Oleh :
Umi Latifah
03.06.19.0104
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIANYOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
MANAJEMEN PRODUKSI BENIH MENTIMUN (Cucumis sativus L.)
DI CV TUNAS JAVA MANDIRI KEBUN KARANGANSARI, SLEMAN,
D.I.YOGYAKARTA.
Oleh :
Umi Latifah
NIRM. 03.06.19.0104
Menyetujui :
Mengetahui:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hidayahnya dan
memberi kesempatan penulis dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
berjudul “Manajemen Produksi Benih Mentimun (Cucumis sativus L.) di Cv Tunas Java Mandiri
Kebun Karangansari, Sleman, D.I.Yogyakarta” tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu kompetensi penulis pada Semester VII Program Studi Teknologi Benih
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang.
Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang
telah memberi dukungan moral dan juga bimbingan kepada penulis. Ucapan terima kasih ini
penulis tujukan kepada :
1. Dr. Bambang Sudarmanto, SPt., MP. selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta-Magelang
2. Dr. Endah Puspitojati, S.TP,. M.P. selaku ketua Jurusan Pertanian Politektik
PembangunanPertanian Yogyakarta - Magelang.
3. Agus Wartapa, SP., MP. selaku Ketua Program Studi Teknologi Benih Politektik
PembangunanPertanian Yogyakarta - Magelang.
4. Dr. Rajiman, SP ., MP. selaku Dosen Pembimbing Internal Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
5. Suyanto, SP Selaku Pembimbing Eksternal Praktik Kerja Lapangan (PKL).
6. Pimpinan dan Seluruh Karyawan CV Tunas Java Mandiri.
7. Keluarga yang telah memberi dukungan moral maupun materil.
8. Teman-teman yang telah membantu dan senantiasa memberi semangat kepada penulis.
9. Serta pihak-pihak lain yang telah ikut terlibat dan mendukung dalam penyelasaian
laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih masih banyak kekurangan baik
dari penulisan, pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan.
Yogyakarta, 29 November 2022
Umi Latifah
iii
DAFTAR ISI
iv
D. Mengelola Pertanaman.......................................................................................... 29
E. Melakukan Panen .................................................................................................. 34
F. Pengolahan Calon Benih ....................................................................................... 35
G. Penanganan Benih ................................................................................................. 36
1. Memberikan Perlakuan Pada Benih ...................................................................... 36
H. Menyiapkan Pengujian.......................................................................................... 37
I. Mengesahkan Label .............................................................................................. 39
J. Supervisi Pemasangan label .................................................................................. 39
K. Sistem Pemasaran ................................................................................................. 40
L. Administrasi Perbenihan ....................................................................................... 40
M. Kegiatan Lain lain ................................................................................................. 41
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 43
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 43
B. Saran ..................................................................................................................... 43
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 44
v
DAFTAR TABEL
Table 3. Jobdesk................................................................................................ 18
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal dengan sebutan negara agraris karena sebagian besar penduduk
Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian. Sebagai Negara agraris, pertanian di
Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan salah satunya tanaman hortikultura.
Salah satu tanaman hortikultura yang diminati masyarakat adalah sayuran.
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu sayuran buah yang cukup
baik sebagai sumber mineral dan vitamin. Tanaman mentimun termasuk salah satu jenis
sayuran yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari hari, Minat masyarakat
untuk mengkonsumsi dan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, kebutuhan akan
buah mentimun semakin meningkat. Kebutuhan buah mentimun cenderung mengalami
peningkatan seiring dengan bertambahnya penduduk, peningkatan taraf hidup, tingkat
pendidikan, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gizi (Cahyono, 2003).
Akan tetapi meningkatnya konsumsi buah mentimun tidak diimbangi dengan produksi
buah mentimun. Menurut data dari BPS tahun 2019 hasil produksi mentimun tahun 2015
– 2019 tidak stabil bahkan mengalami penurunan pada tahun 2016 – 2018. Setiap tahun
produksi mentimun cenderung mengalami fluktuatif hal ini dikarenakan budidaya yang
kurang tepat, sehingga produksi mentimun tidak stabil. Dalam upaya untuk mencukupi
kebutuhan buah mentimun diIndonesia perlu adanya benih mentimun yang berkualitas.
Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat akan buah mentimun yang cukup
tinggi menjadikan CV. Tunas Java Mandiri yang merupakan perusahaan benih nasional
memanfaatkan peluang bisnis dengan memproduksi benih mentimun yang berkualitas.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan wajib yang harus
dilaksanakan olrh setiap mahasiswa untuk memenuhi kopetensi matakuliah pada semeter
tujuh dengan metode on the job training. Kegiatan PKL merupakan salah satu agenda
untuk memenuhi program merdeka belajar kampus merdeka yang bertujuan untuk
pembinaan, pembelajaran, pencetakan karakter mahasiswa perguruan tinggi. Sesuai
dengan visi program studi yaitu menghasilkan pelaku produsen benih yang berkarakter,
1
berjiwa wirausaha dan kompeten dalam bidang perbenihan tanaman pangan dan
hortikultura, sehingga dengan adanya kegiatan PKL ini diharapkan mahasiswa akan
memperoleh keterampilan yang tidak hanya bersifat kognitif dan afektif, namun juga
psikomotorik yang meliputi keterampilan fisik, intelektual, social dan manajerial.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa
dengan cara ikut bekerja sehari-hari pada dunia usaha dunia industri yang layak dan
representatif.
Kegiatan produksi benih mentimun hibrida oleh CV. Tunas Java Mandiri
dilaksanakan di lahan TeFa milik Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta yang
berlokasi di Desa Karangsari, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. CV. TunasJava
Mandiri merupakan perusahaan benih hortikultura yang dimiliki oleh anak negeri
pertama di Indonesia yang menghasilkan benih unggul, Sehingga agar memperoleh
pengetahuan serta pengalaman memproduksi benih hibrida bermutu, mahasiswa perlu
mengikuti pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang di CV. Tunas Java Mandiri.
B. Tujuan
C. Manfaat
2
2. Mampu memahami teknik produksi benih mentimun yang diterapkan di CV. Tunas
Java Mandiri
3. Mampu melakukan persiapan dan produksi benih mentimun di CV. Tunas Java
Mandiri
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen produksi benih merupakan metode atau cara untuk mengelola dan
mengatur tahapan produksi semenjak dari hulu hingga ke hilir untuk menghasilkan benih
tanaman. Adapun tujuan dari manajemen produksi benih yaitu memproduksi atau
mengatur produksi benih tanaman dalam jumlah, kualitas, harga, waktu, serta tempat
tertentu sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan atau produsen benih.
Pelaksanaan manajemen produksi benih dilakukan dengan mengadakan kegiatan-
kegiatan antara lain : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(directing), serta pengendalian (controlling) dari serangkaian proses produksi benih.
Sehingga dapat dihasilkan benih tanaman yang unggul dan berkualitas sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh perusahaan atau produsen benih.
4
C. Botani Tanaman Mentimun
Mentimun atau ketimun merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga
labulabuan. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa
sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi
sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan daerah
asal tanaman mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya. Di kawasan
ini diketemukan jenis mentimun liar yaitu Cucumis hardwichii Royle yang jumlah
kromosomnya tuuh pasang (n = 14). Padahal jumlah kromosom mentimun pada
umumnya adalah 2n = 2x = 24. Sumber genetik (plasma nuftah) mentimun yang lain
diketemukan para ahli tanaman terdapat di Afrika Selatan. Dari kawasan India dan Afrika
Selatan, pembudidayaan mentimun kemudian meluas ke wilayah Mediteran. Mentimun
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Cucurbitaleae
Famili : Cucurbitaceae 6
Genus : Cucumis
Species : Cucumis sativus L
Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai
daun. Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan.
