Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN

Oleh :
KELOMPOK III

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
ii

LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANISASI PERTANIAN

Oleh :
KELOMPOK III

Laporan ini telah diterima sebagai persyaratan yang


diperlukan dalam menempuh praktikum
Mekanisasi Pertanian
iii

Yogyakarta, 24 Desember 2021


Mengetahui
Dosen Pengampu, Asisten Praktikum,

Ir. Bambang Sriwijaya, M.P. Levina Tehas Fhate


iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Mekanisasi Pertanian ini dengan baik.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada
mata kuliah Praktikum Mekanisasi Pertanian Fakultas Agroindustri Program
Studi Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Bambang Sriwijaya, M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah
Praktikum Mekanisasi Pertanian.
2. Saudari Levina Tehas Fhate selaku Co. Ass Praktikum Mekanisasi
Pertanian.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Laporan yang telah kami susun ini jauh dari kata sempurnaan.Kami
memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan laporan ini.Untuk itu
kami mohon kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, 25 Desember 2021


Penyusun

Anggota Kelompok III


v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................................v

I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan.......................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
A. Identifikasi Alat dan Mesin Pertanian...........................................................3
B. Sample Driving..............................................................................................7
C. Membajak......................................................................................................7
D. Kapasitas Kerja Lapang.................................................................................8
III.METODE PRAKTIKUM...............................................................................11
A. Tempat dan Waktu Praktikum.....................................................................11
B. Pelaksanaan Praktikum................................................................................11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................14
A. Hasil.............................................................................................................14
B. Pembahasan.................................................................................................16
V. KESIMPULAN................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mekanisasi pertanian adalah aplikasi prinsip ilmu dan teknologi
pertanian dalam pengelolaan, pengendalian dan pemprosesan hasil
pertanian. Melibatkan penggunaan mesin pada keseluruhannya atau
sebagian untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan. Mekanisasi
tidak terbatas hanya kepada penggunaan traktor atau peralatan
bermotor saja tetapi juga melibatkan seluruh alat yang membantu
dalam menjalankan aktivitas pertanian. Alat dan mesin pertanian
memiliki berbagai peranan dalam usaha pertanian, antara lain
menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja,
antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun,
meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas
tanam dapat meningkat, meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan
keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin,
meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah
produktivitas kerja, mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan
oleh manusia, memberikan peran dalam pertumbuhan di sektor non
pertanian (Wijato, 2002).
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan
dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan
manusia.Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan
terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan
logam.Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai
ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan
dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor
secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin
pertanian. Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian
(agriculture mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi
2

pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses


produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi
tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian.
Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan
tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan
dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan
sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah
mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga
manusia, mengurangi kerusakan produksi pertanian, menurunkan
ongkos produksi, menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi,
meningkatkan taraf hidup petani, dan memungkinkan pertumbuhan
ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe
pertanian komersil (commercial farming).

B. Maksud dan Tujuan


Tujuan dari praktikum pengukuran kapasitas kerja lapang adalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui kinerja alat dan mesin pengolah
tanah secara mekanis.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat maupun mesin pertanian
dengan
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran kapasitas lapang
teoritis, kapasitas lapang efektif, slip roda pada pengolahan tanah
secara mekanis.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kemampuan kerja dari suatu alat
mesin pertanian.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi Alat dan Mesin Pertanian


Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan
penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk
melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis
tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan
oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan
sumber energy lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga
diartikan sebagai penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan,
mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi
pertanian.Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang
sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian.
Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi,
pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Penggunaan alat mekanisasi pertanian bertujuan untuk
meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan
dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu
membutuhkan alat mesin pertanian. Alat dan mesin (alsin) pertanian
dikelompokkan menjadi 2 yaitu alasin budidaya tanaman dan alsin
pengolahan hasil pertanian.Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang
diguanakan untuk produksi tanaman dan ternak.Sedangkan alsin
pengolahan hasil pertanian adalah alsin yang digunakan untuk
menangani atau mengolah hasil tanaman atau hasil ternak. Pada alsin
budidaya tanaman terdapat kelompok alsin pengolahan tanah, yaitu:
1. Traktor.
Traktor dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Traktor Roda 4
4

