Mas TPB Unram, 2(2), 34-35.
Audah, S., Rahma, R. E., Bakti, A., & Darma, R. 2017. Rancang Bangun Alat
Penanam Benih Kacang Tanah. Inotera, 2(2), 22-25.
Febriyono, R., Susilowati, Y. E., & Suprapto, A. 2017. Peningkatan hasil tanaman
kangkungdarat (Ipomoea reptans, l.) melalui perlakuan jarak tanam dan
jumlah tanaman perlubang. Vigor: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan
Subtropika, 2(1), 22-27.
Hertanto, D., Fadwiwati, A. Y., Hipi, A., & Anasiru, R. 2019. Persepsi petani
terhadap teknologi alat tanam padi jarwo transplanter dalam mendukung
swasembada pangan. AGROVITAL: Jurnal Ilmu Pertanian, 4(2), 38-46.
Hidayat, M., dan Budiman, D. A. 2015. Pengujian Dan Evaluasi Alat Penanam
Jagung Dan Kedelai Sistem Injeksi Pada Lahan Tanpa Olah Tanah. In
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian, 424-
429
Himma, F., & Purwoko, B. S. 2013. Pengaruh jarak tanam terhadap produksi
tiga sayuranindigenous. Jurnal Hortikultura Indonesia, 4(1), 26-33.
Iskandar, M., Mustaqimah, M., & Syafriandi, S. 2017. Desain dan Pengujian Alat
Tanam Benih Jagung. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 2(1), 314-319.
1. Bukti Sitasi