Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN
“ PENGENALAN DASAR KULTIVATOR DAN
KESELAMATAN KERJA KULTIVATOR”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Mekanisasi Pertanian

Disusun oleh :
Nama : Elza Yulidasari
NIM : 4442220139
Kelas : III B

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki banyak pulau yang
tersebar di beberapa wilayah, diantaranya adalah pulau yang terletak di daerah
khatulistiwa dan termasuk kedalam wilayah yang memiliki lahan pertanian luas.
Sehingga wilayah Indonesia membutuhkan tenaga yang bisa membantu dalam
kerja nya, dengan berkembangnya dunia pertanian ini mulai banyak inovasi
terbarukan guna membantu jalan nya kerja para petani contohnya seperti
Cultivator.
Kultivator adalah alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk pengolahan
tanah sekunder. Kultivator bekerja dengan menggunakan gigi yang sedikit
menancap ke dalam tanah sambil ditarik dengan sumber tenaga penggerak,
umumnya traktor.
Ilmu yang mempelajari terkait mesin-mesin dalam bidang pertanian adalah
mekanisasi pertanian, mekanisasi pertanian sendiri memiliki arti modernisasi dari
ilmu dan teknologi pertanian dalam pengelolaan, pengendalian dan pemprosesan
hasil pertanian. Pengggunaan mesin di bidang pertanian dapat menggantikan
tenaga manusia dan hewan dalam mencapai efisiensi waktu dan produktivitas
usaha tani agar dapat memberikan peningkatan mutu, nilai, dan pemeberdayaan
petani.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Mekanisasi Pertanian acara ke-4 ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian utama dari cultivator dan


mengetahui fungsi dari bagian-bagian utama kultivator tersebut.
2. Mahasiswa mengetahui cara pemeliharaan dan perbaikan
kultivator.

1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengtahui bagian kultivator serta fungsi bagian dari
kultivator dan mengetahui cara perbaikan kultivator.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mekanisasi Pertanian

Mekanisasi pertanian secara etimologi memiliki arti sebagai perubahan


teknologi menggunakan sumber daya non-manusia dalam melakukan kegiatan
dibidang pertanian. Mekanisasi pertanian erat dengan pembukaan lahan,
penanaman, pemeliharaan, dan penggilingan, dan pemanenan yang memiliki peran
sebagai bentuk dari penggunaan mesin sebagai alternative dari hewan dan manusia
(Amrullah, E dan A Pullaia, 2019).
Mekanisasi pertanian disebut sebagai sistem sosio-teknis karena mekanisasi
pertanian tidak dapat didekati hanya dari segi teknis, tetapi mencakup interaksi
sosial dengan teknis. Pelaksanaan pengembangan mekanisasi pertanian di
Indonesia juga dipengaruhi perkembangan pembangunan ekonomi. Sebab, akan
menciptakan bentuk dan tujuan kebijakan pemerintah yang akan diambil, terutama
terkait kemajuan pertanian. Keterkaitan antara faktor lingkungan strategis dengan
subsistem-subsistem dalam suatu sistem mekanisasi pertanian (Sulaiman dkk,
2018).
Penerapan mekanisasi pertanian yang mampu meningkatkan efisiensi,
efektivitas dan menurunkan kehilangan hasil berdampak terhadap peningkatan
produktivitas dan kinerja usaha tani dapat dikategorikan sebagai teknologi utama.
Pentingnya efisiensi waktu dan efektivitas kegiatan dalam usaha tani sangat
disadari manfaatnya. Apalagi adanya keterbatasan tenaga kerja dan terjadinya
gangguan bencana alam akibat pengaruh anomali iklim. Saat ini penerapan
mekanisasi pertanian sebagai komponen teknologi utama dalam usaha tani di
Indonesia masih tergolong rendah (Sulaiman dkk, 2018).