Traktor roda 4 adalah mesin budidaya gerak sendiri berupa


motor disel beroda empat (ban karet atau ditambah roda
sangkar yang terbuat dari baja) mempunyai tiga titik gandeng
yang berfungsi untuk menarik, menggerakkan mengangkat,
mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber
daya gerak. Traktor roda empat mempunyai kisaran daya motor
penggerak yang besar. Traktor yang biasa digunakan di
tanam/kebun mempunyai daya sekitar 11 kW (15 hp).Traktor
ini di pasaran biasa disebut traktor mini atau traktor
kebun.Traktor raksasa yang biasa digunakan di perkebunan
yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp).Namun
begitu, biasanya traktor roda empat yang biasa digunakan
mempunyai daya antara 30-60 kW (40-80 hp).Traktor roda
empat merupakan mesin yang berfungsi untuk penghela atau
penarik peralatan.
Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk
di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan
pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor
melalui perangkat yang disebut three hitch point atau
penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan
kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem
penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas penyambung
bagian atas).
b. Traktor Roda Dua (Hand Traktor)
Traktor roda 2 merupakan alat pengolah tanah utama saat
ini.Ini disebabkan tenaga kerja sudah sangat berkurang.Traktor
roda 2 digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama
sehingga siap untuk ditanami. Traktor roda 2 dilihat dari
penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe
yaitu tipe hitch dan tipe rotary. Pada tipe rotary apabila unit
rotarynya dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik
5

peralatan. Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah


bajak singkal, bajak parabola, garu, gelebek, dan ridger.
2. Bajak.
Bajak digunakan pada awal budidaya pertanian untuk persiapan
penanaman bibit atau tanaman.Beberapa jenis bajak yang sering
digunakan adalah bajak singkal, bajak piringan, dan bajak chisel.
a. Bajak Singkal
Bajak singkal adalah bajak yang sering digunakan oleh
petani di Indonesia dengan memanfaatkan tenaga hewan sapi
atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.Bajak singkal
dibedakan menjadi dua yaitu, bajak singkal satu arah dan bajak
singkal dua arah. Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak
singkal dimana saat pengolahan tanah akan membalik tanah
hanya pada satu arah. Sedangkan bajak singkal dua arah adalah
jenis bajak singkal dimana saat pelemparan tanah dapat diatur
dua arah, yaitu ke kanan dan ke kiri.Bagian-bagian bajak
singkal yang aktif mengolah tanah adalah pisau bajak, singkal,
dan penstabil bajak.

b. Bajak Piringan
Bajak piringan sama fungsinya dengan bajak singkal.
Perbedaannya terletak pada singkal yang diganti dengan
piringan. Bentuk piringan bulat seperti parabola. Bajak
piringan cocok digunakan pada tanah yang lengket, tidak
mengikis dan kering. Bajak piringan mempunyai kelemahan
diantaranya bekas pembajakan tidak bisa rata, hasil tanah
bajakan masih berbentuk bongkahan.
6

c. Bajak Rotary
Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan
diperoleh bongkah-bongkah yang masih cukup besar, biasanya
masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan
keadaan tanah yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan
bajak putar maka pengerjaan tanah dapat dilakukan sekali
tempuh.Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk
pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah.Kadang-kadang
bajak putar ini digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan
juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan.
Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat
diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup
kering atau basah sama sekali.

3. Garu
Penggunaan garu sebagai pengolah tanah jenis kedua, selain
bertujuan untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan
tanah hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun
tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan
meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan
7

menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan


tanah. Macam-macam garu yang digunakan untuk pengolahan
tanah kedua adalah garu piringan, garu bergigi paku, garu bergigi
per, dan garu untuk pekerjaan khusus.