Bila menyentuh ajir sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah
melekat kuat pada galah/ajir (Sunarjono, 2007). Berikut merupakan karakteristik
morfologi bagianbagian tanaman mentimun :
1) Daun
Tanaman mentimun berdaun tunggal, letak berseling, bertangkai Panjang,
berbentuk bulat telur, lebar, bertaju 3-7, dengan pangkal berbentuk jantung,
ujung runcing, tepi bergerigi dengan Panjang 7-18 cm dan lebr 7-15 cm,
berwarna hijau muda sampai hijau tua. Daunnya beraroma kurang sedap dan
5
langu, serta berbulu tetapi tidak tajam dan berbentuk bulat lebar dengan
bagaian ujung yang meruncing berbentuk jantung. Kedudukan daun pada
batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya
(Sumpena, 2001 cit. Hariyadi, 2015).
2) Bunga
Bunga tanaman mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman
ini berumah satu ( mo no e c io u s ) artinya, bunga jantan dan bunga betinah
terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah
berbentuk lonjong yang membengkak, sedangkan bunga jantan dicirikan tidak
mempunyai bagian yang membengkak di bawah mahkota bunga, jumlahnya
lebih banyak, dan keluarny beberapa hari lebih dulu dibandingkan dengan
bunga betina. Letak bakal bua tersebut di bawah mahkota bunga (Sunarjono,
2007). Pada variasi bunga monoecious, persentase bunga jantan dan bunga
betina hamper sama jumlahnya. Di daerah yang panjang penyinaran sinar
mataharinya lebih dari 12 jam/hari, intensitasnya tinggi dan suhu udaranya
panas, tanaman mentimun cenderung memperlihatkan lebih banyak bunga
jantan (gynoecious) dari pada bunga betina (Padmiarso, 2012).
3) Buah
Buah tanaman mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau
muda, hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar yang diusahakan.
Sementara buah mentimun yang sudah tua (untuk produksi benih) berwarna
cokelat, cokelat tua 8 bersisik, kuning tua, dan putih bersisik. Daging buah
berwarna putih, lunak, dan mengandung air daalam jumlah besar. Lapisan
paling dalam berupa lendir dan biji dapat dimakan. Panjang dan diameter buah
mentimun antara 12-25 cm dengan diameter antara 2-5 cm atau tergantung
kultivar yang diusahakan (Sumpena, 2001 cit. Hariyadi,2015). Buah
mentimun umumnya terletak menggantung pada ketiak daun dan batang.
4) Biji
Biji mentimun berbentuk lonjong meruncing (pipih).kulitnya berwarna putih
atau putih kekuningan sampai coklat. Pada permukaan bijinya terdapat lendir,
sehingga bila digunakan sebagai benih harus melalui beberapa perlakuan agar
6
benih dapat berkualitas dan tahan simpan. (Padmiarso, 2012).
5) Batang
Batang tanaman mentimun berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah,
berbuluh serta berbuku-buku. Panjang tanaman mencapai 50-250 cm,
bercabang, dan bersulur yang tumbuh disisi tangkai daun. Agar
pertumbuhannya baik, batang ditegakkan sehingga lurus perkembangannya.
6) Akar
Perakaran mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar, tetapi daya
tembusnya relative dangkal, akar tersebut mampu menembus hingga
kedalaman sekitar 30-60 cm. oleh karena itu tanaman mentimun termasuk
peka terhadap kekurangan dan kelebihan air (Padmiarso, 2012) Mentimun
cocok ditanam di lahan yang jenis tanahnya lempung sampai lempung
berpasir yang gembur dan mengandung bahan organik. Mentimun
membutuhkan pH tanah di kisaran 5,5-6,8 dengan ketinggian tempat 0-700 di
atas permukaan laut. Mentimun juga membutuhkan sinar matahari terbuka,
drainase air lancar dan bukan bekas penanaman mentimun. Aspek agronomi
penanaman mentimun tidak berbeda dengan komoditas
7
matahari. Kegiatan persiapan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa
tanaman sebelumnya serta gulma atau tanaman lain yang masih menutupi lahan
produksi. Setelah itu dilakukan penggemburan tanah menggunakan cangkul atau
traktor dengan tujuan tanah yang akan ditanami menjadi remah sehingga aerasinya
berjalan baik dan zat-zat beracun pun akan hilang, kemudian lahan di round-up
dengan tujuan agar gulma dapat terbasmi hingga ke akar-akarnya. Kemudian tanah
yang telah bersih dari gulma diberi dolomit dengan cara disebarkan diatas tanah
secara merata. Dolomit berperan dalam menetralkan tanah, sehingga tanah dapat
memiliki pH normal yaitu sekitar 6-7. Selanjutnya persiapan lahan dilanjutkan
dengan peembuatan bedengan.
Kemudian masing-masing bedengan di beri mulsa. Pemasangan mulsa bertujuan
untuk menekan pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi tanah,
mempertahankan struktur, suhu dan kelembapan tanah, menghemat tenaga kerja
penyiangan, merangsang pertumbuhan akar, dan mengurangi kerusakan akar akibat
penyiangan dengan koret (Sumpena, 2001 cit. Purnomo et al, 2013). Selain itu,
dengan pemasangan mulsa pemberian pupuk, pengendalian gulma maupun hama
penyakit dapat berkurang baik dalam segi biaya dan waktu yang dibutuhkan. Setelah
mulsa terpasang, selanjutnya yaitu membuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat
dengan cara melubangi mulsa menggunakan kaleng susu bekas dengan ukuran
±10cm.
2. Penanaman
Penanaman tanaman mentimun menggunakan bahan tanam berupa biji.
Penanaman dilakukan sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan yaitu 50x50
cm. pengaturan jarak tanam akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman
mentimun. Jarak tanam yang terlalu rapat akan menyebabkan tanaman kurang
optimal dalam menerima cahaya matahari. Selain itu, jarak tanam yang telau rapat
juga mengakibatkan kelembaban disekitar pertanaman tinggi yang dapat
menyebabkan tanaman lebih rentan terserang penyakit. Penanaman dimulai dengan
membuat lobang tanam menggunakan tugal sedalam 2-3 cm. kemudian benih
dimasukkan dan ditutup dengan pupuk kendang tipis tanpa dipadatkan.
8
3. Penyulaman
Penyulaman tanaman mentimun dilakukan dengan menanam kembali tanaman
yang mati atau diduga akan mati dengan tanaman mentimun yang sama atau sejenis.
Tujuan dari penyulaman ini yaitu untuk memenuhi jumlah populasi tanaman dalam
satuan luas tertentu. Penyulaman tanaman mentimun ini harus dilakukan dengan
tanaman yang sama varietas dan kelas benihnya penyulaman dapay dilakukan setelah
tanaman berumur 7-21 HST. Penyulaman yang dilakukan terlalu cepat (sebelum 7
HST) kurang efisien karena masih ada kemungkinan tanaman yang perlu disulam.
Sedangkan penyulaman yang terlalu lambat dilakukan (21 HST), tumbuhnya tanaman
sulam diduga tidak dapat mengejar tanaman lainnya sehingga akan terlambat pada
saat pembungaan, pematangan buah dan akan berpengaruh pada kualitas benih yang
dihasilkan.
4. Penyiangan
Penyiangan merupakan kegiatan pencabutan gulma yang berada disekitar
tanaman. Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang sengaja
ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak
diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain
yang ada didekat atau disekitar tanaman pokok tersebut (Ashton, 1991). Adapun
tujuan dari penyiangan pada lahan pertanaman mentimun ini yaitu :
a. Mencegah persaingan tanaman dengan gulma terhadap air, unsur hara,
karbondioksida, sinar matahari dan tempat
b. Menggemburkan tanah disekitar tanaman mentimun agar aerasi menjadi lebih
baik sehingga perkembangan perakaran dapat berkembang dengan baik.
Perakaran yang baik akan mendukung tanaman tumbuh kokoh, pertumbuhan
optimal menjadikan tanaman sehat sehingga tidak mudah terserang oleh hama
dan penyakit yang dapat menurunkan hasil tanaman mentimun.