2.2 Kultivator
Kultivator adalah alat dan mesin pertanian yang berguna untuk mengolah
tanah sekunder. Kultivator mengaduk dan menghancurkan gumpalan tanah yang
besar, sebelum penanaman (untuk mengaerasi tanah) maupun setelah benih atau
bibit tertanan (untuk membunuh gulma). Berbeda dengan garu yang mengaduk
sebagian besar permukaan tanah, kultivator mengaduk tanah sebagian saja secara
2
hati-hati sehingga tidak mengganggu tanaman pertanian. Fungsi mesin cultivator
itu sendiri yaitu untuk mengaduk dan menghancurkan gumpalan tanah yang besar,
sebelum penanaman pada tanah yang keras maupun menggemburkan tanah
setelah benih atau bibit tertanam (Novarini dkk, 2021).
Alat penyiang mekanis seperti cultivator merupakan alat pengolah tanah untuk
pemeliharaan tanaman. Umumnya peralatan ini digunakan setelah kegiatan
penanaman dilakukan. Dalam artian luas alat penyiang mekanis seperti cultivator
ini dapat digunakan sebelum maupun sesudah tanam sebagai salah satu peralatan
pengolahan tanah. Salah satu fungsi utama alat ini juga sebagai pengendalian.
gulma, penyiangan yang dilakukan untuk mencabut gulam yang berada di sela-
sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah. Keuntungan
penyiangan dengan alat ini antara lain: ramah lingkungan, ekonomis, hemat
tenaga. meningkatkan kandungan udara dalam tanah. Penyiangan dengan
menggunakan tenaga manusia diperoleh sebesar 0,0277 Ha/jam, sedangkan
dengan menggunakan alat mekanis pertanian terbilang efektif dan efisien. Dari
segi waktu dihasilkan 0.8033 Ha/jam.
Kultivator dibuat dengan besi cor untuk menjamin kekuatan pada saat
mengolah berbagai jenis lahan. Dengan teknologi terkini berupa berbagai macam
implement tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengolahan berbagai jenis lahan,
dimulai dari pembajakan, pencacahan, penyiangan, hingga pembuatan gludan atau
bedengan dapat dilakukan dengan satu alat. Lebar dari kerja dan kecepatan putar
pada alat ini juga dapat diatur untuk menyesuaikan kebutuhan tanam sehingga
mengoptimalkan hasil pengolahan. Aspek terkahir yang sangat penting yaitu
keamanan dan kenyamanan dalam penggunaan alat. Cultivator dengan desai
ketinggian hand dan lebar yang dapat disesuaikan dengan operator. Tuas pada alat
ini pun terletak di lokasi yang mudah dijangkau oleh tangan operator, sehingga
sangat aman pada saat penggunaannya.

2.3 Pengoprasian mesin traktor dan keselamatan kerja

Kultivator bekerja dengan menggunakan gigi atau pisau yang sedikit


menancap ke tanah sambal ditarik dengan sumber tenaga penggerak. Kultivator
mengaduk dan menghancurkan gumpalan tanah yang besar sebelum penanaman
guna mengaerasi tanah maupun setelah benih atau bibit tertanam untuk membunuh

3
gulma. Dengan teknologi terkini berupa berbagai macam implement tersedia untuk
memenuhi kebutuhan pengolahan berbagai jenis lahan, dimulai dari pembajakan,
pencacahan, penyiangan, hingga pembuatan gludan atau bedengan dapat dilakukan
dengan satu alat (Rizza dkk, 2020).
Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalahsuatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.Pekerjaan dikatakan aman jika
apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut,resiko yang mungkin muncul dapat
dihindari. Pekejaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat
melakukan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek
perlindungantenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala
aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan
kepadasumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis
pekerjaantersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/
mesin/instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan
tersebutmaupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja
akanmencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi.Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan
untukmenciptakan ksenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.

4
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun Pelaksanaan praktikum “Pengenalan Dasar Kultivator dan


Keselamatan Kerja Kultivator” dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 November
2023, pukul 15.20 - 17.00 WIB yang bertempat di Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Karang Kitri, Banten.

3.2 Alat

Adapun peralatan yang digunakan :


1. Kultivator
2. Kamera/hp
3. Alat tulis

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada prakatikum acara kedua kali ini sebagai berikut:
1. Diperhatikan dengan seksama bagaimana cara menjalankan kultivator.
2. Digambar bagian-bagian utama dari kultivator tersebut, serta catatlah spesifikasinya.
3. Dipahami fungsi dan cara kerja dari bagian-bagian utama kultivator tersebut.
4. Diamati dan dicatat data implement kultivator yang dipergunakan.
5. Dibuat dalam bentuk laporan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Bagian-bagian kultivator
No Gambar Keterangan
1.
a. Handgripp
b. Handle hand
c. Controller
d. Stem handle hand
e. Pembajak
f. Gear box
g. G. Resistance bar
h. Main frame
Kultivator i. Blade rotaru (atau pisau)
j. Mesin
k. Knalpot
l. Rem
m. Pelindung depan

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang pengenalan dasar kultivator.
Pertama-tama asisten praktikum mengeluarkan kultivator dari gudang
penyimpanan. Menurut Novarini(2021), kultivator merupakan alat pertanian yang
digunakan untuk mengolah dan menghaluskan tanah, baik sebelum penanaman
maupun untuk penyiangan dan menggemburkan tanah setelah tanaman sudah
mulai tumbuh, dapat juga digunakan untuk membuat guludan atau bedengan.
Kultivator yang digunakan pada saat praktikum memiliki nama dengan Quick.