B. Sample Driving
Alat-alat pertanian digunakan untuk bekerja di lapangan dengan
ditarik oleh traktor.Lajunya traktor sangat menentukan kinerja alat
yang digunakan untuk mengolah tanah atau pemeliharaan tanaman,
oleh karena itu mengemudikan traktor dengan baik dan benar sangat
diperlukan untuk menghasilkan pengolahan tanah atau pemeliharaan
tanaman yang baik dan benar. Kesalahan dalam mengemudikan traktor
akan berakibat buruk pada hasil pengolahan tanah atau pemeliharaan
tanaman, bahkan bisa merusak struktur tanah atau tanaman.

C. Membajak
Melakukan kegiatan membajak sawah sebenarnya memiliki makna
yang cukup dalam, dimana petani harus mengerti bahwa untuk
menghasilkan produksi yang baik, diperlukan media tanam yang
bagus. Benih yang unggul akan menjadi percuma jika lingkungannya
tidak mendukung. Pola pertanian sawah di Indonesia, khususnya jawa,
dimana pada sawah yang beririgasi hampir tiap tahun panen 3 kali
cukup menguras bahan-bahan organik yang terkandung dalam
tanah.hal ini berdampak pada semakin menurunnya kesuburan tanah
dengan ditandai tekstur tanah yang semakin keras dan tandus. Bahkan
di musim kemarau akan terlihat sekali tanah tersebut mengalami retak-
retak yang cukup besar. Kondisi ini diperparah dengan pemakaian
pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan.
Tujuan utama dari membajak adalah untuk membawa tanah bagian
dalam yang subur ke permukaan.Bajak biasanya ditarik oleh seekor
sapi.Walau demikian, di beberapa daerah di negara miskin dan
8

berkembang, bajak ditarik oleh kuda.Sedangkan, di negara-negara


maju, sudah dipergunakan mesin bajak bertenaga bahan bakar fosil.
Seorang teknisi yang baik dalam membajak akan menghasilkan
bajakan yang rata dan stabil, baik lebar bajakan maupun
kedalamannya. Supaya dapat menjadi teknisi yang baik perlu banyak
latihan, sehingga dengan sendirinya bisa merasakan dan akan
mengetahui bagaimana caranya menjalankan traktor dan menyetel alat
untuk memperoleh hasil bajakan yang baik.

D. Kapasitas Kerja Lapang


Dalam pengolahan tanah, kecepatan penggaarapan suatu lapang
dengan sebuah mesin merupakan salah satu pertimbangan menghitung
biaya pengerjaan dan efisiensi dalam pengolahan lahan. Dalam hal ini
ada beberapa istilah yang digunakan yaitu :
1. Kapasitas lapang teoritis
Kapasitas lapang teroris sebuah alat ialah kecepatan
penggarapan lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut
melakukan kerjanya memanfaatkan 100% waktunya. Pada
kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100% lebar kerja
teoritisnya.Waktu perhektar teoritis adalah waktu yang dibutuhkan
pada kapasitas lapang teoritis tersebut.
Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara
aktual melakukan fungsi kerjanya. Waktu kerja efektif perhektar
akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritis perhektar jika lebar
kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.
2. Kapasitas lapang efektif
Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan
yang aktuil yang digunakan suatu mesin didasarkan pada waktu
lapang total, dinyatakan dalam satuan kerja per satuan luas
(ha/jam).
9