5. Pengairan
Pengairan merupakan suatu usaha untuk memberikan air pada suatu lahan
pertanian yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lembab pada daerah perakaran
tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman.
9
6. Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir bisa dilakukan atau dipasang tanaman belum transplanting atau
dipasang setelah 2 minggu tanam atau ketika tanaman mentimun sudah mengeluarkan
sulur pada batang tanamannya. Pengajiran bertujuan agar tanaman tumbuh tegak ke
atas dan memperoleh sinar matahari secara optimal. Selain itu, ajir juga berfungsi
untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan, dan tempat menopang
buah. Pemasangan ajir dilakukan dengan tegak luruus kemudian dari sudut bedengan
dilakukan penalian pada bagian atas, tengah dan bawah ajir hingga semua ajir
terkoneksi yang membuat ajir lebih kuat dan kokoh
7. Pemupukan
Pemupukan adalah penambahan satu atau beberapa hara tanaman yang tersedia
atau dapat tersedia ke dalam tanah/tanaman untuk dan atau mempertahankan
kesuburan tanah yang ditujukan untuk mencapai hasil/produksi yang tinggi. Pupuk
merupakan bahan kimia atau organic yang berperan dalam penyediaan unsur hara
bagi tanaman secara langsung atau tidak langsung (UU no.12 1992). Pada produksi
benih mentimun yang dilakukan, pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk
phonska+urea dengan perbandingan dosis 1:1, pupuk MKP (mono kalium phosphate)
untuk memacu pertumbuhan generative tanaman, serta pupuk ultradap untuk memacu
pertumbuhan vegetative tanaman
8. Roguing
Salah satu langkah penting yang harus dilakukan dalam kegiatan produksi benih
adalah rouging. Yang dimaksud dengan rouging adalah proses pemeriksaan kondisi
tanaman dilapangan dan pembuangan tanaman yang tidak dikehendaki, yang
memiliki ciri berbeda yaitu tanaman species lain, tanaman varietas lain dalam satu
spesies dan tanaman tipe simpang (off type). Tanaman- tanaman ini disebut sebagai
rogues yang tidak dapat diterima kehadirannya di areal usaha produksi benih karena
benihnya akan mengotori produk benih yang akan dipanen karena ukuran dan
bentuknya sangat mirip sehingga tidak dapat dipisahkan atau dikenali. Adapun tujuan
dari dilakukannya rouging dalam produksi benih adalah untuk menjaga kemurnian
varietas yang dibudidayakan.
10
Rouging dilakukan beberapa kali pada fase pertumbuhan yang berbeda secara
terus menerus sampai sebelum panen. Roguing sebaiknya dilakukan sepagi mungkin
sebelum matahari terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada
dapat lebih mudah dilakukan. Waktu terbaik dalam melakukan rouging adalah pada
fase pertanaman berbunga penuh karena pada fase ini sifat-sifat tanaman hampir
ditampilkan sepenuhnya dan perbedaan-perbedaan warna pada bunga akan tampak
nyata. Namun, untuk tanaman menyerbuk silang senaiknya rouging dilakukan pada
fase lebih awal yaitu sebelum pembungaan penuh atau pada saat pembungaan tetapi
sebelum serbuk sari matang dan belum dilepaskan oleh faktor penyerbuk. Adapun
cara melakukan roguing yaitu sebagai berikut :
a. Mengenali deskripsi kultivar yang diproduksi dengan teliti.
b. Membawa kantung untuk tempat rogues.
c. Berjalan perlahan-lahan dilahan produksi (tidak lebih dari 3 Km/jam)
d. Berjalan diantara barisan tanaman secara sistemat.
e. Mengamati tanaman secara teliti dengan jarak pandang selebar 2 meter
f. Cara berjalan lebih baik membelakangi sinar matahari.
g. Roguing dilakukan sebelum matahari bersinar terik.
h. Bila ditemukan rogues, maka seluruh bagian rogues dicabut dan dicatat.
i. Jumlah dan tipe tanaman rogues dicabut dan dicatat.
j. Tanaman rogues yang telah dicabut dibuang dan dibakar.
k. Untuk tanaman menyerbuk silang roguing dilakukan sebelum pembuangan
atau pada saat berbunga tetapi serbuk sari belum matang.
9. Pengendalian Hama Penyakit
Hama dan penyakit merupakan faktor penghambat yang menentukan berhasil
tidaknya usaha pertanian. Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk
mengamankan produksi dan membatasi kehilangan hasil. Disamping berpengaruh
terhadap produksi, hama dan penyakit berpengaruh pula terhadap mutu benih yang
akan dihasilkan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan seefektif mungkin
supaya tidak terdapat tanaman yang tumbuhnya kurang baik dan tidak seragam. Dosis
pestisida yang digunakan serta waktu pemberian dan caranya disesuaikan dengan
rekomendasi yang berlaku.
11
10. Panen dan Pasca Panen
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman mentimun telah menua atau benih telah
masak fisiologis, yaitu dapat ditandai Sebagian daun tanaman telah mengering dan
buah mentimun telah berwarna kuning keemasan. Untuk pemanenan buah mentimun
keperluan benih galur murni maka dilakukan pengamatan dan seleksi. Buah yang
dipilih atau dipanen merupakan buah yang memiliki sifat unggul genetic.
Setalah pemanenan selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan proses
penanganan hasil panen yaitu berupa perlakuan pembekaman, ekstraksi benih, dan
pengeringan benih.
11. Pengemasan Benih
Sebelum dilakukan penyimpanan, benih harus dikemas dan diberi label. Bahan
kemasan (packaging material) merupakan factor utama yang mengatur kadar air benih
dalam penyimpanan. Alumunium foil merupakan kemasan benih terbaik
dibandingkan dengan plastic atau kertas. Karena sifatnya yang dapat memvacum
udara di dalam kemasan sehingga kelembaban (RH) yang ada didalam kemasan dapat
stabil.
12. Penyimpanan Benih
Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus disimpan dalam stoples kaca
yang telah diberi bahan desikan, seperti : silica gel; arang; abu gosok, sehingga udara
didalam stoples diharapkan tetap kering dan dapat mempertahankan kadar air benih
awal. Untuk benih yang dikemas dalam kemasan alumunium foil sebaiknya juga
disimpan dalam wadah stoples yang tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat
yang kering dan sejuk. Jika memungkinkan dapat disimpan dalam gudang benih yang
suhu dan kelembabannya dapat diatur (t = 18o C; RH = 30%).
12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
B. Materi Kegiatan
13
5. Panen a. Menentukan metode panen
b. Penanganan hasil
6. Pengolahan calon benih a. Ekstraksi benih
7. Penanganan benih a. Memberikan perlakuan benih
b. Pengemasan benih
c. Penyimpanan benih
8. Menyiapkan pengujian a. Penetapan jenis pengujian
b. Penentuan metode pengujian
c. Persiapan alat dan bahan pengujian
9. Mengesahkan label a. Validasi kesesuaian data label
b. Penetapan label benih
c. Pengesahan label
10. Supervisi pemasangan label a. Memeriksa kebenaran kelompok
benih
b. Memeriksa pemasangan label
11. Memahami sistem pemasaran a. Memahami sistem pemasaran yang
di terapkan pada perusahaan.