6
Berbeda dengan traktor tangan, kultivator memiliki ukuran yang lebih kecil dan
ringan digunakan. Sesuai dengan fungsinya yang dapat menggemburkan atau
mencacah tanah menjadi bagian kecil, alat pengolah tanah yang digunakan
memiliki bentuk seperti besi yang berbentuk lingkaran atau bisa disebut rotary.
Kerja kultivator yaitu sengan memutar dan mencacah tanah sehingga dapat
memudahkan proses pengolahan tanah sekaligus mengangkat gulma yang berada
di sekitar lahan. Untuk menyalakan mesin kultivator, tuas yang berada disamping
cukup ditarik dengan sekli tarikan hingga mesin menyala dan kultivator dapat
dijalankan dengan kendali pada kopling dan stang kemudi. Bagian-bagian penting
pada kultivator tidak jauh berbeda dengan traktor tangan, yaitu motor penggerak
(enginer), system transmisi, standart rotary, ridger, roda karet, roda besi, dan stang
kemudi.
Setelah melakukan pengolahan tanah, selanjutnya dapat melakukan
pengolahan tanah kedua dimana ketika menginginkan tanah yang lebih gembur
dapat dilakukan pengolahan tanah tahap 2 supaya tanah yang ingin digunakan
lebih gembur. Alat tambahan yang digunakan adalah kultivator. Seperti yang telah
di jelaskan kultivator dalam pertanian berfungsi untuk mengaduk dan
menghancurkan gumpalan tanah yang ukurannya masih besar setelah digembur
dengan tractor. Bagian-bagian utama yang berada pada mesin kultivator ini adalah
keran bahan bakar yang fungsinya untuk menghidupkan mesin dan harus on ketika
ingin digunakan karena kran ini merupakan koneksi antara tangka bahan bakar
dengan karburator. Knop choke merupakan bagian kultivator yang dapat dibuka
dan ditutup, ketika dalam posisi terbuka akan memperbanyak campuran bahan
bakar di dalam mesin sehingga mesin dalam keaadaan yang dingin. Saklar
berfungsi untuk mengontrol sistem pengapian. Gagang starter untuk
menghidupkan mesin secara recoil stater yaitu dengan mengekol mesin dan akan
hidup. Tuas throttle dapat mengontrol kecepatan mesinnya. Tidak hanya itu bagian
stangnya dapat diatur ketinggiannya sesuai dengan operator. Tuas kopling
dugunakan untuk menekan dan melepas bagian transmisi. Tuas transmisi memiliki
banyak pilihan. Batang penarik digunakan untuk mengontrol kedalaman tanah dan
dapat mengatasi kekerasan tanah. Hitch box adalah alat tambahan yang digunakan

7
untuk memeasang batang penarik. Hal ini dijelaskan juga oleh (Rahmawati, 2020)
yang mengatakan bahwa transmisi merupakan komponen yang dapat
emmindahkan pitaran dari motor penggerak ke bagian roda penyiangnya.

8
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum kali ini dapat dsimpulkan bahwa Mekanisasi
pertanian merupakan pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat
mekanis untuk mendukung setiap proses pertanian. kultivator adalah alat yang
digunakan untuk mengemburkan tanah supaya lebih halus lagi. Kultivator
digunakan pada saat pengolahan tanah kedua, dan biasanya lebih cocok digunakan
pada jenis tanah yang memiliki tekstur yang lumayan bagus. Untuk bagian
utamanya, berbeda dnegan tractor, kultivator memiliki singkal namun di gunakan
untuk menahan alatnya yang menghancurkan atau menggemburkan bagian
tanahnya adalah rodanya. Namun, bagian rodanya hanya dapat mengahnacurkan
tanah dengan kedalaman 20 cm saja.

5.2 Saran

Adapun saran dari praktikum yang telah dilakukan ini adalah supaya
mahasiswa lebih teliti dalam membedakan antara bagian-bagian utama setiap alat
sehingga tidak terjadi kekeliruan. Serta, mahasiswa juga dapat lebih mengetahui
bagaimana sistem pengoperasinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, E dan A Pullaila. 2019. Dampak Penggunaan Combine Hervester Terhadap


Kehilangan Hasil Panen Padi Di Provinsi Banten. Jurnal Agro Ekonomi. Vol.
37(2): 113-114.

Novarini, N., Susanto, S., Siregar, I., and Lasmana, S. 2021. Cultivator Untuk Kelompok
Tani Desa Muhajirin Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Aptekmas Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat. Vol. 4(4): 138-143.

Rizza, M.A., Ratna Monasari, Zakki Fuadi Emzain, dan Lisa Agustriyana. 2020.
Pertanian Tanaman Jagung dengan Alat Penyiang bagi Petani Jagung Desa
Pulungdowo Kabupaten Malang. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Indonesia. Vol. 1, No. 4.

Sulaiman, A., Herodian, S., Hendriadi, S., Jamal, E., Prabowo, A., Mulyantara, L.,
Budiharti, U., Syahyuti., dan Hoerudin. 2018. Revolusi Mekanisasi Pertanian
Indonesia. Jakarta: IAARD PRESS.

10

Anda mungkin juga menyukai