Kapasitas Kerja Lapang Efektif dari suatu alat atau mesin


merupakan fungsi dari lebar kerja, persen lebar kerja yang aktuil,
kecepatan jalan dan jumlah waktu hilang selama bekerja.
Persen lebar kerja disebabkan oleh adanya overlapping yang
dipengaruhi oleh kecepatan kerja dan ketrampilan operator, serta
kondisi tanah.Kecepatan kerja maksimum dipengaruhi oleh macam
kerja, kondisi tanah dan besar daya yang dipakai.
Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar
kerja.Persentase lebar teoritis adalah yang secara aktual kecepatan
alat dan besarnya kehilangan waktu lapang selama
pengerjaan.Dengan alat-alat semacam garu, menyiang lapang,
pemotongan rumput dan pemanen secara praktis tidak mungkin
memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih.
3. Waktu hilang
Waktu hilang merupakan fariabel yang paling sulit dinilai
dalam hubungannya dengan kapasita kerja lapang.Waktu lapang
dapat hilang akibat penyetelan/ pembetulan atau pelumasan alat,
kerusakan, berbelok pada Ujong lapang, dsb. Dalam kaitannya
dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi lapang, Waktu hilang
tidak mencakup pemasangan atau perawatan harian alat, ataupun
waktu hilang akibat kerusakan berat. Waktu hilang hanya
mencakup waktu untuk perbaikan kecil dilapang.waktu untuk
pelumasan yang dibutuhkan diluar perawatan harian.
Waktu lapang total adalah jumlah dari waktu kerja efektif
(waktu selama alat atau mesin memenuhi fungsinya) ditambah
waktu hilang. Waktu yang digunakan untuk transport dari dan ke
lapangan tidak termasuk dalam perhitungan kapasitas dan efisiensi,
tetapi dihitung untuk penentuan ongkos kerja.
4. Efisiensi lapang
Efisiensi lapang yaitu perbandingan antara kapasitas lapang
efektif dengan kapasitas lapang teoritis dinyatakan dalam
10

persen.Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang


dilapang dan ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis
mesin.
5. Slip
Slip roda traktor merupakan selisih antara jarak tempuh traktor
saat dikenai bergandengan jarak tempuh traktor tanpa beban pada
putaran penggerak yang sama.
11

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum dilaksanakan di rumah masing-masing anggota pada
hari Jumat tanggal 24 Desember 2021.

B. Pelaksanaan Praktikum
1. Identifikasi Alat dan Mesin Pertanian
a. Alat dan bahan yang digunakan :
1) Alat tulis.
2) Traktor besar.
3) Hand traktor.
4) Peralatan Pertanian (bajak, garu, gelebeg, knapsacksprayer)
b. Cara Kerja :
1) Menyiapkan alat-alat dan mesin yang akan dilakukan
pengamatan dan identifikasi.
2) Menyiapkan alat – alat dan mesin mengenai pabrik
pembuatnya serta spesifikasi dan kondisinya, menggunakan
daftar isian yang sudah disediakan (formisisan terlampir).
3) Mengisi daftar isian yang berada di formulir dengan
lengkap baik data pengamatan maupun gambar alat-alat
mesin pertanian.
2. Simple Driving
a. Alat dan bahan yang digunakan :
1) Traktor tangan (Hand Tractor).
2) Lahan.
b. Cara Kerja :
1) Menyiapkan traktor dan lahan untuk latihan.
2) Mengenal bagian-bagian traktor yang akan digunakan.
12

3) Menghidupkan mesin traktor.


4) Menjalankan traktor dengan mengamati kinerja alat-alat
yang digunakan.
5) Menghentikan traktor.
3. Membajak
a. Alat dan bahan yang digunakan :
1) Traktor tangan.
2) Bajak singkal.
b. Cara Kerja :
1) Menyiapkan lahan yang akan dibajak.
2) Menyiapkan traktor tangan dan bajak singkal.
3) Memasang bajak singkal pada traktor dan menyetel
(heatching).
4) Menghidupkan mesin traktor.
5) Menjalankan traktor untuk melakukan pembajakan.
6) Menghentikan pembajakan.
7) Mematikan mesin traktor.
4. Kapasitas Kerja Lapang
a. Alat dan Bahan yang digunakan :
1) Traktor roda 4.
2) Traktor roda 2.
3) Bajak singkal.
4) Rotary.
5) Roll meter.
6) Patok-patok.
7) Stopwatch.
8) Alat tulis.
b. Cara Kerja :
1) Ukur lahan yang ingin dilakukan pembajakan sebanyak 3
petak dengan luasan yang sama dan diberi patok.
13