12. Administrasi perbenihan a. Melakukan permohonan sertifikasi
benih
b. Melakukan permohonan
pemeriksaan pendahuluan.
c. Melakukan permohonan
pemeriksaan pertanaman fase
vegetatif
d. Melakukan permohonan
pemeriksaan pertanaman fase
generatif
e. Melakukan permohonan
pemeriksaan pascapanen
f. Melakukan permohonan
pemeriksaan mutu benih
14
Adapun pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tersusun dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
No Program Kerja 2022
September Oktober November
A. PENELITIAN UNTUK
PENDAFTARAN VARIEAS
1. Budidaya cabai keriting
2. Pengamatan fase vegetatif Usia 15 –
(pengambilan data deskripsi fase 25 HST
vegetatif. Meliputi pengukuran,
pengamatan dan penciri utama)
3. Pengamatan fase Generatif Dimulai
(pengambilan data deskripsi fase dari
Generatif. Meliputi pengukuran, tanaman
pengamatan dan penciri utama) berbungga
- panen
B. PRODUKSI BENIH MENTIMUN
1. Penanaman Mentimun
2. Budidaya Mentimun (perawatan
tanaman)
3. Pengamatan fase vegetatif Usia 7-
(pengambilan data deskripsi fase 15 HST
vegetatif. Meliputi pengukuran batang
dan daun, pengamatan dann penciri
utama)
4. Pengamatan fase Generatif Usia 25 –
(pengambilan data deskripsi fase 30 HST
Generatif. Meliputi pengukuran buah
dan bunga , pengamatan dan penciri
utama)
15
C. Prosedur Pelaksanaan
16
BAB IV
A. Sejarah Perusahaan
17
C. Kondisi Lingkungan Perusahaan
CV. Tunas Java Mandiri bergerak dalam bidang produksi benih tanaman
hortikultura. Kegiatan produksi benih terdiri atas pemuliaan tanaman (breeding), budidaya
tanaman, serta produksi benih hibrida F1. Perusahaan CV. Tunas Java Mandiri melakukan
kegiatan pemasaran pada beberapa wilayah yang meliputi Jawa dan Sumatera. Dalam
menjalankan kegiatannya, CV. Tunas Java Mandiri dibantu oleh beberapa karyawan yang
memiliki job desk yang berbeda..
Tabel 3. Job Desk Karyawan CV. Tunas Java Mandiri
NO NAMA JABATAN TANGGUNG JAWAB UTAMA
1. Direktur Utama 1. Memimpin dan mengelola perusahaan serta
memastikan perusahaan berjalan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan.
2. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan
perusahaan.
3. Memberikan pertanggungjawaban dan segala
keter
4. angan tentang keadaan dan kinerja perusahaan
kepada pemilik perusahaan / Komisaris
5. Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan
untuk disahkan oleh Komisaris
6. Menetapkan struktur organisasi dan uraian
tugasnya.
2. Marketing Manager 1. Menentukan harga jual, produk yang akan dijual,
jadual kunjungan serta sistem promosi untuk
memastikan tercapainya target penjualan.
2. Memonitor perolehan order untuk memastikan
kapasitas produksi terisi secara optimal.
3. Memonitor jumlah stock seluruh Dept. Sales &
Marketing untuk memastikan umur stock
perusahaan tidak melebihi target yang telah
ditentukan.
18
4. Menganalisa dan mengembangkan strategi
marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan
dan area sesuai dengan target yang itentuka.
5. Menganalisa dan memberikan arah
pengembangan produk, untuk memastikan
pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan
pasar.
6. Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dari
hasil survey seluruh sales team untuk memastikan
tercapainya target kepuasan pelanggan yang
ditentukan.
7. Menerapkan budaya, sistem, dan peraturan intern
perusahaan serta menerapkan manajemen biaya,
untuk memastikan budaya perusahaan dan sistem
serta peraturan dijalankan dengan optimal.
3. Manager Produksi 1. Merencanakan implementasi strategi dan
operasional produksi secara tepat sesuai
strategi bisnis perusahaan.
2. Memonitor penyusunan rencana kerja harian
produksi sesuai rencana tahunan dan bulanan.
3. Memonitor dan menganalisa pencapaian
produktivitas produksi serta rencana
operasional harian untuk pemenuhan
pencapaian target yang telah ditetapkan.
4. Mengevaluasi produktivitas serta kapasitas
produksi untuk penentuan pencapaian target
serta penentuan target berikutnya.
5. Mengatasi dan mengarahkan pemecahan
masalah strategis produksi untuk
meminimalisir kesalahan serta efisiensi.
6. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya
19
dalam upaya pencapaian target sales
perusahaan.
4. Research & Development 1. Mengkoordinir dan memonitor proses
Supervisor
penelitian dan pengembangan produk di
bagian yang merupakan tanggung
jawabnya.
2. Mencari informasi dari bagian pemasaran
mengenai trend pasar untuk menyokong
implementasi dari proyek penelitian.
3. Membuat dan menghasilkan varietas-
varietas baru yang lebih unggul dan
disukai pasar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan.
4. Melakukan uji multi lokasi.
5. Melakukan pendaftaran varietas.
6. Mengawasi dan mengontrol produksi
parental dan benih dasar yang menjadi
tanggung jawab dan wewenangnya.
7. Memonitar dan melaporkan kepada
Manager Produksi seluruh pengeluaran.
5. Plantation Supervisor 1. Mengkoordinir dan mengontrol seluruh
kegiatan pada proses produksi di kebun.
2. Merencanakan waktu tanam dan
menyusun langkah kerja untuk
merealisasikan target produksi yang telah
ditetapkan.
3. Mengawasi dan mengevaluasi seluruh
tenaga kerja yang terlibat dalam proses
produksi
4. Menyusun daftar pekerjaan baik harian,
mingguan maupun bulanan dan
20
melakukan pembagian tugas pekerjaan.
5. Menganalisa permasalahan yang timbul
baik menyangkut tenaga kerja maupun
tanaman produksi dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan
6. Berusaha mencari cara-cara penekanan
biaya dan metode perbaikan kerja yang
lebih efisien.
7. Memberikan laporan kegiatan secara
berkala kepada Manager Produksi.
8. Menyusun laporan rutin yang berkaitan
dengan kegiatan, hasil produksi maupun
biaya operasional produksi.
6. Processing Supervisor 1. Bekerja sama dengan Plantation
Supervisor dalam penyusunan rencana
dan jadual pengolahan hasil produksi.
2. Mengkoordinir dan mengawasi serta
memberikan pengarahan kerja kepada
setiap tenaga kerja di bawahnya untuk
menjamin terlaksananya kesinambungan
dalam proses produksi.
3. Memonitor pelaksanaan rencana produksi
agar dapat dicapai hasil produksi sesuai
jadual, volume, dan mutu yang ditetapkan.
4. Bertanggung jawab atas pengendalian
bahan baku dan efisiensi penggunaan
tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
5. Selalu menjaga agar fasilitas produksi
berfungsi sebagaimana mestinya.
6. Membuat laporan harian dan berkala
mengenai kegiatan di bagiannya sesuai
21
dengan sistem pelaporan yang berlaku.
7. Berusaha mencari cara-cara penekanan
biaya dan metode perbaikan kerja yang
lebih efisien.
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh manager produksi
7. Laboratorium / Quality 1. Memonitor kualitas dan hasil produksi
Control
dengan perbandingan kualitas standar.
2. Menyusun dan menyiapkan dokumen-
dokumen QC.
3. Menganalisa permasalahan yang timbul
pada kualitas proses dan hasil produksi
4. Menyusun usulan pemecahan masalah
yang terkait dengan kualitas proses dan
hasil produksi.
5. Menjalankan tugas-tugas QC lainnya
dalam upaya pencapaian target sales
perusahaan
8. Internal Auditor 1. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan
pengendalian intern & sistm manajemen
resiko sesuai kebijakan perusahaan.
2. Melakukan pemeriksaan dan penilaian
seluruh proses kerja yang ada dalam
perusahaan yang disesuaikan dengan
standar managemen mutu.
3. Membuat laporan hasil audit dan
menyampaikan laporan tersebut kepada
Direktur Utama.
9. Finance & Administration 1. Mengelola fungsi akuntansi dalam
Manager
memproses data dan informasi keuangan
untuk menghasilkan laporan keuangan
22
yang dibutuhkan perusahaan secara akurat
dan tepat waktu.
2. Mengkoordinasikan dan mengontrol
perencanaan, pelaporan dan pembayaran
kewajiban pajak perusahaan agar efisien,
akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan
peraturan pemerintah yang berlaku.
3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengontrol arus kas perusahaan
(cashflow), terutama pengelolaan piutang
dan hutang, sehingga memastikan
ketersediaan dana untuk operasional
perusahaan dan kesehatan kondisi
keuangan.
4. Merencanakan dan mengkoordinasikan
penyusunan anggaran perusahaan, dan
mengontrol penggunaan anggaran tersebut
untuk memastikan penggunaan dana
secara efektif dan efisien dalam
menunjang kegiatan operasional
perusahaan.
5. Merencanakan dan mengkoordinasikan
pengembangan sistem dan prosedur
keuangan dan akuntansi, serta mengontrol
pelaksanaannya untuk memastikan semua
proses dan transaksi keuangan berjalan
dengan tertib dan teratur, serta
mengurangi risiko keuangan.
6. Mengkoordinasikan dan melakukan
perencanaan dan analisa keuangan untuk
dapat memberikan masukan dari sisi
23
keuangan bagi pimpinan perusahaan
dalam mengambil keputusan bisnis, baik
untuk kebutuhan investasi, ekspansi,
operasional maupun kondisi keuangan
lainnya.
7. Merencanakan dan mengkonsolidasikan
perpajakan seluruh perusahaan untuk
memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan
terhadap peraturan perpajakan.
10. HRD Manager 1. Menyusun program pengembangan tenaga
kerja dengan merencanakan pendidikan
dan latihan untuk menambah keahlian dan
keterampilan karyawan
2. Menciptakan suasana kerja yang harmonis
dan membina saling pengertian antara
perusahaan dan karyawan sehingga dapat
meningkatkan semangat kerja para
karyawan.
3. Menjelaskan kepada karyawan mengenai
peraturan-peraturan dan kebijakan
perusahaan yang harus dipatuhi oleh
setiap karyawan.
4. Menyelesaikan masalah-masalah
ketenagakerjaan/personalia dengan
cermat, cepat dan teratur.
5. Mengurus dan menyelesaikan
permasalahan asuransi tenaga kerja.
6. Menyiapakan laporan-laporan yang
diminta oleh instansi ketenagakerjaan
secara tepat isi dan tepat waktu.
7. Melaksanakan program kesejahteraan
24
karyawan seperti rekreasi, kegiatan olah
raga, perayaan-perayaan dan sebagainya.
8. Mengarahkan kepada Staf Adminitrasi
Personalia mengenai system pencatatan
dan penyimpanan data karyawan yang
efektif dan menjamin kerahasiaannya.
9. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan
penyaringan, seleksi serta penempatan.
10. Memantau perkembangan karyawan
melalui arsip data yang ada dan keadaan
para.
11. Mengawasi pelaksanaan absensi para
karyawan dan memeriksa laporan absensi
atas ketidak ahdiran karyawan dengan
dokumen pendukung sesuai peraturan
yang berlaku.
12. Menampung keluhan-keluhan karyawan
dan berusahan untuk mengatasi maslah
tersebut.
13. Mengurus dan meyelesaikan
permasalahan asuransi tenaga kerja.
14. Melaporkan tentang kegiatan secara
periodik kepada General Manager.
15. Melaksanakan tugas-tugas lain yang
berhubungan dengan jabatannya dan atau
yang diberikan oleh General Manager
25
BAB V
KEGIATAN PKL
26
1. Lokasi Produksi
a) Identifikasi Sejarah Lahan
Oleh karena dalam satu lokasi lahan produksi benih tidak dapat ditanami dua
varietas dari komoditi yang sama secara berturut-turut, maka harus diketahui secara
jelas sejarah lahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan produksi benih. Lahan
yang akan digunakan untuk proses produksi benih galur mentimun ini yaitu lahan
bera. Sehingga lahan tersebut layak untuk dijadikan lokasi pelaksanaan produksi
benih setelah dilakukan land clearing dan pengolahan lahan.
b) Lokasi Pelaksanaan Produksi
Lokasi Produksi : Lahan Praktik Perbanyakan Benih milik
Polbangtan Yogyakarta-Magelang di Desa Karangsari, Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Sleman, DIY
Waktu Produksi : 12 September 2022 – 23 November 2022
2. Sarana dan Prasarana Produksi
a) Identifikasi Sarana dan Prasarana
Sarana : Selang untuk drip irrigation, benih tanaman mentimun,
tugal, ajir, tali bell, pupuk, pestisida.
Prasarana : lahan seluas 250 m2 , tractor, cangkul, pompa air, tugal,
pompa air, sprayer.
C. Teknik Penanaman
27
4. Melakukan pembuatan bedengan dengan ukuran 10m x 1,5m dengan jarak
antar bedengan 1 m.
5. Melakukan pemasangan mulsa hitam perak pada setiap bedengan.
6. Membuat lubang tanam dengan menggunakan kaleng susu bekas dengan
diameter ±10cm. Setiap bedengan terdiri atas 36 lubang tanam.
2. Persiapan benih
Sebelum proses produksi benih mentimun ini dilakukan, maka perlu melakukan
persiapan benih. Benih disiapkan berdasarkan jumlah kebutuhan benih yang akan
gunakan. Pada proses produksi benih tanaman mentimun di CV. Tunas Java Mandiri
ini menggunakan system tanam benih langsung. Sehingga tidak memerlukan proses
persemaian terlebih dahulu.
3. Penanaman
Teknik pelaksanaan Kegiatan :
1. Membuat lubang tanam dengan menggunakan tugal sedalam 2-3 cm,
dengan jarak tanam 50 x 50 cm.
2. Menyiapkan benih tanaman mentimun.
3. Melakukan penanaman dengan memasukkan benih kedalam lubang
tanam.
4. Menutup lubang tanam dengan tanah tipis tanpa dipadatkan.
5. Melakukan penyiraman secara berkala menggunakan drip irrigation.
Waktu pelaksanaan kegiatan : 12 September 2022
28
D. Mengelola Pertanaman
29
2) Penyiangan
Deskripsi Kegiatan
Penyiangan merupakan kegiatan pencabutan gulma yang berada disekitar
tanaman.
Tujuan Pelaksanaan
Mengurangi persaingan penyerapan air, unsur hara, karbondioksida, sinar
matahari dan tempat serta menggemburkan tanah disekitar tanaman
mentimun agar aerasi menjadi lebih baik sehingga perkembangan perakaran
dapat tumbuh dengan baik.
Teknik Pelaksanaan
Melakukan pencabutan gulma atau tanaman lain yang tumbuh disekitar
pertanaman secara manuaal menggunakan tangan.
Waktu Pelaksanaan
Dilakukan secara berkala seminggu sekali (melihat kondisi lahan tanaman)
30
Waktu Pelaksanaan
Pengairan dilakukan sehari sekali pada saat tanah dalam keadaan kerinng
meyesuaikan kondisi tanah (kelembaban tanah)
4) Pemasangan Ajir
Tujuan Kegiatan
Agar tanaman tidak robo/rebah, dapat tumbuh tegak ke atas dan
memperoleh sinar matahari secara optimal serta mempermudah perawatan
tanaman
Teknik Pelaksanaan
Pemasangan ajir dilakukan dengan menancapkan bambu sepanjang 2,5m
secara tegak lurus pada samping tanaman mentimun yang ditanam.
kemudian dari sudut bedengan dilakukan penalian pada bagian atas, tengah
dan bawah ajir hingga semua ajir terkoneksi yang membuat ajir lebih kuat
dan kokoh
Waktu Pelaksanaan pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman berumur
7 HST
5) Pengikatan
Tujuan Kegiatan
Memperkokoh tanaman serta membuat pertumbuhan tanaman mentimun
menjadi lebih optimal.
Teknik Peelaksanaan
Pengikatan dilakukan dengan mengikat tanaman mentimun pada ajir
dengan menggunakan tali raafia.