2) Periksa kondisi Traktor roda 4, handtraktor singkal dan


handtraktor rotari sebelum digunakan untuk membajak.
3) Pastikan bajak singkal dan bajak rotari sudah terpasang.
4) Ukur diameter belakang roda dan beri tanda pada roda
tersebut.
5) Ukur masing-masing lebar kerja teoristis ketiga alat
tersebut.
6) Menghidupkan diesel sebelum pembajakan.
7) Tetapkan putaran roda yang akan dihitung.
8) Jalankan traktor dari arah tepi menuju bagian tengah.
9) Aktifkan stopwatch saat traktor membajak dan
menghentikannya sampai traktor selesai membajak.
10) Menghitung putaran roda dan tentukan waktu pada saat
traktor berhenti.
11) Lakukan pengukuran slip.
12) Lakukan pengukuran lebar kerja efektif.
13) Lakukan pengolahan tanah pada luasan tersebut dengan
pola continuous, catat jam mulai dan selesai.
14) Lakukan pengukuran kecepatan kerja pembajakan.
15) Lakukan pengukuran waktu hilang untuk belok di ujung
petak.
16) Semua data yang diperoleh dicatat oleh pencatat dan
direkap.
17) Melakukan perhitungan dan analisis terhadap data yang
diperoleh.
14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Persen Waktu Hilang Karena Lebar Kerja atau Overlapping (L1)
Diketahui :
W1 = 30 cm
W2 (1) = 25 cm
W2 (2) = 22 cm
W2 (3) = 23 cm
W 2 (1 )+W 2 ( 2 ) +W 2 ( 3 )
Rata – Rata W2 =
3
25 cm+ 22 cm+23 cm
=
3
70 cm
=
3
= 23,3 cm

W 1−W 2
L1 = x 100 %
W1
30 cm−23 , 3 cm
= x 100 %
30 cm
6 ,7 cm
= x 100 %
30 cm
= 22,3 %

2. Persen Waktu Hilang Karena Slip (L2)


Diketahui :
D = 100 cm
15

N =5
L (1) = 15,50 m = 1.550 cm
L (2) = 15,45 m = 1.545 cm
L (3) = 15,55 m = 1.555 cm

L( 1) + L ( 2) + L( 3 )
Rata – Rata L =
3
1.550 cm+1.545 cm+1.555 cm
=
3
= 1.550 cm

π x DN −L
L2 = x 100 %
π x DN
3 ,14 x 100 cm x 5−1.550 cm
= x 100 %
3 ,14 x 100 cm x 5
20 cm
= x 100 %
1.570 cm
= 1 ,3 %

3. Persen Waktu Hilang Untuk Membelok (L3)


Diketahui :
T1 = 20 detik
T = 70 menit
= 4.200 detik
T1
L3 = x 100 %
T
20 detik
= x 100 %
4.200 detik
= 0,47 %
= 0,5 %

4. Persen Waktu Hilang Karena Perbaikan atau Kemacetan


16

Diketahui :
T2 = 5 menit
= 300 detik
T = 70 menit
= 4.200 detik
T2
L4 = x 100 %
T
300 detik
= x 100 %
4.200 detik
= 7,1 %
5. Efisiensi Kerja
Diketahui :
L1 = 22,3 % = 0,223
L2 = 1,3 % = 0,013
L3 = 0,5 % = 0,005
L4 = 7,1 % = 0,071
E = ( 1 - L1)( 1 –L2)( 1 –L3–L4) x 100 %
= ( 1 – 0,223 ) ( 1 – 0,013 ) ( 1 – 0,005 – 0,071 ) x 100 %
= ( 0,777 ) ( 0,987 ) ( 0,924 ) 100 %
= 70,86 %
= 70,9 %

B. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan ini, diperoleh informasi
bahwa setiap alat dan mesin pertanian mempunyai bagian dan
kegunaannya masing-masing di dalam kaitannya untuk dapat
menjalankan usaha pemeliharaan, perbaikan dan penggunaannya di
lapangan.
Pengoperasian traktor didasarkan menggunakan kemampuan dan
skip yang tertampil sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak
17

diinginkan seperti kecepatan traktor yang terlalu cepat sehingga


menyebabkan praktikan terseret traktor sampai terjatuh.
Untuk mengoperasikan traktor para mahasiswa terlebih dahulu
harus mengerti bagian-bagian traktor, sehingga untuk pemula tidak
akan kebingungan dengan kegunaan serta fungsi dari bagian traktor
tersebut dan tidak terjadi kesalahan dalam proses pengoperasian
traktor. Untuk para pemula sebaiknya ketika pengoperasian traktor gas
dalam keadaan rendah agar lebih mudah dalam mengikuti arah
jalannya traktor. Operator yang berpengalaman terampil
akanmemberikan hasil kerja dan efisien kerja yang lebih baik
dibanding operator yang belum terampil dan belum berpengalaman.
Oleh karena itu, dalam penggunaan traktor untuk pengolahan tanah,
perlu memberikan latihan terlebih dahulu kepada operator yang
akanmenjalankannya. Usaha ini untuk memberikan hasil pekerjaan
yang lebih efisien dan lebih efektif.Pada praktikum pengukuran
kapasitas kerja lapang memiliki tujuan untuk (performance) alat mesin
pengolah tanah secara mekanis ditinjau dari aspek teknik
kerekayasaan, teknik operasional dan aspek ekonominya.
Mahasiswa hanya bertugas mengumpulkan data pengukuran lebar
kerja, waktu total, waktu macet, waktu belok, jarak lurus dan luas
lahan.. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan informasi bahwa
persen waktu yang hilang karena lebar kerja (overlapping) sebesar
22,3%, waktu hilang karena slip 1,3%, untuk membelok sebesar 0,5%,
karena perbaikan atau kemacetan sebesar 7,1% dan mendapatkan
efisiensi kerja sebesar 70,9%.
Semakin besar nilai efisiensi kerja maka penggunaan traktor
semakin baik pula, begitupun nilai efisiensi kerja pada praktikum kali
ini sebagian besar disebabkan oleh overlapping, yaitu adanya hasil
bajakan sebagian terbajak lagi serta disebabkan oleh banyaknya waktu
slip.
18

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan


bahwa :
1. Menurut jenisnya traktor dapat dibedakan menjadi traktor roda dua dan
traktor roda empat beserta terdapat macam-macam komponen yang ada
di dalamnya.
2. Pengukuran kapasitas kerja lapang sangat diperlukan untuk mengetahui
waktu kerja efektif dari traktor dan luas tanah yang dapat diolah oleh
traktor serta waktu yang hilang akibat slip sehingga petani dapat
memperkirakan total biaya yang dihabiskan dalam operasionalnya.
3. Operator dari traktor yang digunakan akan berpengaruh terhadap nilai
efisiensi waktu dan efisiensi kerja traktor.
4. Pada waktu proses pembajakan tanah dengan menggunakan traktor
biasanya didapati slip pada roda traktor. Slip ini dapat disebabkan oleh
salah satu faktor seperti beban tanahnya dan daya tarik tanah terhadap
roda traktor yang mengakibatkan terhambatnya laju roda traktor. Hasil
perhitungan waktu hilang karena slip adalah 1,3%,
5. Perhitungan waktu hilang karena membelok adalah 0,5%,
19

6. Untuk perhitungan waktu hilang karena perbaikan atau kemacetan


adalah 7,1%,
7. Perhitungan waktu hilang karena lebar kerja atau overlapping adalah
22,3%,
8. Dan setelah didapat perhitungan diatas maka efisiensi kerja
menggunakan traktor adalah sebesar 70,9%.

DAFTAR PUSTAKA

Irwanto, A. Kohar, Ir. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian.Institut


Pertanian Bogor.LTAS Mekanisasi dan Teknologi Hasil
Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.
Modul Praktikum Mekanisasi Pertanian
Nawawi Gunawan, Ir., MS. 2001. Pengenalan Alat Dan Mesin Pertanian.
Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem
Dan Standar Pengelolaan Smk. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan. Jakarta
Priyanto, A. (1997). Penerapan mekanisasi pertanian.Jurnal Keteknikan
Pertanian, 11(1).
Pramesti, Vira Putri, 2018. Mengidentifikasi Alat dan Mesin Pertanian.
https://www.scribd.com/document/375787828/Mengidentifikasi-
Alat-Alat-Mesin-Pertanian

Anda mungkin juga menyukai