31
Waktu Pelaksanaan pengikatan dilakukan pada saat tanaman berumur 10
HST
6) Pemupukan
Tujuan Kegiatan
Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman sehingga dapat mencapai
hasil/produktivitas tanaman mentimun yang tinggi serta memperbaiki
kondisi tanah.
Teknik Pelaksanaan
Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk ultradap dengan teknik
pengkocoran menggunakan dosis 5 sendok/20 liter aiir.
Waktu Pelaksanaan
Pemupukan I (Menggunakan Ultradap : 3 Oktober 2022
Pemupukan II (menggunakan pupuk Ultradap) : 12 Oktober 2021.
Pemupukan III (menggunakan KCL) : 16 November 2021.
Pemupukan IV (menggunakan MKP) : 24 Oktober 2021.
7) Pengendalian Hama dan Penyakit
Tujuan Kegiatan
Untuk mengamankan produksi dan mengurangi terjadinya kehilangan
hasil.
Teknik Pelaksanaan
Berikut merupakan hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman
mentimun :
1) Oteng-oteng (Aulocophora similer oliver)
Ciri-ciri : Berupa kumbang daun berukuran kecil, dengan
Panjang ±1 cm, memiliki sayap berwarna kuning polos dan
mengkilap.
Gejala : Merusak dan memakan daging daun, sehingga
daun berlubang dan pada serangan berat daun akan tinggal tulang
daunnya saja.
Pengendalian : Melakukan pergiliran tanaman, melakukan
penyemprotan dengan insektisida prevathon 50 SC dengan dosis
32
1-2ml/liter
2) Penggorok daun (Liriomyza huidobrensis)
Ciri-ciri : Margo liriomyza sp berukuran kecil dengan
Panjang 1,5 mm, bagian kepala berwarna hitam, rambut pada
mesopleura terdapat pada tepi kanan, antenna berwarna hitam,
terdapat bitnik warna kuning kecoklatan dan femur berwarna
kuning.
Gejala : Serangan dimulai sejak tanaman berumur 2
minggu hst hingga fase produksi dengan gejala terdapat bitnik-
bintik akibat tusukan ovipositor dan imago yang menyerap cairan
tanaman, adanya liang korokan yang disebabkan oleh larva yang
memakan jaringan mesofil sehingga mengurangi kapasitas
fotosintesis yang menyebabkan produksi buah menurun
Pengendalian : Melakukan penyemprotan menggunakan
insektisida berbahan aktif abamectin, siromazin atau klorfenapir
secara berseling sesuai dengan dosis pada kemasan agar tidak
resisten.
3) Ulat grayak (Spodoptera litura)
Ciri-ciri : Ulat muda hijau kehitam-hitaman dengan garis
hitam melintang di bagian kepala, ulat dewasa berwarna lebih
kehitaman dengan garis membujur warna kuning di sepanjang
tubuh di bagian samping disertai bitnik hitam.
Gejala : Serangan ringan mengakibatkan daun-daun
berlubang bekas gigitan ulat, serangan berat mengakibatkan
tanaman menjadi gundul.
Pengendalian : Melakukan sanitasi lahan, melakukan rotasi
tanaman serta melakukan penyemprotan dengan insektisida
berbahan aktif klortrin dan dharmasan.
4) Penyakit bercak daun atau mata katak
Penyebeb : Penyebab penyakit bercak daun atau biasa di sebut
mata katak adalah cendawan spesies Cercospora capsici. Bukan
33
melalui hama, penularan penyakit ini bisa terjadi melalui udara
Gejala : Penyakit bercak daun serkospora dikenali dari
bercak kecil berbentuk bulat dan kering. Diameter bercak ini
berukuran kurang lebih 0,5 cm. Daerah pusat bercak berwarna
pucat hingga putih dengan tepian berwarna lebih tua.
Pengendalian : Memangkas daun tanaman yang terserang bercak
daun, melakukan sanitasi lahan secara rutin, melakukan
penyemprotan dengan fungisida
5) Penyakit busuk daun (Downy midew) atau embun bulu
Penyebeb : Disebabkan oleh Smudopmroeospori jufmgscs
fmrk mt Jurt yang menyerang pada saat kelembaban udara tinggi.
Gejala : Bercak kuning yang berbentuk kotak mengikuti
alur tulang daun. Serangan dimulai dari daun yang sudah tua.
Semakin lama, bercak akan semakin melebar dan daun mengering
Pengendalian : Menghindari melakukan penanaman yang
berekatan, memperbaiki saluran drainase, melakukan
penyemprotan dengan fungisida pada saat muncul gejala awal.
E. Melakukan Panen
1. Menentukan Metode Panen
Pada produksi benih galur mentimun, buah mentimun yang akan dipanen
merupakan buah yang telah lolos seleksi dan memiliki keunggulan secara fisik
maupun genetic dibandingkan dengan buah mentimun yang lain (sesuai dengan
tujuan penggaluran). Pemanenan buah untuk keperluan produksi benih dilakukan
pada saat tanaman berumur 55-65 hari setelah tanam. Pada umur buah tersebut
menunjukkan bahwa buah mentimun telah masak fisiologis sehingga akan
menghasilkan benih yang memiliki daya vigor benih yang maksimum. Adapun ciri-
ciri buah mentimun yang telah masak fisiologis dan siap untuk dipanen guna
keperluan benih yaitu :
• Permukaan kulit buah berwarna putih kekuningan atau kuning cerah
• Kulit buah tebal
• Daging buahnya sangat keras jika ditekan dengan tangan
34
• Tangkai buah berwarna kuning atau kecoklatan
• Daging dan isi buahnya penuh dengan cairan, karena semakin tua umur buah,
maka semakin tinggi kadar airnya.
Proses pemanenan dilakukan dengan cara memotong bagian tangkai buah dengan
bantuan pisau ataupun gunting. Saat panen terbaik yaitu pagi hari antara pukul 06.00-
10.00 dan sore hari antara pukul 15.00-17.00.
35
Pengeringan benih hingga kadar air aman berfungsi untuk mencegah perkecambahan,
mempertahankan viabilitas dan vigor benih selama penyimpanan. Jika benih belum
mencapai kadar air yang aman, benih akan lebih cepat mengalami deteriorasi karena
pertumbuhan/aktivitas mikroba dan pemanasan.
G. Penanganan Benih
1. Memberikan Perlakuan Pada Benih
Setelah benih dipanen dan diproses, benih biasanya diberikan perlakuan (seed
treatment) untuk berbagai tujuan. Adapun tujuan dari dilakukan perlakuan benih
yaitu untuk menghilangkan sumber infeksi benih (disinfeksi) untuk melawan
pathogen tular benih dan hama, perlindungan terhadap bibit ketika bibit mulai
tumbuh, meningkatkan perkecambahan atau melindungi benih dari pathogen dan
hama. Perlakuan benih dapat berupa priming, coating, dan palleting. Namun, pada
proses produksi benih mentimun ini, tidak dilakukan perlakuan benih (seed
treatment). Hal itu dikarenakan selain untuk menghemat biaya produksi, benih yang
diproduksi tidak ditemukan gejala seed borne ataupun ciri fisik benih yang terserang
cendawan. Sehingga perlakuan benih tidak dilakukan.
2. Melakukan Pengemasan Benih
Pengemasan benih dilakukan guna mempertahankan kemurnian benih baik
seccara fisik maupun genetic, serta mengurangi laju deteriorasi sehingga viabilitas
benih dalam penyimpanan dapat terjaga. Pengemasan dilakukan dengan mengemas
benih dengan memilih bahan kemasan (packaging material) yang berbahan
alumunium foil, alumunium foil adalah kemasan terbaik dibandingkan plastic atau
kertas. proses pengemasan dimulai dari menimbang benih sesuai dengan jumlah yang
36
ditetapkan, kemudian kemasan direkatkan dengan suhu panas. Adapun informasi
yang harus tertera pada kemasan benih yaitu :
Jenis komoditas, nama varietas, nomor pendaftaran varietas tanaman
hortikultura
Nama dan alamat produsen/pengedar benih
Nomor tanda daftar atau izin produksi
Informasi mengenai mutu benih seperti kadar air, daya kecambah, masa
kadaluarsa, dan nomor lot benih. Jenis komoditas, nama varietas, nomor
pendaftaran varietas tanaman hortikultura
Nama dan alamat produsen/pengedar benih
Nomor tanda daftar atau izin produksi
Informasi mengenai mutu benih seperti kadar air, daya kecambah, masa
kadaluarsa, dan nomor lot benih.
Volume benih di dalam kemasan dengan satuan gram.
Sesuai dengan surat keputusan Menteri pertanian no.42 tentang teknis sertifikasi
benih hortikultura, masa berlaku label benih mentimun yaitu jika menggunakan
alumunium foil masa berlakunya 18 bulan. Sedangkan jika menggunakan kemasan
plastic masa berlakunya 12 bulan
3. Melakukan Penyimpanan Benih
Penyimpanan benih bertujuan untuk mempertahankan viabilitas benih selama
periode simpan yang lama, sehingga benih ketika akan dikecambahkan masih
mempunyai viabilitas yang tidak jauh berbeda dengan viabilitas awal sebelum
disimpan. Dalam Harrington’s rules of thumb (1973), dinyatakan periode benih
menjadi dua kali lipat atau setengahnya setiap penurunan atau peningkatan kadar air
1%. Pada CV. Tunas Java Mandiri, penyimpanan benih dilakukan pada gudang
penyimpanan benih. Benih yang telah dikemas dimasukkan ke dalam kardus-kardus
kemudian disusun rapi di dalam ruang penyimpanan benih.
H. Menyiapkan Pengujian
Pada CV. Tunas Java Mandiri, sebelum melakukan pengujian mutu benih ke
BPSB, perusahaan melakukan pengujian mutu benih internal dengan mengacu pada
37
standart pengujian mutu benih ISTA rules. Sehingga hasil pengujian yang dilakukan
perusahaan telah memenuhi persyaratan yaitu bersifat objektif, representative, tepat, dan
relevan. Adapun tahapan-tahapan pengujian benih yang telah dilakukan oleh perusahaan
CV.Tunas Java Mandiri yaitu sebagai berikut :
1. Petugas PBT perusahaan melakukan pengambilan sampel benih yang
representative dari bulk seed lot yang kemudian memperoleh contoh kirim
(submitted sample) yang selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian.
2. Setelah benih sampai di laboratorium, dilakukan pengujian kadar air dengan
segera karena benih bersifat higroskopis sehingga kadar air dapat berubah
menyesuaikan dengan atmosfer lingkungan.
3. Kemudian setelah pengujian kadar air dilakukan, lot benih dibagi lagi
menggunakan alat subsampling divider untuk mendapatkan working sample
(contoh kerja) dan digunakan untuk analisis mutu benih.
4. Dari sample kerja yang diperoleh, dilakukan analisis kemurnian benih
berdasarkan penentuan fisik komponen dalam lot benih (persentase dalam
berat) yang terdiri atas benih murni, benih tanaman lain, biji gulma, dan
materi inert atau kotoran benih. Sedangkan untuk pengujian daya kecambah
digunakan benih yang diambil dari fraksi benih murni.
Sesuai dengan surat keputusan Menteri Pertanian nomor 42 tentang teknis
sertifikasi benih hortikultura, pengujian mutu benih mentimun diperlukan contoh kirim
150 gram dan contoh kerja sebanyak 70 gram. Dengan jumlah lot maksimal yaitu 10000
Kg. Benih mentimun hibrida yang dilakukan pengujian dapat dikatakan lolos uji jika
hasil pengujian telah memenuhi persyaratan berikut :
• Kadar air (KA), maks : 8,0
• Benih murni (BM), min : 99,8
• Kotoran benih (KB), maks : 0,2
• Benih tanaman lain (BTL), maks : 0,0
• Daya berkecambah (DB), min : 80%
38
Gambar 7. Pengujian benih
I. Mengesahkan Label
Label merupakan keterangan tertulis atau tercetak tentang mutu benih yang
ditempelkan atau dipasang secara jelas pada sejumlah benih atau setiap kemasan. Tujuan
dari pemasangan label pada kemasan benih yaitu untuk memberikan informasi kepada
konsumen terkait informasi deskripsi dari tanaman mentimun yang di produksi, serta
memberikan jaminan kualitas benih kepada konsumen dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya
1. Menetapkan Nomor Seri Label
Untuk menetapkan nomor seri label, perusahaan melakukan pengajuan
permohonan registrasi label sesuai dengan prosedur yang berlaku. Jumlah nomor seri
label harus sesuai dengan jumlah wadah atau jumlah benih yang dimohonkan.
2. Menetapkan Legalitas Label
Benih dalam kemasan yang sertifikasinya dilaksanakan oleh instansi, legalitas
berupa nomor seri label dan stemple. Sedangkan benih dalam kemasan yang
sertifikasinya dilaksanakan oleh produsen yang memiliki sertifikat sertifikasi SMM,
legalitas berupa nomor seri label. Pemasangan label dilakukan oleh pemohon yang
dalam hal ini yaitu CV. Tunas Java Mandiri.
39
2) Memeriksa Pemasangan Label
Dalam pemasangan label oleh perusahaan masih dalam pengawasan oleh pihak
BPSB sehingga benih yang dihasilkan akan sesuai dengan deskripsi dan terjaminnya
mutu benih yang dihasilkan perusahaan.
K. Sistem Pemasaran
Pemasaran produk benih yang dilakukan oleh CV. Tunas Java Mandiri
menggunakan system pemasaran langsung yaitu produk dari perusahaan langsung di
distribusikan ke retailer atau pengecer tanpa memerlukan distributor. Retailer yang
menjadi sasaran yaitu kios pertanian ataupun penyemai benih di wilayah Pulau Jawa dan
Sumatra. Hal tersebut dipilih oleh perusahaan CV. Tunas Java Mandiri karena dengan
tujuan untuk memotong rantai pemasaran yang terlalu Panjang. Selain itu, dengan
melakukan pemasaran secara langsung kepada retailer, perusahaan dapat lebih
menciptakan kedekatan antara perusahaan dan konsumen secara langsung. Perusahaan
dapat dengan mudah mendapatkan informasi dari retailer tentang apa yang sedang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen serta dapat mengetahui apa saja kendala
ataupun masalah yang terjadi di lapangan. Untuk meningkatkan penjualan, CV. Tunas
Java Mandiri melakukan strategi pemasaran yaitu dengan memberikan bonus/reward
kepada retailer yang berhasil mencapai target penjualan yang disepakati.
L. Administrasi Perbenihan
40
g. Melakukan permohonan sertifikasi benih
Permohonan ditujukan kepada instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsi pengawasan dan sertifikasi benih dengan mengisi formulir yang sudah
disediakan pihak BPSB serta pemohon melampiri fotocopy sertifikat kompetensi,
peta/ sketsa lokasi perbanyakan, daftar mitra kerja untuk areal kerjasama atau bukti
penguasaan lahan.
h. Melakukan permohonan pemeriksaan pendahuluan
Setelah dokumen permohonan masuk di BPSB selanjutnya dilakukan verifikasi dan
pemberian nomor induk yang dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang
akan dilaksanakan telah sesuai dengan dokumen yang diajukan dan ditindak lanjuti
oleh pengawas benih tanaman.
i. Melakukan permohonan pemeriksaan pertanaman fase vegetatif
Pengamatan vegetatif dilakukan pada umur 15-20 hst, adapun karakter yang diamati
antara lain campuran varietas lain yang meliputi tipe pertumbuhan, warna dan bentuk
batang, warna dan bentuk daun, bentuk tepi daun serta jarak antar buku. Pengamatan
daun dilakukan pada ruas ke 10-15.
j. Melakukan permohonan pemeriksaan pertanaman fase generatif
Parameter yang harus diamati yaitu campuran varietas lain yang dapat dilihat dengan
tipe pertumbuhan, bentuk buah, tipe simpang dan kesehatan tanaman.
k. Melakukan permohonan pemeriksaan pascapanen
Pemeriksaan pasca panen meliputi pemeriksaan alat prosessing (apakah masih ada
biji tanaman lain atau sejenis) , tempat pengemasan (apakah dalam satu waktu
melakukan pengemasan dengan jenis benih yang sama atau dengan varietas berbeda
yang dapat mengakibatkan tercampurnya benih benih yang akan dikemas).
l. Melakukan permohonan pemeriksaan mutu benih
Pemeriksaan laboratorium dilaksanakan oleh BPSB dengan melakukan pengujian,
adapun karateristik yang diujikan adalah kadar air benih, kemurnian, daya kecambah.
41
Media semai yang digunnakan untuk penanaman cabai yaitu menggunakan pupuk
kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Kemudian media dimasukan
kedalam tray semai lalu di siram dengan air.
b. Menyemai cabai
Benih cabai yang akan ditanam di semai pada tray semai yang telah di siapkan
dengan kemudian tutup benih menggunakan pupuk kandang dengan tipis-tipis.
c. Penanaman cabai
Penanaman cabai dilakukan pada minggu ke-4 setelah penyemaian. Cabai yang
ditanam sudah memiliki perakaran yang kuat. Penanaman dilakukan dengan
membuat lubang tanam pada lahan tanam menggunkan tajuk dengan kedalaman 3
cm. Selanjutnya cabai yang telah di semai di pindahkan ke lahan tanam.
d. Pemupukan cabai
Tanaman cabai yang telah ditanam haruslah dipupuk. Peemupukan dilakuukan
dengan ccara dikocor menggunakan pupuk ultraap dengan dosis 5 sendok/20 liter.
e. Pemangkasan daun.
Pemangkasan daun pada tanaman cabai bertuujuan untuk memperccepat
pertumbuhan tanaman dengan cara menggurangi daun agar tanaman dapat tumbuh
tinnggi dan ceepat.
2. Melakukaan pengamatan dan pengukuran pada tanaman timun
Pengamatan pada tanaman timun dilakukan dengan tujuan mengetahui
karkteristik timun yang ditanam. Pengamatan dilakukan guna menentukan penciri
utama pada tanaman timun seperti rasa buah, warna buah, warrna bunga, warna daun,
warna batang. Pengukuran dilakuukan denga menngukur diameter batang, panjang
daun, lebar daun, diameter buah.
42
BAB VI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil kerja kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
dilakukan mahasiswa di CV. Tunas Java Mandiri, yang berlokasi di lahan produksi
perbanyakan benih Polbangtan Yogyakarta-Magelang di Desa Karangsari, Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Sleman, DIY, dapat disimpulkan bahwa
1. Kegiatan produksi benih mentimun yang telah dilakukan dari hulu
hingga ke hilir yaitu meliputi penyusunan kebutuhan benih,
merencanakan produksi benih, menerapkan Teknik penanaman
(persemaian, persiapan lahan, penanaman), mengelola pertanaman
(pemeliharaan tanaman, rogouing), melakukan pemanenan yang tepat,
melakukan pengolahan calon benih, melakukan penanganan benih,
menyiapkan pengujian, mengesahkan label, melakukan supervise
pemasangan label, memahami system pemasaran yang dilakukan oleh
CV. Tunas Java Mandiri, serta melaksanakan permohonan sertifikasi
benih.
2. Memahami teknik produksi benih menttimun yang diterapkan oleh di
CV. Tunas Java Mandiri serta mengetahui persiapan dan produksi
benih mentimun di CV. Tunas Java Mandiri.
3. Dapat melakukan budidaya tanaman.
B. Saran
43
LAMPIRAN
44
Lampiran 2. Dokumen Pendahuluan
45
Lampiran 3. Dokumen Pemeriksaan pertanaman
46
Lampiran 4. Katalog Benih Timun CV.Tunas Java Mandiri
47
Lampirran 5. Dokumentasi kegiatan
48
Lampiran 6. Jurnal harian Kegiatan
1. Kamis, 08 Identifikasi
Septembe tanaman
r 2022 melon dan
penjelasan
sertifikasi
oleh
pembimbing.
49
3. Sabtu, 10 Identifikasi
September lahan jagung
2022
4. Senin, 12 Penanaman
September timun
2022
6. Rabu 14 Penanaman
September cabai
2022
7. Kamis, 15 Pemanenan
September melon
2022
50
8. Jumat, 16 Penyiraman
September tanaman cabai
2022 dan sannitasi
lahan timun
9. Sabtu, 17 Pengujian
September berat buah,
2022 warna buah,
ketebalan
buah,
ketebalan kulit,
dan tingkat
kemanisan
pada buah
melon
10. Senin, 19 Pemangkasan
September jagung
2022
51
12. Rabu, 21 Pembuatan
September media tanam
2022 dan menyemai
cabai
52
17. Selasa, 27 Pembuatan
September form
2022 pengamatan
dan melakukan
pengamatan
pada tanaman
cabai
18. Rabu, 28 Penanaman
September oyong, timun
2022 dan jagung
53
Oktober
2022
26. Jumat, 7 Pengamatan
oktober tanaman timun
2022
54
32. Jumat, 14 melakukan
Oktober pengamatan
2022 pada tanaman
timun
34. Senin, 17
Oktober
2022
35 Selasa, 18
Oktober
2022
36 Rabu, 19 Membersihkan
Oktober gulma tanaman
2022 timun agar
mengganggu
pertumbuhan
tanaman
Kamis, 20 Melakukan
Oktober identifikasi
2022 lebar daun
pada tanaman
Jumat, 21
Oktober
2022
55
Sabtu, 22 Memasang ajir
Oktober pada tanaman
2022 oyong
Senin, 24 Pemupukan
Oktober tanaman timun
2022 dengan cara di
kocor
Selasa, 25 Pemasangan
Oktober ajir pada
2022 tanaman oyong
Rabu, 26 Pemasangan
Oktober ajir pada
2022 tanaman oyong
Kamis. 27 melakukan
Oktober pengamatan
2022 diameter
batang pada
tanaman timun
Jumat, 28
56
Oktober
2022
Sabtu, 29 mengamati
Oktober pertumbuhan
2022 tanaman cabai
pada
persemaian
Senin. 31 Melakukan
Oktober penanaman
2022 cabai
Selasa, 1 Memanenan
November buah timun
2022 untuk di
simpan
Rabu, 2 Menyusun
November makalah
2022 pelepasan
varietas
57
Sabtu, 5 Izin Sakit
November
2022
Senin, 7 Izin sakit
November
2022
Selasa , 8 Izin Sakit
November
2022
Rabu, 9 menyusun
November makalah
2022 pelepasan
varietas
Kamis, 10 Melakukan
November pengujian
2022 kadar air dan
pemasangan
label
58
Jumat , 11 Uji penciri
November bunga dan
2022 buah
Sabtu, 12 Pengerjaan
November makalah dan
2022 laporan PKL
Senin, 14 Pengerjaan
November makalah dan
2022 laporan PKL
Selasa 15 Pengolahan
November benih pasca
2022 panen(ekstraks
i)
Rabu, 16
November
2022
Kamis, 17 Membuat
November laporan PKL
2022 dan Makalah
Jumat, 18 Pelepasan
November Varietas
2022
Sabtu, 19
November
2022
Senin, 21
November
2022
Selasa, 22
November
2022
Rabu, 23
59
November
2022
Kamis, 24
November
2022 Ujian PKL
Jumat, 25
November
2022
Sabtu,26
November
2022
Senin , 28
November
2022
Selasa, 29
November
2022
Rabu, 30
November
2022
60